Anda di halaman 1dari 30

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN RUMAH G2
NANGA SILAT FACTORY DAN ESTATE
WILAYAH AREA 2 KALIMANTAN BARAT

PT MACHARA KONTRUKSI TAMA


2014
PEKERJAAN PERSIAPAN

I. Pemasangan Pagar Sementara

1. Alat yang diperlukan


a. Benang
b. Waterpass
c. Cangkul

2. Metoda kerja
a. Area untuk pagar sementara dibersihkan dengan cangkul
b. Tarik benang untuk kelurusan pagar sementara
c. Tentukan posisi pintu dan tiang-tiang pagar sementara. Jarak antar tiang
maksimum 3 m
d. Gali tanah untuk memasang tiang pagar. Tiang yang digunakan dari bahan
bambu atau kaso 4/6. Kedalaman pemasangan minimal 50 cm.
e. Pasang support pada tiang. Sudut support minimal 20 derajad. Dipaku kuat pada
tiang. Tambahkan tali ijuk atau kawat jika perlu.
f. Pasang kaso/bambu pada arah horisontal. Pasang pagar seng dengan
menggunakan paku payung.
g. Cat pagar seng tersebut. Berikan logo/teks nama proyek jika perlu.
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN

II. Pembersihan Lahan

1. Alat yang diperlukan


a. Cangkul
b. Pengki
c. Parang
d. Gerobak

2. Metoda kerja

a. Bersihkan rumput atau semak-semak yang dapat mengganggu aktifitas


pekerjaan. Kumpulkan pada suatu tempat untuk dibuang. Semak/rumput tidak
boleh dibakar. Asap dapat mengotori dan mengganggu lingkungan.
b. Atur lokasi untuk akses, penempatan material, bedeng, kantor proyek dan ruang
lainnya jika diperlukan.
GALIAN TANAH UNTUK PONDASI

PapanPenahan Bekas Galian Tanah

H H= Tinggi Galian
B= LebarGalian
B

1. Galian Tanah Untuk Pondasi


a. Gali tanah sedalam dan selebar gambar rencana.
b. Beri papan penahan untuk mencegah tanah galian masuk kedalam galian. Jika
perlu pasang papan seperti pada gambar.
c. Jika muncul air saat penggalian gunakan pompa untuk dewatering.
d. Jika kemungkinan kohesi tanah bernilai kecil tambahkan kemiringan galian
untuk mencegah longsor
URUGAN TANAH KEMBALI DAN PASIR URUG

I. Urugan Tanah Kembali

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Urugan tanah kembali adalah sebagai berikut
a. Saat pengurugan harus dipastikan pondasi telah kering dalam pemasangan dan
diperkirakan mampu menahan tekanan tanah urug.
b. Pilih tanah yang baik sebagai tanah urug.
c. Jika urugan tanah kembali terlalu dalam, urug secara berlapis. Satu lapisan maksimal
20 cm per layer.
d. Jika pada saat pengurugan terdapat lumpur atau air keringkan dahulu agar tanah
urugan kembali menjadi padat.

II. Pasir Urug

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Urugan tanah kembali adalah sebagai berikut
a. Pastikan galian telah bersih dari sampah atau material lunak lainnya.
b. Urug pasir sesuai ketebalan rencana
c. Padatkan dengan stemper
d. Jika terdapat air, gunakan pompa untuk dewatering.
PASANGAN PONDASI BETON
TAK BERTULANG

Metoda pelaksanaan pasangan pondasi batu kali


a. Buat profil seperti gambar diatas. Tinggi dan lebar menyesuaikan gambar rencana.
b. Beri tanda as pada profil. As yang ditandai merupakan as pasangan dinding rencana.
Tanda memakai cat warna merah dan bersifat permanen.
c. Batu kali yang dipasang harus memenuhi persyaratan mutu bahan. Seperti ukuran,
batu kali harus bersih, mempunyai mutu kekerasan yang disyaratkan dan tidak
berpori.
d. Sebelum dipasang batu kali sebaiknya diletakkan disepanjang galian agar
mempercepat pemasangan.
e. Ukuran batu kali yang terpasang tidak boleh terlalu besar. Ukuran minimal
berdiameter 30 cm. Batu kali yang kecil hanya boleh digunakan sebagai pengisi.
f. Adukan pada pasangan batu kali harus padat. Tidak boleh bercelah dan mempunyai
takaran semen : pasir maksimal 1 : 5
g. Berikan stek untuk ikatan pasangan batu kali dengan sloof setiap jarak maksimal 1.5
meter. Tinggi stek 20 cm atau menyesuaikan tinggi sloof rencana.
SLOOF

Metoda pelaksanaan Sloof Beton


a. Bersihkan permukaan atas pasangan batu kali. Siram dengan air untuk memastikan
tidak ada lumpur atau kotoran lain yang dapat mengganggu ikatan sloof dengan
pasangan batu kali.
b. Untuk sloof yang berada diatas permukaan tanah wajib menggunakan rabat beton.
c. Buat bekisting sesuai dengan gambar rencana. Beri perkuatan dengan kayu. Jarak
maksimal perkuatan maksimal 40 cm. bahan bekisting dapat menggunakan papan
kayu/multipleks dengan ketebalan minimum 12 mm.
d. Pasang beton decking dibawah tulangan untuk menjamin selimut beton yang
disyaratkan.
e. Setelah bekisting siap, setting tulangan sloof sesuai gambar rencana. Pasang juga
pembesian untuk kolom praktis.
f. Siram bekisting untuk menjaga kelembapan beton saat pengecoran.
g. Tuang dengan beton setelah bekisting dan pembesian siap. Gunakan vibrator jika
perlu untuk memadatkan.
PASANGAN BATU BATA

KETERANGAN:

1. Pasang Tiang dari


kayu/hollow sebagai
(profil) acuan lot
vertikal pasangan bata.
2. Pastikan Tiang benar
tegak vertikal. Gunakan
unting-unting untuk
memastikan tiang guide
tegak pada arah x dan
arah y
KETERANGAN:

1. Berikan tanda pada


tiang guide sebagai
panduan pemasangan
batu bata. Tanda harus
dalam keadaan
waterpass antara satu
tiang dengan tiang
lainnya.
2. Basahi dahulu material
bata agar ikatan adukan
dan bata lebih
sempurna.
3. Tarik benang sesuai
dengan tanda pada tiang
guide (profil sebagai
acuan atas pemasangan
bata. Pemindahan
benang maksimum dua
pasangan bata agar rapi.
PLESTER ACI

I. Alat-alat yang diperlukan

Meteran
Jidar alumunium
Roskam kayu
Roskam besi
Benang
Kertas semen/busa untuk menghaluskan

II. Metoda Pelaksanaan

a. Basahi permukaan dinding bata untuk mencegah pengeringan adukan terlalu cepat.
Pengeringan campuran terlalu cepat akan mengurangi ikatan semen/adukan
b. Buat kepalaan. Kepalaan harus lot vertikal. Tebal kepalaan adalah tebal plester
rencana. Pada umumnya 2 cm. Jarak kepalaan maksimal 1 meter.
c. Pasang sparing-sparing baik untuk pekerjaan Mekanikal maupun untuk pekerjaan
Elektrikal.
d. Untuk plester aci diatas permukaan beton tambahkan Bounding Agent (Lem Beton)
agar campuran menempel baik. Gunakan kawat ayam atau dikamprot terlebih dahulu
jika perlu.
Guna ka n ka wa t a ya m pa d a sa m bun ga n ba ta d e ng a n be ton
Ke pa la a n
Ma ks 1 m

e. Untuk acian dinding basahi permukaan plester dengan air. Lalu ratakan campuran
acian pada permukaan plesteran. Ratakan acian tersebut.
f. Setelah rata, gunakan jidar untuk memastikan kerataan acian. Gosok dan haluskan
dengan menggunakan kertas semen/busa.
g. Acian tidak boleh ditaburi semen kering. Perlakuan tersebut dapat menyebabkan
retak rambut.
h. Proses acian dapat dilaksanakan setelah pekerjaan plester selesai dalam satu
bidang. Acian jika diaplikasikan pada saat pekerjaan plester belum selesai dapat
mengakibatkan gelombang pada permukaannya.
i. Proses finishing acian tidak diperkenankan menggunakan kuas. Penggunaan kuas
akan berakibat menimbulkan tekstur kasar.
PEMASANGAN KUSEN

Ba ta n g Pe n g a k u Siku
U
a. Cek apakah kusen telah sesuai mutu dan letak
U
An g ku r

W
pemasangan sesuai dengan gambar rencana.
b. Cek juga arah bukaan daun pintu sehingga tidak
W Su p p o rt
Be n a n g Pin ja m a n
terjadi kesalahan pemasangan daun pintu
U= Ja ra k Be n a n g k e m u ka ku se n
ja ra k h a ru s sa m a
nantinya.
W= Ja ra k Be n a n g ke a ta s k u se n
ja ra k h a ru s sa m a
b. Pasang angkur pada kusen. Minimal 3 angkur
Lo t
pada satu sisi. Pemasangan angkur tidak boleh
15 cm
Lo t U
dipukul, tetapi harus dibor agar tidak merusak
U 10 kayu. Panjang angkur minimal 15 cm, diameter
G a wa n g a n
minimal 10 mm, diberi hak pada ujung yang
menempel di pasangan bata.
De ta il An g ku r

c. Pasang benang sebagai pinjaman untuk


memastikan posisi kusen benar terhadap dinding
dan terhadap lantai.
d. Pasang lot untuk memastikan kusen berdiri
vertikal dan lurus.
e. Pasang support untuk menjamin posisi kusen
tetap terukur setelah adukan kering.
f. Beri gawangan agar siku kusen tetap terjaga.
g. Gawangan tidak boleh dilepas sebelum adukan
pada angkur dan dinding mengering.
h. Jika perlu gunakan isolasi kertas untuk pelindung
kusen agar tidak rusak terkena adukan.
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM

A. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


1. Amplas.
2. Benang untuk cek kelurusan.
3. Obeng.

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN :

1. Plafond Gypsum 120x240 cm tebal 9 mm


2. Batang Penggantung/Channel clip & hanger.
3. T Spline & H bar (pengaku).
4. Plaster.
5. Bahan pengisi sambungan plafond/ compound.
6. Vaseline / isolasi plastik.
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM

KETERANGAN :

1. Tentukan elevasi plafond


dan buat garis sipatan
pada dinding & as sumbu
ruangan.
2. Pasang rangka hollow
tepi tepat pada sipatan.
3. Tentukan jarak
penempatan hollow
penggantung
4. Pasang benang untuk
pedoman penentuan
titik paku penggantung
untuk menjamin
kelurusan.
5. Pasang rangka utama
6. Pasang rangka pembagi.
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM

7. Pastikan rangka sudah


terpasang dengan benar
dan rata. Kondisi rangka
akan mempengaruhi
kualitas hasil akhir.
8. Setelah rangka siap,
tempatkan papan
gipsum. Perhatikan
bahwa ujung papan
gipsum tepat pada titik
tengah (as) rangka, dan
sambungan papan
gipsum adalah saling
silang (staggered).
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM
9. Pasang papan gipsum
Gunakan paku gipsum untuk
rangka kayu. Untuk rangka
metal (besi), gunakan sekrup
gipsum type “S”.
10. Gunakan garis sekrup pada
papan gipsum sebagai
panduan untuk jarak
penyekrupan sbb :
– Pada bagian tengah
papan maksimum 300
mm
– Pada sambungan /
butt joint berjarak
200 mm, dan
staggered.
– Pada daerah bukaan
(misal: lubang lampu,
diffuser
– AC, dll) berjarak 300
mm.
12. Tutup sambungan antara
panel gypsum dengan paper
tape dan compound lalu
diampelas dan finish dengan
cat
PEMASANGAN KERAMIK

a. Pastikan elevasi rencana pemasangan keramik.


