Ikatan Logam
Hal ini dapat menjelaskan sifat hantaran (listrik dan panas) dari
logam.
Berbeda dengan ikatan ion, Ikatan pada logam tidak berarah yang
menyebabkan logam dapat ditempa dan ductil. Sifat ini kontras
dengan sifat senyawa ionik misalnya.
2. Teori Pita (Band Theory)
Teori Orbital Molekul yang diterapkan
pada logam disebut dengan teori pita.
Berdasarkan teori ini apabila atom-atom
membentuk suatu molekul maka akan
terjadi kombinasi linear dari orbital-orbital
atom membentuk orbital molekul.
Contoh: Li: 1s2 2s1.
Jika dua atom Li berikatan maka 2 orbital
1s akan bergabung membentuk dua
orbital molekul: 1s dan *2s
Teori pita untuk logam Li
*2s
*2s
*2s
2s 2s 2s 2s 2s 2s 2s n
2s
2s 2s
2 atom Li 4 atom Li n atom Li
n sekitar bilangan Avogadro
Jika n atom Li bergabung akan terbentuk ½ n orbital 2s dan ½ n orbital *2s, untuk n
yang besar jarak antar tingkat energi menjadi sangat berdekatan sehingga membentuk
pita. Untuk Li, pita yang terbentuk terisi ½-penuh, yaitu bagian 2s-nya terisi penuh dan
bagian *2s-nya kosong.
Teori pita untuk logam Be (1s2 2s2)
*2p
e-
Energi
2p
*2s
2s n
2s
n atom Be
Intrinsik semikonduktor
Semikonduktor tipe-N
Semikonduktor tipe-P
Ikatan ion
Tanti Haryati
“Perhaps one of you gentlemen wouldn’t mind telling me
just what outside the window you find so attractive…?”
• Ion adalah atom atau kumpulan atom yang memiliki
muatan positif atau negatif.
• Kation dan anion
• Ion monoatom atau ion sederhana
• Ion poliatomik
• Ikatan ion : Tarikan atau gaya tarik elektrostatik Antara
kation dan anion dalam senyawa ionik
• Apakah reaksi Antara kation dan anion selalu
menghasilkan senyawa ionik?
1. Reaksi Antara kation sederhana dengan anion
sederhana : senyawa biner
a. Senyawa kovalen jika tersusun atas atom-atom
nonlogam : HCl, H2O
b. Senyawa kovalen tersusun atas atom logam dan
atom nonlogam dengan 1,7 skala puling :
AlBr3, AgCl
c. Senyawa ionik bila tersusun atas atom logam
dengan nonlogam dengan > 1,7 skala puling :
NaCl, MgO
2. Reaksi antara kation sederhana dengan anion poliatomik. Ada 2
kemungkinan :
a. Senyawa kovalen bila kationnya H+
b. Senyawa ionik bila kationnya logam
- Memiliki daya hantar yang rendah dalam keadaan padat, tetapi cukup tinggi
dalam keadaan lebur atau dalam keadaan terlarut dalam pelarut polar.
- Senyawa ionik cenderung memiliki titik lebur dan titik didih yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh adanya ikatan ion yang umumnya kuat dan menuju kesegala
arah
- Senyawa ionik mudah larut dalam pelarut polar
- Senyawa ionik pada umumnya keras, tetapi rapuh
Gaya Antar Molekul
- Gaya intramolekul mengikat atom-atom dalam
molekul; menstabilkan molekul-molekul
- Gaya antarmolekul menyebabkan sifat-sifat materi
dalam jumlah besar ( titik leleh dan titik didih)
Intermolecular vs Intramolecular
• 41 kJ to vaporize 1 mole of water (inter)
• 930 kJ to break all O-H bonds in 1 mole of water (intra)
Generally,
intermolecular
forces are much
weaker than
intramolecular
forces.
1. Ion - Dipole
2. Dipole-Dipole Forces
3. Dipole - Induced Dipole (gaya
dipol-dipol induksian)
4. Instantaneous Dipole-Induced
Dipole (gaya london)
5. Hydrogen Bonding
Table of Force Energies
11.2
Why is the hydrogen bond considered a “special”
dipole-dipole interaction?
11.2
Hydrogen
Bonding
in Water
Molecules
Struktur Kristal
• Padatan :kristal dan amorf
• Padatan kristal memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau jauh, atom-
atomnya, molekul-molekulnya, atau ion-ionnya menempati tempat tertentu.
Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen,
gaya London, ikatan hydrogen, atau kombinasi gaya-gaya ini.
• Padatan amorf tidak memiliki susunan yang tertata dengan baik
• Sel satuan merupakan satuan perulangan terkecil yang menunjukkan semua
simetri yang terdapat dalam struktur kristal
• Kisi kristal terdiri atas atom, ion atau molekul yang tersusun secara teratur dan
berulang (periodik)
• Pola susunan yang teratur dan berulang dari atom, molekul atau ion yang
terdapat dalam suatu kristal menghasilkan kisi kristal dengan bentuk tertentu
Penataan Bola-bola