Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan aman
dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan kala empat
dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir.
KARAKTERISTIK PERSALINAN NORMAL
Persalinan dapat dikatakan normal jika : 1) usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), 2)
terjadi spontan, 3) presentasi kepala, 4) berlangsung <18 jam, dan 5) Tidak terdapat
komplikasi pada ibu ataupun janin.3
4 Kala Persalinan
1. Kala 1 (pembukaan), dibagi menjadi 2:
• Fase laten: pembukaan serviks 1-3 cm sekitar 8 jam
• Fase aktif: pembukaan serviks 4-10 cm (lengkap) sekitar 6 jam
2. Kala II (pengeluaran janin) : pembukaan lengkap sampai bayi lahir, biasanya 1 jam pada
primigravida dan 2 jam pada multigravida
3. Kala III (pengeluaran plasenta): segera setelah bayi lahir hingga pelahiran plasenta dengan durasi
sekitar 30 menit Durasi kala 3 umumnya adalah 6 menit dan melebihi 30 menit hanya pada 3%
wanita. Ambang batas lebih dari 30 menit dikaitkan dengan peningkatan risiko lebih besar dari 500
mL kehilangan darah, atau hematokrit lebih dari atau sama dengan 10%, atau kebutuhan untuk
dilatasi dan kuretase. Tindakan manual/ekstraksi plasenta diindikasikan bila kala 3 lebih dari 30
menit.2
4. Kala IV (pengawasan) : Observasi terhadap ibu dilakukan selama 1 hingga 2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir.
Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan dikenal dengan
istilah gerakan kardial (cardinal
movement), yaitu dengan menilai
perubahan posisi kepala janin selama
melewati jalan lahir.
Anamnesis
• Penilaian awal pada persalinan berupa anamnesis dari riwayat antenatal care (ANC), serta
konfirmasi terkait perkiraan waktu melahirkan.
• Selain itu juga perlu ditanyakan terkait, waktu dan frekuensi dari kontraksi, ketuban pecah,
dan jika ada tanyakan warna dari air ketuban, tanyakan pergerakan bayi, dan tidaknya
perdarahan dari vagina.
• Kontraksi Braxton-Hicks, yang sering tidak teratur dan tidak meningkat frekuensinya
dengan meningkatnya intensitas, harus dibedakan dari kontraksi yang sebenarnya.
Kontraksi Braxton-Hicks sering diselesaikan dengan ambulasi atau perubahan aktivitas.
• Namun, kontraksi yang menyebabkan persalinan cenderung berlangsung lebih lama dan
lebih intens, yang mengarah pada perubahan serviks.
• Persalinan yang sebenarnya didefinisikan sebagai kontraksi uterus yang menyebabkan
perubahan serviks. Jika kontraksi terjadi tanpa perubahan serviks, itu bukan persalinan.
Pemeriksaan Fisik
• Penilaian tanda vital, suhu, frekuensi nadi, dan frekuensi pernafasan maternal harus dilakukan
pencatatam.
• Selain itu, frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus harus dinilai, terutama pemeriksaan
abdomen dan panggul pada pasien yang datang dalam kemungkinan persalinan.1,2
Pemeriksaan Serviks
• Saat persalinan, serviks mengalami pemendekan dan penipisan. Penipisan serviks mengacu pada
panjang sisanya serviks dan dapat dilaporkan panjangnya atau dalam persentase.
• Perkiraan satu jari telunjuk sama dengan pelebaran 1 cm dan 2 jari telunjuk sama dengan 3 cm.
• Tingkat dilatasi serviks minimal 1 cm/ jam pada wanita nulipara dan 1,2 cm/ jam pada wanita
multipara selama fase aktif persalinan.
Asuhan Persalinan Normal
Pada Kala Persalinan
• Apabila ibu tampak kesakitan atau cemas, biarkan
ibu mencari posisi yang nyaman, jika ibu masih
sanggup berdiri, maka biarkan ibu beraktivitas
Normal Kala 3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastic, sepatu kedap
air, penutup kepala, masker, dan kacamata
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas
38. Ketika plasenta terlihat di introitus vagina, lakukan kelahiran plasenta dengan
menggunakan tangan
Evaluasi
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi serta pencegahan perdarahan pervaginam
47. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus serta menilai kontraksi
48. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan kandung kemih Ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama
paska persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua paska persalinan
50. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bayi bernapas dengan baik dan memiliki suhu
tubuh yang normal
Kebersihan dan Keamanan
51. Menempatkan seluruh peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi pada tempat sampah yang
sesuai
53. Membersihkan badan Ibu dari cairan ketuban, lendir atau darah dengan
menggunakan air DTT.
54. Memastikan ibu merasa nyaman
55. Lakukan dekontaminasi pada tempat bersalin dengan cairan klorin 0,5%
56. Mencelupkan sarung tangan yang telah terkontaminasi dengan cairan
klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
Dokumentasi
58. Melengkapi partograf halaman depan dan belakang dan memeriksa
tanda vital ibu3
REFERENCE
1. Cunningham F, Leveno K, Bloom S. Williams Obstetrics. 25th ed. United States: McGraw Hill
Education; 2018. 392–427 hal.
2. Kilpatrick S, Garrison E. Normal Labor and Delivery. In: Gabbe SG, editor. Obstetrics: Normal and
Problem Pregnancies [Internet]. Sixth Edit. Philadelphia: Elsevier Inc.; 2012. hal. 267–86. Tersedia
pada: http://dx.doi.org/10.1016/B978-1-4377-1935-2.00013-2
3. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editor. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Jakartra; 2010.
4. World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesahatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dan
Rujukan. Edisi Pert. Jakarta: World Health Organization,; 2013. 36–49 hal.
TERIM
A
KASIH