Anda di halaman 1dari 30

Keragaman

Taksonomis Dan
Non Taksonomis
Kelompok 2
Shofia Nur ‘Aini
Salsabilla Nur Sa’diyah Sarah Difa Nur Adani
Hidayati

K4321074 K4321076 K4321078

Tzalatza Maya Latifah Ulfa Ardianti

K4321086 K4321087
Keanekaragaman dan
Klasifikasi Makhluk Hidup

TAKSONOMI
Taksonomi sebagai ilmu

Taksonomi yang merupakan ilmu yang mempelajari teori dan praktik


klasifikasi → dikenal dengan istilah sistematika yang berarti kajian tentang
keanekaragaman organisme. Kemiripan yang digunakan untuk pengelompokan
disebut ciri-ciri taksonomi.

Jadi ciri taksonomi adalah suatu tanda atau atribut suatu takson yang
membedakannya dari takson yang lain.

Secara keseluruhan, ciri-ciri taksonomi dapat dikelompokkan dan dikaji


berdasarkan 5 kelompok besar: morfologi, fisiologi, biokimiawi, ekologi dan
geografi
TUJUAN KLASIFIKASI
- Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis,
agar mudah dikenal.
- Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri.
- Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
- Mempelajari evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.

MANFAAT KLASIFIKASI
- Untuk mempermudah dalam mempelajari organisme yang beraneka ragam.
- Untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk hidup yang satu dengan
yang lain.
MACAM-MACAM KLASIFIKASI

1. Klasifikasi Sistem Alami


Dasar klasifikasi yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan,
terutama persamaan sifat morfologi
2. Klasifikasi Sistem Buatan
Dikenalkan oleh Von Linne (Carolus Linnaeus). Sistem klasifikasinya
disebut Binomial NomenklaturMenetapkan nama makhluk hidup dengan
dua kata sajaDasar klasifikasi yang menggunakan sifaf-sifat morfologi
terutama alat reproduksi, habitat atau perawakan
3. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Bertolak dari teori evolusi Darwin. Muncul sistem klasifikasi modern
berdasarkan filogeniDasar klasifikasi yang digunakan adalah urutan
perkembangan serta jauh dekatnya kekerabatan antar takson, selain
mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI
FILOGENETIK
A. Sistem Dua Kingdom
Dikemukakan oleh Aristoteles. Dibagi menjadi 2 kingdom
1. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Ciri–ciri : memiliki dinding sel, berklorofil,mampu
berfotosintesis
2. Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ciri–ciri : tidak memiliki dinding sel, tidak
berklorofil, mampu bergerak bebas

B. Sistem Tiga Kingdom


Ciri : uniseluler atau multiseluler
Dikemukakan oleh Ernst Haeckel. Dibagi menjadi 3 kingdom :
1. Kingdom ProtistaCiri : uniseluler atau multiseluler
2. Kingdom PlantaeCiri : autotrof, eukariot multiseluler, reproduksi degan spora
3. Kingdom AnimaliaCiri : heterotrof, eukariot multiseluler.
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI FILOGENETIK
C. Sistem Empat Kingdom
Dikemukakan oleh Herbert Copeland
Dibagi menjadi 4 kingdom :
1. Kingdom Monera, ciri-ciri memiliki inti tanpamembran inti (prokariotik)
2. Kingdom Protista, terdiri dari organisme bersel satudan bersel banyak
3. Kingdom Plantae, terdiri dari jamur, tumbuhanlumut, tumb. paku, tumbuhanbiji
4. Kingdom Animalia, terdiri dari semua hewan dariprotozoa sampai chordata

