Anda di halaman 1dari 45

Ns. Agus Sarwo Prayogi, S.Kep, M.H.

Kes
Asuhan Keperawatan Penyakit Tropika:
Malaria
Definisi

• Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah


yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies
plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui
air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
• Malaria tropika disebut juga dengan malaria falcifarum,
yaitu jenis malaria yang disebabkan
oleh plasmodium palcifarum.
• Menurut Arif Mansjoer (1999) malaria
adalah penyakit yang dapat bersifat akut
maupun kronik, di sebabkan oleh
protozoagenus plasmodium.
• Menurut Sudoyo W. Aru (1999) malaria
adalah infeksi parasit yang di sebabkan
oleh plasmodium yang menyerang eritrosit
dan di tandai dengan di temukannya
bentuk aseksual di dalam darah.
J Malaria tertiana
(paling ringan), yg disebabkan Plasmodium vivax gejala demam dpt
E terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dpt
terjadi selama dua minggu stlah infeksi).
N
I Demam rimba (jungle fever),
malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
S disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian
besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering
menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan
kematian.
M
Malaria kuartana
A disebabkan Plasmodium malariae, masa inkubasi lebih lama
L daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama
biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi.
A Gejala kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.

R Malaria pernisiosa
I disebabkan oleh Plasmodium falcifarum, gejala dapat timbul sangat
mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
A
Etiologi
. Plasmodium falciparum,
• P. Falciparum memberikan banyak komplikasi dan
mempunyai perlangsungan yang
cukup ganas, mudah resisten dengan
pengobatan dan menyebabkan
• P. Vivak malaria tropika/ falsiparum (demam
tiap 24-48 jam).
menyebabkan malaria tertiana/
vivaks
• P. Ovale
dijumpai pada daerah Afrika dan
Pasifik Barat, diIndonesia dijumpai di
Nusa Tenggara dan Irian,
menyebabkan malaria ovale.
• P. malaria
menyebabkan malaria
quartana/malariae
Siklus hidup malaria falciparum
Hepar

Limpa
• Fungsi limfa yaitu mengakumulasi limfosit dan
makrofaga, degradasi eritrosis, tempat cadangan
darah dan sebagai organ pertahanan terhadap
infeksi. Partikel asing yang masuk ke dalam darah.
• Fungsi hepar terutama dapat dibagi menjadi tiga
diantara lain dapat memproduksi dan sekresi
empedu, berperan dalam metabolisme karbohidrat,
lemak, protein, serta berperan dalam filtrasi darah,
mengeliminasi bakteri dan benda asing yang masuk
peredaran darah dari saluran pencernaan. Hepar
merupakan satu-satunya organ yang bisa
meregenerasi sendiri, jika salah satu bagian diangkat
maka sisanya dapat tumbuh kembali ke besar dan
bentuk semula.
Masa inkubasi malaria
Tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies
plasmodiumnya :
1.Plasmodium vivax 14-17 hari,
2.Plasmodium ovale 11-16 hari,
3.Plasmodium malariae 12-14 hari dan
4. Plasmodium falciparum 10-12 hari (Mansjoer,
2001).
Masa inkubasi 10-
Malaria 12 hari
merupakan
tropika
Malaria satu-satunya
menyerang spesies yang
semua Tropika memiliki 2
bentuk (Plasmodiu kromatin inti
eritrosit m (Double
• Plasmodium ini Falcifarum) Chromatin).
berupa Ring/ malaria tropika merupakan
cincin kecil bentuk yang paling berat,
yang ditandai dengan panas yang
berdiameter 1/3 ireguler, anemia,
diameter splenomegali, parasitemia
eritrosit normal yang banyak dan sering
Siklus Hidup Plasmodium Malaria

Manusia Nyamuk
aseksual
seksual

skizogoni
sporozoit

eritrosit sporogoni
terinfeksi keringat Vasokontristik &
vasodilatasi

6-32 panas
merozoit
Leukosit, segmen,
1x sporulasi monosit
dingin
72 jam
deposit
merozoid
s.
Trabekula, limpa, s.
6-12 retikuloendotel Retikuloendotel lainx

1-2% erit. Zat pirogen


terinfeksi demam Limpa membesar

P. Falsiparum Retikulosit &


terberat eritrosit s. retikuloendotel
Siklus Hidup Plasmodium Malaria
Karakteristik nyamuk Anopeles adalah
sebagai berikut :
a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, di dataran
rendah
b. Menggigit antara waktu senja
(malam hari) dan subuh hari
d. Jarak terbangnya ≤ 2-3 km
e. Pada saat menggigit bagian belakangnya
mengarah ke atas dengan sudut 48 derajat
f. Daur hidupnya memerlukan wkt ± 1 mggu.
g. Lebih senang hidup di daerah rawa, ada
yang di air tawar, air payau dan
genangan air pada cabang-cabang pohon
yang besar
Manifestasi klinis secara umum
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat
pecahnya skizon matang (sporolasi).
b. Splenomegali
c. Anemia
(Mansjoer. dkk, Hal. 411).
d. Ikterus,
(Corwin, 2000, hal 125).
“Trias Malaria”
Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias
Malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
1) Periode dingin berlangsung 15 menit sampai 1 jam
diikuti dengan meningkatnya temperatur.
2) Periode panas
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2
jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal,
diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur
turun, penderita merasa capai dan sering tertidur
DEMAM

demam secara periodik


berhubungan dengan waktu
pecahnya sejumlah skizon matang STADIUM:
dan keluarnya merozoit yang menggigil,puncak
masuk dalam aliran darah demam,berkeringat
(sporulasi)

Dimulai dengan gejala prodromal yaitu lesu, sakit


kepala, tidak nafsu makan, kadang-kadang disertai
dengan mual dan muntah
SPLENOMEGALI

Pada malaria menahun


gejala khas terutama jaringan ikat bertambah
tebal, sehingga limpa
pada malaria yang
menjadi keras.
menahun.

Perubahan limpa biasanya


disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian limpa berubah
warna menjadi hitam, karena pigmen yang ditimbun
dalam eritsosit yang mengandung kapiler dan sinusoid
ANEMIA
Anemia terutama tampak
jelas pada malaria
Derajat anemia tergantung falsiparum dengan
penghancuran eritrosit yang
pada spesies parasit yang cepat dan hebat dan pada
menyebabkannya malaria menahun.

Jenis anemia pada malaria adalah hemolitik,


normokrom dan normositik.

Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara


mendadak.
1.Anamnesis
Berasal dari daerah endemis
Rwyat prjalanan ke daerah endemis 2 mgg terakhir
Pernah mndptkan pengobatan malaria
2.Pemeriksaan fisik
Suhu > 37,5 °C.
Dapat ditemukan pembesaran limpa.
Dapat ditemukan anemi.
Gejala klasik malaria khas
.
a. Gangguan kesadaran sampai koma (malaria serebral)
b. Anemi berat (Hb < 5 g%, Ht < 15 %)
c. Hipoglikemi (kadar gula darah < 40 mg%)
d. Udem paru / ARDS (Acute Respiratory Distress
Syndrome)
e. Kolaps sirkulasi, syok, hipotensi (sistolik < 70 mmHg
pada dewasa dan < 50 mmHg pada anak-anak), algid
malaria dan septikemia.
f. Gagal ginjal akut (ARF/ Acute Renal Failure)
g. Jaundice (bilirubin > 3 mg%)
h. Kejang umum berulang ( > 3 kali/24 jam)
i. Asidosis metabolic
j. Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-
basa.
k. Perdarahan abnormal dan gangguan pembekuan darah.
l. Hemoglobinuri
m. Kelemahan yang sangat (severe prostration)
n. Hiperparasitemi
o. Hiperpireksi (suhu > 40 °C)
PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN MALARIA
1. Di daerah P.falciparum sensitif klorokuin, dapat diberikan pengobatan
alternatif yaitu:
 Klorokuin 10 mg/kg slma 2 hari kemudian di lnjutkn dgn 5 mg/kg hri ke-3.
klorokuin aman dlm 3 trimester khmilan.
 Meflokuin 15 mg/kg BB dosis tunggal

2.Daerah yg resisten pd klorokuin :


 Kuinin 10 mg/kg BB, 3x sehari u/ 7 hari , atau
 Sulfadoksin 500 mg – pirimetamin 2,5 mg (SP) sbg dosis tunggal
 Garam Kina 10 mg/kg.bb per oral 3 kali selama 7 hari (minimun 3 hari + SP 3
tablet dosis tunggal hari pertama)
 Meflokuin dapat dipakai,hnya data yg mengenai keamann trhadap janin dlm
kehamilan msih terbatas, shgga dipakai bila memang sgt di perlukan
 Meflokuin 25 mg/kg BB diteruskan dgn 10 mg/kg BB 6-24 jam

3. Jika terjadi resistensi ganda pilihan terapi adalah sbb:


 Kuinin 10 mg/kg.bb per oral 3 kali selama 7 hari
Penatalaksanaan Keperawatan
• Pertahankan fungsi vital (sirkulasi, kebutuhan
cairan dan infuse)
• Hindari trauma (bagaimana tindakan yang
dilakukan supaya klien tidak mengalami trauma)
• Hati-hati komplikasi (perhatikan keadaan klien
agar tidak terjadi akibat lanjut)
• Posisi tidur sesuai dengan kebutuhan (mengatur
posisi klien agar lebih nyaman)
• Monitoring (temperatur, nadi, TD, dan respirasi)
• Perhatikan diet (diet yang digunakan pada
pasien)
Selain itu juga dilaksanakan pencegahan
malaria dengan cara: (Sudoyo, 1999)
•Mengguanakan kelambu
•Menggunkan pembasmi nyamuk
•Tempat tinggal jauhkan dari kandang ternak
•Membersihkan srang nyamuk dan tempat hinggap
nyamuk
•Memasang kawat kassa pada jendela dan ventilasi
•Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprot
(bubuk obat)
•Hindari rumah yang gelap, kotor lembab dari
genangan air.
Komplikasi
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi
(2000) beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada penyakit malaria adalah :
a. Malaria otak
b. Anemia berat
c. Edema paru
d. Hiplogikemia
Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
1. Biodata
• Identitas klien, nama, umur, jenis kelamin, no. MR.
• Identitas penanggung jawab: nama, no.telp, hub dengan
klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang (RKS)
• Demam
• Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium
• Menggigil (15 menit-1 jam)
• Puncak demam (2-6 jam)
• Berkeringat (2-4 jam)
b. Kejang-kejang
• Pasien atau penderita malaria akan mengelami kejang-
kejang karena suhu yang tinggi (40 -41)
c. Anemia
• Pengrusakan eritrosit oleh parasit,
hambatan eritrope lesis sementara,
penghambatan pengeluaran
retifolosit dan pengaruh sitoksin,
menyebabkan suplai darah (-).
d. Nafas sesak
e. Gangguan kesadaran
e. Hilangnya nafsu makan
B. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
• Malaria merupakan penyakit menular.
Apakah anggota keluarga pasien pernah
menderita penyakit malaria.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
• Kaji apakah klien pernah mengalami malaria
di masa dahulu (jika ada, apa nama obatnya).
Apakah pasien pernah berjalan/berkunjung
ke daerah pegunungan (daerah yang sedang
wabah malaria).
3. Pola aktifitas atau istirrahat
Gejala: lemah, letih, lesu, ganguan tidur atau
istirahat.
4. Pola sirkulasi
Gejala: adanya riwayat klien di masa dahulu yang
pernah malaria (kondisi klien dimasa lalu).
5. Pola integritas ego
Gejala: stress, tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi.
6. Pola eliminasi
Gejala: Pola berkemih, kesulitan berkemih, nyeri
yang dirasakan saat BAB dan BAK.
7. Makan/cairan
• Gejala: hilang nya nafsu makan, mual/muntah,
tidak megikuti diet, kesulitan yang dirasakan pada
saat makan.
8. Neurosensori
• Gejala: ganguan kesadaran, kecelakaan umum,
sulit berdiri, aktivitas terhambat.
9. Nyeri kemampuan
• Gejala: nyeri yang di rasakan pada otot atau
persendian.
10. Pernafasan
• Gejala: ganguan jalan dan pola nafas, keluhan
sesak nafas.
11. Pemeriksaan penunjang
a. Diagnostic
• Diagnosis malaria
• Diagnosis banding malaria
b. Laboratorium
• Pemeriksaan tes darah
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk
meminimalkan adanya pameriksaan darah tepi.
• Tes antigen=P-F test
Mendeteksi antigen apakah P- fl aparum/P-afarum/P
vivax
• Tes serologis
Teknik indirect fluorescent antibody test, adanya
antibody spesifik.
• Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) tes DNA
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
• TD, Pernfasan, Nadi, Suhu
2. Kepala
• Bentuk dan kebersihan kulit
• Karak teristik rambut
• Keluhan yang dirasakan pada kepala apakah ada edema
di kepala
3. Mata
• Konjungtiva: anemis kiri dan kanan
• Reaksi terhadap cahaya: apakah reaksi positif/negative
• Fungsi penglihatan: apakah normal
• Rasa sakit: apakah terasa sakit saat penglihatan
• Sklera: apakah ikterik kiri dan kanan
4. Hidung
• Reaksi alergi : apakah terdapat reaksi alergi
• Kesulitan dalam penciuman: apakah ada kesulitan
dalam penciuman
• Polip : apakah terdapat polip

5. Mulut, tenggorokan dan leher


• Gigi: kebersihan gigi
• Bentuk dan keadaan lidah: bagaimana bentuk
lidah dan kebersihan lidah
• Kesulitan menelan: apakah ada kesulitan untuk
menelan
• Mukosa bibir: apakah bibir klien tampak kering.
6. Paru
• Inspeksi: melihat pergerakan dada simetris atau tidak,
frekuensi pernafasan, bentuk dada dan apakah
menggunakan otot bantu atau tidak.
• Palpasi: apakah fremitus taktil simetris kiri dan kanan
• Perkusi: apakah sonor atau hipersonor
• Auskultasi: bagaimana bunyi nafas dan apakah ada
wheezing.
7. Jantung
• Inspeksi: melihat denyut ictus kordis
• Palpasi: untuk merasakan denyut iktus kordis dan apakah
ada nyeri tekan atau tidak
• Perkusi: untuk menentukan batas jantung baik kiri, kanan,
atas dan bawah
• Auskultasi: mendegarkan bunyi jantung, apakah teratur
atau tidak, apakah ada bunyi tambahan atau mur-mur.
8. Abdomen
• Inspeksi: apakah permukaan perut pada
keadaan datar
• Auskultasi: berapa frekuensi bising usus
• Palpasi: apakah ada nyeri tekan dan edema
• Perkusi: apakah ada kembung atau disteri
abdomen
9. Nutrisi
• BB: bagaimana berat badan sebelum dan saat
sakit
• Jenis diet: ML TKTP
• Nafsu makan: bagaimana nafsu makan klien
• Intake cairan: bagaimana pemenuhan cairan
10.Eliminasi
BAB
• Frekuensi: berapa kali frekuensi BAB
• Warna: bagaimana warna BAB
• Keluhan saat BAB: apakah ada keluhan saat BAB
BAK
• Frekuensi: berapa kali klien BAK/hari
• Warna: bagaimana warna BAK klien
• Kesulitan BAK: apakah ada kesulitan saat BAK
• Alat bantu BAK: apakah menggunakan alat bantu
seperti kateter
• Keringat: apakah klien mengeluarkan keringat
berlebihan.
11. Genetalia dan anus
• Palpasi: apakah terdapat benjolan
(hemoroid)
• Inspeksi: apakah terlihat membesar

12. Integumen
• Inspeksi: Bagaimana warna kulit dan
apakah terdapat bintik merah.
• Palpasi: Apakah turgor kulit lembab atau
kering
13. Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas atas
• Inspeksi: bagaimana pergerakan lengan dan kekuatan otot
• Palpasi: apakah ada nyeri tekan atau benjolan
• Motorik: mengamati besar dan bentuk otot
• Reflek: memulai reflek fisiologi
• Sensori: apakah dapat membedakan nyeri dan sentuhan

Ekstremitas bawah
• Inspeksi: bagaimana pergerakan kaki
• Palpasi: apakah ada nyeri dan benjolan
• Motorik: mengamati besar dan bentuk otot
• Reflek: memulai reflek fisiologi
• Sensori: apakah dapat membedakan nyeri dan sentuhan
C. Diagnosa Keperawatan
• Perubahan perfusi jaringan prefer yang berhubungan dengan
ketidakadekuatan sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
sekunder akibat penyakit
• Peningkatan suhu : hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi
dari plasmodium.
• Nyeri akut berhubungan dengan yang proses infeksi epigastrium, spasme
otot.
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
• Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik.
• Resiko perubahan pola eliminasi diare/konstipasi yang berhubungan
dengan proses infeksi.
• Kebutuhan pembelajaran tentang kondisi dan pengobatan yang
berhubungan dengan kurangnya informasi
• Ansietas berhubungan dengan program pengobatan
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imunologik yang tidak adekuat.
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai