Anda di halaman 1dari 30

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN LOKAL

UNTUK MENDUKUNG EKONOMI DAERAH

DR. H. AHMAD YUNANI, SE, M.SI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PENDAHULUAN
• Pembangunan ekonomi lokal dan perencanaan wilayah
sangat penting di era otonomi daerah (Saragih, 2015)
• Pada awal kemerdekaan negara berperan dominan
dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan
• Paradigma baru sekarang memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan, membuat perencanaan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembangunan
Era Orde Baru
• Mengejar ketertinggalan daerah dan meningkatkan produktivitas
berfokus pada pertumbuhan ekonomi (economic growth)
• Pelaksana pembangunan adalah badan pemerintah dan pelaku ekonomi
utama dibawah kendali pemerintah pusat sehingga target pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dapat tercapai
• Prasyarat pertumbuhan tinggi adalah stabilitas politik dan keamanan
• Capaian pertumbuhan ekonomi 6-7 %, penduduk miskin hanya 25 juta
jiwa
• Kelemahannya adalah distribusi pembangunan yang tidak merata (90%
pendapatan dinikmati oleh 10% orang/kelompok tertentu)
• Kemiskinan massal meningkat walaupun PDB meningkat dengan cepat
(Arndt, 1980)
• Fondasi ekonomi runtuh pada krisis ekonomi 1997
Era Otonomi Daerah
• UU No. 22 Th 1999
• UU No. 32 Th 2004
• UU No. 23 Th 2014
• Semuanya tentang otonomi yaitu penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan kewenangannya
• Prinsip utama otonomi daerah yang bertanggung
jawab adalah mengurus rumah tangga sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dan potensi
daerah
Prinsip Otonomi
• Berdasarkan aspiratif berarti perencanaan
bersifat partisipatif dengan implimentasi
musyawarah perencanaan pembangunan
(musrenbang)
• Berdasarkan potensi daerah berarti
perencanaan yang menganut prinsip prioritas
(ambeg paramaarta) berdasarkan kajian ilmiah
atas potensi wilayah terkait kelayakan
finansial, ekonomi, sosial dan ekologi
Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal
• Otda ditandai dengan memberikan otoritas
pemerintah lokal untuk mengatur rumah tangga
sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal
• Sasaran utama strategi PEL :
• 1. Peningkatan pendapatan masyarakat
• 2. Perluasan kesempatan kerja lokal
• PEL mengurangai kemiskinan di perdesaan /pesisir
dengan pembangunan berbasis sumberdaya dan
pengetahuan lokal
Aktivitas Ekonomi Lokal
• Agribisnis, agrowisata, perkebunan rakyat,
peternakan rakyat, kegiatan ekonomi pesisir
• Pertanyaannya apakah pemerintah daerah
memprioritaskan aktvitas ekonomi tersebut
dalam perencanaan pembangunan ?
Produk Unggulan
• Produk unggulan merupakan produk yang potensial
untuk dikembangkan dalam suatu wilayah dengan
memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia setempat, serta mendatangkan
pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah.
• Produk unggulan juga merupakan produk yang
memiliki daya saing, berorientasi pasar dan ramah
lingkungan, sehingga tercipta keunggulan kompetitif
yang siap menghadapi persaingan global.
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN
KOTABARU
• SEKTOR EKONOMI YANG TUMBUH CEPAT ADALAH SEKTOR
KEUANGA, JASA-JASA DAN KONTRUKSI
• SEKTOR EKONOMI YANG BERKONTRIBUSI TERBESAR BAGI
PEREKONOMIAN DAERAH ADALAH SEKTOR PERTANIAN
• SEKTOR YANG MENGALAMI PERLAMBATAN ADALAH SEKTOR
PERTAMBANGAN
• SEKTOR BASIS DENGAN PERTUMBUHAN TINGGI ADALAH SEKTOR
PERTANIAN, SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
• POTENSI UNGGULAN DAERAH ADALAH SEKTOR PERTAMBANGAN,
SEKTOR PERTANIAN DENGAN SUBSEKTOR PERIKANAN DAN
KELAUTAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
Sektor Unggulan Kabupaten Kotabaru
1) Dari hasil perhitungan LQ sektor/subsektor yang memiliki LQ>1 adalah
tanaman perkebunan; peternakan; kehutanan; perikanan; pertambangan non
migas dan perdagangan;
2) Sektor yang memiliki nilai keterkaitan ke depan yang kuat diantaranya adalah
sektor perdagangan (12), sektor industri pengolahan (8), sektor tanaman bahan
makanan (1), sektor perikanan (5), sektor tanaman perkebunan (2);
3) Sektor yang memiliki keterkaitan kebelakang sangat kuat (5 peringkat teratas)
diantaranya adalah sektor restoran; sektor industri pengolahan; sektor hotel;
sektor tanaman perkebunan serta sektor konstruksi;
4) Berdasarkan analisis Input-Output dan MFEP maka dihasilkan sector-sektor
prioritas yang menjadi unggulan di wilayah perencanaan sektor-sektor tersebut
adalah Industri pengolahan; sektor tanaman perkebunan; sektor konstruksi;
sektor tanaman bahan makanan; sektor angkutan dan sector tanaman bahan
makanan.
Kretaria Komoditas Unggul
Menurut Alkadri, dkk 2001 dalam Daryanto 2003 kriteria komoditas tergolong unggul:
• Mampu menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan perekonomian,
• Mempunyai keterkaitan kedepan dan kebelakang kuat baik sesame komoditas unggulan
maupun komoditas lainnya,
• Mampu bersaing dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain di pasar nasional
maupun internasional baik dalam hal harga produk, biaya produksi, maupun kualitas
pelayanan,
• Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan
baku,
• Memiliki status teknologi yang terus meningkat,
• Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya,
• Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu,
• Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal,
• Pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan (keamanan, sosial,
budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan, fasilitas insentif/disinsentif dan lain-
lain),
• Pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan.
POTENSI SEKTOR UNGGULAN LOKAL

POTENSI PERKEBUNAN
A. Kelapa Sawit
1. Plasma/perkebunan rakyat dengan luasan
18.975 ha dengan kapasitas produksi 18,6 ton
per ha/th/TBS
2. Perusahaan/Swasta dengan luasan
121.348,87 ha dengan kapasitas produksi
20,4 ha/th/TBS
Potensi Ekonomi Lokal
B. Karet
• Luas yang diusahan petani 6.060 ha (produksi 3.100 ha)
dengan produksi rata-rata per bulan 1.000 ton lump
C. kelapa Dalam
• Luas 2.397 ha dengan produksi 2,5 juta biji/bulan
D. Kopi dengan luas 500 ha dan produksi 15-20 ton/bulan
E. Kakao luas 340 ha dengan hasil 40-50 ton/bulan dijual ke
Sulawesi Selatan
F. Lada luas tanam 300 ha dengan produksi 5-10 ton/bulan
G. Aren luas tanaman 100 ha dengan produksi 3-5 ton perbulan
Potensi Perikanan
• Luas laut 384.900 ha dan panjang pantai 825 km
dengan total produksi 50.064 ton senilai Rp.
708.272.362.000,-
• Perikanan laut 45.278 ton/Rp 588.620.760 yang
potensial berupa ikan laut segar, ikan laut kering,
udang segar, ubur2, rumput laut dan mutiara
• Perikanan darat 4.786 ton/Rp.
119.651.602.000,-) yang potensial berupa ikan
gabus, papuyu, udang galah, sepat siam dll
Unggulan Sektor Kelautan Dan Perikanan
Kabupaten Kotabaru
Perikanan Tangkap
• Ikan Tembang (Sardinella lemuru)
• Ikan Teri (Engraulis sp.)
• Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
• Ikan Tenggiri (Acanthocybium solandri)
• Ikan Bawal (Pampus sp.)
• Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus)
• Lobster (Nephropsis sp. dan Metanephrops sp.)
 
Perikanan Budidaya
• Rumput Laut (Euchema cottonii dan Gracilaria spp)
• Kepiting Bakau (Scylla serrata)
• Udang Windu (Penaeus monodon)
• Udang Putih (Penaeus merguiensis)
• Ikan Kerapu (Epinephelus sp.)
• Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer)
• Ikan Bandeng (Chanos chanos)
• Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Potensi Pertanian
1. Tanaman Pangan berupa padi sawah 18.632 ha
dan produksi 76.541 ton, ubi jalar 3.060 ha dan
produksi 46.421 ton dan kedelai 1.637 ha dan
produksi 1.970 ton
2. Peternakan :
• Ternak besar dan kecil terdiri dari sapi 12.087
ekor, kerbau 16.766 ekor dan kambing 19.766 ekor,
• Ternak unggas terdiri dari ayam buras 1.030.230
ekor , ras 171.698 ekor dan itik 170.478 ekor
Potensi Kehutanan dan Hasil Hutan
• Luas hutan 544.997 ha
• Komoditas hasil hutan : sarang burung walet,
gaharu dan lebah
Potensi Pariwisata
• Air Terjun Seratak (Pulau Laut Timur)
• Air Panas, Air Terjun Tumpang Dua, Air Terjun Pantai Gedambaan,
Pantai Gedambaan, Tanjung Pemancingan, G. Pemandangan, G.
Lampu, Waduk G. Ulin, Taman Siring Laut, Pantai Tanjung Ketapang
(Pulau Laut Utara)
• Lomba Perahu Katir
• Taman Bawah Laut Teluk
• Wisata Konservasi Penyu Samber Gelap, Tanjung Kunyit (Terumbu
Karang), Taluk Tamiang/Pantai Terumbu Karang (Pulau Sebuku)
• Gua Temu Luang, Sarang Burung Walet
• Batu Kapur
• Pesta Laut
Potensi Kerajinan
• Terdapat 1.285 industri (1 industri besar, 3
industri sedang , 154 industri kecil dan 1.125
industri rumah tangga)
• Industri kecil formal 148 dan non formal 1.163
• Jenis Industri : makanan, minuman dan
tembakau, tekstil/pakaian dan kulit,
kertas/barang dari kertas/percetakan, kayu dan
barang dari rotan, kimia, karet dan plastik,
barang galian bukan logam dan industri lain
RPJMD Kotabaru 2016-2021
• VISI
• MISI
• ISUE STRATEGIS
• SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
• PROGRAM
• KEGIATAN
Visi dan Misi
VISI
"MEWUJUDKAN KABUPATEN KOTABARU SEBAGAI DAERAH UNGGULAN DI BIDANG AGROBISNIS DAN
KEPARIWISATAAN SERTA KEMANDIRIAN MENUJU MASYARAKAT YANG BERKUALITAS
DAN SEJAHTERA"
 
MISI
1. Mengembangkan dan meningkatkan sektor-sektor produksi di bidang pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan, dan kelautan untuk menunjang Ekowisata dan Agrobisnis serta mempercepat
pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan memaksimalkan potensi strategis yang ada di Kabupaten Kotabaru.
2. Mewujudkan struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan konsep pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
3. Mewujudkan pemenuhan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang
layak dan sejahtera.
4. Mewujudkan kemandirian masyarakat dengan pendekatan partisipatif dan gotong royong.
5. Mewujudkan masyarakat yang religius, sehat, cerdas, terampil.
6. Mewujudkan perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial, dan penanggulangan/ pengentasan
kemiskinan.
7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa melalui penyelenggaraan
pemerintahan yang aspiratif, partisipatif, dan transparan.
TAHAPAN
• KONDISI EKSISTING
• PEMETAAN SEKTOR UNGGULAN
• PENGUKURAN SEKTOR UNGGULAN
• HIPOTESIS DAN INDIKATOR SEKTOR UNGGULAN
(SPECIFIC, MEASURABLE, ATTAINABLE, REALISTIC)
• KEUNGGULAN DALAM PROSUKSI DAN DAYA SAING
• KINERJA : PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL DAN
KONTRIBUSI TERHADAP PEREKONOMIAN
• DAMPAK : PERTUMBUHAN EKONOMI, KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

1. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI


2. KOMPONEN EKOLOGI
3. KOMPONEN SERTIFIKASI/STANDARISASI
4. KOMPONEN KEBIJAKAN TATA GUNA
LAHAN/KETERSEDIAAN RUANG
5. KOMPONEN KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
6. KOMPONEN KELEMBAGAAN DAN FASILITAS
PENDUKUNG
DAMPAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

1. PENDAPATAN DAERAH
2. PENYERAPAN TENAGA KERJA
3. PENINGKATAN AKTIVITAS EKONOMI DAERAH
PEL Unggulan
1. Mengutamakan peningkatan kesempatan
kerja
2. Peningkatan pendapatan rumah tangga
3. Pengurangan kemiskinan
4. Pengurangan pengangguran
Kebijakan PEL
1. Menggerakan pembangunan disemua wilayah yang
berdasarkan inisiatif dari bawah (bottom up)
2. Desentralisasi, kerjasama vertikal antara berbagai tingkat
pemerintahan dan kerjasama horizontal (pemerintah dan
swasta)
3. Pembangunan dengan pendekatan wilayah (lokal)
4. Memaksimalkan potensi wilayah untuk merangsang sistem
ekonomi lokal yang progresif untuk memperbaiki lingkungan
ekonomi
5. Provisi sebagai syarat utama untuk pengembangan aktivitas
ekonomi
Proses PEL
1. Memulai aktivitas dan membangun
konsensus
2. Diagnosis teritori dan penentuan
kelembagaan
3. Menggerakkan forum lokal
4. Strategi PEL dan perencanaan aksi
5. Implementasi pelayanan dan intervensi
6. Umpan balik, monitoring dan evaluasi
Strategi PEL
Intervensi terpadu :
1. Memperbaiki daya saing perusahaan lokal
2. Merangsang masuknya investasi
3. Meningkatkan keahlian tenaga kerja
4. Meningkatkan infrastruktur lokal
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
1. PENGEMBANGAN MODEL
2. PELATIHAN TERPADU (PRODUKSI)
3. PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS (PELAKU)
4. PELATIHAN TENAGA PENDUKUNG TEKNIS (PENYULUH, TEKNIS)
5. FASILITAS AKSES SUMBER DAYA (BAHAN, BENIH//BIBIT, PUPUK, DANA DLL)
6. PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS
7. REVITALISASI PENDATAAN DAN PEMETAAN WILAYAH
8. STANDARISASI
9. SOSIALISASI STEAKHOLDER
10.PENGEMBANGAN PUSAT PEMASARAN DAN PENGOLAHAN
11.KEMITRAAN (PEMBELI/INVESTOR DLL)
12.PERLUNYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
13.PENINGKATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN SENTRA
14.MENDORONG SKPD YANG BERJIWA WIRAUSAHA
Sekian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai