Anda di halaman 1dari 30

KEPERAWATAN KEWATDARURATAN MASYARAKAT PANTAI

Dosen Pengampu : Nurlailah Umar. S.Kep. Ns. M.Kep


Oleh Kelompok 2
Kelompok II

1. Ai Afra Maratila (PO7120318008)


2. Niluh Sukma Juniari (PO7120318011)
3. Syafitri Damayanti (PO7120318013)
4. Desi Nurulain (PO7120318014)
5. Nurzein Anhar (PO7120318017)
Pengertia
n
• Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan
protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler
1 atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
(Nanda, 2012)

• Eklampsia dalam bahasa Yunani berarti “Halilintar” karena


serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. (Sinopsis
2 obstetric )

• Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma


pada wanita hamil dan dalam nifas dengan hipertensi,
3 oedema dan proteinuria ( Sulaeman Sastrowinata).
Klasifikasi
1. Eklampsia gravidarum
a. kejadian 150 % sampai 60 %
b. serangan terjadi dalam keadaan hamil.
2. Eklampsia parturientum
a. Kejadian sekitar 30 % sampai 35 %
b. Saat sedang inpartu
c. Batas dengan eklampsia gravidarum sukar ditentukan
terutama saat mulai inpartu.
3. Eklampsia puerperium
a. Kejadian jarang.
b. Terjadinya serangan kejang atau koma setelah
persalinan berakhir
Klasifikasi
preeklampsia
a. Tekanan darah 140/90 mmHg (
Diastolik ↑≥15 mmHg dan ↑sistolik
1. Preeklampsia Ringan ≥30 mmHg
b. Edema dikaki, jari tangan, dan muka
c. Kenaikan berat 1 kg/mgg
d. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr/L

a. Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg


b. Proteinuria ≥ 5 gr per liter
c. Oliguria, urin ≤500 cc / 24 jam
2. Preeklampsia Berat d. Adanya gangguan serebral, gangguan
visus, dan rasa nyeri pada epigastrium
e. Terdapat edema paru dan sianosis
f. Dapat timbul sesak nafas
g. Sianosis pada ujung jari & kuku.
Etiolog
i
Etiologi dan patogenesis belum diketahui
pasti.
Zweifel : preeklampsia dan eklampsia sebagai “the disease
of theory”.
predisposisi :
1. Bertambahnya frekuensi pada primigravida,
kehamilan ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa.
2. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya
kehamilan.
3. Dapat terjadinya perbaikan keadaan kliem
dengan kematian janin dalam uterus.
4. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang
dan koma.
Dampak

Ischaemia uterus

Ischaemia plasenta
TANDA DAN
GEJALA
Manifestasi Eklamsi

Tanda – tanda : Gejala :


• Terjadi pada • Kejang atau koma.
kehamilan 20 mgg • Kadang – kadang
atau lebih. disertai ganguan
• Terjadi tanda – tanda fungsi organ.
preeklamsi (hipertensi,
edema, proteinuria,
sakit kepala yang
berat, penglihatan
kabur, nyeri ulu hati,
kegeliasaan atau
hiperfleksi).
Komplikas Tergantung
derajat
i preeklampsi :
• Eklampsia
• Solusio plasenta
• Pendarahan subkapsula hepar
Pada • Kelainan pembekuan darah ( DIC )
Ibu •

Ablasio retina
Gagal jantung hingga syok dan
kematian

• Terhambatnya pertumbuhan dalam


uterus
• Prematur
Pada • Asfiksia neonatorum
Janin • Kematian dalam uterus
• Peningkatan angka kematian dan
kesakitan perinatal
PENANGANAN
PREEKLAMSI
GAMBARAN UMUM
PENANGAN PREEKLAMSI
PENATALAKSANAAN

a. Istirahat ditempat tidur bisa Rajal


b. Pemberiaan luminal 1 – 2x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur.
c. Diet rendah garam
d. Bila TD tidak turun  dirawat dan diberi obat anti

PE
hipertensi.
e. Bila rawat inap, menetap /memburuk kehamilan dapat
diakhiri pada usiakehamilan 37 minggu
f. Persalinan dalam PER dapat dilakukan spt atau dengan

R bantuan ekstraksi

a. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan


bersama dengan pengobatan medistinal kehamilan
>36 mgg.

PE b. Aktif berarti : kehamilan diakhiri/diterminasi bersama


dengan pengobatan medisinal.

B
GAWAT
JANIN

a. Kegagalan konservatif > 6 jam tidak terlihat tanda-tanda


perbaikan penyakitEklamsi
b. Secara prinsip kehamilan dengan eklamsia harus segera
Sindrom dilakukan terminasi (diakhiri)perawatan/pengobatan: stabilisasi
kondisi klien dalam rangka terminasi kehamilan.
a
HELLP.

a. Penderita eklamsi harus dirawat


b. Saat membawa ibu kerumah sakit, berikan penenang
untuk mencegah kejang – kejang
EKLAMSI c. Tujuan perwatan di RS menghentikan konvulsi
PRA • Informasi pada paasien dan
keluarga
Rujukan • Penentuan tempat Rujukan
• Informasin Calon tempat rujukan

• Stabilitas Pra Rujukan


RUJUKAN • Transportasi cepat, tepat
dan
pendampinga

PASCA
Rujukan • Rujukan balik
• Pencatatan dan pelaporan
DIET PREEKLAMSI

Tujuan Diet

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi


optimal
2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah
normal
3. Mencegah dan mengurangi retensi garam atau
air
4. Mencapai keseimbangan nitrogen
5. Menjaga agar penambahan BB tdk melebih
normal
6. Mengurangi /mencegah timbulnya faktor resiko
lain atau enyakit baru pada saat kehamilanatau
setelah melahirkan
Syarat diet

1. Energi & semua zat gizi cukup.D alam keadaan berat : Porsi kecil
sering sesuai kemampuan klien Pe+ energi ≠> 300Kkal dari makanan
atau diet sebelum hamil.
2. Garam rendah sesuai retensi garam atau air yg dialamiPenambahan
BB diusahakan <3 kg/bulan atau <1 Kg / minggu.
3. Protein tinggi (1½ 2 g/kg berat badan).
4. Lemak sedang, berupa lemak tdk jenuh tunggal &lemak tdk jenuh
ganda. 5.Vitamin cukup; vit C & B6 diberikan sedikit lbh tinggi.
5. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
6. Bentuk makanan disesuaikan dg kemampuan pasien.
7. Cairan 2500 ml /hari. Pada oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan
balans cairan
Asuhan Keperawatan Preeklamsi
1. PENGKAJIAN
Data Subyektif

a.Riwayat kesehatan dahulu


◾ Penyakit hipertensi sebelum hamil
◾ Riwayat preeklampsia pada kehamilan terdahulu
◾ Ibu dengan obesitas  menimbulkan tekanan lebih besar
di dalam janin
◾ Riwayat penyakit DM,ginjal kronis
◾ Kehamilan ≥ di usia lebih dari 35 tahun meningkatkan
resiko
eklampsia
◾ Kehamilan usia < 20 tahun juga meningkatkan
resiko
◾ Kurang gizi
b. Riwayat kesehatan sekarang
◾Keluhan sakit kepala di daerah frontal
◾Nyeri nyeri epigastrium
◾Gangguan virus, penglihatan kabur, skotoma, dan
diplopia
◾Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
◾Gangguan cerebral lainnya, refleks tinggi/ lemah
◾Edema pada ekstremitas
◾Tengkuk terasa berat
◾Kenaikan BB mencapai 1 kg seminggu

c. Riwayat kehamilan : Gemelli , riwayat hamilan dgn


d. Pola nutrisi PE / eklampsia
: Jenis makanan yang dikonsumsi.
e. Psiko sosial spiritual : Emosi tidak stabil  Kecemasan
Data Obyektif

a.Inspeks : edema yang tidak hilang dalam 24


i jam.
b.Palpasi
c. Auskultasi:TFU, letak janin, lokasi edema.
: mendengarkan
DJJ.
d. : refleks patella syarat pemberian
Perkusi SM (jika refleks +)
e. Pemeriksaan penunjang :TTV, Laboratorium, BB,
USG,
NST
Diagnosis
keperawatan
Gangguan Perfusi Jaringan b/dpenurunan Kardiak
Out Put Sekunder TerhadapVasopasmePembuluh Darah

Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin


b.d perubahan pada plasenta
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu b.d penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah)
Kelebihan Volum Cairan b/d Peningkatan Retensi
Urine Dan Edema Berkaitan Dengan Hipertensi
Pada Kehamilan
Gangguan psikologis ( cemas ) b.d koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d HCL
meningkat peristaltic turun.
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b.d kontraksi uterus
dan pembukaan jalan lahir.
3.INTERVENS
I

1. Gangguan Perfusi Jaringan b/d penurunan


Kardiak Out Put akibat Vasopasme Pembuluh
Darah
Kemungkinan Etiologi:
(Terkait)/ berhubungan
dengan

1. Vospasme arteri / penyempitan pembuluh darah


2. Menurunkan kadar prostaglandinSensitivitas toangiotensin II
3. Perf Perfusi glomerulus yang berpasangan
4. PerfMenurunkan perfusi komputeroplasental
5. Beban jantung meningkat
6. Damage Kerusakan pembuluh darah
7. Damage Kerusakan sel darah merah
8. Perubahan fungsi hati dalam beberapa kasus
9. Sensitivity Kepekaan yang tidak biasa terhadap kehilangan darah
mungkin
karena kebocoran komponen darah ke ruang ekstravaskularis.
Tujuan : Perfusi jaringan otak adekuat danTercapai secara
optimal.
Kriteria :Systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan.
M enunjukkan fungsi sesori motori kranial yang utuh
Tingkat kesadaran membaik, tidak adagerakan
Intervensi Rasional
involunter
1. Monitor perubahan tiba-tiba atau gg 1. Deteksi dini penurunan suplay O2 ke otak
mental kontinu (cemas bingung, letargi,
pingsan )
2. Obsevasi adanya pucat, sianosis, perfusi 2. Deteksi penurunan sirkulasi ke perifer
dingin/ lembab, catat kekuatan nadi perifer
3. Pantau tanda Homan ( nyeri pada betis
dengan posisi dorsofleksi ) eritema, 3.Mengetahui adanya tanda trombosis
edema
4. Anjurkan latihan kaki aktif / pasif 4.Guna melancarkan sirkulasi

5. Pantau pernafasan 5. Mengetahui adanya hypoxia


6. Mengetahui perubahan fungsi GIT
6. Pantau fungsi GI, catat anoreksia, pe↓bising
usus,muntah/mual,distensi
7.Deteksi pemenuhan kebutuhan cairan
abdomen,kontipasi
tubuh
7. Pantau masukan dan perubahan keluaran
INTERVENS
I

2. Resti foetal distress pada janin


b.d perubahan pada plasenta
Tujuan :Tidak terjadi foetal distress pada
janin.
Kriteria : DJJ, N ST, USG
Intervensi Rasional
1. Monitor DJJ sesuai indikasi 1. ↑ DJJ  indikasi hipoxia, prematur dan
solusio plasenta

2.Observasi tentang pertumbuhan janin 2. ↓ fungsi plasenta  diakibatkan HT


IUGR
3. Jelaskan adanya tanda-tanda 3.Ibu mengetahui tanda gejala solutio
solutio plasenta (nyeri perut, plasenta dan dampak hipoxia bagi
perdarahan, Uterus tegang, janin
aktifitas janin turun)
4.Monitor respon janin pada ibu yg 4. - Terapi dapat menurunkan RR janin
diberi S M dan
fungsi jantung serta aktifitas janin
- Anti HT menurunkan TD dan
5.Kolaborasi dengan medis dalam SM mencegah kejang .
pemeriksaan U S G dan N S T 5.USG dan NST  deteksi keadaan/
kesejahteraan janin
INTERVENS
I

3.Resti kejang pd ibu b.d penurunan fungsi


organ (vasospasme & peningkatan tekanan
darah)
Tujuan :Tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria: Kesadaran CM,TD : 100-120/70-80 mmHg, S: 36-37
C,
Intervensi N : 60-80 x/mnt, RRRasional
: 16-20 x/mnt.
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam. Diastole > 110 mmHg dan Sistole
≥160 indikasi dari PIH
2. Monitor tingkat kesadaran Klien. Penurunan kesadaran  indikasi
↓ aliran darah otak
3. Monitor tanda-tanda eklampsia Manifestasi perubahan pada otak,
(hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi & respirasi, nyeri ginjal, jantung & paru yang
epigastrium dan oliguria). mendahului status kejang.

4. Monitor tanda-tanda persalinan Kejang ↑ kepekaan uterus


(kontraksi uterus).

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam


Anti hipertensi ↓ TD dan SM
pemberian anti hipertensi dan SM
untuk
mencegah terjadinya kejang
KONTROL KEHAMLAN
TERATUR

Anda mungkin juga menyukai