Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI DAN SIKLUS AKUNTANSI

ALMI ASIYAH LUBIS


AZKIA SYUHAIRA SALSABILA
ADRYEL SIHOMBING
EZRA OCTAVIA BERNADETA SIREGAR
PAULINA ERNITA ARUAN
PENGERTIAN AKUNTANSI
suatu seni untuk mengumpulkan,
mengidentifikasi, mengklasifikasikan,
mencatat transaksi, serta kejadian yang
berhubungan dengan keuangan, sehingga
dapat menghasilkan informasi keuangan
atau suatu laporan keuangan yang dapat
digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
Akuntansi di definisikan
sebagai seperangkat
pengetahuan karena wilayah
materi dan kegiatan cukup
luas dandalam serta telah
membentuk kesatuan
pengetahuan yang
terdokumentasi secara
sistematis dalam bentuk
literatur akuntansi.
serangkaian proses
dalam penyusunan
transaksi keuangan
dengan menggunakan
kaidah dan prinsip
yang mencakup ruang
lingkup akuntansi
selama periode
tertentu. Siklus ini
dimulai dari terjadinya
transaksi, sampai Pengertia
penyiapan laporan n Siklus
keuangan pada akhir
suatu periode Akuntansi
TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat
mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan
usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk
dicatat. Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan
adanya dokumen.Sebagai contoh transaksi yang dapat
terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran
rekening telepon bulanan, pembelian barang
dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung,
dan lain sebagainya.Suatu transaksi tertentu dapat
menimbulkan peristiwa atau keadaan yang
mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian
barang dagangan secara kredit akan disusul dengan
transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
BUKTI TRANSAKSI
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi
biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu
transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung
oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula
disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak
mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian
barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi
yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak
merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan
dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih
lanjut.
JURNAL
Secara umum jurnal terdiri dari jurnal umum dan jurnal khusus.
Pada kesempatan ini kita akan membahas jurnal umum saja.
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal).
Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
• Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya,
misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan
cek
• Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva,
kewajiban atau modal).
• Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami
penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi
itu.
• Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit
perkiraan.
• Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
BUKU BESAR
Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi
keuangan yang mengkonsolidasikan masukan dari
semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan dasar
pembuatan laporan neraca dan laporan laba/rugi. Buku
besar dapat memberikan informasi saldo ataupun nilai
transaksi untuk setiap kode perkiraan dalam suatu
periode akuntansi tertentu.

Buku besar ada 4 jenis yaitu :


BENTUK “T”
BENTUK “2 KOLOM”
BENTUK “4 KOLOM”
BENTUK “3 KOLOM”
NERACA SALDO DAN JURNAL PENYESUAIAN
Tahapan selanjutnya dalam siklus akuntansi yang dilakukan oleh
seorang akuntan adalah menyusun neraca saldo dan jurnal
penyesuaian. Neraca saldo berisikan daftar saldo dari masing-
masing rekening pada buku besar pada periode tertentu. Dalam
menuliskan neraca saldo, saldo yang terdapat dalam buku besar
disatukan dan harus dalam kondisi sama jumlahnya. Bila dalam
suatu kondisi ternyata terdapat transaksi yang belum tercatat atau
ditemukan ada kesalahan dalam neraca saldo, maka akuntan wajib
untuk melakukan pencatatan dalam jurnal
penyesuaian.Penyusunan Jurnal penyesuaian ini bersifat periodik
dan prosesnya juga sama dengan penjurnalan pada umumnya.
Setelah dicatat dalam Jurnal Penyesuaian, maka hasil laporan
keuangannya menjadi aktual.
LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan ini dibuat setelah jumlah saldo


Aktiva dan Pasiva pada buku Neraca Saldo berjumlah
sama besar.
Dalam Laporan Keuangan disusun beberapa laporan
seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
laporan arus kas, dan neraca yang menghitung
likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
JURNAL PENUTUP
Tahapan terakhir dalam siklus ini adalah penyusunan Jurnal
penutup oleh seorang akuntan. Jurnal Penutup ini disusun pada
akhir periode akuntansi dengan cara menutup rekening
nominal atau rekening laba rugi. Untuk menutup kedua
rekening tersebut, caranya bisa dengan membuat nihil nilai
rekening tersebut.
Tujuan melakukan penutupan rekening ini adalah untuk
melihat aliran pada sumber selama periode akuntansi tersebut
berjalan. Setelah rekening tersebut ditutup, Jurnal Penutup ini
bisa digunakan untuk mengukur setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan selama periode tersebut.
Pada periode selanjutnya, Jurnal Penutup bisa membantu
untuk memulai kembali dalam siklus akuntansi selanjutnya.
JURNAL PEMBALIK
Tahapan pada siklus proses akuntansi dalam satu
periode sebelumnya sudah bisa diakhiri dengan
pembuatan jurnal penutup. Proses penyusunan Neraca
Saldo dan Jurnal Pembalik ini bersifat opsional, boleh
dilakukan atau tidak.
Neraca Saldo pada tahap ini berisikan saldo rekening
permanen dari rekening buku besar setelah Jurnal
Penutup. Sementara Jurnal Pembalik dibuat agar proses
pencatatan beberapa transaksi tertentu, terutama yang
selalu berulang, bisa lebih sederhana.
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai