Anda di halaman 1dari 18

1 LATAR BELAKANG

Kondisi :
Amanat  sekitar 9,12% rumah tangga dari 64,1 juta rumah tangga di
UUD’45 Indonesia tinggal di dalam kondisi rumah yang tidak layak huni
Pasal 28H  terdapat 38.431 Ha kawasan permukiman kumuh perkotaan yang
Ayat 1 tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia
 populasi perkotaan di Indonesia meningkat tajam antara 2000-
“Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
2010, dari 7400 orang per kilometer persegi menjadi 9400 orang
lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta per kilometer persegi
berhak memperoleh pelayanan kesehatan” Diestimasikan 68% penduduk Indonesia akan tinggal di kota pada
tahun 2025
PEMERINTAH
KOTA/KAB

PEMERINTAH MASYARAKAT
PUSAT

Kolaborasi
RPJMN
Penanganan
Kumuh 2015-2019
PEMERINTAH STAKEHOLDER:
PROPINSI Swasta, Donor,
Univ. LSM. dll

salah satu sasaran pembangunan kawasan permukiman


adalah tercapainya pengentasan permukiman kumuh
perkotaan menjadi 0 persen melalui penanganan kawasan
permukiman kumuh seluas 38.431 Ha
2 TUJUAN PROGRAM KOTAKU

Tujuan Antara
 Menurunnya luas kawasan permukiman kumuh
menjadi 0 Ha;
 Terbentuknya Pokja PKP di tingkat kabupaten/kota
dalam penanganan kumuh yang berfungsi dengan
baik;
 Tersusunnya rencana penanganan kumuh tingkat Tujuan Akhir
kota/kabupaten dan tingkat masyarakat yang Meningkatkan akses terhadap
terlembagakan melalui Rencana Pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar
Jangka Menengah Daerah (RPJMD); di kawasan kumuh perkotaan
 Meningkatnya penghasilan Masyarakat untuk mendukung terwujudnya
Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui penyediaan permukiman perkotaan yang
infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan layak huni, produktif dan
masyarakat untuk mendukung pencegahan dan berkelanjutan
peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh;
dan
 Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat dan pencegahan kumuh.
3 INDIKATOR “OUTCOME”

Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan


perkotaan pada kawasan kumuh sesuai dengan kriteria kumuh yang
1 ditetapkan (a.l drainase; air bersih/minum; pengelolaan persampahan;
pengelolaan air limbah; pengamanan kebakaran; Ruang Terbuka
Publik);

Menurunnya luasan kawasan kumuh karena akses infrastruktur dan


2 pelayanan perkotaan yang lebih baik;

Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat


3 kota/kabupaten untuk mendukung program KOTAKU; dan

Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan


4 perkotaan di kawasan kumuh.
4 STRATEGI
Kolaborasi seluruh pelaku pembangunan dalam penanganan
Strategi Dasar permukiman kumuh.
 Menyelenggarakan penanganan kumuh melalui pencegahan kumuh
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;
 Meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kelembagaan yang
mampu berkolaborasi dan membangun jejaring penanganan kumuh
mulai dari tingkat pusat s.d. tingkat masyarakat;
 Menerapkan perencanaan partisipatif dan penganggaran yang
terintegrasi dengan multi-sektor dan multi-aktor;
 Memastikan rencana penanganan kumuh dimasukkan dalam
agenda RPJM Daerah dan perencanaan formal lainnya;
Strategi Operasional  Memfasilitasi kolaborasi dalam pemanfaatan produk data dan
rencana yang sudah ada, termasuk dalam penyepakatan data dasar
(baseline) permukiman yang akan dijadikan pegangan bersama dalam
perencanaan dan pengendalian;
 Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar lingkungan yang
terpadu dengan sistem kota; Mengembangkan perekonomian lokal
sebagai sarana peningkatan penghidupan berkelanjutan;
 Advokasi kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan
rendah kepada semua pelaku kunci; dan
 Memfasilitasi perubahan sikap dan perilaku pemangku
kepentingan dalam menjaga lingkungan permukiman agar layak huni
dan berkelanjutan
5 PRINSIP

1 Pemerintah daerah sebagai Nakhoda

Perencanaan komprehensif dan berorientasi outcome


2
(pencapaian tujuan program)

3 Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran

4 Partisipatif.

5 Kreatif dan Inovatif

6 Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good governance)

7 Investasi penanganan kumuh


6 KOMPONEN

KOMPONEN-2
KOMPONEN-1 Integrasi Perencanaan dan Pengembangan
Pengembangan Kelembagaan & Kebijakan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan
Masyarakat

KOMPONEN-3
Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Pelayanan Perkotaan di Kawasan Kumuh:
- Infrastruktur Primer dan Sekunder, termasuk dukungan pengembangan pusat usaha di Kab/Kota terpilih-
- Infrastruktur tersier atau infrastruktur lingkungan, termasuk dukungan penghidupan berkelanjutan-

