Anda di halaman 1dari 13

“TEORI PERTUMBUHAN

WILAYAH”

Dibuat Oleh Kelompok 6 – EKONOMI REGIONAL LANJUTAN – VI A


Ihwandi Ibnu Sina (170430124)
Syahrizal Wijaya (170430113)
Devi Susanti (170430133)
Pertumbuhan Regional dan Pembangunan Regional

• Pertumbuhan Regional
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat
penting untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil
pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara khususnya
dalam bidang ekonomi.
• Pembagunan Regional
Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang
terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk
Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna
pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan
Produk Domestik Regional Bruto suatu provinsi, kabupaten, atau
kota.
Perbedaan antara Pembangunan ekonomi
pertumbuhan ekonomi

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi


keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan
dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan
alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam
lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Pertumbuhan ekonomi Pembangunan Ekonomi
• Merupakan proses naiknya • Merupakan proses perubahan
produk per kapita dalam jangka yang terus menerus menuju
panjang. perbaikan termasuk usaha
• Tidak memperhatikan meningkatkan produk per
pemerataan pendapatan. kapita.
• Tidak memperhatikan • Memperhatikan pemerataan
pertambahan penduduk pendapatan termasuk
• Belum tentu dapat pemerataan pembangunan dan
meningkatkan taraf hidup hasil-hasilnya.
masyarakat. • Memperhatikan pertambahan
• Pertumbuhan ekonomi belum penduduk.
tentu disertai dengan • Meningkatkan taraf hidup
pembangunan ekonomi masyarakat.
Konsep region dalam ekonomi regional

Ruang (region) merupakan hal yang sangat penting dalam


pembangunan wilayah. Konsep ruang mempunyai beberapa
unsure yaitu :1. Jarak, 2 lokasi, 3 bentuk, 4 dan ukuran.
Konsep ruang sangat berkaitan erat dengan waktu, karena
pemanfaatan bumi dan dengan segala ininya kekayaannya
membutuhkan organisasi /pengaturan ruang dan waktu .
Unsur-unsur tersebut diatas secara bersama sama menyusun
unit tataruang yang disebut wilayah.
Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi

Rostow membagi proses pembangunan dalam lima


tahap sebagai berikut:
• Tahap Masyarakat TradisionalMasyarakat
• Tahap Prasyarat Lepas Landas
• Tahap Lepas Landas
• Tahap Menuju Kematangan
• Tahap Konsumsi Tinggi
Disparitas
Ketimpangan/disparitas antar daerahmerupakan halyang
umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah.Halini terjadi
karenaadanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan
perbedaan kondisi demografi yangterdapat pada masing-masing
wilayah. Perbedaan ini membuat kemampuan suatu daerah dalam
mendorong proses pembangunan juga menjadi berbeda. Oleh
karena itudisetiap daerah biasanya terdapat daerahmaju
(Developed Region) dan daerahterbelakang (Underdeveloped
Region) (Sjafrizal, 2012).Menurut Kuncoro (2006),
ketimpanganmengacu pada standar hidup yang relatif
padaseluruh masyarakat,
Struktur Indsutri & Pertumbuhan
Ekonomi : analisis Shift Share
Francois Perroux mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi
wilayah disebabkan oleh adanya berbagai kegiatan industri dalam
suatu daerah, perkembangan yang terjadi pada kutub-kutub
pertumbuhan akan menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka
ragam dengan efek yang beragam pula. terhadap keseluruhan kegiatan
perekonornian (Sitohang, 1977:170). Setiap wilayah mempunyai
perbedaan potensi surnber daya alam dan sumber daya manusia pada
wilayah tersebut. Sernentara cara untuk menyebarkan pertumbuhan
ekonomi dengan memilih kutub petumbuhan yang akan mendorong
efek kumulatif kegiatan ekonoini dan menyebarkan ke hinterland,
kemampuan suatu sektor kegiatan untuk menyebarkan
pertumbuhannya tergantung multiplier effect yang dibuatnya seperti
tenaga kerja dan pendapatan
Analisis Shift Share
Pada teknik analisa ini lebih banyak digunakan untuk
menganalisis dampak pertumbuhan regional yang terutama pada
pertumbuhan lapangan kerja, penerapannya digunakan untuk
menggambarkan tren pertumbuhan historis, memperkirakan
pertumbuhan regional serta mengembangkan perencanaan
strategis.Adanya analisis shift share bertujuan utuk menentukan
kinerja perekonomian pada suatu daerah. Teknik ini membagi
pertumbuhan sebagai perubahan pada suatu variable wilayah
seperti tenaga kerja, nilai tambah, dan pendapatan dalam kurun
waktu tertentu.
Pendekatan Centraly & Peripherality
Pendekatan Centraly
Teori tempat sentral (central place theory) diintroduksikan
olehChristaller (ahli ilmu bumi) yang kemudian diperluas oleh
August Los-ch—ahli ekonomi. Teori-teori tersebut di atas telah
merintis analisis ta-ta ruang yang menekankan pada identifikasi
sistem wilayah baik secarafisik ataupun ekonomi yang memiliki pola
distribusi kegiatan-kegiatanproduksi dan daerah-daerah perkotaan
Pendekatan Peripherality
Dimensi geografis telah dimasukkan ke dalam pengaruh kutub pe-
ngembangan. Antara kota dan pedesaan terdapat kaitan yang
sangaterat, satu sama lainnya saling melengkapi seperti
dikemukakan olehMosher. Friedmann meninjaunya dari ruang
lingkup yang luas denganmenampilkan teori Core region (wilayah
inti).
Permintaan dan pertumbuhan ekonomi regional

 Model Kumulatif Kausatif • Model kumulatif kausatif (Cummulative Causation


Models) dipelopori oleh Gunnar Myrdal (1975) dan kemudian diformulasikan
lebih lanjut oleh Kaldor. Teori ini menyatakan bahwa adanya suatu keadaan
berdasarkan kekuatan relatif dari “Spread Effect” dan “Back Wash Effect”.
Spread Effect adalah kekuatan yang menuju konvergensi antar daerah-daerah
kaya dan daerah-daerah miskin. Dengan timbulnya daerah kaya, maka akan
tumbuh pula permintaannya terhadap produk daerah-daerah miskin. Dengan
demikian mendorong pertumbuhannya.
 Export Base Model • Inti dari model ekonomi basis (economic base model)
adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor
wilayah tersebut. • Ekspor tersebut berupa barang-barang dan jasa, termasuk
tenaga kerja. Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang
berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak
(immobile), seperti yang berhubungan dengan aspek geografi, iklim,
peninggalan sejarah, atau daerah pariwisata (contoh daerah wisata Ujung
Kulon, daerah Puncak) dan sebagainya. Sektor (industri) yang bersifat seperti
ini disebut sektor basis.
Hubungan Interregional

 Model Interregional (1) • Model ini merupakan perluasan dari teori basis
ekspor dengan menambah faktor-faktor yang bersifat eksogen. Selain itu,
model basis ekspor hanya membahas daerah itu sendiri tanpa
memperhatikan dampak dari daerah tetangga. Model ini memasukkan
dampak dari daerah tetangga, sehingga model ini dinamakan model
interregional (Tarigan, 2005 : 58). • Dalam model ini diasumsikan bahwa
selain ekspor, pengeluaran pemerintah dan investasi juga bersifat eksogen
dan daerah itu terikat kepada suatu sistem yang terdiri dari beberapa
daerah yang berhubungan erat.
 Teori Jaringan Keterkaitan Desa - Kota • Teori keterkaitan desa – kota yang
bersifat hierarkhial, sehingga kota mengeksploitasi desa yang
mengakibatkan kesenjangan semakin meningkat (Teori Pusat
Pertumbuhan) • Konsep baru pembangunan perkotaan dan perdesaan
yang berbasis jaringan (network) bukan berjenjang (hierarkhial).
Pembangunan tersebut berbasis inovasi dan kreatifitas. • Konsep
pembangunan yang meningkatkan keterkaitan desa- kota: JARINGAN
KLASTER
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai