Anda di halaman 1dari 28

SKIZOFRENIA

REFERAT

Prima Fasriantyssa umar balulu


09401611014
 
PEMBIMBING UTAMA:
dr. Yazzit Mahri, Sp.KJ, M.Kes

PEMBIMBING PENDAMPING:
dr. Fatir M Natsir
PENDAHULUAN
Skizofrenia
01 Penyakit kronis, berupa gangguan mental yang serius ditandai
gangguan proses pikir yang mempengaruhi perilaku

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 menunjukkan


02 bahwa prevalensi skizofrenia/psikosis di Maluku Utara sebanyak
4,8%, skizofrenia/psikosis tertinggi terdapat di Tidore Kepulauan
sebanyak 16,7% dan Halmahera Tengah sebanyak 10,7%.

Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1966, dalam bidang kesehatan jiwa usaha-usaha Pemerintah

03 meliputi:
1. Memelihara kesehatan jiwa dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak,
2. Menggunakan keseimbangan jiwa dengan menyesuaikan penempatan tenaga selaras
dengan bakat dan kemampuannya,
3. Perbaikan tempat kerja dan suasana kerja dalam perusahaan dan sebagainya sesuai
dengan ilmu kesehatan jiwa,
4. Mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat,
5. Usaha-usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri Kesehatan
SKIZOFRENIA
DEFINISI

Gangguan ini pertama kali diamati oleh Emil


Kraeplin dan dinamakan sebagai Dementia
praecox

Skizofrenia
Stuart (2007) menjelaskan bahwa
skizofrenia merupakan penyakit otak Kemudian pada tahun 1911, Eugen Bleuler
dianggap kurang sehingga menjadi skizofrenia
yang persisten dan juga serius yang bisa
(jiwa / kepribadian yang terpecah).
mengakibatkan perilaku psikotik,
kesulitan dalam memproses informasi
yang masuk, kesulitan dalam hubungan Bleuler juga kemudian mengembangkan 4
interpersonal, kesulitan dalam faktor fundamental dalam menegakkan
memecahkan suatu masalah. diagnosa skizofreni, yang terangkum dalam
konsep 4A (affect blunting, disturbance of
association, autism, and ambivalence).
SKIZOFRENIA
EPIDEMIOLOGI

Skizofrenia ditemukan
Di amerika serikat, pada semua masyarakat
prevalensi seumur dan
01 hidup skizofrenia 02 area geografis dan angka
insiden serta prevalensinya
sekitar 1%.
secara kasar merata Bagi kedua orang tua
diseluruh dunia. menderita skizofrenia 40-60%
bagi kembar dua telur
05 (heterozigot) adalah 2-15%;
bagi kembar satu telur
Bagi saudara kandung adalah (monozigot) adalah 61-86%.
Sekitar umur 8-25 tahun 7-15%;

03 pada pria dan umur


25-35 tahun pada wanita.
04 bagi anak dengan salah satu
orang tua yang menderita
skizofrenia adalah 7-16%;
SKIZOFRENIA
ETIOLOGI

01 Model Diatesis-stres
Model ini mendalilkan bahwa
seseorang mungkin memiliki
suatu kerentanan spesifik
(diatessis) yang jika dikenai
oleh suatu pengaruh
lingkungan, yang menimbulkan
stress, memungkinkan
perkembangan skizofrenia.

02 Biokimia
Dopamin : aktifitas dopaminergik yang berlebihan dianggap merupakan penyebab skizofrenia

Serotonin : aktivitas serotonin yang berlebihan dianggap mendasari munculnya gejala gejala
positif dan negatif

Norepinefrin : anhedonia, sering didapatkan pada penderita skizofrenia dan diduga disebabkan
oleh degenerasi neuronal pada “norepinephrine reward neural system”

GABA : neuron GABAnergik mempunyai sifat inhibitif dan meregulasi aktivitas dopamin

Glutamat : mengkonsumsi fensiklidin, suatu antagonis glutamat, dapat menimbulkan gejala-


gejala skizofrenia akut

Asetilkholin dan nikotin : berperan pada fungsi kognitif yang sering dikeluhkan terganggu pada
penderita skizofrenia
SKIZOFRENIA
ETIOLOGI

03 Faktor genetik

Makin dekat hubungan keluarga dengan penderita,


makin besar risiko untuk juga menderita skizofrenia.

