Anda di halaman 1dari 62

CONTOH

ANALISIS DATA
CURAH HUJAN

PERHITUNGAN INTENSITAS HUJAN BERDASARKAN DATA CURAH HUJAN


(STUDI KASUS STASIUN CURAH HUJAN DI KOTA DENPASAR)
A. Analisis Hujan Maksimum Harian Rata-rata
Dalam (E-Journal Universitas Atma Jay, 2013) penentuan hujan
maksimum harian rata-rata, data-data curah hujan maksimum harian
dari stasiun curah hujan terlebih dahulu dicari rata-ratanya, dengan
rumus sebagai berikut:
B. Pengukuran Dispersi
 Pada kenyataan (Politeknik Negeri Sriwijaya, 2015) bahwa tidak
semua varian dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dengan
nilai rata-ratanya.
 Variasi atau dipersi adalah besarnya derajat dari sebaran varian di
sekitar nilai rata-ratanya.
 Cara mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi.
 Cara pengukuran dispersi, yaitu sebagai berikut:

B.1. Deviasi Standar (Sx)


Di mana:
S : Deviasai standar.
Xi : Nilai varian ke-i.
X : Nilai rata-rata varian.
n : Jumlah data.

B.2. Koefisien Skewness (Cs)

Di mana:
CS : Koefisien Skewness.
Xi : Nilai varian ke-i.
X : Nilai rata-rata varian.
n : Jumlah data.
S : Deviasi standar.
B.3. Koefisien Curtosis (Ck)

Pengukuran kurtosis dimaksud untuk mengukur keruncingan dari bentuk


kurva distribusi, yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal.

Di mana:
Ck : Koefisien Kurtosis.
Xi : Nilai varian ke-i.
X : Nilai rata-rata varian.
n : Jumlah data.
S : Deviasi standar.
B.4 Koefisien Variasi (Cv)

Koefisien Variasi adalah nilai perbandingan antara devisa standar


dengan nilai rata-rata hitung suatu distribusi.

Di mana:
CV : Koefisien variasi.
Sd : Standar deviasi.
X : Rata-rata hitung.
C. Menentukan Jenis Distribusi yang Diguna
Cocokkan besaran statistika yang telah dihitung dengan syarat masing-
masing jenis distribusi sesuai tabel.
C.1. Menghitung Distribusi Menggunakan Log
Pearson III
Langkah-langkah menentukan curah hujan dengan periode ulang T
(Triatmodjo 2015):

Di mana:
X : hujan maksimum harian rata-rata
n : banyaknya jumlah data
D. Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi
Pengujian menggunakan 2 metode, yaitu:
1. Uji Chi Kuadrat.
2. Uji Smirnov-Kolmogorov.

D. 1. Uji Chi Kuadrat (X^2)


Adapun prosedur pengujian Chi-kuadrat (X^2)adalah sebagai berikut:
1. Urutkan data pengamatan dari yang terbesar ke yang terkecil atau
sebaliknya.
2. Hitung jumlah kelas yang ada yaitu Nc = 1+1,33 ln (N).
3. Dalam pembagian kelas disarankan agar dalam masing-masing kelas
terdapat minimal tiga buah data pengamatan.
4. Tentukan derajat kebebasan DK = G-P-1 (nilai P=2 untuk Distribus Normal dan
Binormal, untuk Distribusi Log Person II dan Distribusi Gumbel nilai P =1).
5. Hitung n.
6. Nilai EF = jumlah data (N)/Jumlah kelas
7. Tentukan nilai Of untuk masing-masing kelas
8. Jumlah G Sub-group Ef (Ef-Of)^2 untuk menentukan nilai Chi-kuadrat
9. Didapat nilai X^2, harus < X^2 CR

Apabila setelah diuji dengan metode Chi-kuadrat jenis sebaran yang telah
dipilih tersebut memenuhi syarat distribusi, maka curah hujan rencana dapat
dihitung.
D.2. Uji Smirnov-Kolmogorov

 Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov juga disebut uji kecocokan non parametrik


karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu, namun
dengan memperhatikan kurva dan penggambaran data pada kerta probabilitas.

