• Biasanya terjadi pada sosial ekonomi rendah, higine dan nutrisi kurang.
• Faktor risiko OMSK lainnya ISPA, status imun yang buruk dan perokok pasif.
• Prevalensi OMSK di dunia mencapai 65-330 juta orang
• 39 hingga 200 juta (60%) penderita mengalami gangguan pendengaran yang
signifikan.
• Departemen Kesehatan melalui Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran di Indonesia, prevalensi OMSK pada tahun 2006-2009 adalah
3,1%.
• Dapat diperkirakan terdapat 6,6 juta penderita OMSK dari 220 juta penduduk
Indonesia
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
• Anamnesis
• Ottorea
• Otalgia
• Riwayat ISPA berulang
• Dapat dijumpai kolesteatom
• Gangguan pendengaran
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Pemeriksaan fisik
• Otoskopi
• perforasi membrane timpani
• Kolesteatom
• Jaringan granulasi
• Sekret purulen
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Pemeriksaan penunjang
• foto rontgen mastoid
• Kultur kuman dari secret
TATALAKSANA
• Tipe aman
• Otorea persisten
• pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari.
• setelah sekret berkurang, dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang
mengandung antibiotika (ex: antibiotika golongan kuinolon topikal) dan
kortikosteroid (berfungsi untuk mengurangi edem agar penyerapan antibiotik lebih
maksimal)
• Otorea berhenti dan secret mongering
• Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2
bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.
TATALAKSANA
• Identitas Pasien
• Nama : Ny. D
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 52 Tahun
• Alamat : Jl. Pemuda Barat
• Pekerjaan : IRT
• No. RM : 44.76.54
ILUSTRASI KASUS
• Anamnesis
• Keluhan utama: Telinga Kanan berair sejak satu minggu yang lalu
SMRS
• Riwayat penyakit sekarang:
• Cairan yang keluar berwarna putih kekuningan, pasien mengatakan
merasakan sakit pada telinga kanannya sejak 6 hari SMRS hingga 2 hari
SMRS. riwayat batuk (-) dan pilek (-), demam (-) beberapa hari sebelum
keluhan pada telinga muncul. Telinga kanannya berdengung (+), terasa
penuh (+). Pendengarannya berkurang pada telinga kanan, penurunan
pendengaran sudah dialami semenjak telinga berair. Ditemukan riwayat
sering mengorek – ngorek telinga ketika merasakan gatal.
ILUSTRASI KASUS
• Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
• Kesadaran : komposmentis
• Kesadaran umum : Tampak Sakit Sedang
• Tekanan Darah : -
• Suhu tubuh : -
• HR : 80x/min
• RR : 20x/min
• Kepala dan Leher Kepala : Dalam batas normal
• Leher : Pembesaran KGB (-)
DEXTRA SINISTRA
Aurikula Bentuk (Normal) Bentuk (Normal)
ILUSTRASI Benjolan (-), Nyeri tekan (-) Benjolan (-), Nyeri tekan (-)
KASUS Tragus pain (-) Tragus pain (-)
Preaurikula Fistula (-), Abses (-) Fistula (-), Abses (-)
Nyeri tekan (-), Edema (-) Nyeri tekan (-), Edema (-)
Retroaurikula Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Status Lokalis
Mastoid Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Pemeriksaan
Edema (-), Hiperemis (-) Edema (-), Hiperemis (-)
umum rutin
CAE Discharge (+) Discharge (-)
telinga Serumen (-) dbn Serumen (-) dbn
Hiperemis (-), Edema (-) Hiperemis (-), Edema (-)
Corpus allienum (-) Corpus allienum (-)
MEMBRAN TIMPANI
Perforasi (+), MT intak (-), MT intak
Pantulan cahaya (-) (-)
Warna kekuningan Pucat
• Diagnosis Kerja
• Diagnosis Banding
• Otitis Eksterna
ILUSTRASI KASUS
Penatalaksanaan
Cetirizine 1x1
Ciprofloksasin 2x1
Tindakan: (-)
ILUSTRASI KASUS
Kesimpulan :
Pasien perempuan usia 52th datang ke poliklinik THT RSUD Dumai
dengan keluhan telinga kanan keluar cairan dan berdengung sejak 1
minggu, sebelumnya pasien juga merasakan penuh pada telinga, pasien
mengeluhkan pendengarannya juga berkurang pada kedua telinga, gejala
yang dirasakan sudah sering berulang, sebelumnya sudah pernah dibawa
berobat ke dokter dan oleh dokter diberikan obat tetes telinga, kemudian
keluhan membaik. Pada pemeriksaan status lokalis hidung didapatkan
sekret kekuningan pada telinga, dengan perforasi membran timpani pada
telinga kanan. Kemudian dilakukan pemeriksaan penala pada kedua
telinga didapatkan hasil rinne (-)/(-), weber lateralisasi ke telinga kanan,
dengan interpretasi tuli konduktif AD. Pasien di diagnosis dengan otitis
media supuratif kronis, oleh dokter spesialis THT diberikan H2O2 3%
cuci telinga, cetirizine dan ciprofloksasin
BAB IV
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Otitis media supuratif kronis infeksi kronis pada telinga Didapatkan pasien datang dengan keluhan telinga kanan
tengah dengan perforasi membran timpani dan ottorhea mengeluarkan cairan kekuningan sejak satu minggu
persisten yang berlangsung selama lebih dari 2 bulan SMRS
dengan atau tanpa kolesteatoma.
Faktor resiko OMSK adalah ISPA berulang, alergi, Pada kasus, pasien menyatakan memiliki riwayat alergi
obstruksi/ disfungsi tuba eustachius, defisiensi imun terhadap suhu dingin dan juga debu rumah, dimana setiap
menyebabkan kegagalan penyembuhan perforasi membran kali pasien terpapar allergen menyebabkan pasien mengalami
timpani. bersin – bersin berulang sehingga memicu timbulnya
keluhan keluarnya cairan pada telinga pasien.
pada OMSK terjadi perforasi membran timpani Pasien juga mengatakan pendengarannya berkurang pada
menyebabkan terganggunya hantaran getaran pada tulang telinga kanan, dibuktikan dengan hasil pemeriksaan otoskopi
– tulang pendengaran sehingga menyebabkan pasien ditemukan adanya discharge purulen pada telinga kanan,
mengalami tuli konduktif perforasi membran timpani pada telinga kanan dan juga
dari pemeriksaan penala ditemukan interpretasi tuli
konduktif AD.
BAB IV
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, tipe OMSK yang
OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna) ditemukan adalah OMSK tipe aman dengan sekret aktif,
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, biasanya dimana pasien mengeluhkan keluar cairan dari telinga kanan
sudah satu minggu, juga pada pemeriksaan otoskopi tidak
tidak ditemukan adanya kolesteatoma, dan pada pemeriksaan fisik
mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Jarang telinga tidak ditemukan adanya tanda-tanda peradangan pada
area retroaurikular khususnya area mastoid pasien.
menimbulkan komplikasi berbahaya. Dan tidak terdapat
kolesteatoma
1. Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. Buku Ajar ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Leher. Edisi 7. Badan Penerbit FKUI: Jakarta, 2018.
3. Khrisna EA. Sudipta IM. Karakteristik Pasien Otitis Media Supuratif Kronik di RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2015. Jurnal Medika Udayana. 2019; 8(8); 2.
4. P. Ashley Wackym, James B. Snow. Ballenger’s. Otolaryngolongy Head and Neck Surgery. 18 th
Edition. People’s Medical Publishing House: USA, 2016.
6. Nursiah S. Pola kuman aerob penyebab OMSK dan kepekaan terhadap beberapa antibiotika di
bagian THT FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan. Medan: FK USU. 2003;1-38.
7. WHO. Chronic suppurative otitis media burden off illness and management options Childand
Adolescent Health and Development Prevention of Blindness and Deafness. Geneva
Switzerland. 2004, 9-46.