04 Psikososial

Perjalanan penyakit skizofrenia dipengaruhi oleh


strresor stresor psikososial yang dialami penderita,
selain juga bawaan psikologis masing-masing
penderita
SKIZOFRENIA
ETIOLOGI

05 Faktor lainnya
• Umur 25-35 tahun kemungkinan berisiko 1,8 kali lebih besar
menderita skizofrenia dibandingkan umur 17-24 tahun
• Proporsi skiofrenia terbanyak adalah laki-laki (72%) dengan
kemungkinan laki-laki berisiko 2,37 kali lebih besar mengalami
kejadian skizofrenia dibandingkan perempuan
• Pekerjaan Pada kelompok skizofrenia, jumlah yang tidak bekerja
adalah sebesar 85,3% sehingga orang yang tidak bekerja
kemungkinan mempunyai risiko 6,2 kali lebih besar menderita
skizofrenia dibandingkan yang bekerja
• Status ekonomi Status ekonomi rendah mempunyai risiko 6,00
kali untuk mengalami gangguan jiwa skizofrenia dibandingkan
status ekonomi tinggi
SKIZOFRENIA
Teori tentang sebab-sebab skizofrenia
Teori somotogenesis,
01 1. Keturunan
2. Endokrin
3. Metabolisme
4. Susunan saraf pusat

Teori Psikogenik
02
• Teori Adolf Meyer
• Skizofrenia tidak disebabkan oleh suatu penyakit badaniah, kata Meyer (1906), sebab
sampai sekarang para ilmuwan tidak dapat menemukan kelainan patologis anatomis atau
fisiologis yang khas pada susunan saraf. Sebaliknya Meyer mengakui bahwa penyakit
badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia.

• Teori Sigmund Freud


• Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik.

•Teori Eugen Bleuler (1857-1938)


• menganjurkan supaya lebih baik dipakai istilah “skizofrenia”, karena nama ini dengan tepat
sekali menonjolkan gejala utama penyakit ini, yaitu jiwa terpecah-pecah, adanya keretakan
atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan (schizoc = pecah-pecah
bercabang, phren = jiwa).
SKIZOFRENIA
PATOFISIOLOGI

Hipotesis Dopamin
01
skizofrenia timbul akibat aktivitas dopaminergik yang berlebihan.Terdapat
bukti hubungan disfungsi neurotransmisi dopaminergik pada awal gejala
psikotik seperti delusi dan halusinasi.

Kemanjuran dan potensi Obat yang


obat antipsikotik meningkatkan aktivitas
01
berkorelasi dengan
kemampuan bertindak 02 dopaminergik 
amfetamin bersifat
sebagai antagonis reseptor psikotomimetik
dopamin D2
SKIZOFRENIA
PATOFISIOLOGI
Terdapat 4 jalur dopaminergik

Jaras Nigrostriatal Jaras Mesolimbik


dari substantia nigra dan berakhir
01 di nucleus caudatus 02 Dari VTA sampai daerah
Dopamin ↓ = pengaruhi sistem limbikDopamin ↑ = gejala positif
ekstrapiramidal = gejala motorik

Jaras Mesokortikal Jaras Tuberoinfundibular


dari hypothalamus ke glandula
03 dari VTA sampai ke
cortex,Dopamin ↓ = gejala 04 Pituitary.
Dopamin ↓ atau blockade dopamine
negatif dan defisit kognitif pada jaras ini = Prolaktin ↑ = galaktorea,
amenorea, penurunan libido
SKIZOFRENIA
Gambaran Klinis

01 Fase klinis

• Fase prodromal
Tanda dan gejala awal suatu penyakit. Pemahaman pada fase
prodromal menjadi sangat penting untuk deteksi dini, karena
dapat memberi kesempatan atau peluang yang lebih besar untuk
mencegah berlarutnya gangguan

• Fase aktif
Fase aktif skizofrenia ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara
klinis yakni kekacauan alam pikir, perasaan dan perilaku.

• Fase residual
Pada fase residual ditandai dengan menghilangnya beberapa
gejala klinis skizofrenia, hanya tersisa beberapa gejala sisa
SKIZOFRENIA

02 Gejala Klinis

Gejala positif meliputi, halusinasi, waham, gaduh gelisah,


dan perilaku aneh serta bermusuhan.

Gejala negatif meliputi afek tumpul atau datar, menarik diri,


berkurangnya motivasi, miskin kontak emosional, pasif,
apatis, dan sulit berpikir abstrak.
SKIZOFRENIA
DIAGNOSIS
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
(dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
PPDGJ
III “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang
“delusion of control” = waham tentang dirinya
dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar

“thought insertion = isi yang asing dan luar “delusion of passivitiy” = waham tentang
masuk ke dalam pikirannya dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar (merujuk
kepergerakan tubuh,pikiran, tindakan, atau
penginderaan
khusus).
“thought withdrawal= isi pikirannya diambil “delusional perception” = pengalaman indrawi
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat

“broadcasting”= isi pikirannya tersiar keluar


sehingga orang lain atau umum mengetahuinya
SKIZOFRENIA
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas

Halusinasi yang menetap

Waham
Arus pikiran yang terputus, atau yang mengalami sisipan, yang berakibat
pembicaraan yang tidak relevan.

Perilaku katatonik
Gejala-gejala negatif:
Sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul
atau tidak wajar

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik (prodromal).
SKIZOFRENIA
KLASIFIKASI
Ciri Khas
Adanya waham kejar dan halusinasi auditorik, fungsi kognitif dan
Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
afek masih baik
Skizofrenia Hebefrenik (F 20.1) Pembicaraan kacau, tingkah laku kacau, afek datar
Skizofrenia katatonik (F 20.2) Gangguan psikomotor, aktivitas berlebih, negatifsm
Skizofrenia Tak Terinci (F 20.3) Tidak memenuhi skizofrenia paranoid, hebefrenik dan katatonik
Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria
Depresi Pasca Skizofrenia (F 20.4)
diagnosis umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini
Gejala negatif dari skizofrenia menonjol, sedikitnya ada riwayat
Skizofrenia Residual (F 20.5) satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi
kriteria untuk diagnosis skizofrenia
gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa
Skizofrenia Simpleks (F 20.6) didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari
episode psikotik
Skizofrenia Lainnya (F 20.8)
Skizofrenia yang Tak Tergolongkan (F 20.9)
SKIZOFRENIA
DIAGNOSIS

01 SKIZOFRENIA PARANOID 02 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK


• • Memenuhi kriteria umum skizofrenia.
Memenuhi kriteria umum
• Diagnosis pertama kali pada usia 15-25
skizofrenia.
• Sebagai tambahan: tahun
• Halusinasi dan/atau • Kepribadian: pemalu, senang
waham harus menyendiri, tapi tidak harus
• Pengamatan selama 2 atau 3 bulan:
menonjol
• Gangguan afektif, • Perilaku tidak bertanggung jawab,
dorongan kehendak dan kecenderungan menyendiri
• Afek dangkal, cekikikan, senyum
pembicaraan, gejala
katatonik tidak menonjol sendiri, tinggi hati, pranks
• Disorganisasi proses pikir
• Gangguan afektif dan dorongan
kehendak, perilaku tanpa tujuan &
maksud
SKIZOFRENIA
DIAGNOSIS

03 SKIZOFRENIA KATATONIK 04 SKIZOFRENIA TAK TERINCI


• Memenuhi kriteria umum • Memenuhi kriteria umum skizofrenia.
skizofrenia. • Tidak memenuhi kriteria paranoid,
• Satu atau lebih perilaku: hebefrenik atau katatonik
• Stupor atau mutisme • Tidak memenuhi kriteria residual atau
• Gaduh gelisah depresi pasca skizofrenia
• Posturing
• Negativisme
• Rigiditas
• Fleksibilitas cerea
• Command automatism
(kepatuhan terhadap
perintah)
• Pasien tidak komunikatif,
diagnosis ditunda
SKIZOFRENIA
DIAGNOSIS

05 DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA 06 SKIZOFRENIA RESIDUAL


• Harus memenuhi persyaratan:
• Diagnosis harus ditegakkan • Gejala negatif yang menonjol
hanya kalau: • Ada riwayat satu episode
• Menderita skizofrenia psikotik yang memenuhi kriteria
selama 12 bulan skizofrenia
• Gejala masih ada • Sudah melewati 1 tahun dengan
• Gejala depresif gejala minimal (waham dan
menonjol dan halusinasi)
mengganggu • Tidak terdapat demensia
• Apabila tidak menunjukkan
gejala skizofrenia, diagnosis
menjadi episode depresif
(F32.-)
SKIZOFRENIA
DIAGNOSIS

SKIZOFRENIA SIMPLEKS
07 • Gejala “negatif” yang khas
dari skizofrenia residual
tanpa didahului riwayat
halusinasi, waham, atau
manifestasi lain dari episode
psikotik; dan
• Disertai dengan perubahan-
perubahan perilaku pribadi
yang bermakna,
bermanifestasi sebagai
kehilangan minat yang
mencolok, tidak berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup,
dan penarikan diri secara
sosial.
SKIZOFRENIA
TATALAKSANA FARMAKOLOGI (ANTIPSIKOTIKA)

Generasi I (Tipikal) Generasi II (Atipikal)


01 02
Memblokir reseptor dopamin Memiliki afinitas lebih pada
D2. Untuk menangani gejala reseptor serotonin daripada
positif. dopamin. Untuk menangani
1. Fenotiazin gejala positif dan negatif.
• Chlorpromazine 1. Benzamide
• Trifluoperazin (Stelazin) • Sulpride (Dogmatil)
• Thioridazine 2. Dibenzodiazepin
2. Butirofenon • Clozapin
• Haloperidol (Lodomer) • Olanzapin
3. Difenilbutilpiperidin • Quetiapin (Seroquel)
• Piomozide 3. Benzisoksazol
• Risperidon (Persidal)
• Aripiprazol (Abilify)
SKIZOFRENIA
TATALAKSANA (PEMILIHAN OBAT)
SKIZOFRENIA
TATALAKSANA (EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIKA)

Sedasi dan Inhibisi Psikomotor


01 Rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja menurun
Bila terjadi:
Gangguan Otonomik 1. Antipsikotik perlahan
02 Hipotensi, efek antikolinergik: mulut kering, sulit miksi &
dihentikan
2. Dapat dicoba Reserpin 2.5
defekasi, mata kabur, gangguan irama jantung mg/hari (dopamin depleting)
3. Dapat diganti Klozapin
Gangguan Ekstrapiramidal
03 Distonia akut, akatisia, sindrom parkinson (tremor, Sindrom ekstrapiramidal:
bradikinesia, rigiditas) 4. Turunkan dosis antipsikotik
Gangguan Endokrin, Metabolik, Hematologik 5. Berikan obat antikolinergik
(Triheksilfenidil, benztropin,
04 sulfas atropi)
Amenore, ginekomastia, jaundice, agranulosit
SKIZOFRENIA
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI

Terapi psikososial
01 Terapi perilaku dan terapi berorientasi keluarga

Terapi psikoreligius
02

03 Terapi fisik berupa olahraga

04 Berbagai kegiatan seperti kursus atau les


SKIZOFRENIA
DIAGNOSIS BANDING

Skizofrenia

 Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat


 Berpura-pura dan Gangguan buatan

 Gangguan psikotik lainnya


 Gangguan mood
 Gangguan Kepribadian
SKIZOFRENIA
PROGNOSIS

PROGNOSIS BURUK

• Onset muda
• Tidak ada faktor pencetus
• Onset tidak jelas
• Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid yang buruk
• Perilaku menarik diri atau autistic
• Tidak menikah, bercerai atau jandda/duda
• Sistem pendukung yang buruk
• Gejala negatif
• Tanda dan gejala neurologis
• Riwayat trauma perinatal
• Tidak ada remisi dalam 3 tahun
• Banyak relaps
• Riwayat penyerangan
SKIZOFRENIA
KOMPLIKASI

PROGNOSIS BAIK

• Onset lambat
• Faktor pencetus yang jelas
• Onset aakut
• Riwayat sosial, seksual dan pekerja premorbid yang baik
• Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif
• Menikah
• Riwayat keluarga gangguan mood
• Sistem pendukung yang baik
• Gejala positif
SKIZOFRENIA
DAFTAR PUSTAKA

• WHO. (2019). Schizophrenia. October, 4–7.

• NIMH. (2019). Schizophrenia Definition Age-Of-Onset for Schizophrenia Prevalence of


Schizophrenia Burden of Schizophrenia. 58(2008), 7–10. https://doi.org/10.1111/jphs.12027/epdf

• Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A:
Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

• Kementrian Kesehatan. Undang Undang No 3 Tahun 1966 Tentang Kesehatan Jiwa


https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1966_3.pdf ( di akses tgl 12 september 2021)

• Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-V.
Cetakan 2 – Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT
Nuh Jaya.

• Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock's synopsis of psychiatry: behavioral
sciences/clinical psychiatry. Edisi 10. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
SEKIAN
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai