Anda di halaman 1dari 60

Ikatan Logam

Ikatan Logam

Sifat-sifat logam: konduktor (listrik dan panas), dapat


ditempa, ductil, titik didih tinggi, mengkilap. Sifat-sifat
logam tidak berubah dalam wujud cairan (lelehan), tetapi
akan hilang dalam wujud gas, misalnya uap logam tidak
lagi besifat konduktor.

Model ikatan yang memenuhi pada logam harus dapat


menjelaskan sifat-sifat yang teramati pada logam,
khususnya sifat daya hantar listrik logam
Model lautan elektron (electron sea)
model

Elektron valensi pada logam dapat bergerak


dengan bebas dalam struktur logam.

Dikemukakan oleh Drude pada tahun 1900 dan


disempurnakan oleh Lorentz tahun1923

Dalam logam, atom-atomnya menggunakan


secara bersama-sama elektron valensinya dengan
atom tetangga terdekatnya. Elektron valensi ini
membentuk awan elektron yang melingkupi
keseluruhan atom dan dapat bergerak secara
bebas di dalam struktur logam.
Ikatan logam didefinisikan sebagai gaya Tarik Antara kation-kation
logam dengan awan elektron yang bermuatan negatif yang terbentuk
dari elektron valensi dari atom-atom logam

Hal ini dapat menjelaskan sifat hantaran (listrik dan panas) dari
logam.
Berbeda dengan ikatan ion, Ikatan pada logam tidak berarah yang
menyebabkan logam dapat ditempa dan ductil. Sifat ini kontras
dengan sifat senyawa ionik misalnya.
2. Teori Pita (Band Theory)
Teori Orbital Molekul yang diterapkan
pada logam disebut dengan teori pita.
Berdasarkan teori ini apabila atom-atom
membentuk suatu molekul maka akan
terjadi kombinasi linear dari orbital-orbital
atom membentuk orbital molekul.
Contoh: Li: 1s2 2s1.
Jika dua atom Li berikatan maka 2 orbital
1s akan bergabung membentuk dua
orbital molekul: 1s dan *2s
Teori pita untuk logam Li

*2s
*2s
       *2s
2s 2s 2s 2s 2s 2s 2s n
  2s
2s  2s
2 atom Li 4 atom Li n atom Li
n sekitar bilangan Avogadro

Jika n atom Li bergabung akan terbentuk ½ n orbital 2s dan ½ n orbital *2s, untuk n
yang besar jarak antar tingkat energi menjadi sangat berdekatan sehingga membentuk
pita. Untuk Li, pita yang terbentuk terisi ½-penuh, yaitu bagian 2s-nya terisi penuh dan
bagian *2s-nya kosong.
Teori pita untuk logam Be (1s2 2s2)

*2p

e-

Energi
2p
 *2s

2s n
2s
n atom Be

Jika n atom Be bergabung, pita yang terbentuk terisi penuh, sehingga


diharapkan logam Be tidak akan menghantarkan listrik. TETAPI pita 2p,
yang terbentuk dari penggabungan n orbital 2p dari Be, overlap dengan
pita 2s. Sehingga elektron dengan mudah perpindah dari pita 2s ke pita
2p. Sehingga Be tetap menunjukan sifat sebagai logam.
Pita Valensi dan Pita Konduksi Semikonduktor

Pada semikonduktor pita bonding terluar disebut


dengan pita valensi sedangkan antibonding terluar
doisebut dengan pita konduksi.
Kedua pita tersebut dipisahkan oleh energi ambang
(band gap).
Pada 0 K dianggap bahwa pita bonding terisi penuh
elektron sedangkan pita konduksi tidak terisi elektron.
Konduktor, semikonduktor dan Isolator

Pita Valensi: pita energi tertinggi yang terisi elektron.


Pita Hantaran: pita energi berikutnya yang tak terisi elektron

isolator konduktor konduktor semikonduktor

Intrinsik semikonduktor
Semikonduktor tipe-N
Semikonduktor tipe-P
Ikatan ion
Tanti Haryati
“Perhaps one of you gentlemen wouldn’t mind telling me
just what outside the window you find so attractive…?”
• Ion adalah atom atau kumpulan atom yang memiliki
muatan positif atau negatif.
• Kation dan anion
• Ion monoatom atau ion sederhana
• Ion poliatomik
• Ikatan ion : Tarikan atau gaya tarik elektrostatik Antara
kation dan anion dalam senyawa ionik
• Apakah reaksi Antara kation dan anion selalu
menghasilkan senyawa ionik?
1. Reaksi Antara kation sederhana dengan anion
sederhana : senyawa biner
a. Senyawa kovalen jika tersusun atas atom-atom
nonlogam : HCl, H2O
b. Senyawa kovalen tersusun atas atom logam dan
atom nonlogam dengan   1,7 skala puling :
AlBr3, AgCl
c. Senyawa ionik bila tersusun atas atom logam
dengan nonlogam dengan  > 1,7 skala puling :
NaCl, MgO
2. Reaksi antara kation sederhana dengan anion poliatomik. Ada 2
kemungkinan :
a. Senyawa kovalen bila kationnya H+
b. Senyawa ionik bila kationnya logam

3. Reaksi antara kation poliatomik dengan anion sederhana; hasilnya


senyawa ionik

4. Reaksi Antara kation poliatomik dengan anion poliatomik


Kesimpulan :
1. Reaksi atau gabungan Antara kation dan anion tidak
selalu menghasilkan senyawa ion
2. Senyawa yang tersusun atas atom logam dan atom
nonlogam dapat merupakan senyawa ionik dan juga
senyawa kovalen
3. Senyawa yg tersusun atas atom-atom nonlogam
dapat merupakan senyawa kovalen
Penggolongan Senyawa Ionik

1. Senyawa ionik sederhana, ion-ion yang terdiri satu atom


: NaCl, KCl, MgCl2
2. Senyawa ionik yang mengandung kation sederhana dan
anion poliatomik : K2SO4, NaNO3
3. Senyawa ionik yang mengandung kation poliatomik dan
anion sederhana : NH4Cl
4. Senyawa ionik yang mengandung kation dan anion
poliatomik : NH4NO3
Sifat-sifat senyawa ionik

- Memiliki daya hantar yang rendah dalam keadaan padat, tetapi cukup tinggi
dalam keadaan lebur atau dalam keadaan terlarut dalam pelarut polar.
- Senyawa ionik cenderung memiliki titik lebur dan titik didih yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh adanya ikatan ion yang umumnya kuat dan menuju kesegala
arah
- Senyawa ionik mudah larut dalam pelarut polar
- Senyawa ionik pada umumnya keras, tetapi rapuh
Gaya Antar Molekul
- Gaya intramolekul mengikat atom-atom dalam
molekul; menstabilkan molekul-molekul
- Gaya antarmolekul menyebabkan sifat-sifat materi
dalam jumlah besar ( titik leleh dan titik didih)

Intermolecular vs Intramolecular
• 41 kJ to vaporize 1 mole of water (inter)
• 930 kJ to break all O-H bonds in 1 mole of water (intra)
Generally,
intermolecular
forces are much
weaker than
intramolecular
forces.

“Measure” of intermolecular force


boiling point
melting point
DHvap
DHfus
DHsub
Intermolecular Forces

1. Ion - Dipole
2. Dipole-Dipole Forces
3. Dipole - Induced Dipole (gaya
dipol-dipol induksian)
4. Instantaneous Dipole-Induced
Dipole (gaya london)
5. Hydrogen Bonding
Table of Force Energies

Type of Force Energy (kJ/mol) Ionic


Bond 300-600 Covalent
200-400Hydrogen Bonding 20-40
Ion-Dipole 10-20 Dipole-
Dipole 1-5 Instantaneous
Dipole/ Induced Dipole
0.05-2
• Gaya Dipol-Dipol
Merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul
polar, yaitu antara molekul-molekul yang memiliki
momen dipol. Makin besar momen dipolnya, makin
kuat gayanya

Asal gaya ini adalah gaya elektrostatik


Orientation of Polar Molecules in a Solid

Dalam fase padat susunan molekul-molekul polar lebih teratur


daripada susunan fase cair. Dalam kristal molekuler, molekul-
molekul yang ada tersusun secara teratur dan berulang
Dalam fase cair, molekul-molekul polar
cenderung membentuk susunan dimana
pusat muatan positifnya dekat dengan
pusat muatan negatif molekul-molekul
polar yang lain.
Pada waktu temparatur mencapai titik
didih cairan maka kekuatan gaya tarik
dan gaya tolak seimbang, cairan mulai
mendidih
• Gaya Ion-Dipol
interaksi elektrostatik juga menjelaskan gaya ion-dipol
yang terjadi antara suatu ion (bisa kation atau anion)
dengan suatu molekul polar.
kekuatan interaksi ini bergantung pada muatan dan
ukuran ion dan pada besarnya momen dipol dan
ukuran molekul. Muatan kation umumnya lebih
terpusat, karena kation biasanya lebih kecil dari anion
jadi untuk muatan yang sama, kation berinteraksi
lebih kuat daripada anion
Ion-Dipole Interaction
Olmsted Williams Fig 10-34

A molecular picture showing the ion-dipole


Interaction that helps a solid ionic crystal dissolve
in water. The arrows indicate ion-dipole interactions.
• Gaya London
ketika elektron yang selalu dalam keadaan bergerak, maka
pada suatu saat yang singkat dapat terjadi polarisasi rapatan
elektron. Bentuk awan elektron dianggap mengalami deviasi
dari simetri bola. Hal ini menyebabkan pusat muatan positif
dan negatif memisa dan molekul dikatakan memiliki dipol
sesaat

apabila didekatnya ada molekul nonpolar sejenis atau berbeda,


maka molekul dengan dipol sesaat ini akan menginduksi
molekul tersebut sehingga terjadi dipol induksian

setelah pada dua molekul tersebut terbentuk dipol sesaat dan


dipol induksian, maka antara keduanya terjadi gaya
elektrostatik yang disebut gaya london
Gaya Dipol-Dipol Induksian dan gaya ion-dipol induksian
Apabila molekul polar atau ion dan molekul nonpolar berada
pada jarak tertentu, molekul polar dapat menginduksi molekul
nonpolar sehingga pada molekul nonpolar tersebut terjadi
dipol induksian
Setelah proses induksian berlangsung, maka antara kedua
molekul tersebut terjadi gaya tarik elektrostatik yang disebut
gaya dipol permanen-dipol induksian atau gaya dipol-dipol
induksian
ion-induced dipole interaction

dipole-induced dipole interaction


Hydrogen Bond (strongest)
The hydrogen bond is a special dipole-dipole interaction between
the hydrogen atom in a polar N-H, O-H, or F-H bond and an
electronegative O, N, or F atom. IT IS NOT A BOND.
A H… B or A H… A
A & B are N, O, or F
Hydrogen Bond

11.2
Why is the hydrogen bond considered a “special”
dipole-dipole interaction?

Decreasing molar mass


Decreasing boiling point

11.2
Hydrogen
Bonding
in Water
Molecules
Struktur Kristal
• Padatan :kristal dan amorf
• Padatan kristal memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau jauh, atom-
atomnya, molekul-molekulnya, atau ion-ionnya menempati tempat tertentu.
Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen,
gaya London, ikatan hydrogen, atau kombinasi gaya-gaya ini.
• Padatan amorf tidak memiliki susunan yang tertata dengan baik
• Sel satuan merupakan satuan perulangan terkecil yang menunjukkan semua
simetri yang terdapat dalam struktur kristal
• Kisi kristal terdiri atas atom, ion atau molekul yang tersusun secara teratur dan
berulang (periodik)
• Pola susunan yang teratur dan berulang dari atom, molekul atau ion yang
terdapat dalam suatu kristal menghasilkan kisi kristal dengan bentuk tertentu
Penataan Bola-bola

• Bilangan Koordinasi : jumlah atom atau ion disekitar


satu atom atau ion dalam kisi kristal
Tipe-tipe Kristal (Ikatan dalam Padatan)
Kita dapat menggolongkan kristal menurut jenis gaya antara partikel :
1. Ionik
2. Molekular
3. Kovalen
4. logam
Kristal Ionik
Mengandung ion-ion yang terikat oleh ikatan ion
• Didalam suatu kristal ionik, banyaknya anion yang
mengelilingi kation dengan jarak yang sama
merupakan bilangan koordinasi dari kation. Sebaliknya
banyaknya kation yang mengelilingi anion dengan jarak
yang sama merupakan bilangan koordinasi dari anion
• Natrium Klorida, NaCl
• Zns mengkristal dengan struktur kristal
heksagonal.
• Beberapa senyawa dengan struktur kristal
Wurtzit : ZnO, ZnS, ZnSe, ZnTe
• Rutil, TiO2
• Tetragonal primitif

• Di dalam kisi ini ion Ti4+ dikelilingi oleh 6 ion O2+


seharga geometri oktahedral; ion O2+ dikelilingi oleh
3 ion Ti4+ seharga dengan geometri trigonal planar
Kristal Molekular
• Kristal Molekular terdiri atas atom-
atom atau molekul-molekul yang
terikat oleh gaya van der waals dan
atau ikatan hydrogen
• Contoh : padatan SO2, I2, P4, S8
• Lebih lemah daripada ikatan kovalen
dan ion, lebih mudah diputuskan,
sebgian besar kristal molecular
meleleh dibawah 200 oC
Kristal Kovalen
• Disebut kristal jaringan kovalen, atom-atom terikat sepenuhnya oleh ikatan
kovalen dalan jaringan tiga dimensi yang luas.
• Contoh : alotrop karbon intan dan grafit
kuarsa (SiO2)
Kristal Logam (Ikatan Logam)

Anda mungkin juga menyukai