Anda di halaman 1dari 30

DENGUE HEMORAGIC

FEVER (DHF)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


• DESI FITRIANI(2000212004)
• HARUM BULAN ZAINAL (2000212009)
• NINGSI DWI LESTARI(2000212012)
• SALSABILLA PERMATA PUTRI (2000212018)
• OSSAMA BY MENDRA (2000212014)
DEFINISI DHF
DEFINISI DHF

Demam berdarah dengue disebabkan


oleh nyamuk aedes aegypti yang
Demam berdarah dengue atau terinfeksi virus dengue saat menggigit
dengue hameorrhagic fever manusia. Virus dengue dapat pula
adalah penyakit infeksi yang ditularkan dari nyamuk ketelur-
disebabkan oleh virus dengue. telurnya. Virus dengue termasuk dalam
Demam berdarah dengue keluarga Flaviviriade dari genus
menyebabkan perembesan Flavivirus didalam darahnya (Suhendro,
plasma yang ditandai dengan et al, 2014). Kelompok Bermain (KB)
peningkatan hematokrit atau dan program Taman Kanak-kanak (TK).
penumpukan cairan dirongga Pada usia ini, anak perlu asupan
tubuh. makanan untuk memenuhi kebutuhan
gizi yang cukup, sehingga orang tua
perlu mengetahui menu-menu
seimbang yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi anaknya.
PATOFISIOLOGI DHF
PATOFISIOLOGI

Tingginya permeabilitas kapiler


dinding pembuluh darah Jika keadaan tersebut tidak
teratasi akan menyebabkan
menyebabkan kebocoran anoksia jaringan, asidosis
plasma yang berlangsung metabolik dan berakhir dengan
selama perjalanan penyakit, kematian. Perdarahan yang
sejak permulaan masa demam terjadi pada pasien DBD terjadi
mencapai puncaknya pada karena trombositopenia,
menurunnya fungsi trombosit
masa renjatan. Pada pasien dan menurunnya faktor
dengan renjatan volume koagulasi (protombin, faktor
plasma dapat menurun sampai V,VII, IX, X dan fibrinogen)
30% atau lebih. (Ngastiyah, 2005)
TANDA DAN GEJALA
TANDA DAN GEJALA

• 1. Demam tinggi selama 5-7 hari


• 2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
• 3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie,
echymosis, hematoma
• 4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri
• 5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati
• 6. Sakit kepala
• 7. Pembengkakan sekitar mata
• 8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
• 9. Tanda-tanda renjatan (sianosis. kulit lembab dan dingin,
tekanan darah menurun, gelisah. capillary refill lebih dari dua
detik, nadi cepat dan lemah).
TES DIAGNOSTIK DHF
TES DIAGNOSTIK DHF

Pemeriksaan Penunjang Darah. Urine


1. Trombositopenia (N: 150.000- 1. Albuminurial ringan
400.000/ui)
2. Hemokonsentrasi (N pria: 40- Sumsum tulang
48 Nol %) Awal hiposelular kemudian
3. Masa pembekuan normal (10- menjadi hiperselular pada hari ke-
15) 5 dengan gangguan maturasi. Hari
4. Masa pendarahan memanjang ke-10 biasanya kembali normal.
(N=1-3) Pemeriksaan serologi
5. Kimia darah: Hiponatremia. Dilakukan pengukuran titer
6. Hipoproteinemia antibodi pasien dengan cara
7. Hipokalemia hacma glutination inhibition tes
8. SGOT, SGPT meningkat (N< (HI test) atau dengan uji
12u/i) pengikatan komplemen
9. Ureum meningkat. (complement fixation test/CFT)
diambil darah vena 2-5 ml).
PENALATAKSANAAN DHF
PENATALAKSANAAN

Protokol 1 Tersangka DBD


Pasien pulang bila: Hb.Ht normal, trombosit >100.000 /ul
dalam 24 jam. Dengan catatan kontrol kembali bila keadaan
malin buruk. Bila masih meragukan, observasi dan berikan infus
kristaloid 500 cc per 4 jam, ulang Hb, Hr, trombosit.
Pasien di rawat bila Hb, Ht normal tapi trombosit 100.000/μl.
Atau Hb. Httetap/meningkat dengan trombosit normal/menurun.
Monitor vital serta jumlah urin tiap4 jam.
Protokol 2 DBD tanpa pendarahan masif dan syok
Berikan infus larutan kristaloid 4 jam/ kolf. Bila Hb.Ht
normal dan trombosit > 100.000 -150.000 maka cukup
monitor lagi tiap 24 jam. Tapi bila Hb, Ht meningkat periksa
ulang tiap 12 jam.
Setelah 24 jam bila Hb, Ht, dan trombosit :
• stabil, pasien boleh pulang
• normal meningkat trombosit >100.000, ulang periksa tiap 12
jam selama 24 jam. Bila normal dan stabil, boleh pulang.
• klinis memburuk, menunjukkan tanda syok, terapi di
sesuaikan seperti pada syok.Pasien pulang bila tidak demam,
hemodinamik baik. Kontrol poliklinik 24 jamkemudian sambil
periksa darah perifer lengkap. Bila keadaan memburuk harus
segerakembali dirawat.
PROTOKOL 3 DBD DENGAN PERDARAHAN SPONTAN
DAN MASIF TANPA SYOK
Segera infus larutan kristaloid 4 jam/ kolf. Periksa tanda-tanda vital,
darah perifer lengkap, dan homeostasis tiap 4-6 jam. Bila ada tanda-tanda
KID berikan heparin. Transfusi komponen darah diberikan sesuai indikasi.
Fresh rozen plasma (FFP) diberikan bila terdapat defisiensi faktor-faktor
pembekuan (PT dan PTT memanjang). Packed RedCells (PRC) diberikan
bila nilai Hb kurang dari 10 g%. transfusi trombosit diberikan pada DBD
dengan perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit 100.000
disertai atau tanpa KID.

Pada kasus dengan KID pemeriksaan homeostasis diulang 24 jam


kemudian, sedangkan pada kasus tanpa KID pemeriksaan dikerjakan bila
masih ada perdarahan. Penderita DBD dengan gejala-gejala tersebut bila
dijumpai di puskesmas perlu dirujuk dengan infus, idealnya dengan plasma
expander (dekstran) 1-1,5 1/24 jam. Bila tidak tersedia dapat diberikan
kristaloid. Juga diberikan terapi simtomatik sesuai indikasi.
PROTOKOL 4 DBD DENGAN SYOK DAN PERDARAHAN SPONTAN.
Fase awal segera berikan infus larutan kristaloid terutama RL 20
ml/kgBB/jam. Berikan 02 2-4 lt/mnt periksa elektrolit dan ureum,
kreatinin. Evaluasi selama 30-120 menit. Syok dikatakan teratasi bila
keadaan umum membaik, keadaan Sistim Saraf Pusat baik, sistol di atas
100 mmhg dengan tekanan nadi > 20 mmHg. Nadi kurang dari
100X/menit dengan volume yang cukup. Akral hangat, tidak pucat serta
diuresis 0,5-1 ml/kgBB/jam.

Bila syok telah teratasi infus dikurangi menjadi 10 ml/kgBB/jam


lanjut evaluasi 60-120 menit berikut. Bila klinis menjadi stabil kurangi lagi
menjadi 4 jam/kolf. Selama ini periksa ulang Hb, Ht, trombosit, serta
elektrolit tiap 4-6 jam. Bila hemodinamik masih belum stabil dengan Ht
>30% anjuran kombinasi kristaloid dan koloid dengan perbandingan 3-4: I
namun bila Ht <30% berikan transfusi darah merah. Bila syok dari awal
tidak teratasi langsung berikan lar koloid 10-20 ml/kgBB/jam maksimal
1500 ml/24 jam. Bila Hr <30% segera transfusi darah merah.
Bila syok masih juga belum teratasi berikan obat-obatan vasopresor
seperti dopamin, dobutamin atau epinefrin. Bila ternyata ada KID berikan
heparin dan transfusi komponen darah sesuai indikasi. Periksa homeostasis
24 jam setelah pemberian heparin. Tanpa KID periksa homeostasis di
ulang bila masih ada perdarahan. Berikan juga obat obatan sesuai gejala
yang ada. (terapi simtomatik)

