Anda di halaman 1dari 75

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM

MUSKULOSKELETAL

By : Sri Mulyati Rahayu, SKp.


Mkes.
SISTEM GERAK
PADA MANUSIA

PASIF AKTIF
(tulang dan rangka) (otot)
Rangka pada Manusia
SISTEM MUSKULOSKELETAL
(OTOT-RANGKA)
Otot (muscle)
jaringan tubuh yg berfungsi mengubah
energi kimia menjadi kerja mekanik
sebagai respons tubuh terhadap perubahan
lingkungan
Rangka (skeletal)
bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan
tulang rawan (kartilago) sbg tempat
menempelnya otot dan memungkinkan
tubuh untuk mempertahankan sikap dan
posisi
Sistem Rangka dan Sendi
 Alat gerak tubuh manusia  sistem
muskuloskeletal: pasif rangka (skeletal);
aktif  otot (muscle)
 Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras &
kaku (jaringan penyokong); banyak
mengandung mineral, zat perekat dan zat
kapur.
 Tulang rawan, tulang, dan sendi
Fungsi Sistem Rangka
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya
ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow
marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang
halus & lunak
5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka
saat bergerak; adanya persendian
6. Memberi bentuk tubuh
7. Tempat melekatnya otot
8. Sistem kekebalan tubuh
Tulang
 Pembentuk jaringan:
- sel-sel tulang (sel
osteoprogenitor, osteoblast,
osteosit, dan osteoklas)
- matriks
 Matriksnya mengandung unsur
anorganik, terutama kalsium fosfat
(hidroksiapatit)
 Scr makroskopik:
- spongiosa (kanselosa)
- kompak (padat)
 Permukaan luar tulang dilapisi
selubung fibrosa (periosteum); lapis
tipis jaringan ikat (endosteum)
melapisi rongga sumsum & meluas
ke dlm kanalikuli tulang kompak
Fungsi Umum Tulang
 Formasi Kerangka
 Formasi sendi- sendi
 Perlengketan otot
 Sebagai Pengungkit
 Penyokong BB
 Proteksi
 Haemopoeisis
 Imunologi
 Penyimpanan KLalsium (97%)
25/10/21 8
Fungsi Khusus Tulang

 Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada


pada suara
 Email gigi: memotong, menggigit dan
menggilas makanan
 Tulang kecil telinga: mengkonduksi
gelombang suara
 Panggul wanita: memudahkan proses partus

25/10/21 9
Faktor Pertumbuhan Tulang

 Herediter
 Nutrisi
 Faktor Endokrin
 Faktor persarafan
 Faktor mekanis
 Penyakit-penyakit

25/10/21 10
Tulang rawan
 Berkembang dari mesenkim membentuk
sel yg disebut kondrosit
 Kondrosit menempati rongga kecil
(lakuna) di dalam matriks dgn substansi
dasar seperti gel (berupa proteoglikans)
yg basofilik.
 Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan
tumbuh menjadi tulang (keras).
Tulang rawan
Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam
matriks, ada 3 macam tulang rawan:
1. Tl rawan hialin: matriks mengandung seran
kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai
2. Tl rawan elastin: serupa dg tl rawan hialin ttp
lebih bny serat elastin yg mengumpul pd
dinding lakuna yg mengelilingi kondrosit
3. Fibrokartilago: tdk pernah berdiri sendiri ttp
scr berangsur menyatu dg tl rawan hialin atai
jar.ikat fibrosa yg berdekatan
Pertumbuhan Tulang Rawan
Ada 2 cara:
1. Appositional growth; tumbuh dari luar  sel
pembentuk kartilago di dlm perikondrium
menyekresi matriks baru ke permukaan luar
kartilago yg sdh ada
2. Interstisial growth; tumbuh dari dalam 
kondrosit yg berikatan dg lakuna di dlm
kartilago membelah & menyekresi matriks baru
& memperluas kartilago dari dalam
Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama
periode dewasa
Struktur Tulang
 Cortex
 Periosteum
 Yeloeww Marrow
 Endosteum
 Medulary Cavity
 Red Marrow
 Spongy

25/10/21
25/10/21 15
Lanjutan…
Sel – sel penyusun tulang :
 Osteobast : Menghasilkan jaringan osteosid
dan mengkresikan fosfatase  dalam
pengendapan kalsium dan fosfat ke dlm matrix
tulang
 Osteosit : Sel- sel tulang dewasa yang
bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran
kimiawi melaui tulang yang padat

25/10/21
Lanjutan…
 Osteoclast : sel-sel yang dapat mengabsorbsi
mineral dan matrix tulang. Sel-sel ini
menghasilkan enzym proteolitik yang
memecah matrix  mineral tulang  tulang
kalsium fnosfat terepas kedalam darah.

25/10/21
Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem havers
 Lamella

 Lacuna

 Kanalikuli
Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem Havers: saluran Havers (saraf,
pembuluh darah, aliran limfe)
 Lamella (lempeng tulang yang tersusun
konsentris).
 Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di
antara lempengan–lempengan yang
mengandung sel tulang).
 Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan
tempat difusi makanan sampai ke osteon).
Periosteum
 Membran vaskuler fibrosa
yang melapisi tulang,
banyak pembuluh darah dan
melekat erat pada tulang.

 Pada tulang yang


sedang tumbuh
terdapat lapisan
sel pembentuk
tulang diantara
periosteum dan tulang.
Tulang
 Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang
merupakan pusat osifikasi.
 Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang (diafisis) dan
2 ujung (epifisis)
Tulang menurut bentuknya
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran
panjangnya terbesar, cth: os humerus
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga
ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa carpi
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg
ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os
sphenoidale
5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), cth:
os maxilla
Sistem skeletal/ rangka
 Skull  Scapula & collarbone
 Sternum  Upper limb bones
 Ribs  Hip
 Vertebrae  Lower limb bones
 Sacrum
 Skull
- Os Occipitale Truncus/ Batang badan
- Os Parietale  i
- Os Temporale  Ribs/Costae
- Os Frontale Cranium - Costae vera (1-7)
- Os Sphenoid - Costae spuriae affixae (8-10)
- Os Ethmoid - Costae spuriae fluctuantes (11-
- Os Maxilla 12)
- Os Palatine  Vertebrae
- Os Nasal - Cervical (7)
Face
- Vomer - Torakal (12)
- Concha nasal inferior - Lumbal (5)
- Os Zygomatic  Sacrum (1)
- Os Lacrimal  Coccygeal (1)
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
Upper limb Lower limb
  Os coxae (Os
  Os Scapula
Ilium, Os
  Os Clavicula Ischium,Os Pubis)
  Os Humerus   Os Femur
  Os Patella
  Os Radius
  Os Tibia
  Os Ulna
  Os Fibula
  Os Carpals
  Os Tarsals
  Ossa Metacarpals   Ossa Metatarsals
  Ossa Phalanges   Ossa phalanges
Sendi
 Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara
dua atau lebih dari tulang rangka.
 Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
 Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
 Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan
tulang rawan.
 Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk
mempertahankan persendian.
Sendi berdasarkan jenis
persambungannya
Sinartrosis
Sendi yang terdapat kesinambungan krn di antara
kedua ujung tulang yang bersendi tdp suatu
jaringan
Diartrosis
Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara
tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum
articulare)
Sinartrosis
1. Syndesmosis: jaringan penghubungnya mrp jaringan ikat
a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu
terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth
antara rostrum sphenoid & vomer
c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut
masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk
itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang
d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya
mrp jar ikat elastin. Cth: di antara arc.
Vertebra oleh lig.flavum
e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya
mrp serat kolagen. Cth: antara ulna & radius
oleh membran interossa antebrachii
Sinartrosis
2. Synchondrosis: jaringan penghubungnya
jaringan tulang rawan. Cth:antara epifisis &
diafisis sebelum penulangan selesai, antara
kedua ossa pubica
3. Synostosis: jaringan penghubungnya jaringan
tulang. Cth: antara epifisis & diafisis setelah
penulangan selesai, antara os ilium, os pubis,
dan os ischium
Diartrosis
Pada diartrosis tdp bgn2 sbb:
1. Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
2. Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn luar)
& stratum synoviale (bgn dlm)
3. Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
4. Alat-alat khusus:
- tendon: membatasi gerak sendi & sbg penyokong
mekanik
- kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sbg alat menerima tumbukan,
penyangga, & untuk mengurangi diskongruen
- kandung sega (bursae mucosae) untuk memudahkan
gerakan sendi
- ligament (accessories, extracapsular, & intracapsular
ligaments)
Diartrosis bdskn kemungkinan gerak
1. Sendi kejur (amphiartrosis): kemampuan gerak sangat sedikit
-Symphysis; dihubungkan oleh fibrokartilago. Cth: intervertebral
disc, pubic symphysis