D. Sistem Lima Kingdom


Dikemukakan oleh Robert H. Whittaker
Dibagi menjadi 5 kingdom :
1. Kingdom Monera, ciri : prokariotik(Archaebacteria dan Eubacteria)
2. Kingdom Protista,Ciri : uniseluler/multiseluler, eukariotik
3. Kingdom Fungi,Ciri : eukariotik, heterotrof, tidak berklorofil,ddg sel dari zat
kitin.
4. Kingdom Plantae,Ciri : uniseluler/multiseluler, eukariotik, autotrof
5. Kingdom Animalia,Ciri : multiseluler, eukariotik, heterotrof
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI FILOGENETIK
E. Sistem Enam Kingdom
Dikemukakan oleh Carl Woese
Dibagi menjadi 6 kingdom :
1. K. Plantae (Tumb.),ciri : autotrof, eukariot multiseluler, bereproduksi dgn spora.
2. K. Animalia (Hwn),ciri : heterotrof, eukariot multiseluler
3. K. Eubacteria (Bakteri),ciri : prokariotik bersel satu
4. K. Archaebacteria (Prokariot)(berbeda dengan bakteri dalam hal transkripsi dan
translasigenetik)
5. K. Protista (Eukariot bersel satu)
6. K. Fungi : eukariotik osmotrofik bersel satu /banyak
KLASIFIKASI DALAM BIOLOGI
MODERN
Tahapan dalam Klasifikasi
1. Pencandraan Ciri-ciri Makhluk Hidup
2. Pengelompokkan Berdasarkan Ciri-ciri
3. Pemberian Nama Takson

Dalam tatanama makhluk hidup telah disepakati penggunaan sederet takson


yang disusun dari yang beranggota besar (sedikit persamaan ciri) ke yang
beranggotakan kecil (banyak persamaan ciri).
Untuk setiap katagori atau tingkat takson diberi nama tertentu, yaitu :
1. Dunia : regnum/ kingdom/ kerajaan
2. devisi/ filum : devisio/ phyllum
3. kelas : classis
4. bangsa : ordo
5. suku/ famili : famillia
6. marga : genus
7. jenis : species
Tatanama Hewan
Gambaran Umum
Pada hakikatnya nama-nama takson itu adalah alat komunikasi bagi para pakar
zoologi, sebab tanpa menyebut nama, orang lain tidak akan mengerti objek hewan
apa yang dimaksudkan.Diciptakan nama binominal yang lebih sederhana dan lebih
praktis.Sistem binominal mengatakan bahwa nama spesies terdiri atas dua kata,
sekaligus dua nama. Kata pertama merupakan kata genus, kata kedua merupakan kata
spesifik atau disebut nomen triviale. Ternyata terdapat perbedaan terhadap
penggunaan istilah Latin dalam nama ganda itu.
Zoologi menggunakan istilah binominal,sedangkan botani menggunakan istilah
binomial. Berdasarkan asal usulnya, tampaknya istilah binominal lebih tepat.Di
dalam tatanama yang hendak ditata dan dibuatkan peraturannya adalah nama ilmiah
atau nama Latin takson-takson. Peraturan itu tercantum dalam Kode Internasional
Tatanama Zoologi dengan segala perangkatnya.
Ketentuan Dalam Pemberian Nama-Nama Takson

Carolus Linnaeus (1707-1778) adalah seorang ilmuwan Swedia yang


meneliti tentang tata cara penamaan dan identifikasi organisme (Systema
Naturae) yang menjadi dasar taksonomi modern. Untuk menyebut nama
makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata nama ganda, yang
aturannya sebagai berikut:
1. Nama spesies terdiri atas dua kata. Kata pertama adalah nama genus dan
kata kedua adalah penunjuk spesies.
2. Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf
kecil.
3. Menggunakan bahasa Latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan, yaitu
dengan dicetak miring atau digarisbawahi secara terpisah untuk nama genus
dan nama spesiesnya.
Ketentuan Dalam Pemberian Nama-Nama Takson