Beri tanda dengan menggunakan cat sehingga
permanen. Buat pinjaman untuk penentuan
elevasi berikutnya.
b. Tentukan star point sebagai acuan pemasangan
awal. Start point dapat ditentukan melalui
gambar atau petunjuk langsung dilapangan.
b. Buat kepalaan dalam arah diagonal dan vertikal
sebagai panduan siku keramaik. Lihat gambar b
c. Tarik benang untuk panduan kelurusan
pemasangan keramik. Lihat gambar c
d. Pastikan kondisi tanah telah padat. Beri pasir
urug atau rabat beton dibawah pemasangan
keramik.
e. Pasang keramik pada arah mundur. Adukan
jangan terlalu basah, adukan yang terlalu basah
dapat mengakibatkan penurunan keramik saat
kering.
f. Bersihkan hasil pemasangan keramik dari sisa-
sisa adukan.
g. Setelah selesai pemasangan beri cor nat untuk
menutup nat sambungan keramik.
PEMASANGAN UBIN PC

a. Pastikan elevasi rencana pemasangan ubin. Beri


tanda dengan menggunakan cat sehingga
permanen. Buat pinjaman untuk penentuan
elevasi berikutnya.
b. Tentukan star point sebagai acuan pemasangan
awal. Start point dapat ditentukan melalui
gambar atau petunjuk langsung dilapangan.
b. Buat kepalaan dalam arah diagonal dan vertikal
sebagai panduan siku ubin. Lihat gambar b. cek
juga posisi border.
c. Tarik benang untuk panduan kelurusan
pemasangan keramik. Lihat gambar c
d. Pastikan kondisi tanah telah padat. Beri pasir
urug atau rabat beton dibawah pemasangan
keramik.
e. Pasang ubin pada arah mundur.
f. Bersihkan hasil pemasangan ubin dari sisa-sisa
adukan.
g. Setelah selesai pemasangan beri cor nat untuk
menutup nat sambungan ubin.
h. Setelah kering dan pemasangan ubin kuat poles
dengan mesin poles.
1. PASANG KEPALAAN KERAMIK 2. PASANG KEPALAAN KERAMIK
ARAH HORIZONTAL ARAH HORIZONTAL
DAN VERTIKAL
4. AGAR PERMUKAAN PASANGAN RATA,
KERAMIK DIKETUK DENGAN PALU KARET

3. PASANG PEREKAT LATICRETE +


SEMEN ( ACIAN / AIR
+ SEMEN ) PADA
PERMUKAAN DINDING
5. HASIL PEMASANGAN
DINDING KERAMIK
Contoh Pemasangan Keramik Yang Baik

PEREMPATAN
KERAMIK BERTEMU

NAD KERAMIK
SERAGAM
PEKERJAAN CAT
A. PERALATAN YANG DIGUNAKAN : B. BAHAN YANG DIGUNAKAN :
1. Kertas semen / koran 1. Plamir
2. Lakban 2. Cat dinding
3. Amplas
4. Rol
5. Kwas
6. Skrap
7. Kain lap

C. PELAKSANAAN :
1. Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.

2. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/ koran&lakban.

3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak&kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu
sampai kering.
4. Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
5. C e k , apakah permukaan dinding sudah rata?
6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas&dengan kwas untuk
bidang yang sempit (sulit).
7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
8. Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua / terakhir (jumlah pelapisan
cat sesuai dengan spesifikasi).
9. C e k , apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat - cat yangmengotori bahan - bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena
cat dengan kain lap.
PEKERJAAN CAT

KETERANGAN:

1. Tepi kusen diberi lakban


1 2. Dinding yang dicat
3. Perlindungan kertas koran
4. Tempat cat
2

DINDING

LANTA
I
4
PEKERJAAN CAT

KETERANGAN

Hasil akhir pengectan


dinding :
1 2
1. Pemukaan rata, warna
seragam
2. Tidak mengenai bidang
lain
3. Tidak mengelupas

Anda mungkin juga menyukai