Anda di halaman 1dari 36

MODUL 2

HIMPUNAN, RELASI DAN FUNGSI

Di Susun Oleh :

1. Ansori Heriyanto
2. Herlin
3. Armeiny Serimbang
4. Kartini

MATEMATIKA
( PDGK4108 )
KEGIATAN BELAJAR 1
HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan dan Notasinya
o Himpunan adalah suatu kumpulan dari objek – objek yang di definisikan dengan jelas.
o Objek yang termasuk himpunan di sebut anggota (elemen) dari himpunan itu.
o Pada umumnya himpunan di simbolkan dengan huruf capital A, B, C, …. dan seterusnya.
Sedangkan elemennya biasanya di simbolkan dengan alphabet kecil a, b, c, …. dan
seterusnya.
o Notasi “a ∈ A” di baca a elemen dari A, sedangkan notasi “d ∉ D” di baca d bukan elemen
dari D.
o Himpunan mungkin saja beranggotakan himpunan-himpunan atau yang biasa di sebut
Selanjutnya…

Contoh himpunan
1. Jika G = himpunan huruf hidup dalam abjad latin, maka a ∈ G, e ∈ G, u ∈ G, 0 ∈
G dan I ∈ G, tetapi b ∉ G, d ∉ G, m ∉ G.
2. Jika C = himpunan nama bulan yang diawali dengan huruf J, maka Januari ∈ C,
Juni ∈ C, Juli ∈ C, tetapi Mei ∉ C, Agustus C,November ∉ C.
Notasi Himpunan

Suatu himpunan dapat dinyatakan secara singkat dengan 2 cara, yaitu :


1. Cara daftar ( tabulasi ).
Mendaftaratau menuliskan anggota – anggotanya diantara kurung kurawal buka dan tutup,
setiap dua anggota dipisahkan tanda koma.
Contoh:
P = { 2, 3, 5, 7 } adalah himpunan empat bilangan pertama, dalam mendaftar anggota –
anggotanya tidak perlu berurutan, sehingga himpunan P dapat pula dinyatakan sebagai
{ 3, 5, 2, 7 }, { 7, 3, 5, 2 }, dan lain sebagainya.
Selanjutnya

2. Notasi pembentuk himpunan

Dengan menulis satu huruf sembarangan sebagai perubah anggota dan syarat keanggotaannya serta
tanda garis tegak diantara perubah dan syarat keanggotaannya yang semuanya di tulis diantara kurung
kurawal buka dan tutup.

Contoh:

A= { x|x bilangan asli } dibaca himpunan semua x sedemikian hingga x bilangan asli, atau dapat
dituliskan sebagai A= { bilangan asli }. D = { x|x < 101 dan x bilangan asli } atau D = { bilangan asli
kurang dari 101}. Apabila diketahui bahwa A adalah himpunan semua bilangan asli, maka himpunan
D tersebut dapat dituliskan lebih singkat menjadi D = { x ∈ A|x < 101 }.
B. Hubungan Dua Himpunan

1. Hubungan Bagian (subset)

Misalkan A= { 1, 5 } dan B= { 0, 1, 2, 3, 4, 5 }, maka 1 dan 5 merupakan anggota dari


himpunan A dan juga anggota dari himpunan B ( ditulis A ⊂ B) di baca A termuat dalam B
yang sama artinya B memuat A.

Dalam pembahasan himpunan, kita perlu menetapkan suatu himpunan yang anggota –
anggotanya merupakan sumber pembahasan. Himpunan seperti ini disebut himpunan semesta
dengan lambang huruf S atau U. suatu himpunan dapat digambarkan dengan suatu diagram
yang biasa di sebut DIAGRAM VENN.
2. Dua Himpunan Sama

Dua himpunan A dan B dikatakan sama (A=B) jika setiap anggota A merupakan
anggota B, dan setiap anggota B merupakan anggota A juga.

Contoh:

Jika A = { 1, 2, 3, 4 } dan B= { 4, 2, 3, 1 }, maka A=B

3. Dua Himpunan Ekuivalen

Dua himpunan berhingga A dan B dengan n(A)= n(B), yaitu banyaknya anggota A
sama dengan anggota B, maka dikatakana bahwa himpunan A ekuivalen dengan
himpunan B ( A ~ B ).
4. Dua Himpunan Lepas (saling asing)
Dua himpunan yang tidak kosong A dan B dikatakan saling asing / lepas
(ditulis A // B) dan dibaca A lepas dengan B, jika dua himpunan itu tidak
mempunyai anggota persekutuan, atau setiap anggota A bukan anggota B
dan sebaliknya.
Contoh:
a. Jika A= {1, 2, 3, 4, 5 } dan B= {7, 8, 9, 10}, maka A // B.
b. Jika P= { k, e, t, a, m } dan T= { p, u, r, i, n, g }, maka P // T.
C. OPERASI – OPERASI PADA HIMPUNANNYA.

1. Irisan ( ∩ )
Irisan dari himpunan A dan himpunan B ( ditulis A ∩ B “dibaca A irisan B” ) adalah
himpunan semua anggota persekutuan himpunan A dan himpunan B, atau dengan
kata lain himpunan yang anggota-anggotanya adalah semua anggota himpunan A
yang sekaligus sebagai anggota B.
Atau dapat ditulis sebagai A ∩ B = { x │ x € A ᴧ x € B }.

2. Gabungan
Gabungan dari himpunan A dan himpunan B (ditulis A u B dibaca A gabungan B)
adalah himpunan dari semua anggota himpunan A atau himpunan B. Atau dapat
ditulis A u B = { x │x € A ᴠ x € B }
3. Komplemen suatu bilangan
Misalkan S adalah suatu himpunan semesta maka komplemen dari himpunan A
( ditulis Aᶜ dibaca A komplemen ) adalah himpunan dari semua anggota himpunan
semesta S yang bukan merupakan anggota A. Atau ditulis Aᶜ = {x│x € s ᴧ x Ɇ A}
4. Selisih dua himpunan

Himpunan A dikurangi himpunan B ( ditulis A – B dan dibaca “A kurang B” ) adalah


himpunan dari anggota-anggota himpunan A yang bekan merupakan aggota B. atau
ditulis dengan A – B = { x │ x € A ᴧ x Ɇ B }

5. Perkalian kartesius ( x )
Perkalian kartesius dari himpunan A dan himpunan B (ditulis “A x B” dibaca A x B )
adalah suatu himpunan pasangan terurut yang komponen pertamanya elemen A dan
komponen keduanya elemen B. Secara simbolik ditulis A x B = { ( a, b ) │ a € A ᴧ b
€B}
KEGIATAN BELAJAR 2
RELASI DAN FUNGSI

A. RELASI DAN CONTOHNYA


R = {( 2,2 ), ( 2,4 ), (2,6 ), (3,3 ), (3,6 ), (4,4 ), ( 5,5 ), (6,6 ) }
R adalah himpunan pasangan terurut yang menyatakan relasi membagi
habis pada A. Secara formal didefinisikan sebagai berikut.
Relasi R antara anggota himpunan A dengan anggota himpunan B
adalah suatu himpunan bagian dari A x B.
B. SIFAT-SIFAT RELASI

1. Sifat refleksif

Misalkan S adalah suatu himpunan yang tidak kosong dan R suatu relasi dalam S.
Relasi R bersifat reflektif, jika untuk setiap a € S, ( a, a ) € R. Yaitu setiap elemen S
berelasi dengan dirinya sendiri. Atau Relasi R bersifat reflektif dalam S, jika untuk
setiap a €S, (a, a ) € R

2. Relasi simetris

Misalkan S suatu himpunan yang tidak kosong dan R suatu relasi antara
elemen-elemen S. Relasi R dikatakan bersifat simetris, apabila untuk setiap a,
b € S, jika ( a, b ) € R maka ( b, a ) € R.
3. Relasi transitif

Misalkan S suatu himpunan yang tidak kosong dan R suatu relasi dalam S. Relasi
R bersifat transitif, apabila untuk setiap a, b, c, €, S, jika ( a, b) € R dan ( b,c ) €
R maka ( a, c ) € R.

4. Fungsi/pemetaan

Fungsi/ pemetaan erupakan suatu tipe khusus dari relasi. Secara formal
didefinisikan sebagai berikut.

Fungsi adalah suatu relasi yang memasangkan setiap elemen dari himpunan
kedua, sedemikian hingga tidak ada elemen pada himpunan pertama yang
dipasangkan dengan dua elemen berbeda pada himpunan kedua
C. NOTASI FUNGSI

Suatu fungsi , biasanya diberi symbol dengan huruf kecil f, g, h atau lainnya.
Misalkan suatu fungsi f yang memasangkan setiap elemen himpunan A ke elemen
himpunan B, ditulis sebagai f : A → B.

D. FUNGSI SEBAGAI MESIN

Suatu cara yang dinamis utuk memvisualisasi konsep fungsi melaui mesin. Sebagai
input ( masukan ) adalah elemen dari domaindan sebagai output ( keluaran )
adalah elemendari daerah hasil ( range ). Sebagai contoh, jika 3 sebagai input,
maka outputnya adalah 3² yaitu 9. Dalam hai ini, 3 adalah suatu elemen dari daerah
asal ( domain ) dan 9 adalah elemen dari daerah hasil ( range ).
E. FUNGSI SEBAGAI HIMPUNAN PASANGAN TERURUT

Telah diketahui bahwa fungsi adalah tipe khusus dari relasi karena relasi
dapat dinyatakan sebagai himpunan pasangan terurut, maka fungsi tentu
dapat dinyatakan sebagai himpunan pasangan terurut, maka f : A → B.
Dapat dinyatakan sebagai himpunan pasangan terurut, yaitu f = { ( -2,4 ),
(-1, 1 ), ( 0,0 ), (1,1 ), (2,4).
F. KOMPOSISI PADA FUNGSI-FUNGSI

Misalkan dua mesin fungsi, yaitu mesin I dengan aturan f (x) = 2x. jika 2 dimasukkan
kedalam mesin I, maka mesin mengolahnya dengan f(2) = 2 + 4 = 6. Selanjutnya 6
dimasukkan ke mesin II dan diolahnya menjadi g (6) = 2 . 6 = 12. Mengoperasikan mesin I
selanjutnya ke mesin II sama saja dengan mengkomposisikan fungsi f dengan fungsi g yang
ditulis g o f. f lebih dulu dioperasikan, meskipun ditulis diakhir, jadi mencari hasil dari 2
seperti diatas dikerjakan sebagai berikut:

( g o f )( 2) = g ( f ( 2 ) = 12

( g o f )(2) = f (g ( 2 ) = f ( 4 ) = 8

Jadi, g o f ≠ f o g ( komposisi fungsi tidak bersifat komulatif )


Elemen invers perkalian (balikan)

Untuk sebarang bilangan rasional a, dengan a≠0, ada invers


perkalian ( balikan) dari a (ditulis a¯¹ ), sedemikian hingga a x
a¯¹= a¯¹ x a = 1 dalam hal ini a¯¹ = 1/a

Anda mungkin juga menyukai