2. Articulationes: kemampuan gerak luas


a. Sendi sumbu 1
(1) sendi engsel/ hinge joint (ginglymus): sumbu gerak tegak
lurus pd arah panjang tulang. Cth: art.interphalangeae, humero-
ulnaris
(2) sendi kisar/ pivot joint (art trochoidea): sumbu gerak kira-
kira sesuai dgn arah panjang tulang. Cth:
art.radioulnaris,atlantodentalis
b. Sendi sumbu 2: kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
(1) Sendi telur/ ellipsoidal joint (art. Ellipsoidea): kepala sendi
cekung
berbentuk ellipsoid dg sumbu panjang & sumbu pendek.
Cth: art.radiocarpae
(2) Sendi pelana/saddle joint (art.sellaris): permukaan sendi
berbentuk
pelana; arah sumbu yg 1 permukaannya cembung &
arah sumbu yg lain cembung. Cth: art.carpo-metacarpea
Diartrosis bdskn kemungkinan
gerak
c. Sendi sumbu 3 (arthroida): kemampuan gerak
paling luas; kepala sendi berbentuk bola
(1) Sendi peluru/ ball & socket joint (art.
Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang
dari setengah kepala sendi. Cth: art.humeri
(2) Sendi buahpala (enarthrosis
spheroidea): lekuk sendi mencakup
lebih dari setengah kepala sendi. Cth:
art coxae
Penstabil sendi
1. Jaringan kolagen kapsula sendi & ligamen.
2. Bentuk permukaan sendi  menentukan
gerakan spesifik sendi
3. Adanya tulang lain, otot rangka, & bantalan
lemak pd sendi
4. Tegangan pd tendon yg menempel pd tulang
yang bersendi
Gerakan Sendi
1. Gerakan lurus (linear motion) - gliding
2. Gerakan sudut (angular motion)
* fleksi-ekstensi-hiperekstensi
* abduksi-adduksi
* sirkumduksi
3. Gerakan putar (rotation)
* rotasi kanan-kiri
* rotasi medial-lateral
* pronasi-supinasi
4. Gerakan khusus
* inversi-eversi
* dorsofleksi-plantar fleksi
* opposisi
* protraksi-retraksi
* elevasi-depresi
* fleksi lateral
Otot
 Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-
nya mrpkn protein tubuh & ½-nya
tempat terjadinya aktivitas metabolik saat
tubuh istirahat
 Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi
jantung, kontriksi pembuluh darah,
bernapas, peristaltik usus) terjadi krn
adanya aktivitas otot
Sistem otot terdiri dari :
- Otot
- Fascia
- Tendon

25/10/21 41
Lanjutan……………….
 Otot: 40% BB
 Fungsi: gerakan volunter dan
menegakkan tubuh
 Sebagian besar pada tulang
 Otot dapat dirangsang secara kimia,
listrik dan mekanik
 Otot khusus: otot jantung
25/10/21 42
Lanjutan …
 Fascia adalah jaringan yang membungkus dan
mengikat jaringan lunak
Fascia perifer terdapat di bawah kulit dan
profunda.
 Fungsi: mengelilingi otot, menyedikan tempat
tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak
satu sama lain dan menyediakan tempat PD dan
saraf

25/10/21 43
Lanjutan…
 Tendon adalah pengikat otot pada tulang berupa
serabut-serabut, putih dan memiliki sedikit elastis
 Sebuah pita jaringan ikat yang melekat pada otot dan
ujung yang lain berinsersi kedalam tulang
 Fungsi: Memungkinkan masa otot yang besar
mengkonsentrasikan kekuatannya pada satu tulang
atau menggabungkan beberapa tendon, protektif dan
suportif di sekitar sendi

25/10/21 44
Fungsi Sistem Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran
dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi
otot:energi  panas
3 Tipe jaringan otot
1. Otot polos
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ
dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi
terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng
mengalami tetani, tahan thd kelelahan
2. Otot rangka
memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik
(volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum
sarkoplasma (RS), sumber energi dr metabolisme aerobik &
anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
3. Otot jantung
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber
Ca2+ dari CES & RS, sumber energi dr metabolisme aerobik, awal
kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
3 Tipe Jaringan Otot
Otot Rangka
 Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat
fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan
otot rangka dengan tulang.

TENDON
Struktur Otot Rangka
 Fascia
- Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel otot
berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat).
- Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat
yg disebut epimysium (fascia).
- Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
- Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
- Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit
yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak.

Sel otot serat otot (endomysium) fascicle  fasciculus


(perimysium) fascia (epimysium) otot rangka (organ)
Struktur Otot Rangka
Sarcolemma (membran sel/serat otot) & Sarcoplasma
 Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-0,1
mm;panjang 1-40 mm).
 Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan
meningkat sejalan dengan penambahan usia.
 Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut
sarcolemma.
 Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut
sarkoplasmA.
 Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot
berdiameter 0,001 mm yg disebut miofibril.
Struktur Otot Rangka
Miofibril (diameter 1-2m)
 Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt
pita gelap & terang yang bersilangan.
 Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin
 Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin,
troponin & tropomiosin)
Struktur Otot Rangka
Sarkomer
 1 sarkomer tdd:
- filamen tebal,
- filamen tipis,
- protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, &
- protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.
 Pita gelap (pita/ bands Aanisotropic); pita terang (pita/bands I
isotropic)
 Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn:
- garis M; zona H; dan zona overlap
 Filamen tebal tdp pd pita I;

 garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan & mengandung


protein Connectins yg menghubungkan filamen tiois pd sarkomer yg
berdekatan.
Struktur Otot Rangka
Retikulum sarkoplasma
 Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada
jaringan otot
  retikulum endoplasma di sel lain.
 Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z
dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac)
yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T).
 Tempat penyimpanan ion Ca2+.
 Tubulus T  saluran untuk berpindahnya cairan yang
mengandung ion.
 Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm
metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
Struktur Otot Rangka
 Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

Motor end plates


Komposisi Otot Rangka
Otot rangka

Sel (85%) Ekstrasel (15%)

Air (75%) Solut (25%

Protein (80%) Lain-lain (20%)

Fibrilar (65%) Sarkoplasmic (35%)

Miosin (55%) Aktin (20%) Tropomiosin (7%) Troponin (3%) Lain-lain (15%)
Komposisi Otot Rangka
 Otot merah & putih
Otot merah  bny mengandung pigmen pernapasan yaitu
mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler
darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel)  kapasitas
metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus
Krebs dan enzim transport elektron yang kuat
Otot putih  krn kurang mioglobin  kapasitas glikolisis
anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan
fosforilase yang kuat.
 Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi
kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam
laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat
mrpkn zat yang ‘kaya energi’

 Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai
tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein
sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur
otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.
Dasar Molekuler Kontraksi Otot Rangka
 Eksitasi serat otot rangka oleh neuron motoriknya
menimbulkan kontraksi melalui serangkaian proses yang
menyebabkan filamen-filamen tipis bergeser saling
mendekat satu sama lain di antara filamen tebal.
 Mekanisme penggelinciran filamen pada kontraksi otot ini
diaktifkan oleh pengeluaran Ca++ dari kantung lateral
retikulum sarkoplasma.
 Pengeluaran Ca++ terjadi sebagai respons terhadap
penyebaran potensial aksi serat otot ke bagian tengah
serat melalui tubulus T.
 Kalsium yang dikeluarkan berikatan dengan kompleks
troponin-tropomiosin filamen tipis, menyebabkan reposisi
kompleks tersebut, sehingga tempat pengikatan jembatan
silang aktin terbuka.
 Setelah aktin berikatan dengan jembatan silang miosin,
interaksi molekuler antara aktin dan miosin membebaskan
energi di dalam kepala miosin yang disimpan dari
penguraian ATP sebelumnya oleh ATPase miosin. Energi
yang dibebaskan ini kemudian menggerakkan jembatan
silang.
 Dengan penambahan sebuah molekul ATP segar ke
jembatan silang miosin, miosin dan aktin terlepas, jembatan
silang kembali ke bentuknya semula, dan siklus kembali
diulangi.
 Siklus aktivitas jembatan silang yang berulang-ulang
menyebabkan filamen tipis bergeser ke arah dalam
selangkah demi selangkah. Apabila tidak terdapat lagi
potensial aksi lokal, kantung lateral secara aktif menyerap
Ca++, troponin dan tropomiosin bergeser kembali ke posisi
menghambatnya, dan terjadi relaksasi otot.
Gambar Kontraksi otot Rangka

Diagram mekanisme kontraksi otot lurik yang melibatkan ATP


Mekanika Otot Rangka
 Gradasi kontraksi otot rangka dapat dilakukan dengan:
 mengubah-ubah jumlah serat otot yang berkontraksi dalam suatu
otot
 mengubah-ubah ketegangan yang terbentuk oleh setiap serat
yang berkontraksi.
 Jumlah serat yang berkontraksi bergantung pada
 Ukuran otot (jumlah serat otot yang ada);
 Tingkat rekrutmen unit motorik (seberapa banyak neuron motorik
yang mempersarafi otot yang aktif);
 Ukuran setiap unit motorik (seberapa banyak serat otot yang
diaktifkan secara simultan oleh sebuah neuron motorik).

 Selain itu, semakin berat ketegangan yang dibentuk oleh setiap serat
yang berkontraksi, semakin kuat kontraksi otot keseluruhan. Dua
faktor yang menimbulkan efek pada ketegangan serat adalah
frekuensi perangsangan dan panjang serat sebelum permulaan
kontraksi.
 Setelah mengalami potensial aksi, membran sel otot pulih dari
periode refrakternya dan mampu dirangsang kembali, sementara
sebagian aktivitas kontraktil yang dipicu oleh potensial aksi pertama
masih berlangsung. Akibatnya, respons kontraktil yang diinduksi oleh
dua potensial aksi yang timbul berurutan dapat dijumlahkan,
sehingga terjadi peningkatan ketegangan yang diciptakan oleh serat.
 Jika serat otot dirangsang sedemikian cepat, sehingga tidak memiliki
kesempatan untuk relaksasi di antara rangsangan, timbul kontraksi
maksimum (maksimum untuk serat pada panjang tersebut) yang
menetap dan mulus yang dikenal sebagai tetanus.
 Dua jenis utama kontraksi otot – isometrik (panjang
tetap) dan isotonik (ketegangan tetap) – bergantung
pada hubungan antara ketegangan otot dan beban.
 Apabila ketegangan lebih kecil daripada beban, otot tidak
dapat memendek dan mengangkat benda, tetapi tetap
berada dalam panjang yang konstan, menghasilkan
kontraksi isometrik.
 Pada kontraksi isotonik, ketegangan melebihi beban,
sehingga otot dapat memendek dan mengangkat benda,
dan ketegangan otot selama periode pemendekan
dipertahankan.
Isotonik
 Fungsi
- meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot
- meningkatkan fungsi kardiorespirasi
- meningkatkan HR & CO
 Contoh

Berjalan, berlari, Rom exercise


Isometrik
 Fungsi :
- Maintain muscle strength

Isokinetik
 Fungsi

- To physical conditioning
- To bulid up certain muscle
Metabolisme Otot Rangka
 Terdapat tiga jalur biokimia yang menyediakan ATP
untuk kontraksi otot:
(1) pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat
simpanan ke ADP, yang merupakan sumber pertama
ATP pada permulaan olahraga;
(2) Fosforilasi oksidatif, yang secara efisien mengekstraksi
sejumlah besar ATP dari molekul nutrien apabila
tersedia cukup O2 untuk menunjang sistem ini
(3) Glikolisis, yang dapat mensintesis ATP walaupun tidak
tersedia O2 tetapi menggunakan banyak glikogen dan
dalam prosesnya menghasilkan asam laktat.
Kontrol Gerakan Motorik
 Kontrol terhadap setiap gerakan motorik bergantung pada tingkat
aktivitas di semua masukan sinaps yang berjalan ke neuron motorik
yang mempersarafi berbagai otot.
 Berbagai masukan tersebut datang dari tiga sumber:
(1) jalur refleks spinalis, yang berasal dari neuron aferen;
(2) sistem desendens kortikospinalis, yang berasal dari korteks motorik primer dan
terutama berperan pada gerakan tangan yang diskret dan halus;
(3) sistem desendens multineuron, yang berasal dari batang otak dan terutama
terlibat dalam penyesuaian postur dan gerakan involunter badan dan anggota
badan. Keluaran motorik akhir dari batang otak dipengaruhi oleh serebelum,
nukleus basal, dan korteks serebrum.
 Pembentukan dan penyesuaian perintah-perintah motorik bergantung
pada masukan aferen yang terus menerus diberikan, terutama
umpan balik mengenai perubahan-perubahan panjang otot (dipantau
oleh gelondong otot) dan ketegangan otot (dipantau oleh organ
tendon Golgi).
Otot Polos dan Otot Jantung
 Filamen tebal dan tipis pada otot polos tidak tersusun secara teratur,
sehingga serat-seratnya tidak memperlihatkan seran lintang.
 Kalsium (Ca++) sitosol, yang masuk dari cairan ekstrasel dan sedikit
dikeluarkan dari simpanan intrasel, mengaktifkan siklus jembatan
silang dengan memulai serangkaian reaksi biokimia yang
menyebabkan fosforilasi jembatan silang miosin agar jembatan silang
tersebut dapat berikatan dengan aktin.
 Otot polos unit-jamak bersifat neurogenik, tiap-tiap serat ototnya
memerlukan stimulasi dari saraf otonom agar dapat berkontraksi.
 Sedangkan otot polos unit-tunggal bersifat miogenik; otot ini mampu
mencetuskan sendiri kontraksinya tanpa pengaruh eksternal apapun
akibat depolarisasi spontan ke ambang potensial yang timbul karena
pergeseran otomatis influks ion.
 Apabila timbul potensial aksi di otot polos unit tunggal, aktivitas listrik
ini menyebar melalui gap junction ke sel-sel di sekitarnya di dalam
sinsitium fungsional, sehingga lembaran keseluruhan tereksitasi dan
berkontraksi sebagai satu kesatuan.
 Kontraksi otot polos bersifat hemat energi, sehingga jenis otot ini
mampu secara ekonomis melakukan kontraksi jangka panjang tanpa
kelelahan.
 Sifat hemat ini, disertai dengan kenyataan bahwa otot polos unit-
tunggal mampu berada dalam berbagai panjang dengan hanya
sedikit mengalami perubahan ketegangan, menyebabkan otot polos
unit-tunggal ideal untuk membentuk dinding organ-organ berongga
yang sering teregang.
Otot Polos

Otot Polos: (memanjang) Otot polos: melintang


-Miofibril tersebar merata
-Inti di tengal sel otot
Kontraksi Otot Polos
Ca++

SR
Ca++ + Calmodulin

Ca++ - Calmodulin Camp


+ -
MLC
MLCK P

Phosphatase
Otot Jantung
 Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot
ini memiliki serat bergaris-garis yang sangat
terorganisasi seperti otot rangka. Seperti otot
polos unit-tunggal, sebagian serat otot jantung
mampu menghasilkan potensial aksi, yang
menyebar ke seluruh jantung dengan bantuan
gap junction
Otot Jantung

Otot jantung:
-Adanya hanya di jantung
-Termasuk otot lurik, karena
serabut ototnya memiliki
keping gelap dan terang
-Kontraksinya diatur oleh
saraf otonom
-Adanya keping interkalar
(lihat gambar di samping)

Anda mungkin juga menyukai