 Dari gambar dapat diketahui jarak penyimpangan setiap titik data terhadap
kurva.

 Jarak penyimpangan tersebut merupakan nilai Δmaks dengan kemungkinan


didapat nilai lebih kecil dari nilai Δkritik, maka jenis distribusi yang dipilih dapat
digunakan.
Tabel 2.2 Nilai Δkritik Uji Smirnov-Kolmogorov
E. Analisis Intensitas Hujan
E.1. Perhitungan Kurva IDF

• Perhitungan untuk mendapat kurva IDF berdasarkan tabel tentang


data curah dengan periode ulang T, yaitu dengan menggunakan
rumus Mononobe
E.2. Menghitung Tetapan-Tetapan Intensitas Hujan
(I)
Tetapan-tetapan intensitas hujan (I) dalam berbagai periode ulang
dapat dinayatakan dengan 3 rumus (Suripin,2003) yaitu:
CONTOH ANALISIS
DATA HUJAN
A. Analisis Curah Hujan
Dalam melakukan perhitungan untuk menentukan besarnya intensitas hujan
untuk berbagi periode ulang, terlebih dahulu harus dilakukan analisis terhadap
data curah hujan maksimum yang diperoleh dari stasiun curah hujan di sekitar
Denpasar, yaitu:
 Stasiun BMKG Sanglah
 Stasiun Sumerta
Data curah hujan yang digunakan adalag curah hujan harian maksimum selama
18 tahun, yaitu dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2007, yang diperoleh dari
Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Denpasar.
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Maksimum Harian untuk Stasiun Sanglah
Data Lanjutan ….
Tabel 3.2 Data Curah Hujan Maksimum Harian untuk Stasiun
Sanglah
Tabel 3.3 Perhitungan Hujan Mkasimum Harian Rata-Rata
A.1. Menentukan Metode Distribusi yang
Digunakan
1. Menghitung Besaran Nilai Statistik yang Ada:
Tabel 3.4 Perhitungan Besar Statistik
2. Menentukan Jenis Distribusi yang Digunakan
Untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan mencocokkan
besar statistika yang telah dihitung dengan syarat masingmasing jenis distribusi sesuai
dengan Tabel 2.1.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persyaratan untuk distribusi Normal,
Long Normal, dan Gumble tidak sesuai, sehingga digunakan distribusi Long
Person III
A.2. Analisis Curah Hujan Rencana dengan Metode Log-Pearson
Type III

Langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

Ubah data ke dalam bentuk logaritmis, X = log X


Tabel 3.5 Perhitungan dengan Metode Log-Pearson Type III
Hitung Logaritma Hujan/Banjir dengan Periode Ulang T dengan
rumus :

Dimana K merupakan variable standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien


kemencengan G, dapat dilihat pada tabel harga K untuk setiap nilai kemencengan G.

Untuk perhitungan curah hujan selanjutnya dengan periode ulang T dapat dilihat pada Tabel
3.6 berikut ini.
Tabel 3.6 Perhitungan Curah Hujan dengna Periode Ulang T
A.3. Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi
Pengujian menggunakan 2 metode, yaitu:
1. Uji Chi Kuadrat
Langkah-langkah penyelesaian:
1) Diketahui banyaknya jumlah data (n) = 18.
2) Tingkat kesalahan yang diambil (α) sebesar 5%.
3) Menentukan jumlah kelas diatribusi dengan menggunkaan rumus:
K = 1+3,22 log n.
K = 1+3,22 log 18.
K = 5,04 ≈ 5.
4) Menentukan lebar kelas interval dengan rumus:
Tabel 3.7 Uji Chi-Kuadrat:
Dengan jumlah n = 18 dan tingkat kesalahan
sebesar 5%, maka nilai kritis untuk distribusi Chi-
Kuadrat X^2 = 28,869. Setelah itu, didapatlah
hasil Xh^2 < X^2, maka distribusi Log-Pearson
Type III dapat diterima.

