Anda di halaman 1dari 24

FRASA DAN KLAUSA

PENULISAN ILMIAH PERTEMUAN 5 DAN 6

DR. INGGRID TANIA, M.SI


Pengertian frasa

frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua


kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua
kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf,
1984)
frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal
yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif,
atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi
salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer,
1991)

Contoh : kemarin malam, akan pergi


Jenis-Jenis frasa

1. frasa berdasarkan unsurnya :


a) frasa Endosentris
b) frasa Eksosentris
2. frasa berdasarkan jenis kata
:
a) frasa Adjektiva
b) frasa Nominal
c) frasa Verbal
d) frasa Adverbia
e) frasa Pronomina
FrasA Endosentris

frasa Endosentris adalah frasa yang unsur –


unsurnya bisa saling menggantikan.
frasa Endosentris dibagi menjadi 3, yaitu :
 frasa Koordinatif adalah frasa yang terdiri atas
unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh
kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan
kata penghubung.
Contoh : sendok-garpu, kakek-nenek, siang-malam.
 frasa Atributif adalah frasa yang terdiri dari
unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu,
unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.
Contoh : tas cokelat, sepatu rusak, perjalanan
lama.
 frasa Apositif adalah frasa yang posisinya bisa
saling menggantikan.
Contoh : Soekarwo, Gubernur Jatim, mengikuti
Salai Ied di Masjid Agung Surabaya.
2. frasa Eksosentris

frasa Eksosentris adalah frasa yang unsur-


unsurnya tidak bisa saling menggantikan.
Contoh : 1. Saya bermain di lapangan
2. Siswa belajar di kelas
frasa berdasarkan jenis kata

 frasa Adjektiva adalah frasa yang ada


hubungannya dengan adjektiv (kata
sifat)
Contoh : 1. Rajin sekali
2. Sangat mudah
 frasa Nominal adalah frasa yang ada
hubungannya dengan noun (kata benda)
Contoh : 1. Kecantikan alami
2. mahasiswa baru
 frasa Verbal adalah frasa yang ada
hubungannya dengan verb (kata kerja).
Contoh : 1. Berjalan lambat
2. Bersepeda cepat
 frasa Adverbia adalah frasa yang ada
hubungannya dengan adverbia (kata keterangan)
Contoh : 1. Tadi sore
2. Petang kemarin
 frasa bilangan adalah frasa yang ada
hubungannya dengan kata bilangan.
Contoh : 1. lima butir telur
2. Seratus keping koin
 frasa Pronomina adalah frasa yang ada
hubungannya dengan pronoun (kata ganti).
Contoh : 1. Dia dan saya
2. Kucing dan tikus
Pengertian Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki


tataran di atas frasa dan di bawah kalimat,
berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan predikat, dan berpotensi
untuk menjadi kalimat (Kiridalaksana, 1993:110). 
Jenis-jenis Klausa

 Kelengkapan unsur Kategori primer


internalnya predikatnya

Kemungkinan
Ada tidaknya kata yang
kemandiriannya untuk
menegatifkan menjadi sebuah kalimat
Kelengkapan unsur internalnya

1. Klausa lengkap ialah klausa yang memiliki


unsur internal lengkap, yaitu S dan P.
Klausa Lengkap ada 2, yaitu :
=> Klausa lengkap susun biasa
Contoh : Evan menangis
=> Klausa lengkap susun balik
Contoh : Tulisan Mawar sangat berbobot.
2. Klausa Tak Lengkap adalah klausa yang unsur
internalnya tidak lengkap karena di dalamnya
tidak terdapat unsur S dan hanya terdapat unsur
P, baik disertai maupun tidak disertai unsur O,
Pel, dan Ket.
Contoh : Terpaksa berhenti bekerja di
perusahaan itu.
Ada tidaknya kata yang menegatifkan

1. Klausa negatif ialah klausa yang di dalamnya


terdapat kata negatif (tidak, bukan, tak) yang
menegasikan P.
Contoh : Saya tidak makan
2. Klausa positif ialah klausa yang di dalamnya
tidak terdapat kata negatif.
Contoh : Ani bermain
Kategori primer predikatnya

1. Klausa Verba adalah klausa yang predikatnya


terdiri atas kata kerja atau verba.
Klausa Verba ada 2, yaitu :
=> Klausa Verba Transitif
Contoh : Markucel sedang memakai sepatu
=> Klausa Verba Intransitif
Contoh : Taufik Hidayat tampil tidak
maksimal di Jepang.
2. Klausa nonverbal ialah klausa yang berpredikat
selain verba.
Klausa Nonverbal dibagi menjadi 5 :
=>klausa nominal
=>klausa adjektival
=>klausa preposisional
=>klausa numeral
=>klausa adverbial
Kemungkinan kemandiriannya untuk
menjadi sebuah kalimat

1. Klausa mandiri atau klausa bebas merupakan


klausa yang dapat berdiri sendiri dan berpotensi
untuk menjadi kalimat tunggal.
Contoh : Merokok dapat menyebabkan kanker

2. Klausa tergabung atau klausa terikat adalah


klausa yang kehadirannya untuk menjadi sebuah
kalimat majemuk tergabung dengan klausa
lainnya.
Contoh : Anggun tidak dapat mengikuti pelajaran
karena sedang rapat.
Dalam kalimat majemuk, klausa tergabung dapat
berupa klausa koordinatif, atau klausa
subordinatif.
1. Klausa Koordinatif adalah klausa yang secara
gramatik dihubungkan secara koordinatif oleh
penghubung-penghubung koordinatif (dan,
atau, tetapi, lagi pula, lalu, namun,
sebaliknya.
Klausa koordinatif terdiri atas (a)koordinasi
netral (b)koordinasi kontrastif (c)koordinasi
alternatif (d)koordinasi konsekutif
a. Koordinasi Netral
Contoh : Saya menulis esai itu,
menyunting, dan mengirimkannya ke media massa
b. Koordinasi Kontrastif
Contoh : Mencari ilmu itu mudah, tetapi mengamalkannya
jauh lebih sulit.
c. Koordinasi Alternatif
Contoh : Saudara mau bekerja atau melanjutkan studi
ke jenjang S2?
d.Koordinasi Konsekutif
Contoh: Harga sepeda motor itu relatif mahal, jadi perlu
diangsur.
2. Klausa Subordinatif (Klausa Bawahan) dibagi menjadi 2 :
=> Klausa Berbatasan : klausa bawahan yang tidak wajib
hadir dalam kalimat plural. 
Klausa Berbatasan dibagi menjadi 6 :
(1) Final
Contoh : Irfan rajin mengaji agar tidak menyesal dalam
kehidupan setelah mati.
(2) Kausal
Contoh : Rombogan Suciwati merasa kecewa karena tidak
diperkenankan menjenguk Presiden Soeharto.
(3) Kondisional
Contoh : Jika diundang, ia mau datang.
(4) Konsekutif
Contoh : Pendapatannya kecil, sehingga sampai
sekarang belum mampu membeli mobil.
(5) Konsesif
Contoh : Orang itu tetap rendah hati meskipun telah
menyandang banyak prestasi.
(6) Temporal
Contoh : Rui Costa, playmaker asal Portugal datang ke
La Viola setelah tiga musim memperkuat
Benfica.
=>Klausa Terkandung : klausa bawahan yang
kehadirannya bersifat wajib. 
Klausa Terkandung dibagi menjadi 2 :
1. Klausa Pewatas : klausa subordinatif yang
kehadirannya berfungsi mewatasi atau
mempertegas makna kata atau frasa yang
diikutinya.
Contoh : Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang
yang mempunyai keberuntungan yang besar.
2.Klausa Pelengkap merupakan klausa yang berfungsi
melengkapi menerangkan verba.
Klausa pelengkap dibedakan lagi menjadi 3, yaitu:
(a)klausa pelengkap preposisional (bahwa)
(b)klausa pelengkap eventif (menyatakan proses)
(c)klausa pelengkap perbuatan dibagi menjadi 3 :
::: klausa perbuatan yang dilakukan
::: klausa perbuatan yang tidak dilakukan
::: klausa perbuatan yang mungkin dilakukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai