Anda di halaman 1dari 20

2/2

ASKEB PERSALINAN DAN BBL


2/2

Kelompok 3
Dinda Ayu Anissa (2015301056)
Shinta muthi s (2015301090)
Elsa rahmawati (2015301100)

PERUBAHAN SISTEM METABOLISME GLUKOSA GASTROINTESTINAL DAN


KEKEBALAN TUBUH
2/2

A. Sistem Metabolisme Glokusa


Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali
pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya
sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam) (Pusdiknakes,
2003).
2/2

Otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada saat kelahiran, setelah talipusat diklem, seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir kadar
glukosa darah akan turun dalam waktu 1-2 jam. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam
jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen,
terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermi
saat lahir, kemudian mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam
pertama kelahiran (Rochmah, 2012. h. 9).
2/2

Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa
cara sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-
1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi
didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah yang mengalami hipotermia pada saat lahir yang
lahir) mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis) glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam
lemak (glukoneogenesis) (Pusdiknakes, 2003). keadaan hangat.
2/2

Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya


Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak
tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan
khas meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apnu,
yang sehat. Jika semua Persediaan digunakan pada jam
tangis lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan.
pertama maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru
Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat tanpa
lahir kurang bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan
gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang
dalam rahim dan distress janin merupakan resiko utama,
hipoglikemia ialah kerusakan yang meluas di seluruh sel-
karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum
sel otak (Pusdiknakes, 2003).
lahir (Rochmah, 2012. h.9).
2/2
B. Sistem Gastrointestinal
1. Pengertian Sistem Pencernaan Neonatus
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang
dari mulai mulut (oris) sampai anus. Bayi baru lahir harus memulai untuk memasukkan,
mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah
melakukan fungsi ini (Varney, 2008).
2/2
Z 2. Adaptasi Fisiologis Sistem Pencernaan Neonatal
Z
a. Intrauteri
Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana
ada pada minggu ke-36 sampai ke-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu
menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat
sederhana serta mengemulsi lemak (Varney, 2008).
Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu.
Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu
Refleks makan pada janin didalam kandungan Sudah mulai terlihat dari kegiatan menelan
2/2 amnion dan menghisap. Mekonium, isi yang utama terutama pada saluran pencernaan janin,
tampak mulai usia 16 minggu, mekonium tidak dikeluarkan selama janin berada didalam
uterus (tidak terjadi proses defekasi) hanya urin mekonium karena peristaltik belum aktif
kecuali pada fetal distres. Pada janin yang mengalami fetal distres, terjadi penekanan pada
abdomen dan spingter anal mengalami relaksasi sehingga mekonium yang tersimpan dalam
usus keluar dan bercampur air ketuban. Enzim- enzim penting untuk mencerna karbohidrat,
protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi sudah mulai dibentuk
untuk mempersiapkan kelahiran (kehidupan janin ekstrauterin). Oksigenasi janin utama tetap
berasal dari sirkulasi maternal-fetal melalui plasenta dan tali pusat (Varney, 2008).
1. Ekstrauterine
6/6 A. Enzim pada Sistem Gastrointestinal
Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir.
Sebagai akibat, bayi baru lahir tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks
seperti yang terdapat pada sereal. Kolostrum terutama kaya akan amilase mamaria.
Perkembangan aktifitas laktase berlangsung relatif lambat dan mencapai tingkat
adekuat pada usia gestasi 36 minggu, namun banyak bayi prematur dapat mencerna
laktosa dengan baik karena laktosa yang diserap dapat dicerna oleh bakteri kolon
menjadi asam lemak rantai pendek, yang kemudian dapat diserap sehingga energi
dapat diselamatkan. (Varney, 2008).
2. Mulut, Faring, Esofagus
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan orang
dewasa, membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu dan basah. Gigi tertanam
didalam gusi dan sekresi ptialin sedikit (Rochmah, 2012).
Sejak lahir, seorang bayi normal dapat menghisap dari puting payudara,
menyalurkan air susu ke bagian belakang mulut dan menelannya selama 5-10 menit
sambil bernafas normal. Terdapat program reflek dan perilaku bawaan, yang menjadi
semakin jelas dalam sekitar satu jam setelah persalinan, termasuk kemampuan bergerak
dari perut ibu ke payudara, aktifitas tangan terkoordinasi, gerakan mencari puting
payudara, melekat ke payudara, dan makan secara rakus sebelum bayi tidur (Varney,
2008).
6/6
3. Lambung
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml untuk bayi baru lahir cukup bulan.
Kapasitas lambung ini akan bertambah secara perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi
sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari pertama kehidupan.
4. Usus
Usus bayi baru lahir relatif tidak matur. Sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis
dan kurang efisien dibandingkan dengan orang dewasa sehingga gelombang peristaltic tidak
dapat diprediksikan. Lipatan dan vili dinding usus belum berkembang sempurna.
5. Rektum, Anus
6/6 Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap, hitam
kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket.
Pengeluaran mekonium, Suatu campuran mukus, sel epitel, asam lemak, dan pigmen
empedu (yang menyebabkan warna khas hitam kehijauan). Mekonium berasal dari:
a. Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok
b. Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna,mulai dari saliva sampai enzim-
enzim pencernaan.
c. Cairan amnionyang diminum janin, yang kadang juga mengandung lanugo dan sel-sel dari
kulit janin atau membrane amnion yang rontok.
C. Sistem Kebebalan Imun
6/6 Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi (Pusdiknakes, 2003). Berikut beberapa
contoh kekebalan alami:

1. Perlindungan oleh kulit membran mukosa


2. Fungsi saringan saluran napas
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung (Pusdiknakes, 2003).
6/6
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi
bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti
pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi
dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami juga disediakan
pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing.
Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien (Pusdiknakes, 2003).
6/6
Bayi memiliki imunoglobulin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim terlindung
membatasi kebutuhan untuk bereaksi pada kekebalan terhadap antigen tertentu. Ada tiga
macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf menunjukan masing-masing golongan), yaitu
IgG, IgA, dan IgM. Hanya IgG yang cukup kecil melewati pembatas plasenta, IgG merupakan
golongan antibodi yang sangat penting dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi. IgG
mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, tingkat IgG
bayi sama dengan atau sedikit lebih banyak daripada ibu. Tingkat Ig ini memberikan
kekebalan pasif selama beberapa bulan kehidupan (Pusdiknakes, 2003).
6/6

IgA sebagai pelindung membran lenyap dari traktus naps dan traktus urinarius dan traktus
gastrointestinal kecuali jika bayi diberi ASI. Bayi mulai menyintea IgG dan mencapai sekitar
kadar IgG orang dewasa pada usia 1 tahun, sedangkan kadar orang dewasa dicapai pada usia 9
bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini (Bobak, 2005).
6/6

Tingkat IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama walaupun tingkat salive
sekresi mencapai tingkat oreang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari
infeksi saluran pernafasan, saluran usus lambung, dan mata. Sedangkan, imunoglobulin jenis
lainnya, yaitu IgD dan IgE, tidak begitu berkembang pada neonatus (Pusdiknakes, 2003).
ELEMENTS
THANK YOU

2/2

Anda mungkin juga menyukai