KOMPONEN-4
KOMPONEN-5
Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan
Dukungan untuk Kondisi Darurat Bencana
Teknis
6.1 Pengembangan Kelembagaan dan Kebijakan

Pengembangan Kelembagaan Pengembangan Kebijakan


 Penguatan manajemen program dengan  Studi kebijakan strategis nasional untuk
memberi dukungan kepada lembaga memfasilitasi pengembangan kebijakan
koordinasi Pokja PKP Nasional dan CCMU pemerintah dalam rangka mendukung
(Central Collaboration Management Unit); keberlanjutan penanganan kumuh;
 Penguatan peran masing-masing lembaga  Pendampingan teknis tambahan untuk
terkait program di tingkat nasional maupun pengembangan kebijakan nasional apabila
daerah selama persiapan, pelaksanaan, ditemukan kasus-kasus di kabupaten/kota
pengendalian, dan pemeliharaan; yang tidak dapat dirumuskan solusinya
 Kajian kelembagaan dan kapasitas di dengan kerangka nasional yang ada.
tingkat pusat maupun di beberapa sampel
kabupaten/kota;
 Penyusunan metode peningkatan
kapasitas pemerintah pusat dan daerah,
yang meliputi strategi fasilitasi, tahapan
dan materi advokasi yang dibutuhkan;
 Sinkronisasi target RPJMN 2015-2019
terkait penanganan kumuh terhadap RPJM
Daerah;
 Pengembangan database nasional dan
profil permukiman kumuh;
 Studi-studi strategis lainnya.
6.2 Integrasi Perencanaan Penanganan Kumuh
6.3 Peningkatan Kualitas Infrastruktur & Pelayanan Perkotaan

Infrastruktur Primer dan Sekunder Infrastruktur tersier atau infrastruktur


termesuk Pengembangan Pusat Usaha lingkungan, termasuk dukungan untuk
di Kab/Kota Terpilih penghidupan berkelanjutan
 peningkatan kualitas infrastruktur primer,  Peningkatan kualitas infrastruktur dan
sekunder, serta pembangunan infrastruktur pelayanan skala lingkungan, yang
penyambung antara sistem rumah tangga dilaksanakan berbasis masyarakat;
dan infrastruktur tersier dengan sistem  Kegiatan perekonomian untuk
sekunder dan primer yang mengacu pada pengembangan penghidupan yang
indikator kumuh program KOTAKU berkelanjutan di lokasi terpilih, sesuai yang
 kegiatan perekonomian untuk telah diatur dalam Rencana Aksi
pengembangan penghidupan yang Pengembangan Penghidupan berbasis
berkelanjutan di kabupaten/kota terpilih Masyarakat dan RPLP/RTPLP.

• Studi kelayakan untuk pusat pengembangan usaha;  kegiatan pelayanan sosial;


• Pembangunan pusat pengembangan usaha, dengan
 kegiatan pelayanan infrastruktur produktif;
mengadopsi skema yang dibentuk di kegiatan
program pilot BDC;  kegiatan pelayanan ekonomi melalui dana
• Dukungan pelatihan keterampilan khusus/vocational bergulir KSM,.
dalam pengembangan produk usaha unggulan oleh
pusat-pusat pengembangan usaha yang telah
dibangun.
6.4 Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan Teknis

 Pengadaan Konsultan Pendamping


 Pengadaan konsultan individual : Korkot, Fasilitator
 Pembiayaan kegiatan manajemen (audit, SIM, M7E,
Memperkuat
GIS, Drone,dll)
Kapasitas PMU
 Evaluasi : Penyiapan data baseline dan survey
dan Satker Pusat
lanjutan tentang kemampuan kelembagaan, akses ke
prasarana dan pelayanan di lokasi sasaran program,
serta kepuasan pemanfaat

6.5 Dukungan untuk Kondisi Darurat Bencana

mengantisipasi bencana baik sebelum terjadi bencana (mitigasi bencana dan


kesiapsiagaan), pada saat bencana (tanggap darurat) dan/atau setelah bencana
(rehabilitasi/rekonstruksi). Rencana kontinjensi disusun sesuai kebutuhan, melalui
sub-proyek dan/atau menggunakan pengaturan pelaksanaan proyek. Pembiayaan
rencana kontinjensi ini diambil dari komponen investasi infrastruktur yang
besarannya dialokasikan sesuai dengan kebutuhan
7 PENANGANAN KUMUH

Pengawasan dan Pengendalian


Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi

Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni

Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat
sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat

Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana
tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia (contoh:
penyediaan Rusunawa)

Pemeliharaan
Rumah oleh setiap orang, PSU oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang

Perbaikan
Rumah oleh setiap orang, PSU oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang
8 KETENTUAN PENYELENGGARAAN

1 Berorientasi “outcome”

2 Memanfaatkan hasil pendataan kumuh

3 Review atau penyusunan RP2KP-KP

4 Selaras dengan sistem perencanaan Kab/Kota

Dukungan Pemerintah Pusat untuk peningkatan kualitas


5
infrastruktur tingkat kota

6 Pelaksanaan kegiatan

7 Pengarusutamaan risiko bencana dan gender


9 TAHAPAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

Persiapan Dukungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi


Pemerintah Bantuan Teknis, Bantuan Dana, Data, Fasilitasi/Mediasi
Pusat Pengembangan Kebijakan dan Kelembagaan, Integrasi Perencanaan dan Penganggaran

1 2 Proses Perencanaan Tk. Kab/Kota & 3 4


Masyarakat

MoU Persiapan Implementasi Keberlanjutan


Pusat & Tingkat Persiapan Penyusunan Penyusunan
Perencanaan
Daerah Perencanaan RP2KP-KP/ Rencana
Kab/Kota
RPLP Detail/Teknis

Kegiatan Menerus: Monitoring & Evaluasi, Penguatan Kolaborasi dan Peningkatan Kapasitas,
Studi Pendukung Pengembangan Kebijakan dan Kelembagaan
9.1 TAHAPAN PENYELENGGARAAN TK.KOTA & MASY
KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA
KEGIATAN TINGKAT KAB/KOTA

Monitoring Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan

I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN


1. Sosialisasi 2.Penggalangan 6. Implementasi
5.Proses Perencanaan : 7. Penyusunan Kerangka
Komitmen Kegiatan (SEL): regulasi
- Persiapan Perencanaan - Penganggaran
3. Pembentukan/ - Penyusunan RP2KP-KP - Pra-Konstruksi (Infra)
8. Penguatan Kelembagaan
Penguatan Pokja 4.Konsolidasi & - Penyusunan Rencana Detail/ - Konstruksi (Infra) 9. Pengelolaan Database &
Teknis - Pelaporan, Pemantauan & Mekanisme Pemantauan
PKP Analisis Data Evaluasi (SEL)

Review Perencanaan

PROSES KONSULTASI PEMDA & MASYARAKAT MELALUI POKJA PKP KOTA/KAB


Memorandum Baseline Kumuh Memorandum RP2KP-KP/SIAP, Program/Kegiatan dan Keberlanjutan

Review Perencanaan

I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN


2.
1. Sosialisasi 7. Pengembangan
KEGIATAN TINGKAT

Pembentukan/ 5. Penyusunan Rencana


Awal 4. Pemetaan 6. Melaksanakan kegiatan Kelembagaan
Penguatan TIPP
MASYARAKAT

Penataan Lingkungan
Swadaya sesuai RPLP/RTPLP 8. Integrasi
Permukiman (RPLP)/RTPLP
3. Membangun Visi & RPK Perencanaan

Monitoring Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan

KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA


10 PEMBIAYAAN

 Pemerintah Provinsi sekitar Rp. 5 Milyar per tahun atau


sekitar 3-5% dari APBD Provinsi;
 Pemerintah Kota/Kabupaten berkontribusi sekitar Rp. 2-15
milyar/tahun atau sekitar 2-5% dari APBD yang besarnya PEMERINTAH
sekitar Rp. 120-300 milyar/tahun/kota/kab PROVINSI &
 Untuk potensi DAK, diperkirakan sekitar 20% dari dana DAK KAB/KOTA
akan dikaitkan dengan program penanganan kumuh, atau
sekitar Rp. 5 Trilyun dalam 5 tahun atau Rp. 20
milyar/tahun/kota/kab

 Kementerian PUPR melalui APBN diperkirakan dapat memenuhi


minimum 20% dari total kebutuhan pendanaan
 Ilustrasi awal menunjukkan potensi pendanaan dari pemerintah PEMERINTAH
pusat untuk penanganan kumuh di kota-kota prioritas adalah PUSAT
sekitar Rp. 20-40 milyar/tahun/kota/kab

 Masyarakat berkontribusi sekitar 20% pendanaan untuk


SWADAYA
infrastruktur tersier dalam bentuk in cash maupun material dan
tenaga
MASYARAKAT &
 Swasta dan perolehan lain yang sah dan tidak mengikat SWASTA
11 STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN PROGRAM KOTAKU

GARIS KOLABORASI
GARIS PELAKSANAAN GARIS DUKUNGAN PROGRAM
DAN KOORDINASI

Tim Pengarah Pokja PKP


Nasional

Kementerian PUPR

Direktorat Jenderal
Tingkat Cipta Karya
Pokja PKP
Pusat Nasional
Dit. PKP

CCMU PMU
Tim Advisory Tim Evaluasi

Satker/PPK Pusat
KMP/NMC OSP CB

Gubernur
Tingkat
Satker/PPK Provinsi KMW & KMT
Provinsi Pokja PKP Provinsi

Bupati/Walikota
Tingkat
Satker/PPK Kab/Kota Tim Korkot
Kab/Kota Pokja PKP Kab/Kota

Tingkat Camat
Kecamatan Tim Fasilitator

Lurah/Kades BKM/LKM Relawan


Tingkat
Kel/Desa Relawan Garis Pengendalian
Tim UP yang Dikontrak Teknik
KSM Garis Koordinasi
Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai