REFERAT
PEMBIMBING PENDAMPING:
dr. Fatir M Natsir
PENDAHULUAN
Skizofrenia
01 Penyakit kronis, berupa gangguan mental yang serius ditandai
gangguan proses pikir yang mempengaruhi perilaku
Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1966, dalam bidang kesehatan jiwa usaha-usaha Pemerintah
03 meliputi:
1. Memelihara kesehatan jiwa dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak,
2. Menggunakan keseimbangan jiwa dengan menyesuaikan penempatan tenaga selaras
dengan bakat dan kemampuannya,
3. Perbaikan tempat kerja dan suasana kerja dalam perusahaan dan sebagainya sesuai
dengan ilmu kesehatan jiwa,
4. Mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat,
5. Usaha-usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri Kesehatan
SKIZOFRENIA
DEFINISI
Skizofrenia
Stuart (2007) menjelaskan bahwa
skizofrenia merupakan penyakit otak Kemudian pada tahun 1911, Eugen Bleuler
dianggap kurang sehingga menjadi skizofrenia
yang persisten dan juga serius yang bisa
(jiwa / kepribadian yang terpecah).
mengakibatkan perilaku psikotik,
kesulitan dalam memproses informasi
yang masuk, kesulitan dalam hubungan Bleuler juga kemudian mengembangkan 4
interpersonal, kesulitan dalam faktor fundamental dalam menegakkan
memecahkan suatu masalah. diagnosa skizofreni, yang terangkum dalam
konsep 4A (affect blunting, disturbance of
association, autism, and ambivalence).
SKIZOFRENIA
EPIDEMIOLOGI
Skizofrenia ditemukan
Di amerika serikat, pada semua masyarakat
prevalensi seumur dan
01 hidup skizofrenia 02 area geografis dan angka
insiden serta prevalensinya
sekitar 1%.
secara kasar merata Bagi kedua orang tua
diseluruh dunia. menderita skizofrenia 40-60%
bagi kembar dua telur
05 (heterozigot) adalah 2-15%;
bagi kembar satu telur
Bagi saudara kandung adalah (monozigot) adalah 61-86%.
Sekitar umur 8-25 tahun 7-15%;
01 Model Diatesis-stres
Model ini mendalilkan bahwa
seseorang mungkin memiliki
suatu kerentanan spesifik
(diatessis) yang jika dikenai
oleh suatu pengaruh
lingkungan, yang menimbulkan
stress, memungkinkan
perkembangan skizofrenia.
02 Biokimia
Dopamin : aktifitas dopaminergik yang berlebihan dianggap merupakan penyebab skizofrenia
Serotonin : aktivitas serotonin yang berlebihan dianggap mendasari munculnya gejala gejala
positif dan negatif
Norepinefrin : anhedonia, sering didapatkan pada penderita skizofrenia dan diduga disebabkan
oleh degenerasi neuronal pada “norepinephrine reward neural system”
GABA : neuron GABAnergik mempunyai sifat inhibitif dan meregulasi aktivitas dopamin
Asetilkholin dan nikotin : berperan pada fungsi kognitif yang sering dikeluhkan terganggu pada
penderita skizofrenia
SKIZOFRENIA
ETIOLOGI
03 Faktor genetik
04 Psikososial
05 Faktor lainnya
• Umur 25-35 tahun kemungkinan berisiko 1,8 kali lebih besar
menderita skizofrenia dibandingkan umur 17-24 tahun
• Proporsi skiofrenia terbanyak adalah laki-laki (72%) dengan
kemungkinan laki-laki berisiko 2,37 kali lebih besar mengalami
kejadian skizofrenia dibandingkan perempuan
• Pekerjaan Pada kelompok skizofrenia, jumlah yang tidak bekerja
adalah sebesar 85,3% sehingga orang yang tidak bekerja
kemungkinan mempunyai risiko 6,2 kali lebih besar menderita
skizofrenia dibandingkan yang bekerja
• Status ekonomi Status ekonomi rendah mempunyai risiko 6,00
kali untuk mengalami gangguan jiwa skizofrenia dibandingkan
status ekonomi tinggi
SKIZOFRENIA
Teori tentang sebab-sebab skizofrenia
Teori somotogenesis,
01 1. Keturunan
2. Endokrin
3. Metabolisme
4. Susunan saraf pusat
Teori Psikogenik
02
• Teori Adolf Meyer
• Skizofrenia tidak disebabkan oleh suatu penyakit badaniah, kata Meyer (1906), sebab
sampai sekarang para ilmuwan tidak dapat menemukan kelainan patologis anatomis atau
fisiologis yang khas pada susunan saraf. Sebaliknya Meyer mengakui bahwa penyakit
badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia.
Hipotesis Dopamin
01
skizofrenia timbul akibat aktivitas dopaminergik yang berlebihan.Terdapat
bukti hubungan disfungsi neurotransmisi dopaminergik pada awal gejala
psikotik seperti delusi dan halusinasi.
01 Fase klinis
• Fase prodromal
Tanda dan gejala awal suatu penyakit. Pemahaman pada fase
prodromal menjadi sangat penting untuk deteksi dini, karena
dapat memberi kesempatan atau peluang yang lebih besar untuk
mencegah berlarutnya gangguan
• Fase aktif
Fase aktif skizofrenia ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara
klinis yakni kekacauan alam pikir, perasaan dan perilaku.
• Fase residual
Pada fase residual ditandai dengan menghilangnya beberapa
gejala klinis skizofrenia, hanya tersisa beberapa gejala sisa
SKIZOFRENIA
02 Gejala Klinis
“thought insertion = isi yang asing dan luar “delusion of passivitiy” = waham tentang
masuk ke dalam pikirannya dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar (merujuk
kepergerakan tubuh,pikiran, tindakan, atau
penginderaan
khusus).
“thought withdrawal= isi pikirannya diambil “delusional perception” = pengalaman indrawi
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat
Waham
Arus pikiran yang terputus, atau yang mengalami sisipan, yang berakibat
pembicaraan yang tidak relevan.
Perilaku katatonik
Gejala-gejala negatif:
Sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul
atau tidak wajar
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik (prodromal).
SKIZOFRENIA
KLASIFIKASI
Ciri Khas
Adanya waham kejar dan halusinasi auditorik, fungsi kognitif dan
Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
afek masih baik
Skizofrenia Hebefrenik (F 20.1) Pembicaraan kacau, tingkah laku kacau, afek datar
Skizofrenia katatonik (F 20.2) Gangguan psikomotor, aktivitas berlebih, negatifsm
Skizofrenia Tak Terinci (F 20.3) Tidak memenuhi skizofrenia paranoid, hebefrenik dan katatonik
Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria
Depresi Pasca Skizofrenia (F 20.4)
diagnosis umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini
Gejala negatif dari skizofrenia menonjol, sedikitnya ada riwayat
Skizofrenia Residual (F 20.5) satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi
kriteria untuk diagnosis skizofrenia
gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa
Skizofrenia Simpleks (F 20.6) didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari
episode psikotik
Skizofrenia Lainnya (F 20.8)
Skizofrenia yang Tak Tergolongkan (F 20.9)
SKIZOFRENIA
DIAGNOSIS
SKIZOFRENIA SIMPLEKS
07 • Gejala “negatif” yang khas
dari skizofrenia residual
tanpa didahului riwayat
halusinasi, waham, atau
manifestasi lain dari episode
psikotik; dan
• Disertai dengan perubahan-
perubahan perilaku pribadi
yang bermakna,
bermanifestasi sebagai
kehilangan minat yang
mencolok, tidak berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup,
dan penarikan diri secara
sosial.
SKIZOFRENIA
TATALAKSANA FARMAKOLOGI (ANTIPSIKOTIKA)
Terapi psikososial
01 Terapi perilaku dan terapi berorientasi keluarga
Terapi psikoreligius
02
Skizofrenia
PROGNOSIS BURUK
• Onset muda
• Tidak ada faktor pencetus
• Onset tidak jelas
• Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid yang buruk
• Perilaku menarik diri atau autistic
• Tidak menikah, bercerai atau jandda/duda
• Sistem pendukung yang buruk
• Gejala negatif
• Tanda dan gejala neurologis
• Riwayat trauma perinatal
• Tidak ada remisi dalam 3 tahun
• Banyak relaps
• Riwayat penyerangan
SKIZOFRENIA
KOMPLIKASI
PROGNOSIS BAIK
• Onset lambat
• Faktor pencetus yang jelas
• Onset aakut
• Riwayat sosial, seksual dan pekerja premorbid yang baik
• Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif
• Menikah
• Riwayat keluarga gangguan mood
• Sistem pendukung yang baik
• Gejala positif
SKIZOFRENIA
DAFTAR PUSTAKA
• Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A:
Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
• Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-V.
Cetakan 2 – Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT
Nuh Jaya.
• Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock's synopsis of psychiatry: behavioral
sciences/clinical psychiatry. Edisi 10. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
SEKIAN
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.