2. Uji Smirnov – Kolmogorov


Tabel 3.8 Uji Smirnov – Kolmogorov
Dengan jumlah n = 18 dan kesalahan sebesar 5%, maka nilai
kritis untuk distribusi Chi-Kuadrat (X^2) = 28,869. Setelah itu,
didapatkan hasil Xh^2 < X^2, maka distribusi Log-Pearson
Type III dapat diterima.

A.4. Analisis Intensitas Hujan


1. Perhitungan Kurva IDF
Perhitungan untuk mendapat kurva IDF berdasarkan tabel
tentang Data Curah dengan periode ulang T, yaitu dengan
menggunakan rumus Mononobe:
Tabel 3.9 Perhitungan Intensitas dengan Periode Ulang T
Tabel 3.10 Perhitungan Tetapan-tetapan dalam Rumusan Intensitas Curah
Hujan
untuk Periode Ulang 2 Tahun
• Talbot
• Sherman
• Ishiguro
Tabel 3. 11 Perhitungan Tetapan-tetapan dalam Rumus Intensitas Curah
Hujan untuk Periode Ulang 5 Tahun.
Menghitung tetapan-tetapan dalam persamaan intensitas
hujan untuk periode ulang 5 tahun:
Tabel 3. 12 Perhitungan Tetapan-tetapan dalam Rumus
Intensitas Curah Hujan untuk Periode Ulang 10 Tahun
Menghitung tetapan-tetapan dalam persamaan intensitas hujan untuk periode
ulang 10 tahun:
• Ishiguro:
Tabel 3.13 Perhitungan Tetapan-Tetapan dalam Rumus Intensitas Curah
Hujan untuk Periode Ulang 25 Tahun
Table 3.14 Perbandingan Kecocokan Rumus-rumus Intensitas Hujan
untuk Periode Ulang 2 Tahun
Tabel 3.15 Perbandingan Kecocokan Rumus-Rumus Intensitas
Hujan untuk Periode Ulang 5 Tahun
Table 3.16 Perbandingan Kecocokan Rumus-Rumus Intensitas
Hujan untuk Periode Ulang 10 Tahun
Tabel 3. 17 Perbandingan Kecocokan Rumus-Rumus Intensitas Hujan
untuk Periode Ulang 25 Tahun
Dari perhitungan nilai deviasi ketiga rumus intensitas curah hujan

(Talbot, Sherman, Ishiguro) rumus dengan deviasi rata-rata M ([s])

perbandingan terkecil yaitu periode ulang 2 tahun dianggap sebagai

rumus yang paling mendekati hasil perhitungan tabel di atas diperoleh

rumus Sherman yang paling mendekati dan grafik perbandingan dapat

dilihat pada gambar di bawah.


Tabel 3.18 Perhitungan Intensitas Hujan untuk Berbagai
Periode Ulang Menggunakan Rumus Sherman
Ringkasan
Berdasarkan tujuan dan hasil yang diperoleh, maka dapat diperoleh
ringkasan sebagai berikut.

1. Rumus yang paling mendekati hasil perhitungan intensitas hujan di Kota


Denpasar adalah rumus Sherman, karena memiliki perbandingan
terkecil deviasi rata-rata M ([s]) yaitu pada periode ulang 2 tahun.

2. Rumus Sherman yang paling mendekati hasil perhitungan intensitas


hujan di Kota Denpasar untuk periode ulang:
DAFTAR PUSTAKA
 E- Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2013. Diktat Kuliah Hidrologi, http://e-
journal.uajy.ac.id/6230/3/TS213527.pdf. Diakses tanggal 25/12/2016.

 E-Prints Politeknik Negeri Sriwijaya. 2015. Perhitungan Hidrologi, hhtp://eprints.polsri.ac.id/1234/3/BAB


%202%20.pdf. Diakses tanggal 25/12/2016.

 E-Prints Universitas Diponogoro. 2012. Hidrologi Chapter II, http://eprints.undip.ac.id/34625/5/2072


chapter II.pdf. Diakses tanggal 25/12/2016.

 I Ketut Suputra. 2017. Perhitungan Intensitas Hujan Berdasarkan Data Curah Hujan Stasiun Curah Hujan
di Kota Denpasar. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana Denpasar.

 Triatmodjo, Bambang. 2015. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta.

 Suripin, 2003. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai