Anda di halaman 1dari 11

Etika Politik

Ferly David, M.Si.


Apa itu Etika Politik
 Salah jika menganggap etika politik bermaksud
langsung mencampuri politik praktis (etika pada
umumnya juga tidak mentapkan apa yang harus
dilakukan oleh seseorang)
 Tugas etika politik adalah memberi alat-alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan
legitimasi politik secara bertanggung jawab.
 Ada dua hal yang menjadi titik berangkat
perkembangan etika politik: (1) Ambruknya
legitimasi kekuasaan yang bersifat religius dan
eliter, dan bersamaan dgn itu (2) munculnya
kesadaran akan kesalahan dari dikhotomi moral dan
politik.
3 Bentuk Legitimasi Kekuasaan
(1) Legtimasi Religius (mendasarkan hak
memerintah berdasarkan faktor yang adi
duniawi). Penguasa memiliki kekuatan ilahi, atau
penguasa ditetapkan oleh yang ilahi.
(2) Legitimasi Eliter (mendasarkan hak untuk
memerintah pada kecakapan khusus suatu
golongan untuk memerintah) Ada 4 macam
legitimasi eliter: aristokrasi (mis. kasta/kelas),
pragmatis (mis. Militer), ideologis (mis. Partai),
teknokratis (mis. Para ahli)
(3) Legitimasi Demokratis (berdasarkan prinsip
kedaulatan rakyat)
Persoalan legitimasi
 Legitimasi religius, pada jaman sekarang tidak
diterima lagi.
 Legitimasi eliter: (a) aristokrasi juga sdh hilang
(b) pragmatis hanya bersifat sementara (c)
ideologi bersifat sangat subyektif (d) teknokratis
terbatas pada keahlian khusus.
 Kekuasaan harus dilegitimasi dari kehendak
mereka yang dikuasai. Prinsip kedaulatan rakyat
adalah prinsip legitimasi yang paling etis
Legitimasi Etis
 3 Syarat legitimasi kekuasaan negara
menurut etika politik modern
(1) Negara harus mengusahakan
kesejahteraan umum
(2) Negara harus bersifat demokratis
(3) Negara harus bersifat negara hukum
2 Prinsip Kehidupan bersama
 (1) Prinsip Solidaritas
Masing-masing anggota masyarakat
bertanggungjawab atas kesejahteraan seluruh
masyarakat, dan masyarakat bertanggungjawab
atas keselamatan dan kesejahteraan anggotanya.
 (2) Prinsip Subsidiaritas
Masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi
kedudukannya harus memberi bantuan kepada
anggota atau lembaga yang terbatas.  Bantuan
yang diberikan harus bersifat menunjang, sehingga
tidak terjadi totalitarisme negara.
Kesejahteraan Umum
 Tujuan Negara adalah penyelenggaraan
kesejahteraan umum, yaitu syarat-syarat dan
kondisi yang perlu tersedia agar para anggota
masyaakat dapat sejahtera.
Jadi:
(1) Negara bukan tujuan pada dirinya sendiri,
tetapi demi kesejahteraan manusia dan
masyarakat.
(2) Fungsi negara bersifat subsidier (membantu
atau menunjang).  Negara tidak
menyelenggaraan kesejahteraan secara
langsung.
Negara Demokratis
 Negara Demokratis ditandai dengan 2 prinsip:
(1) Prinsip kedaulatan Rakyat dan (2) prinsip
perwakilan.
 Negara Demokratis tidak hanya ditandai dengan
terselenggaranya pemilihan umum dan adanya
lembaga perwakilan saja, tetapi terutama
adanya jaminan akan: kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan informasi, kebebasan pers,
kebebasan berkumpul, kebebasan membentuk
serikat dst.
Negara Hukum
 Negara Demokratis harus berbentuk negara
hukum, bukan negara kekuasaan.
 Ciri-ciri Negara Hukum:
(1) Kekuasaannya dijalankan berdasarkan
hukum positif yang berlaku
(2) Kegiatan negara berada dibawah kontrol
kehakiman yang efektif
(3) Berdasarkan sebuah undang-undang dasar
yang menjamin hak-hak asasi manusia
(4) menurut pembagian kekuasaan.
Tanggungjawab Warga Negara
 Sebagaimana negara berkewajiban
menyelenggarakan kesejahteraan umum,
maka masyarakat dan masing-masing
anggotanya wajib untuk menaati
pemimpinnya.  Warga negara wajib
berkorban bagi masyarakat dan negara.
 Kewajiban menaati negara atau
pemerintah tidak berlaku untuk perintah
melakukan sesuatu yang jahat (Di sini
suara hati berperan).
Masalah-Masalah Etika Politik
Selain Masalah Legitimasi Kekuasaan:
 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

 Demokrasi dan HAM

 Militerisme

 Hubungan Agama dan Negara

Anda mungkin juga menyukai