Nama takson spesies diatur dalam sistem binominal, nama takson


subspesies dengan trinominal, nama takson di atas spesies dengan
uninominal.Nama familia berakhiran idae, nama subfamilia berakhiran inae,
nama ordo sampai phylum berakhiran bebas, kecuali untuk ikan dan burung,
nama ordo berakhiran iformes.Nama pencipta, diletakkan di belakang nama
spesies, tanpa dipisahkan oleh tanda-tanda tertentu, tanpa digarisbawahi
atau dicetak miring, dapat disingkat.
Apabila dijumpai nama pencipta itu berada dalam tanda kurung, berarti
nama genus dari spesies itu telah diubah, dan untuk menghargai jasanya,
nama pencipta pertama tetap ditulis di belakang nama spesies tetapi di
dalam tanda kurung.Apabila suatu populasi memiliki 2 nama, maka nama
itu disebut sinonim, tetapi bila sebuah nama diberikan pada 2 kelompok
populasi berbeda, maka nama itu disebut homonim. Hibrid tidak diberi
nama, sebab hibrid bukan populasi dan berarti bukan takson.
 Klasifikasi Kingdom Animalia

1. Phylum / Filum Protozoa


Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel
tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain
sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni.
Contohnya : amuba / amoeba.

2. Phylum / Filum Porifera


Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip
spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan
memakan makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga
karang, spons, grantia.
 Klasifikasi Kingdom Animalia

3. Phylum / Filum Coelenterata


Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel
contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris
bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-
ubur.

4. Phylum / Filum Platyhelminthes


Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh
simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan.
Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai
parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria,
cacing pita, cacing hati, polikladida.
Klasifikasi Kingdom Animalia

5. Phylum / Filum Nemathelminthes


Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh
simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran
darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akar, cacing tambang, cacing filaria.

6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida


Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen
dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup.
Sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit.
Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.
Klasifikasi Kingdom Animalia

7. Phylum / Filum Mollusca


Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan
biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat
dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya.
Contoh : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.

8. Phylum / Filum Echinodermata


Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan
jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh
echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut,
bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.
Klasifikasi Kingdom Animalia

9. Phylum / Filum Arthropoda


Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan
organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-
segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba,
lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat ,
kecoa.

10. Phylum / Filum Chordata


Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu
tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar
dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir.
Chordata memiliki 3 (tiga) ciri utama yang membedakannya dari
kelompok lain: chorda dorsalis, batang syaraf dan celah insang.
Chordata dibedakan atas Chordata tingkat rendah dan Chordata tinggi.
Chordata rendah tidak memiliki Column vertebralis, tetapi hanya memiliki
chorda dorsalis sebagai penguat tubuhnya.Ada yang hanya memiliki
chorda dorsalis di bagian anterior, ada yang hanya di bagian ekor dan ada
yang memanjang pada seluruh punggung tubuh. Atas dasar 3 (tiga)
perbedaan ciri tersebut, maka chordata rendah dibagi menjadi 3 (tiga)
Subphylum: Hemichordata, Urochordata dan Cephalochordata.
Pembagian Chordata Chordata dibagi menjadi 4 subfilum :
1. subfilum Hemichordata
3. subfilum Tunicata/Urochordata
4. subfilum Cephalochordata
5. subfilum Vertebrata

Subfilum Vertebrata mempunyai 4 kelas


1. Kelas Amphibi
2. Kelas Reptilia
3. Kelas Aves
4. Kelas Mamalia
KINGDOM PLANTAE (Dunia Tumbuhan)
KLASIFIKASI TUMBUHAN Lumut ( bryophyta )
1. Tumbuhan non Tracheophyta (tak berpembuluh)
Contoh: Lumut (bryophyta)
2. Tumbuhan tracheophyta ( berpembuluh)
Contoh: Paku-pakuan (Pteridophyta) dan Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
A. LUMUT (BRYOPHYTA)
CIRI-CIRI LUMUT
1. Berklorofil
2. belum memiliki (floem, xilem)
3. Tumbuh di tempat yang lembab
4. Belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun
5. Peralihan antara tumbuhan Thallophyta dan Cormophyta
6. Autotrof
7. Reproduksi sexual dan asexual
8. Sebagian lumut tubuhnya berupa talus (lembaran) dan sebagian lagi telah
memiliki organ mirip akar (rizoid), batang, dan daun.
A. LUMUT (BRYOPHYTA)

LUMUT Tubuh lumut dibedakan menjadi 2, yaitu


1. Sporofit : tubuh penghasil spora
2. Gametofit: tubuh penghasil gamet (sel kelamin: sperma & ovum)Oleh karena
itulah lumut disebut mengalai metagenesis (pergiliran keturunan)

REPRODUKSI
a. Reproduksi lumut Asexual dengan spora (sporofit)
b. Sexual dengan penyatuan gamet jantan dan gamet betina (gametofit). Terjadi
pergiliran keturunan antara fase gametofit dengan fase sporofit (metagenesis)
A. LUMUT (BRYOPHYTA)
KLASIFIKASI LUMUT TERDIRI DARI TIGA DIVISI:
1. Lumut daun (moss)
2. Lumut hati (liverwort)
3. Lumut tanduk (hornwort)

MANFAAT LUMUT Marchantia bahan obat untuk sakit hepatitis


(liver).
Sphagnum (lumut gambut) sebagai bahan pembalut dan sumber bahan
bakar.
- Lumut Daun
- Lumut hati
- Lumut Hati
- Lumut tanduk
B. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

CIRI – CIRI PTERIDOPHITA


a. Sering disebut juga kormofita berspora
b. Sering disebut juga Tracheophyta
c. Telah memiliki akar, batang, dan daun sejati
d. Memiliki klorofilUkuran dan bentuk tubuh (2cm – 5m)
e. Ada dua generasi (sporofit dan gametofit)
f. Sporofit adalah tumbuhan yang dominan
g. Terjadi metagenesis
REPRODUKSI:
1. Aseksual : Spora
2. Seksual :Fertilisasi
METAGENESIS
a. Fase sporofit: Tumbuhan paku (dominan)
b. Fase gametofit : Protalium
B. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

JENIS DAUN TUMBUHAN PAKU


1. Daun fertil / sporofil (penghasil spora)
a) Tropofil
b) Spora
2. Daun steril / tropofil(tanpa spora)
PERAN Tanaman hias (paku tanduk rusa, Asplenium, suplir)
1. Bahan obat (Aspidium, Lycopodium)
2. Sayuran (semanggi)
3. Pupuk hijau (Azolla pinata)

C. Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)


1. Tumbuhan berbiji terbuka
2. Tumbuhan berbiji tertutup
Non Taksonomis
Terdapat faktor yang mempengaruhi keanekaragaman hayati
Berikut uraiannya:
1. Keanekaragaman ekosistem:
mencakup keanekaan bentuk dan susunan bentang alam, daratan
maupun perairan, di mana makhluk atau organisme hidup (tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme) berinteraksi dan membentuk keterkaitan
dengan lingkungan fisiknya.
2. Keanekaragaman genetis:
adalah keanekaan individu di dalam suatu spesies. Keanekaan ini
disebabkan oleh perbedaan genetis antarindividu. Gen adalah
faktorpembawa sifat yang dimiliki oleh setiap organisme serta dapat
diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Peran Taksonomi Dalam Kewirausahaan

Taksonomi tumbuhan berperan dalam usaha memperoleh bibit unggul,


misalnya dengan melalui berbagai percobaan perkawinan silang ataupun
hibridisasi, baik antar jenis maupun antar marga sehingga diperoleh
kombinasi gen baru yang lebih baik dari induknya. Pemberantasan hama
dan penyakit, khususnya dalam pemberantasan gulma di dalam lapangan
ilmu pertanian dan kehutanan. Dengan pengetahuan taksonomi
tumbuhan akan dapat dikenal kelompok tumbuhan mana yang perlu
diberantas karena mengganggu kehidupan tumbuhan budidaya, baik
sebagai pesaing mencari makan ataupun sebagai parasit yang merugikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai