Anda di halaman 1dari 19

1

PPN ATAS BIDANG EMAS, PPN/PPNM PROYEK


PEMERINTAH YANG DIBUATKAN HIBAH ATAU
PINJAMAN LN

NAMA-NAMA KELOMPOK VIII :


1.SAPURANG SANGADJI
2.M. HIDAYAT PRATAMA
3.FERI IRAWA
4.ERLINA JUITA
5.DIMAS PRIAMBODO
6.NURMIATI

2
PPN Emas 

PPN emas tidak dikenakan pada jenis emas batangan. PPN


emas dikenakan atas penjualan emas berbentuk perhiasan.
Emas dalam bentuk perhiasan artinya emas yang sudah
dirangkai menjadi perhiasan dalam bentuk apapun, yang
sebagian bahannya atau seluruhnya berbahan emas dan logam
mulia lainnya yaitu perak dan platina, maupun kombinasi di
antaranya, termasuk yang dilengkapi dengan batu
permata/bahan lain yang melekat atau terdapat dalam emas
perhiasan tersebut. Dengan kata lain, penyerahan emas
perhiasan oeh pengusaha emas terutang Pajak Pertambahan
Nilai.

3
 Pengusaha Emas Yang Dimaksud
Adalah : 
• Pabrikan emas perhiasan: pengusaha yang
menghasilkan ema perhiasan dan melakukan
kegiatan antara lain jual beli, jasa
modifikasi/perbaikan atau jasa lain yang
berkaitan dengan emas perhiasan
• Pedagang emas perhiasan: pengusaha yang
semata-mata melakukan kegiatan jual beli emas
perhiasan.

4
Dasar Hukum PPN Atas Emas
1. Pasal 4a ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2009
Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah. Dalam Undang-undang ini disebutkan uang, emas batangan
dan surat berharga merupakan jenis barang yang tidak dikenai PPN.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah dengan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah.
3. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 75/PMK.03/2012 Tentang Nilai Lain
Sebagai Dasar Pengenaan Pajak.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.03/2014 tentang Pajak
Pertambahan Nilai atas Penyerahan Emas Perhiasan.

5
Perlakuan Pajak Emas Perhiasan

 PKP yang bergerak di sektor emas perhiasan diwajibkan membuat faktur pajak.
Namun, untuk kegiatan usaha di bidang emas perhiasan ini, pembuatan faktur
pajaknya berbeda dibanding BKP lain.
Pembuatan faktur untuk pajak emas perhiasan ini tidak menggunakan kode 010,
yang merupakan kode untuk pembuatan dan pelaporan faktur pajak dengan
transaksi bersifat umum.
Untuk emas perhiasan, pembuatan faktur pajak menggunakan kode 040, yang
merupakan kode untuk peyerahan BKP dan/atau JKP dengan transaksi
menggunakan DPP nilai lain. Jadi, kode faktur pajak untuk emas perhiasan ini
adalah 040.XXX.XX.XXXXXXXX.

6
Perlakuan Tarif PPN Emas 
Penyerahan emas perhiasan/ jasa terkait emas perhiasan oleh pengusaha emas
perhiasan terutang PPN sebesar 10% dari Dasar Pengenaan Pajak. Sedangkan
dasar pengenaan pajak atas emas perhiasan berupa nilai lain sebesar 20% dari
harga jual emas perhiasan atau nilai penggantian. 
Penyerahan emas perhiasan oleh pengusaha emas perhiasan yang dilakukan
dengan cara mengganti/ menukar emas perhiasan dengan emas batangan kadar
24 karat sebagai pengganti seluruh bahan baku perhiasan, DPPnya sebesar
20% dari selisih antara harga jual emas perhiasan dikurangi dengan harga
emas batangan kadar 24 karat yang terkandung dalam emas perhiasan
tersebut. 
PPN yang dibayar oleh pengusaha emas untuk menjual emas perhiasan tidak
dapat dikreditkan. Namun pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
tersebut dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto di SPT Tahunan
PPh Badan.

7
Penghitungan PPN Terutang

Penghitungan PPN yang terutang dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:


Menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan PPN dengan cara sebagai
berikut
a.Jumlah PPN yang harus dibayar oleh Pengusaha Toko Emas adalah 10% X
20% X Jumlah seluruh penyerahan emas perhiasan (PPN 2% dari seluruh
penyerahan)
b.PPN yang terutang atas penyerahan emas perhiasan oleh Pengusaha Toko
Emas Perhiasan adalah 10% X Harga Jual Emas Perhiasan
b. Jumlah PPN yang harus dibayar oleh Pengusaha Toko Emas adalah 10% X
20% X Jumlah seluruh penyerahan emas perhiasan (PPN 2% dari seluruh
penyerahan)

8
Contoh kasus:

Bapak Andi memiliki toko perhiasan dan telah dikukuhkan sebagai PKP.
Selama bulan Juni 2018 peredaran usaha atas penyerahan emas perhiasan
tokonya tercatat senilai Rp 250.000.000. Sementara, pembelian atas barang
berupa emas perhiasan pada periode tersebut tercatat senilai Rp 300.000.000.
Berdasarkan keterangan tersebut, perhitungan pajak emas perhiasan adalah
sebagai berikut:
oPPN yang dipungut dari pembeli (PPN keluaran):
2% x Rp 250.000.000 = Rp 5.000.000
oPPN masukan yang dibayar oleh toko:
2% x Rp 300.000.000 = Rp 6.000.000
(faktur pajak masukan ini tidak dapat dikreditkan)
oBerdasarkan perhitungan tersebut, PPN yang wajib disetor oleh toko Bapak
Andi senilai Rp 5.000.000.

9
PERLAKUAN PPN DAN PPnBM PROYEK PEMERINTAH
YANG DIBIAYAI DENGAN HIBAH ATAU DANA
PINJAMAN LUAR NEGERI

1. Pemasukan barang / jasa dari luar daerah pabean oleh kontraktor


utama yang meliputi :
a.Impor barang kena pajak (BKP)
b.Pemanfaatan jasa kena pajak (JKP) dari luar daerah pabean
c.Pemanfaatan barang kena pajak (BKP) tidak berwujud dari luar daerah
pabean
2. Penyerahan barang kena pajak / jasa kena pajak oleh kontraktor utama
kepada pemilik proyek

10
Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang Seluruh Dananya
Dibiayai Dari Hibah / Dana Pinjaman Luar Negeri
Pelaksanaannya :

1. PPN dan PPnBM yang terutang sehubungan dengan pelaksanaan proyek


pemerintah yang seluruh dananya dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman
luar negeri atas BKP, pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean, pemanfaatan
BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean, penyerahan BKP atau JKP oleh
kontraktor utama kepada pemilik proyek, tidak dipungut.
2. Atas impor BKP sebagaimana dimaksud pada point pertama, tidak perluh
dibuatkan surat setoran pajak (SSP). Pemberitahuan impor untuk dipakai
(PIUD) atas impor barang tersebut yang telah dibubuhi cap “Bebas Bea
Masuk dan Bea Masuk Tambahan, tidak dipungut PPN dan PPnBM. PPh
ditanggung oleh pemerintah”, diberlakukan sebagai bukti pemungutan pajak-
pajak terutang.
3. Atas penyerahan BKP atau JKP yang tidak dipungut PPN dan PPnBM
sebagaimana dimaksud pada point pertama, kontraktor utama wajib membuat
faktur pajak yang dibubuhi cap “PPN dan PPnBM tidak dipungut”.

11
Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang Sebagian Dananya
Dibiayai Dari Hibah / Dana Pinjaman Luar Negeri
Pelaksanaannya :

Bila kontraktor utama melaksanakan proyek pemerintah yang sebagaian dananya


dibiayai dari hibah / dana pinjaman luar negeri dan sebagian lainnya dari APBN /
APBD / dana lain selain hibah / dana pinjaman luar negeri, maka berlaku
ketentuan :
1. Atas penyerahan / penerimaan termijn proyek yang dibiayai dari dana hibah /
dana pinjaman luar negeri :
a.Tidak dipungut PPN dan PPnBM
b.Faktur pajak tetap dibuat dengan diberi cap “PPN dan PPnBM tidak dipungut”.
c.SSP tidak perluh dibuat
2. tas penyerahan / penerimaan termijn proyek yang dibiayai dari dana dari APBN /
APBD / dana lain selain  hibah / dana pinjaman luar negeri :
•Terutang PPN
•Faktur pajak harus dibuat
•SSP harus dibuat

12
Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 Jo.


KMK Nomor 239 / KMK. 01 / 1996 dan SE – 19
/ Pj. 53 / 1996 Tanggal 4 Juni 1996.
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486 /
KMK. 04 / 2000, dan
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep.
526 / Pj / 2000, Tanggal 7 Desember 2000.

13
Kontrak dan Masterlist Ketentuannya
meliputi :

1. Daftar barang yang akan diimpor (masterlist) dibuat oleh pimpro sesuai
dengan kontrak dan disahkan oleh pejabat eselon I atau pejabat yang
ditunjuk yang membawahi proyek bersangkutan
2. Satu eksemplar kontrak beserta masterlist disampaikan oleh pimpro kepada
menteri keuangan cq. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
3. Satu eksemplar kontrak harus disampaikan kepada kantor pelayanan pajak
setempat dimana kontraktor utama terdaftar sebagai wajib pajak, apabila
belum memiliki NPWP, maka kontrak tersebut disampaikan kepada kantor
pelayanan pajak badan dan orang asing

14
Perlakuan atas Pajak Masukan
1. Atas perolehan BKP atau JKP oleh kontraktor utama
yang melaksanakan proyek pemerintah yang dibiayai
dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri tetap
dikenakan PPN dan PPnBM oleh PKP yang
menyerahkan BKP atau JKP tersebut
2. PPN yang telah dibayar oleh kontraktor utama
sehubungan dengan perolehan BKP atau JKP
sebagaimana dimaksud pada point pertama
merupakan pajak masukan yang dapat dikreditkan
dengan pajak keluaran

15
Kontraktor Utama Adalah Joint Operation
Ketentuannya :

1. JO dan anggota JO harus terdaftar sebagai PKP


2. Atas penyerahan BKP atau JKP dari JO kepada pemilik proyek
tidak dipungut PPN, namun faktur pajak tetap harus dibuat
oleh JO dengan diberi cap “PPN dan PPnBM tidak dipungut”
3. Atas penyerahan BKP atau JKP dari anggota JO, terutang
PPN dan anggota JO harus membuat faktur pajak kepada JO.
Bagi anggota JO, PPN dalam faktur itu merupakan pajak
keluaran dan bagi JO, PPN tersebut merupakan pajak masukan
4. Atas penyerahan BKP atau JKP oleh anggota JO tetap
terutang PPN yang dapat merupakan pajak masukan bagi
anggota JO tersebut

16
Kontraktor utama melaksanakan
proyek atas dasar Turn Key
Dalam hal kontraktor utama melaksanakan proyek atas
dasar turn key, maka barang-barang yang tercantum
dalam masterlist diimpor oleh dan atas nama pemilik
proyek. Dasar pengenaan pajaknya yang tercantum
dalam faktur pajak dibuat atas dasar nilai kontrak
dikurangi dengan nilai impor atas barang-barang yang
PIUDnya atas nama pemilik proyek tersebut.

17
PPN / PPnBM yang Terlanjur
Dipungut
PN dan PPnBM yang terutang sehubungan dengan proyek pemerintah yang
dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri yang dituangkan dalam
daftar isian proyek (DIP) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIP,
maupun yang terus dipinjamkan (subsidiary loan agreement) yang sudah
terlanjur dipungut atau disetor, dapat diminta pengembaliannya pada kantor
pelayanan pajak di tempat kontraktor utama terdaftar sebagai PKP, dengan
dilampiri :
1.Faktur pajak
2.SSP
3.Kontrak pengadaan barang dan jasa (KPBJ)
4.Surat pernyataan bahwa PPN tersebut belum dikreditkan sebagai pajak
masukan atau dibebankan sebagai biaya.

18
19

Anda mungkin juga menyukai