Protokol 5 DBD dengan syok tanpa perdarahan

Pada dasarnya sama prinsipnya seperti protokol 4 hanya saja


pemeriksaan klinis dan laboratorium dilakukan seteliti mungkin untuk
menentukan kemungkinan perdarahan tersembunyi disertai KID, maka
heparin dapat diberikan. Bila tidak didapatkan tanda tanda perdarahan,
walau hasil pemeriksaan homeostasis menunjukkan KID maka heparin
tidak diberikan, kecuali bila ada perkembangan ke arah perdarahan.
PROGRAM PEMERINTAH
DALAM
PENANGGULANGAN
PENYAKIT DHF
PROGRAM PEMERINTAH DALAM
PENANGGULANGAN PENYAKIT DHF

Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam


mengatasiPengendalian penyebab penyakit DBD yang dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapametode yang tepat, yaitu:
• Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
denganPemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempatperkembangbiakan nyamuk dan perbaikan desain rumah.
• Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik
(ikanadu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14). Peran pemangsa yang dimainkan olehcopepod
crustacea (sejenis udang-udangan) telah didokumentasikan pada tahun 1930 1950 sebagai
predator yang efektif terhadap Aedes aegypti (Kay BH., 1996).
• Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (fogging) (dengan menggunakan
malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinanpenularan sampai batas
waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) padatempat-tempat penampungan air
seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
ASKEP DHF
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : An. R
Umur : 10 thn
Alamat : Jingkang Rt 03 Rw 02 , Ajibarang
Agama : Islam .
Nama Ibu : Ny. M
Pendidikan : SMP
Nama Ayah : Tn. K
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Diagnosa Medik : DBD
Pengkajian tanggal : 25 Mei 2015 pukull 14.30 WIB

2. Keluhan Utama :
Ibu pasien mengatakan pasien demam.

3. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan lemas
4.Riwayat penyakit sekarang :
Ibu pasien mangatakan pasien panas badannya sudah 6 hari sejak hari selasa 19 Mei 2015 berobat ke
bidan hari rabu panas turun kamis panas lagi dibawa ke DOkter hari minggu pasien masih panas dan
merasa lemas sehingga di bawa ke IGD RSUD Ajibarang senin tanggal 25 Mei 2015 kemudian masuk
di ruang Kenari Atas kamar 7B

5. Riwayat penyakit dahuluSebelumnya pasien pernah dirawat di Rumah Sakit umur 10 bulan karena
diare.

6. Riwayat penyakit keluarga


Ibu pasien mengatakan tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini menderita sakit DBD.

7. Riwayat kehamilan
Anak lahir pada usia kehamilan 9 bulan, dengan berat badan lahir 2,9 kg ditolong oleh bidan. Lahir
spontan dan selama 1 tahun anak mendapat imunisasi lengkap dan minum PASI Lactona s/d 2 tahun.
9.Pengkajian Persistem
a.Pola persepsi dan kesehatan
DS : orang tua pasien mengatakan bahwa kesehatan sangat penting. Ibu pasien
mengatakan belum terlalu paham dengan penyakit yang dialami anaknya.
DO : An. R di rawat di ruang Kenari Atas nomor 7B. Iu pasien tampak sering
bertanya
b.Pola nutrisi dan metabolik
DS : keluarga pasien mengatakan bahwa An. R makannya sudah banyak makan, minumnya juga lumayan
banyak, tidak ada mual dan muntah
DO : pasien menghabiskan sekitar ¾ makanan yang ada di ruah sakit dan menghabiskan minum air meniral
sekitar 700ml (setengah botol mineral 1500ml)
c.Pola eliminasi
DS : orang tua pasien mengatakan BAB dan BAK lancar
DO : pasien mengatakan BAB 1 x sehari, konsistensi baik tidak mengandung air berlebih. BAK lancar kurang
lebih 4-5 x sehariberwarna kuning tidak pekat.
d.Pola akivitas dan latihan
DS : pasien mengatakan badanya masih lemes.
DO : walaupun masih sering tidur di kasur pasien masih dapat berdiri sendiri dan kekamar mandi sendiri
namun masih telihat lemah.
e.Pola istirahat dan tidur
DS : pasien dapat tidur dengan nyinyak dan nyaman
DO : pasien tidur selama 9 jam dan tidak ada lingkar mata.
f.Pola kognitif dan persepsi
DS : orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya tidak ada masalah dengan pengelihtanya dan
pendengarnya
DO : pasien dapat menjawab dengan baik, sklera mata tidak ikterik, tidak ada sianosis dan serumen pada
teliga ada sedikit.
g.Pola persepsi dan konsep diri
DS : orang tua pasien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh.
DO : pasien selalu kooperatif dalam tindakan keperawatan yang dilakuan
h.Pola peran dan hubungan
DS : pasien mengatakan ia lebih suka bercerita dengan ibunya tentang masalahnya
DO : pasien sering di tunggui oleh ibunya
i.Pola koping dan toleransi stres
DS : orang tua pasien mengatakan pasien rajin memkan obat dari rumah sakit.
DO :pasien terlihat meminum obatnya.
j.Pola seksual
DS : orang tua pasien mengatakan anaknya berprilaku seperti anak laki laki lainnya,
DO : pasien berjenis kalamin laki-laki
k.Pola nilai dan keyakinan
DS : orang tua pasien mengatakan anaknya beragama islam
DO : pasien selalu bersikap sabar dan istighfar bila merasa kesakitan
10. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
S : 38,60C
RR : 32 x / menit
N : 108 x / menit
Berat badan : 23 Kg
Betuk Kepala : mesocepal
Rambut : pendek bersih
Telinga : simetris tidak ada serumen yang berlebih
Mata : simetris tidak ada sianosis dan lingkar hitam di bawah mata.
Hidung : tidak terdapat polip dan tidak terliahat pernafasan cuping hidung
Mulut : mukosa kering, tidak ada sariawan dan tidak ada karies gigi
Dada : datar simetris
Jantung : tidak ada bunyi jantung tambahan s1 > s2, S1 loop S2 dup
Paru-paru : tidak ada bunyi ronchi,
Abdomen : tidak ada nyeri tekan. Tidak teraba hepar
Punggung :tidak ada sklereosis dan kelainan tulang lainnya
Genetalia : pasien berjenis kelamin laki-laki
Ekstermitas :-
Atas : terpasang infus
Bawah : anggota gerak bawah lengkap tidak ada
kekurangan.
Kulit : turgor kulit buruk
1. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hasil satuan Nilai normal
Hematologi
CBC
Hemoglobin 14.2 g/dL 11.5-15.5
Leukosit 7.83 103/ul 4.5-14.5
Hematokrit 41.3 % 35.5-45.5
Eritrosit 5.54 106/ul 4.5-14.5
Trombosit L 60 103/ul 150-450
MCV L74.5 fL 79.0-99.0
MCH L25.6 pg 27.0-31.0
MCHC 34.4 g/dL 33.0-37.0
RDW H % 11.5-14.5
MPV H14.9 7.2-11.1
SERO IMUNOLOGI
Dengue IgG Reaktif Non Reaktif
Dengue IgM Non Reaktif Non Reaktif
1. Terapi
IVFD RL 20 tpm
Injeksi ranitidin 2x ½ ampul (2x25mg)
Tab Paracetamol 3x250 mg

B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Ibu pasien mengatakan Proses infeksi (virus dengue) Hipertermi
pasien demam
DO :
TTV: TD :90/60 mmHg
N :104 x / menit
S : 38,60C
RR: 32x / menit
mukosa kering
2. DS : Ibu pasien mengatakan Kehilangan cairan secara aktif Defisit volume
anaknya lemas, sering cairan
berkeringat dingin
DO : Trombosit : 60
Pasien terlihat lemah
Mukosa kering

3. DS : orang tua pasien Tidak mengetahui sumber-sumber Kurang


mengatakan bahwa kesehatan informasi pengetahuan
sangat penting. Ibu pasien
mengatakan belum terlalu paham
dengan penyakit yang dialami
anaknya.
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi (virus dengue)
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-sumber
informasi
B. INTERVENSI
DX TUJUAN INTERVENSI
I Setelah dilakuakan tindakan 1. Observasi TTV setiap 1 jam
keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Berikan kompres air biasa / kran
diharapkan suhu tubuhuhu tubuh 3. Anjurkan klien untuk banyak minum
kembali normal 1500 – 2000 ml
Kriteria hasil: 4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang
indikator awal Tujuan tipis dan menyengat keringat.
- TTV 2 5 5. Observasi intake dan out put
khususnya 6. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik
suhu dalam
batas normal
( 365 – 375 )
- Membran 2 5
mukosa
basah
II Setelah di lakukan asuhan keperawatan 1. Observasi Vital sign setiap jam atau
selama 3 x 24 jam diharapkan Tidak lebih.
terjadi syok hipovolemik 2. Observasi capillary refill
Kriteria hasil: 3. Observasi intake dan output, catat
Indicator awal Tujuan jumlah, warna / konsentrasi urine.
4. Anjurkan anak untuk banyak minum
- TD 100/70 2 5 1500-2000 Ml
mmHg, 5. Kolaborasi pemberian cairan intra vena
- N: 80- 2 5 atau plasma atau darah.
120x/mnt
III Setelah dilakuakan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
keperawatan selama 3 x 24 jam keluarga
diharapkan pasien dapat menunjukan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
pengetahuan tentang proses penyakit. bagaimana hal ini berhubungan dengan
Kriteria Hasil : anatomi dan fisiologi sengan cara yang
Indicator awal Tujuan tepat
- Pasien dan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang tepat
keluarga 2 5 4. Gambarkan proses penyakit dengan cara
menyatakan yang tepat
pemahaman tentang 2 5 5. Identifikasi kemungkinan penyebeb
penyakit, kondisi, dengan cara yang tepat
prognosis dan 6. Diskusikan pilihan terapi atau
program pengobatan 2 5 penanganan
- Pasien dan 7. Dukungan pasien untuk mengekplorasi
keluarga mampu atau mendapatkan second opinion
melaksanakan dengan cara yang tepat atau
prosedur yang diidentifikasikan
dijelaskan secara 8. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
benar 2 5 dukungan dengan cara yang tepat
-Pasien dan
keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
A. IMPLEMENTASI
TANGGAL/ DX IMPLEMENTASI RESPON PAR
JAM
25 mei 2015 I/II/ - Mengkaji keadaan umum KU sedang
14.30 wib III dan kesadaran pasien Kesadaran
- Mengkaji keluhan composmentis
I/II/ pasien pasien mengatakan
III lemas, sering
berkeringat, nafsu
makan turun

- Mengkaji tingkat
III pengetahuan keluarga tingkat pengetahuan
pasien tentang penyakit keluarga pasien
pasien masih rendah

- Melakukan pemeriksaan
I/II/ fisik membram mukosa
III mulut kering

- Melakukan pengecekan
I/II/
TTV
-TD:90/60 mmHg
III
-N :108 x / menit
-S :38,6oC
-RR:32 x/menit

- Menganjurkan pasien
14.50 WIB I/II untuk banyak minu m
A. EVALUASI
TANGGAL/JAM DX EVALUASI PARAF
28 mei 2015 I S: Pasien mengatakan badannya sudah tidak panas
O: Suhu pasien 35,3oC
A:masalah hipertermi teratasi
indikator awal Tujuan Akhir
- TTV 2 5 5
khususnya
suhu dalam
batas normal (
365 – 375 )
- Membran 2 5 5
mukosa basah
P: Hentikan intervensi

II S: Ibu pasien mengatakan anaknya lemas, sering


berkeringat dingin

O: Trombosit : 60
Pasien terlihat lemah
Mukosa kering

A: Masalah devisit volume cairan teratasi


Indicator awal Tujuan

- TD 100/70 2 5
mmHg,
- N: 80- 2 5
120x/mnt
- Pulsasi 2 5
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai