Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

PERFORASI GASTER
Anatomi Gaster
 bagian traktus gastrointestinal yang
paling berdilatasi
 seperti huruf J
 terletak diantara esophagus pars
abdominalis dan intestinum tenue.
Gaster berada di region
epigastrium, umbilicalis dan
hipokondrium sinistra abdomen.
 4 lapisan dinding gaster : mukos,
submukosa, muskularis dan serosa.
 Secara fisiologis
mempunyai 2 fungsi
 Fungsi motorik dan
 Fungsi pencernaan
serta sekresi
Definisi Perforasi Gaster

1. Merupakan kebocoran dari dinding mukosa gaster


2. Jika perforasi terjadi secara akut, tidak ada waktu
untuk reaksi inflamasi umtuk menutup daerah yang
mengalami perforasi, sehingga isi lambung dengan
bebas memasuki rongga peritoneum dan dapat
menyebabkan terjadinya peritonitis kimiawi
Epidemiologi Perforasi Gaster

1. Pada anak-anak,
 trauma tumpul dan tembus.
1. Pada orang dewasa,
 penyakit tukak lambung atau ulkus
peptikum.
 30% dari perforasi gaster berhubungan
dengan keganasan.
Etiologi Perforasi Gaster

1. Penyakit Ulkus Peptikum


2. Perforasi Gaster Spontan
3. Trauma
4. Perforasi Gaster Terkait Keganasan
5. Iatrogenik
• Polipektomi
• Dilatasi striktur anastomosis
• Barotrauma
• Obat-obatan,
Patofisiologi Perforasi Gaster

1. Perforasi gaster terjadi akibat kebocoran lapisan


mukosa saluran usus yang mengakibatkan
tumpahnya udara dan isi pencernaan ke dalam
rongga peritoneum.
1. isi lambung yang sangat asam di perforasi
usus yang lebih proksimal, hingga isi dari
daerah perforasi yang lebih distal. Erosi
parsial dapat menjadi robekan dinding
gaster seiring waktu, atau cedera fisik
tertentu dapat menyebabkan pecah secara
spontan
Manifestasi Klinis Perforasi Gaster

• Tergantung pada ukuran luka, kehilangan


darah dan ada tidaknya cedera yang
menyertai, gejala klinis dapat berkisar dari
nyeri lokal ringan hingga tanda-tanda
peritonitis dan syok
Tanda dan gejala:
1. anoreksia, muntah, dan penurunan aktivitas.
2. yang tersering adalah distensi dan nyeri
perut yang tiba-tiba.
3. Pasien dengan perforasi selalu mengeluhkan
nyeri perut yang berat atau nyeri dada.
Diagnosis Perforasi Gaster

Anamnesis
Keluhan: evaluasi nyeri leher, dada, dan abdomen.
Riwayat sebelumnya :
(nasogastric tube, endoskopi), trauma sebelumnya,
operasi sebelumnya, keganasan, kemungkinan
menelan benda asing, kondisi medis (ulkus
peptikum) dan obat-obatan (NSAID,
glukokortikoid).
Pemeriksaan Fisik

1. Takikardia, takipnea, demam, dan nyeri abdomen


generalisata.
2. Bising usus dapat menghilang dan dapat terjadi
nyeri tekan dan lepas saat dipalpasi, defans
muscular bisa terjadi.
Pemeriksaan Penunjang

1. Foto Polos Abdomen


2. menunjukkan udara bebas pada intraperitoneal.
3. berkurangnya air-fluid level di abdomen pada
posisi horizontal dan gas di usus distal relatif
berkurang.
4. Pendekatan diagnostik pada pasien dengan
nyeri perut dimulai dengan foto polos.
Sensitivitas foto biasa untuk mendeteksi free
air ekstra luminal berkisar antara 50% hingga
70%.
Gambar 4. Foto Polos Abdomen menunjukan (a). posisi erek dengan air
fluid levels dan free air di bawah hemidiafragma kanan (ana panah),
(b). posisi supine dengan dilatasi loop usus yang signifikan
Foto polos abdomen posisi erek menunjukan gambaran pneumoperitoneum pada
perforasi gaster
CT-Scan menunjukan diskontinuitas dari
dinding usus
CT-Scan menunjukan kontras enteric dari
ekstraluminal dan intraluminal
CT-Scan menunjukan free intrabdominal fluid
CT-Scan menunjukan kontras intravena
ekstravasasi
CT-Scan menunjukan penebalan dari
dinding usus
CT-Scan menunjukan gambaran hematom
pada mesenterika
1. Ulkus peptikum
Diagnosis Banding
2. Ulkus duodenum Perforasi Gaster
3. Penyakit bilier
4. Infark limpa
5. Insufisiensi mesenterika embolik
6. Gastritis
7. Perforasi esofagus
8. Ruptur aneurisma aorta abdomen
Penatalaksanaan Perforasi Gaster

1. Penatalaksanaan awal perforasi gaster meliputi resusitasi, terapi


oksigen, pemberian cairan intravena, dan antibiotik spektrum
luas (metronidazol dan sefalosporin).
Pemasangan Nasogastric tube (NGT) juga dilakukan. Pemberian
analgesik intravena, dan PPI sesuai dengan indikasi.
Pemasangan kateter urin dilakukan untuk memantau urin
output. Manajemen bedah merupakan managemen untuk
sebagian besar perforasi gaster dan harus dilakukan sedini
mungkin. Operasi untuk perforasi gaster dapat dilakukan
secara laparaskopi dan laparotomi dengan hasil yang sama,
dilaporkan komplikasi yang minim dari teknik laparaskopi
berupa infeksi luka operasi.
Terapi Bedah
Tujuan utama terapi bedah pada kasus perforasi
gaster adalah

1. Koreksi masalah anatomi yang mendasari.


2. Koreksi penyebab terjadinya peritonitis.
3. Mengeluarkan benda-benda asing di bagian
rongga peritoneum yang dapat menghambat
fungsi leukosit dan mendorong pertumbuhan dari
bakteri.
1. Pre-Operatif
 Koreksi ketidakseimbangan cairan atau
elektrolit. Ganti kehilangan cairan
ekstraseluler dengan cairan yang mempunyai
komposisi elektrolit sama seperti plasma.
 Antibiotik sistemik seperti ampisilin,
gentamisin dan metronidazole.
 Pemasangan kateter urin untuk menghitung
output cairan.
 Analgetik seperti morfin dengan dosis kecil
dianjurkan secara continous infusion.
Intra-Operatif

 Omenplasty simple.
 Penjahitan perforasi dengan vagotomy, biasanya vagotomy
perforasi gaster proksimal (PGV).
 Trunkal vagotomy dengan gastroenteric anastomosis jika terjadi
stenosis.
 Eksisi perforasi tanpa vagotomy.
 Gastrektomi parsial pada pasien dengan risiko operasi yang
rendah.
Post-Operatif
 Menggantikan cairan secara
intravena.
 Drainase nasogastric.
 Antibiotik.
 Analgesik.
Komplikasi
Perforasi Gaster
 Infeksi luka
 Sepsis
 Malnutrisi
 Kegagalan multiorgan
 Adhesi dan obstruksi usus
 Delirium
Prognosis Perforasi Gaster

 Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik


berspektrum luas segera dilakukan maka
prognosisnya dubia ad bonam.
 Tetapi apabila terjadi keterlambatan dalam diagnosis
dan pengobatan maka prognosisnya dubia ada malam
hingga dapat menyebabkan kematian.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai