Anda di halaman 1dari 15

Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi

FK Universitas Trisaktii
Periode 13 Juli – 24 Juli 2020

Referat :

Syok Septik
Oleh :

Fadhila Amaliah Ramadhani


03016048
I. Pendahuluan
Latar Belakang
• Infeksi merupakan penyebab tersering dari kematian pada negara berpendapatan rendah.
• Syok septik adalah masalah kesehatan utama, yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia
setiap tahun, menewaskan satu dari empat orang (dan sering lebih)
• Sepsis dan syok septik juga merupakan salah satu penyebab utama mortalitas pada pasien
dengan kondisi kritis.
II. Tinjauan Pustaka
Syok
Stadium syok :
1. Stadium Kompensasi
2. Stadium Dekompensasi
Syok adalah suatu keadaan yang mengancam 3. Stadium Irreversibel
nyawa yang disebabkan karena adanya gangguan
aliran darah atau oksigenasi ke jaringan sehingga
pasokan tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh
yang ditandai dengan adanya gejala-gejala dan Klasifikasi syok :
tanda hipoperfusi jaringan 1. Syok hipovolemik
2. Syok Kardiogenik
3. Syok Obstruktif
4. Syok Distributif :
• Syok Septik
• Syok Anafilaktik
• Syok Neurogenik
Syok Septik

Syok septik adalah kondisi syok dengan sepsis dan hipotensi


persisten yang membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan
MAP > 65 mmHg disertai dengan kadar serum laktat > 2 mmol/L
(18 mg/dl) meskipun resusitasi cairan telah cukup dan adekuat

Etiologi :
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif
atau positif mencakup sekitar 70% dan sisanya ialah jamur, virus atau
campuran mikroorganisme
Syok Septik

Epidemiologi
• Kasus sepsis di Selandia Baru dan Australia, sebanyak
101.064 pasien didiagnosis menderita sepsis dalam periode
12 tahun, dari jumlah tersebut, 24.255 meninggal,
menghasilkan angka kematian 24%.

• Insidens sepsis dalam populasi berkisar 22- 240 kasus per


100.000 orang, dan syok septik 11 kasus per 100.000 orang,
dengan angka kematian mencapai 30% untuk sepsis, dan
80% untuk syok septik.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
• Penurunan Kesadaran
• Perubahan status mental
• Umumnya demam

• Oligouri, atau
• Anuria

• Hipotensi
• Takikardi
• Takipnea
Diagnosis
Pemeriksaan
Fisik
Penunjang
Tanda Vital :
1. Hipotensi < 90-60 mmHg Untuk mengetahui seberapa luas disfungsi organ
2. Suhu >38 derajat celcius atau <36 derajat celcius yang terjadi, yaitu antara lain :
3. Takikardi >90x / menit 1. Laboratorium darah lengkap
4. Takipneu >20x/menit 2. Elektrolit
Keadaan umum pasien tampak sakit berat-sedang, letargi, 3. Analisa gas darah
selain itu ditemukan : 4. Fungsi hati

5. Penurunan kesadaran 5. Urinalisis


6. EKG
6. Pasien tampak sesak napas
7. Radiologi
7. Disertai atau tidak disertai lokasi infeksi
Tata Laksana

• Vasopressor (NE, boleh ditambahkan Epinefrin)


• Antibiotik
• Terapi oksigenasi
• Cairan
• RBC
• Terapi nutrisi
Prognosis

Prognosis pasien yang mengalami syok septik sangat


tergantung dari waktu penanganan yang cepat dan tepat serta
faktor lain yang mempengaruhi seperti usia dan seberapa luas
infeksi yang terjadi.

Ad vitam : dubia ad malam


Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
III. Kesimpulan

Syok septik adalah kondisi syok dengan sepsis dan hipotensi persisten yang membutuhkan

vasopressor untuk mempertahankan MAP > 65 mmHg disertai dengan kadar serum laktat > 2

mmol/L (18 mg/dl) meskipun resusitasi cairan telah cukup dan adekuat. Syok septik merupakan

fase lanjut dari sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS) akibat infeksi pada kondisi sepsis.

Kompleksnya perubahan imunopatologi dan sistem koagulasi bertangung jawab terhadap

morbiditas dan mortalitas pasien sepsis dan syok septik.


Daftar Pustaka
1. Bataar O. Lundeg G. Nationwide Survey On Resource Availability For Implementing Current Sepsis
Guidelines In Mongolia. World Health Organization Bulletin. 2010.

2. Mehta Y. Kochar G. Sepsis and Septic Shock. Journal of Cardiac Critical Care TSS. 2017. p 3-5.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. 2013.
p.65.

4. World Health Organization Indonesia. WHO statistical profile. 2015. Available from : URL:
http://www.who.int/gho/countries/idn.pdf?ua=1

5. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif. 2015.

6. Hall JE. Guyton. Textbook of Medical Physiology. 13th ed. Philadelphia. Elsevier.2016

7. Levy MM, Evans. The Surviving Sepsis Campaign Bundle.2018


8. PERKI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Faskes Primer. 2014

9. S.Diana, Astrawinata. Mekanisme Kompleks Sepsis dan Syok Septik. Departemen Patologi Klinik FKUI (Biomedic Journal). Vol.10. No.3. 2018

10. Mahon CR, Mahlen S. Host-parasite interaction. In: Mahon CR, Lehman DC, Manuselis G, editors. Textbook of Diagnostic Microbiology (5th

Missouri: Saunders Elsevier, 2015; p. 23-46

11. Abbas AK, Licthman AH, Pillai S. Immunity to microbes. In: Abbas AK, Licthman AH, Pillai S, editors. Cellular and Molecular Immunology. 7th Ed.

Philadelphia: Elsevier, 2012; p. 339-57

12. Irvan. Febyan. Sepsis dan Tata Laksana Berdasar Guideline Terbaru. Jurnal Anestesiologi Indonesia. 2018.

13. Bauman KA. Han Meilan. Gender Differences in Susceptibility, Outcomes, and Pathophysiology of Sepsis. 2nd Ed. Elsevier. 2010. p.291-301.

14. Backer D. Dorman T. Surviving Sepsis Guidelines: A Continuous Move Toward Better Care Of Patients With Sepsis. JAMA. 2017.

15. Gyawali Bishal. Ramakhrisna K. Sepsis : The Evolution In Definition, Pathophysiology, and Management. SAGE Open Medicine. 2019.

Anda mungkin juga menyukai