Anda di halaman 1dari 32

Otitis Media

Ginanjar Putri Sari


102120014

Pembimbing : dr. Ibnu Hajar Prastiawan, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT-KL


RUMAH SAKIT Hj BUNDA HALIMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
Telinga tengah
a. Batas Luar : Membran Timpani
b. Batas Depan : Tuba Eustachius
c. Batas Bawah : Vena Jugularis (bulbus jugularis)
d. Batas Belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis
pars vertikalis
e. Batas Atas : Tegmen timpani (meninges/otak)
f. Batas Dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah
kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis,
tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar
(round window), dan promontorium

ANATOMI TELINGA
Tuba Eustachius
Saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring

Fungsi:
• Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam
telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar
• Drenase bertujuan untuk mengalirkan hasil secret cairn
telinga tengah ke nasofaring
• Proteksi untuk menghalangi masuknya secret atau cairan
dari nasofaring ke telinga tengah
FISIOLOGI TELINGA TENGAH

Telinga tengah seluruhnya dilapisi oleh mukosa yang merupakan

kelanjutan dan modifikasi dari mukosa saluran napas. Telinga tengah

mempunyai mekanisme pertahanan:

 Palut lendir yg terus menerus diperbarui & mengandung lysosim

 Bila ada invasi kuman, produksi mukus bertambah, disertai

pengeluaran sel2fagosit PMN ke dalam mukus --> mukopus.

 Pembentukan spesifik antibodi terhadap benda asing yg masuk.


OTITIS MEDIA
KLASIFIKASI DEFINISI
Otitis Media

Merupakan peradangan sebagian


atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius antrum
Non Supuratif Supuratif mastoid dan sel-sel mastoid.

Akut Barotrauma Akut Otitis Media

Kronis Otitis Media Efusi Kronis Otitis Media Supuratif


Epidemiologi

World Health Organization (WHO) tahun 2004


menunjukkan bahwa Otitis Media didalami oleh 65-
330 juta orang dengan telinga berair, dimana 60%
(39–200 juta) penderita mengalami gangguan
penurunan pendengaran yang signifikan

Di Indonesia persentase Otitis Media antara 3,0-


5,20%, atau kurang lebih 6,6 juta penduduk
Indonesia. Sedangkan di Kota Batam mencapai
0,057 % mencakup seluruh Puskesmas di Kota
Batam yang merupakan kasus lama dan kasus
baru pada tahun 2018 dari total populasi sebanyak
1.329.773 penduduk.
Otitis Media Akut
Definisi
Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah yang
mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam
waktu kurang dari 3 minggu.

Etiologi
OMA terjadi akibat tidak berfungsingnya sistem pelindung, hal ini
karena sumbatan atau peradangan pada tuba Eustachius yang
merupakan faktor utama terjadinya otitis media.
Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik:
• Streptococcus Hemolitikus
• Stafilokokus Aureus
• Pneumokokus
• Hemofilus Influenza
• E. Colli
• Pseudomonas Aurugenosa.
Hemofilus Influenza sering ditemukan pada anak
Stadium Klinis OMA
1. Stadium oklusi tuba eustachius
a. Terdapat gambaran retraksi membran timpani.
b. Membran timpani berwarna normal atau keruh
pucat.
c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa
virus.

2. Stadium hiperemis
a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada
membran timpani.
b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat
eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
Stadium supurasi
a) Membran timpani menonjol ke arah luar.
b) Sel epitel superfisila hancur.
c) Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani.
d) Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat,
serta nyeri di telinga tambah hebat.

Stadium perforasi
a) Membran timpani ruptur.
b) Keluar nanah dari telinga tengah.
c) Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur
nyenyak.
Stadium Resolusi
• Membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran
timpani perlahan-lahan akan normal kembali.
• Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang
dan akhirnya kering.
• Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah,
maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.
• Otitis Media Akut berubah menjadi OMSK (Otitis Media
Supuratif Kronik) bila perforasi meningkat dengan sekret
yang keluar terus menerus atau hilang timbul.
• Otitis Media Akut dapat menimbulkan gejala sisa (sequele)
berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum
timpani tanpa terjadinya perforasi.
Gejala Klinis
• Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama
adalah rasa nyeri di dalam telinga, keluhan disamping suhu
tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek
sebelumnya.
• Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa,
selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran
berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar.
• Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh
tinggi dapat sampai 39,5oC (pada stadium supurasi), anak
gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu
tidur, diare, kejang dan terkadang anak memegang telinga
yang sakit.
• Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir
ke liang telinga luar, suhu tubuh turun dan anak mulai
tertidur dengan tenang
Tatalaksana
Stadium oklusi
• anak <12 tahun : diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan
fisiologik
• anak > 12 tahun dan pada orang dewasa : obat tetes hidung HCl efedrin 1 %
dalam larutan fisiologik
• antibiotik diberikan jika penyebabnya bakteri
Stadium presupurasi
• Obat tetes hidung
• Analgetik
• Antibiotik (minimal 7 hari) : ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40
mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari (dosis anak)
Stadium supurasi
• Antibiotik
• Miringotomi bila membran timpani masih utuh
Stadium perforasi
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
• Antibiotik
Otitis Media Supuratif Kronis
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) adalah
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul 3
bulan atau lebih. Sekret mungkin encer atau
kental, bening atau berupa nanah.

Etiologi

Jenis bakteri yang paling banyak ditemukan pada OMSK


adalah P. Aeruginosa, S. Aureus, Corynebacterium, dan
Klebsiella pneumoniae. Organisme anaerobik seperti
Peptostreptococcus, Fusobacterium species,
Propionibacterium acnes, dan Bacterioides species, juga
umum ditemukan pada OMSK.
Faktor Predisposisi

 Hipertropi adenoid dan sinusitis kronik juga memberikan


kontribusi terhadap berkembangnya OMSK.
 Otitis media akut yang terlambat mendapat pengobatan
 Otitis media akut yang tidak mendapat pengobatan
antibiotik yang cukup dan tepat.
 Radang saluran pernafasan bagian atas yang berulang
 Daya tahan tubuh yang rendah akibat penyakit-penyakit
malnutrisi, anemia, gangguan pada sistem imun tubuh.
 Virulensi kuman.
 Predisposisi genetik
Klasifikasi OMSK
OMSK dibagi 2 jenis, yaitu :
OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna)
Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan
biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Pada tipe ini
biasanya tidak terdapat kolesteatoma.
OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna)
OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai kolesteatoma. Perforasi
terletak di marginal atau di atik, kadang juga subtotal.
Berdasarkan aktifitas
sekret yang keluar :
Letak Perforasi
Kolesteatoma

Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi


deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi terbentuk terus
sehingga kolesteatoma bertambah besar. Beberapa ahli
mengajukan teori terbentuknya kolesteatoma diantaranya
yaitu :

teori invaginasi

teori metaplasi

teori implantasi
Perbedaan OMSK Tipe Benigna dan Maligna

Karakteristik OMSK Benigna OMSK Maligna

Sifat Aman , Tubotimpani Bahaya , Attikoantral

Otorea

 Bau Tidak berbau Berbau busuk (tengik)

 Banyak cairan Umumnya banyak Umumnya sedikit

 Tipe Umumnya mukoid Umumnya purulent

 Periodisitas Umumnya hilang timbul Umumnya terus


menerus

Perforasi Sentral Atik atau marginal

Polip Pucat Merah, seperti daging

Kolesteatoma Tidak ada Ada

Komplikasi Intrakranial Tidak pernah tidak jarang


Gejala Klinis :

• Telinga berair ( Otorrhoe )


• Gangguan pendengaran
• Othalgia ( Nyeri telinga )
• Vertigo
• Adanya abses atau fistel retroarikular
• Jaringan granulasi diliang telinga yang berasal dari kavum
timpani
• Pus yang selalu aktif dan berbau busuk
• Adanya kolesteatom pada foto rontgen mastoid
Penegakkan Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan riwayat dan temuan :

• Otoskopi (perforasi, gejala inflamasi kronik, kalsifikasi,


area atrofi, retraksi atau destruksi osikular)

• Gangguan pendengaran konduktif,

• Otorea yang berbau busuk (gejala klinis lain)

• Pemeriksaan penala

• Pemeriksaan audiometri nada murni,

• Pemeriksaan audiometri tutur dan pemeriksaan BERA


(brainsem evoked response audiometry).

• foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman


dan sekret telinga.
Komplikasi
Komplikasi ekstratemporal

Komplikasi Intratemporal  Abses Subperiosteal

 Perforasi membran
timpani
 Mastoiditis akut Komplikasi Intrakranial
 Paresis n. Fasialis  Abses Otak

 Labirinitis  Tromboflebitis
 Hidrosefalus Otikus
 Petrositis
 Empiema Subdura
 Abses Subdura/ ekstradura
Tatalaksana
OMSK tipe benigna
 Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa
larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.
 Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes
telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Secara oral diberikan
antibiotik dari gol. Ampisilin, Eritromisin, atau ampisilin asam klavulanat jika
resisten terhadap penisilin.
 Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan secret tetap ada, atau terjadinya
infeksi berulang, maka sumber infeksi diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu
melakukan pembedahan (adenoidektomi dan tonsilektomi).
OMSK tipe maligna
Prinsip terapi OMSK tipe maligna ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanoplasti.. Jika terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya
dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.
Jenis pembedahan pada OMSK tipe benigna ataupun maligna :
 Mastoidektomi sederhana
 Mastoidektomi radikal
 Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
 Miringoplasti
 Timpanoplasti
 Pendekatan ganda timpaniplasti
Otitis Media Non Supuratif

Nama lain :
Otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis media efusi,
otitis media skretoria, otitis media mucoid (glue ear)

Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret nonpurulen di


telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh.

Otitis Media
Serosa

Otitis Media
Otitis Media Serosa
Serosa Akut Kronik
Otitis Media Serosa Akut
Keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan
fungsi tuba

Disebabkan:
• Sumbatan
tuba
• Virus
• Alergi
• Idiopatik
Gejala Klinis
• Pendengaran berkurang
• Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau
berbeda pada telinga yang sakit
(diplacusis binauralis)
• Terasa ada cairan bergerak saat posisi
kepala berubah
• Rasa sedikit nyeri dalam telinga
• Tinitus dan vertigo kadang ada dalam
bentuk ringan

Pemeriksaan Otoskopi
• Membran timpani retraksi
• Kadang tampak gelembung udara atau
permukaan cairan dalam kavum timpani

Pemeriksaan Garpu tala


• Tuli konduktif
Tatalaksana

Medikamentosa
• Obat vasokontriksi lokal (tetes hidung)
• Antihistamin
• Perasat valsava (jika tidak ada tanda infeksi saluran
napas atas)

Pembedahan
• Miringotomi
• Pemasangan pipa ventilasi
(Grommet)
Otitis Media Serosa Kronik

Keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah


secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan
gejala-gejala pada telinga yang berlangsung
lama
Etiologi
• Dapat berupa gejala sisa dari OMA yang
tidak sembuh sempurna
• Infeksi virus
• Alergi
• Gangguan mekanis pada tuba
Gejala Klinis
• Sekret kental seperti lem (glue ear)
• Rasa tuli yang lebih menonjol (40 – 50 dB) akibat
sekret kental

Pemeriksaan Otoskopi
• Membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan
atau keabu-abuan
Tatalaksana

Medikamentosa
• Dekongestan topikal
Dianjurkan 3 bulan • Antihistamin
• Dekongestan oral

Pembedahan
• Miringotomi
• Pemasangan pipa ventilasi (Grommet)
Otitis Media Adhesiva
Definisi
Keadaan terjadinya jaringan fibrosis di telinga tengah sebagai
akibat proses peradangan yang berlangsung lama sebelumnya
Dapat merupakan komplikasi otitis media supuratif atau non
supuratif yang menyebabkan rusaknya mukosa telinga tengah.
Saat penyembuhan terbentuk jaringan fibrotic yang
menimbulkan perlengketan

Gambaran Klinis
Pendengaran berkurang dengan adanya riwayat infeksi
telinga sebelumnya

Pemeriksaan Otoskopi
Gambaran membrane timpani bervariasi mulai dari
sikatriks minimal, suram, sampai retraksi berat, disertai
bagian-bagian yang atrofi atau “timpanosklerosis plaque”
(bagian membrane timpani yang menebal berwarna putih
seperti lempeng kapur)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai