4209 Pertemuan Ke 2
4209 Pertemuan Ke 2
Bab. II
Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui
macam-macam relay, fungsi dari relay, prinsip kerja,
karakteristik relay dan setting arus relay.
Sub Pokok Bahasan :
1. Syarat-syarat relay
2. Klasifikasi relay
3. Fungsi rele pengaman
4. Daerah proteksi ( protection zone)
5. Rele arus lebih (over current relay)
6. Prinsip dasar perhitungan penyetelan arus
7. Prinsip dasar perhitungan penyetelan waktu
8. Relay jarak
Pengantar
a. Cepat bereaksi
Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami
gangguan atau kerja abnormal,
top t p tcb
top = total waktu yang dipergunakan untuk memutuskan hubungan
tp = waktu bereaksinya rele
tcb = waktu yang dipergunakan untuk pelepasan CB
Pada umumnya untuk top sekitar 0,1 detik
b. Selektif
Yang dimaksud selektif adalah kecermatan pemilihan dalam
mengadakan pengamanan, dalam hal ini menyangkut kordinasi
pengamanan dari sistem keseluruhan.
Dengan demikian segala tindakannya akan tepat,
sehingga gangguan dapat dieliminir sekecil mungkin.
Contoh :
CB6
F
CB1 CB2 CB3 CB4 CB5 CB7
CB8
Keandalan relay = 23
92%
25
2. Klasifikasi Relay
a. Berdasarkan prinsip kerjanya :
- relay elektro-magnetis
- relay termis
- relay elektronis
b. Berdasarkan kontruksinya :
- tipe angker tarikan
- tipe batang seimbang
- tipe cakram induksi
- tipe kumparan bergerak
e. Berdasarkan karakteristiknya :
- instantaneous
- definitte time delay, yaitu relay yang bekerjanya dengan
kelambatan waktu
- inverse
3. Fungsi Relay Pengaman:
R : Relay
DC
CT : Current transformator
TC : Triping Coil R
Ir
A : Alarm CT
I
Karakteristik Relay Arus
lebih: t
Bila arus baban naik
melebihi harga yang
diijinkan, maka harga Ir
juga akan naik. Bila
naiknya arus melebihi
harga operasi dari relai
(setting arus), maka relay
akan bekerja yang
ditandai dengan alarm
yang berbunyi dan TC
melepas engkol sehingga
PMT membuka. Ir I
2. Relay arus lebih waktu tertentu ( definite time )
Bus-bar
t
TC
PMT
P
A
DC
t1
R T
Ir I1 I
-
CT (b)
(a)
I
3. Relay arus lebih berbanding terbalik (invers)
TC
P PMT
A
DC
I
R/T
Ir
CT
(b)
I (a)
6. Prinsip dasar perhitungan penyetelan arus
a. Batas penyetelan minimum relay arus lebih dinyatakan
bahwa “relay arus lebih tidak boleh bekerja pada saat
terjadi beban maksimum”, sehingga dapat ditulis suatu
persamaan sebagai berikut :
k fk
Is I maks
kd
dengan :
Is : penyetelan arus
Kfk : faktor keamanan, antara 1,1÷1,2
Kd :faktor arus kembali
Imaks : arus maksimum yang diijinkan pada peralatan yang
diamankan (diambil nilai arus nominalnya)
b. Batas penyetelan maksimum relay arus lebih
Yang dimaksud batas penyetelan maksimum relay arus
lebih adalah “relay harus bekerja bila terjadi gangguan
hubung singkat pada rel berikutnya”
A B C
Penyetelan arus Is : Is k In
dengan :
k : konstanta perbandingan, besarnya tegantung dari
pabrik pembuatnya, (umumnya 0,6 ÷1,4 atau 1,0 ÷
2,0)
In : arus nominal, dapat merupakan dua nilai yang
merupakan kelipatannya. (misal 2,5 A atau 5,0 A;
1,0 A atau 2,0 A dan seterusnya)
2. Relay arus lebih inverse
Jenis relay ini penyetelan arus Is langsung dalam Amper