Anda di halaman 1dari 12

RUANG LINGKUP

KAJIAN FILSAFAT
PENDIDIKAN

FILSAFAT PENDIDIKAN

KELOMPOK 5
Catharina Raytza (5211144007)
Melyana Harahap (5212144001)
Novia Oktavia (5211144015)
RUANG LINGKUP KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Ruang lingkup atau objek filsafat ◆ Merumuskan sifat hakikat pendidikan (the nature of
education) secara tegas
pendidikan secara umum adalah
◆ Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek dan
segala hal yang menyangkut
objek pendidikan (the nature of man)
permasalahan kehidupan manusia,
◆ Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat,
namun jika dijabarkan secara filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan
mikro(khusus), maka objek filsafat ◆ Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan
pendidikan melingkupi beberapa dan teori pendidikan
hal : ◆ Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi),
filsafat pendidikan dan politik pendidikan atau sistem
pendidikan
◆ Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral
pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan
Merumuskan Sifat Hakikat Pendidikan Secara Tegas

1. Ilmu Pendidikan Bersifat Empiris


Ilmu pendidikan bersifat empiris artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada
observasi kenyataan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. Empiris dalam sejarah
yaitu sejarah yang memiliki sumber sejarah yang merupakan kenyataan dalam ilmu sejarah.
2. Ilmu Pendidikan Bersifat Normatif
Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktek-
raktek pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung
tinggi oeh seorang pendidik yang melaksanakan pendidikan.
3. Ilmu Pendidikan Bersifat Historisitas
Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem sepanjang zaman dan
kebudayaan serta makna filosofis yang berpengaruh pada zaman tertentu.
4.      Ilmu Pendidikan Bersifat Teoritis-Praktis

Dilihat dari maksud dan tujuannya, ilmu mendidik boleh disebut “ilmu yang praktis”,
sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi anak
didiknya.

5.      Ilmu Pendidikan yang Berdimensi Rohani/Lahiriah dan Batiniah

Ilmu pendidikan bersifat rohaniah karena selalu memandang peserta didik sebagai
makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai makhluk yang beradab.
Sedangkan ilmu pendidikan yang bersifat batiniah yakni ilmu pendidikan yang dalam
hal ini lebih tertuju pada pemahaman batin atau kondisi jiwa seseorang.
Merumuskan Hakikat Manusia sebagai Subjek dan Objek
Pendidikan

Sebagai objek pendidikan, manusia khususnya anak-anak menjadi


sasaran untuk melaksanakan proses pendidikan. Sedangkan sebagai subjek
pendidikan, manusia bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan.
Setiap manusia harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi
dasar kemanusiaan. Melalui pendidikan akan dihasilkan manusia-manusia
yang mempunyai nilai moral bagus. Mendidik manusia bermaksud mendidik
insaniah manusianya. Insaniah manusia terdiri dari empat elemen, yaitu akal,
roh atau hati, nafsu dan fisikal atau jasmani. Keempat-empat elemen inilah
yang perlu dididik dan dibangunkan. Demikianlah proses pendidikan itu
seharusnya dilakukan.
Merumuskan Hubungan antara Filsafat, Filsafat Pendidikan,
Agama dan Kebudayaan

Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia
dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan
kesejahteraan. Mana kala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka
timbulah kesadaranya, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk
mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan
manusia fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap bernilai
tingkah laku bahkan menjadi kepribadian anak didik.
            Hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai
demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan
yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan
produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Rumusan Hubungan antara Filsafat Pendidikan dan Teori
Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah


pendidikan. Filsafat pendidikan juga diartikan sebagai teori pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam bidang pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu
analisa filosofis terhadap bidang pendidkan.
Hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan juga dapat saling berkaitan. Filsafat
mempengaruhi pertumbuhan ilmu-ilmu yang lain. Inilah hubungan horizontal antara
filsafat, termasuk filsafat pendidikan dengan keilmuan lainnya. Filsafat pendidikan
memiliki hubungan vertikal dengan ilmu yang lainnya ketika berhubungan ke bawah
atau ke atas, seperti hubungan dengan ilmu pendidikan, sejarah pendidikan, dan
seterusnya.
Rumusan Hubungan antara Filsafat Negara (Ideologi), Filsafat
Pendidikan dan Politik Pendidikan (Sistem Pendidikan)

Dalam pembangunan sistem hukum di Indonesia, pemikiran-pemikiran sistem politik ini


memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap produk-produk hukum. Pemikiran sistem
politik ini dipengaruhi oleh pandangan atau pemikiran filosofis,agama dan ideologi yang
memiliki kedudukan dan fungsi terhadap perkembangan politik di Indonesia, yaitu filsafat
fungsi untuk mencari kebenaran yang hakiki, agama berfungsi sebagai landasan keyakinan,
dan ideologi berfungsi sebagai dasar bagi usaha pembebasan pikiran manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.

Dalam perkembangan sistem hukum dan politik, fungsi filsafat, sejarah, agama dan ideologi
juga memiliki pengaruh di masyarakat. Berdasarkan landasan pemikiran-pemikiran tersebut,
hasil dari kebijaksanaan publik atau produk hukum yang ada di masyarakat akan terus
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan politik masyarakat akan terus mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan politik yang dilandasi oleh faktor-faktor tersebut.
Rumusan Sistem Nilai dan Norma atau Isi Moral Pendidikan yang
Menjadi Tujuan Pendidikan
S  istem nilai dan norma atau isi moral pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan olehnya. Moral
adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat berperan dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas
anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.
Pendidikan moral bertujuan sangat mulia yaitu untuk membentuk anak negeri sebagai
individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi persatuan
menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan hakiki. Pendidikan
moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama, karena nilai-nilai moral yang dapat
dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari luar, dan keyakinan tersebut ditanamkan
sejak kecil.
Faktor Penting Pendukung Pelaksana Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan
Berdasarkan tujuan pendidikan moral, terdapat tiga faktor penting sebagai
pendukung pelaksana pendidikan moral, antara lain :
1). Peserta didik
Peserta didik sejatinya harus memiliki tingkat kesadaran dan mampu mengembangkan
nilai untuk moral dalam dirinya dengan bantuan lingkungan sekitarnya.
2). Guru atau fasilitator : Guru seogyanya adalah fasilitator yang memberikan
kemungkinan bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai moral tersebut.
3). Agama
Pendidikan nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan
dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang telah ditanamkan pada diri individu
sejak kecil. Pendidikan moral dapat berjalan dengan proses pelaksanaan efektif, maka
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan.
Pada seseorang pendidik, seharusnya cara penyampaiannya pun harus bermoral pula.
Dimana seorang pendidik mulai dari SD sampai PT harus memiliki moralitas yang terdapat
dijadikan teladan oleh peserta didiknya. Seorang pendidik harus memiliki akhlak mulia,
jujur, bertaqwa, tidak curang, tidak memaksakan kehendak, santun, disiplin, tidak plin-plan,
berlaku adil di dalam kelas, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan moral dapat dilakukan dengan pendekatan yang bersifat integrated, yaitu
dengan melibatkan seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Serta harus didukung oleh kemauan,
kerjasama yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari keluarga, rumah tangga,
sekolah dan lingkungan masyarakat. Yang turut bertanggung jawab terutama mengenai
aspek efektifnya melalui mata pelajaran yang diajarkan dan contoh teladan dalam tingkah
laku serta perbuatan-perbuatan.
 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai