Anda di halaman 1dari 29

Stepper Motor

• Aktuator adalah perangkat yang secara mekanik


memicu sistem dinamik
• Pemilihan aktuator yang tepat untuk memicu sistem
pada aplikasi tertentu adalah hal penting pada
sistem instrumentasi
• Aktuator mengandung komponen mekanik
semacam rotor, as, silinder, coil, bearing dan
dudukan, sedangkan sistem kontrol dan pemicunya
adalah sistem elektronik.
• Desain secara terpadu, manufaktur dan operasi dari
kedua kategori komponen adalah krusial untuk
efisiensi dari aktuator. Hal ini merupakan masalah
mekatronik
• Motor stepper adalah tipe yang penting dari suatu
aktuator. Stepper motor dipicu oleh step angular
(increment). Setiap step rotasi adalah respons dari
motor rotor dari input pulsa (atau perintah digital).
• Step rotasi rotor dapat di sinkronisasi dengan pulsa
input, dengan asumsi bahwa tidak ada step yang
hilang, sehingga respon motor sesuai dengan sinyal
input pulsa pada sistem open loop.
• Dari hal ini sangat beralasan untuk menyatakan
stepper motor sebagai aktuator digital, yang juga
sebagai elektromagnetik aktuator, yang mengubah
energi elektromagnetik menjadi energi mekanik untuk
melakukan pekerjaan mekanik
Prinsip Operasi

• Stepper motor telah • Ada 3 macam stepper motor:


digunakan sejak 60 tahun – Stepper Motor Variabel reluctance
yang lalu, dan lebih (VR), yang mempunyai rotor dari soft
iron
dipertimbangkan lagi
– Stepper motor magnet permanen (PM)
setelah rangkaian solid yang mempunyai rotor magnetik
state dan perangkat logik – Stepper motor hybrid (HB) yang
digunakan untuk sistem mempunyai 2 stack gigi rotor yang
pemicunya, sehingga membentuk dua ple magnet permanen
meningkatkan stepper dipasang disepanjang as rotor
motor sebagai dc • Kekurangan stepper motor VR
servomotor yang adalahjika lilitan stator tidak on
harganya memadai yang (daya off) maka torsi = 0, sehingga
digunakan pada aplikasi tidak dapat menahan beban
mekanik pada suatu posisi saat
kontrol gerak kecepatan
power off
tinggi.
Stepper Motor Magnet Permanen• Ada 3 state, yaitu:
– State 1: arus pada arah
• Stepper motor dua-stack tertentu
– State -1, arus pada arah sebalik
– State 0: tidak ada arus
• Diagram skematik stepper
motor magnet permanen dua
fasa, untuk full stepping,
dimana setiap stem adalah 90o.
• Pada satu waktu hanya satu
phase yang energized
• Stator mempunyai 4
pole, yang secara
geometris terpisah 90o.
Rotor adalah magnet
permanen 2 pole
Sekuence step half stepping pada stepper motor PM 2 fasa pada rotasi searah
jarum jam. Semua phase energized secara bersamaan dalam step seperti pada
tabel.

• d
• f
• Aktifasi fasa ditriger oleh pulsa dari
suatu sekuense pulsa.
• Step searah jarum jam dibangkitkan
dengan pulsa pada tabel dari arah atas
ke bawah, step berlawanan arah jarum
jam dari arah sebaliknya
a) State half step switching
b) Switching logic untuk rotasi CW
c) Switching logic untuk rotasi CCW
Stepper Motor Variable Reluctance
• Rotor adalah batang
nonmagnitized soft-iron
• Sekuence full stepping
rotasi CW sbb:

• Jika hanya memakai stator 2 fasa,


akan terjadi kekacauan dalam
arah rotasi (pada full stepping).
Paling sedikit diperlukan 3 fasa
untuk geometri rotor 2 pole
• Sudut step 60o. Hanya satu fasa energize • Pasangan pole efektif untuk
pada suatu waktu tertentu untuk membangkitkan arah rotasi motor
menjalankan stepping secara penuh

• Pada stepping motor VR, arah arus tidak Polaritas pole stator dapat
dibalik pada langkah full step , sehingga diubah dengan dua cara:
hanya ada 2 state, yaitu 1(on) atau 0 – Hanya ada satu set lilitan untuk
(off). satu pole stator (lilitan
• Pada half stepping, 2 fasa harus unifiliar), polaritas pole dibalik
energize secara simultan pada suatu dengan membalikkan arah arus
step. pada lilitan
• Diperlukan arus pd arah sebaliknya
– Ada 2 lilitan untuk satu
pada half step, sehingga perlu
pengembangan rangkaian switching kelompok pole stator (bifiliar
winding), hanya satu yang
Pergantian polaritas
energize pada satu saat
• Satu fitur umum dari stepper motor
tertentu. Jika dienergized pada
adalah bahwa stator motor
satu lilitan menghasilkan
mengandung beberapa pasang lilitan
polaritas tertentu untuk
field yang dapat di switch untuk
menghasilkan pasangan pole
kelompok pole ini, dan set
elektromagnetik (N atau S) tertentu lilitan lain akan mempunyai
polaritas berlawanan
• Untuk lilitan unifiliar (single coil), • Hal ini akan menaikkan ukuran
rangkaian drive terkadang cukup motor unifiliar untuk suatu
kompleks karena diperlukan rangkaian
arus reversal. Pada lilitan unifiliar perlu rating torsi tertentu dan akan
sistem drive bipolar untuk membalikkan menaikkan friksi pada bearing,
polaritas pole (jika diperlukan) dan mengurangi torsi awal.
• Untuk lilitan bifiliar (dobel file atau dua • Pada unifiliar, lilitan pada pole
coil), mekanisme switching on – off
cukup untuk membalikkan polaritas
dari copper, torsi motor akan
pole stator, karena satu coil mempunyai lebih tinggi pada kecepatan
satu polaritas dan coil lainnya polaritas rendah.
berlawanan, sehingga tidak • Pada kecepatan tinggi, arus
memerlukan pembalikan arus. Drive
sistem unipolar memadai untuk motor balik terjadi pada frek tinggi
dengan bifiliar windings. dalam lilitan unifiliar, sehingga
• Pada rating torque tertentu, bifiliar tegangan induksi karena
wound motor perlu jumlah lilitan dua induksi diri dan induksi mutual
kali lipat dari pada unifiliar wound akan signifikan, dan
motor, dimana paling sedikit ½ lilitan
tidak aktif pada suatu waktu tertentu.
menghasilkan degradasi pada
torsi motor.
• Pada kecepatan tinggi (rate stepping
tinggi), torsi dinamik efektif akan lebih Klasifikasi Stepper Motor
tinggi pada bifiliar stepper motor
• Karena aktuator yang menghasilkan
dibandingkan dengan unifiliar, untuk
level daya drive yang sama gerakan step dapat dianggap sebagai
• Pada kecepatan rendah (stepping rate stepper motor, maka sulit untuk
rendah) efek disipasi (friksi) akan mengklasifikasikan perangkat.
mendominasi efek tegangan-induksi Contoh: toothed devices seperti
pada motor bifiliar (hal yang driver harmonik (fleksibel gear driver)
merugikan). Pada unifiliar motor semua dan driver pawl-and-rachel, yang
lilitan pada pol stator akan menghasilkan gerakan intermitent
dimanfaatkan, sehingga menghasilkan melalui sistem mekanik murni, juga
karakteristik torsi yang lebih baik untuk diklasifikasikan sebagai stepper motor
stepping rate yang rendah. • Pada aplikasi engineering saat ini,
• Ukuran motor dapat dikurangi dengan aktuator membangkitkan gerak
mengurangi diameter wire, yang akan stepwise langsung dari gaya
menaikkan resistansi lilitan, elektromagnetik, sebagai respons dari
mengurangi arus (torsi) pada voltage input digital.
tertentu  merupakan kerugian.
• Bahkan untk aktuator elektro
Kenaikan resistansi menurunkan
magnetik, tidak ada standar
konstanta waktu elektrik motor 
keuntungan klasifikasinya
• Klasifikasi stepper motor • Kekurangan Stepper motor
didasarkan pada kondisi rotor VR:
motor, yaitu pada karakter – Karena rotor tidak
magnetik rotor, dimagnetisasi, torsi nol jika
– VR stepper motor memakai lilitan stator tidak energized
(power off). Sehingga tidak
soft-iron rotor,
mampu menahan beban
– PM stepper motor mekanik pada posisi tertentu
mempunyai rotor magnetik pada keadaan power off, kecuali
• Operasi keduanya serupa. jika dipasang rem mekanik.
Terutama stator magnetic field • Hibrid stepper motor
(polaritas) di stepkan untuk dikarakterisir oleh VR dan PM
mencapai posisi reluktansi stepper motor. Rotornya
minimum, pada perubahan terdiri dari dua segmen rotor
rotor. Pada operasinya, kedua yang dihubungkan dengan
tipe memberikan perubahan suatu as, setiap segmen rotor
pada reluktansi (resistansi adalah roda bergigi dan
magnetik) disebut stack
• Kedua rotor stacks • Klasifikasi praktis lainnya adalah
membentuk dua pole dari berdasarkan pada
magnet permanen yang – jumlah stack dari gigi (segmen rotor)
yang ada pada as rotor. Pada
berada pada as rotor. umumnya stepper motor hybrid
Seluruh stack dari gigi rotor mempunyai dua stack dari gigi.
dimagnetisasi untuk menjadi Subklasifikasi berdasarkan pada pitch
pole tunggal. Polaritas rotor gigi (sudut antara gigi) stator dan pitch
gigi rotor.
pada hibrid stepper dapat
– Pada single-stack stepper motor, rotor
dilakukan baik dengan tooth pitch dan stator tooth pitch
magnet permanen ataupun tidak sama, sehingga tidak semua gigi
dengan elektromagnetik stator berpasangan dengan gigi rotor
dalam waktu yang sama.
menggunakan coil yang
– Misalign dari gigi ini menghasilkan
diaktifasi oleh sumber dc magnetic pull dan membangkitkan
unidirectional dan torsi. Pada setiap increament gerak,
diletakkan pada stator untuk rotor berubah ke posisi reluctansi
membangkitkan medan minimum (kesetimbangan stabil)
tergantung pada distribusi polaritas
magnet sepanjang as rotor tertentu dari stator.
• Pada stepper motor Klasifikasi stepper motor
multiple stack, operasi
dimungkinkan meskipun
rotor tooth pitch sama
dengan stator tooth pitch,
jika paling sedikit satu stack
rotor teeth secara
rotasional tergeser dari
stack lainnya dengan fraksi
dari rotor tooth pitch.
• Pada desain ini,
misalignment interstack
yang membangkitkan torsi
pemicu untuk setiap
gerakan step. Pada desain
ini setiap rotor stack
beroperasi sebagai separate
single stack stepper motor
Single Stack Stepper Motor
• Single stack VR stepper motor yang • Ada misalignment 15o antara
mempunyai 3 fasa lilitan (p = 3) pada
sisa teeth rotor dan pole
stator, dan 8 teeth pada rotor soft iron
(nr = 8). Tiga fasa diberi nomor 1, 2 dan
stator terdekat
3. setiap fasa menyatakan 4 grup dari 4
pole stator yang dililitkan bersama,
sehingga total pole stator 12 (ns).
• Jika fasa 1 energized, pasangannya
secara diameter akan menjadi N (pole
N) dan pasangan fasa lainnya menjadi
S pole (pada arah 90o dari pasangan
pertama).
• Geometris orthogonal set dari 4 teeth
rotor akan align dengan dengan pole • Jika pitch angle (qo) adalah
stator. Ini adala reluktansi minimum, sudut antara dua teeth
konfigurasi setimbang stabil untuk terdekat, dan jumlah gigi = n,
rotor dalam aktivasi ini (fasa 1 on & maka qS = 360/nS dan
lainnya off)
qr = 360/nr
• Untuk eksitasi 1 fasa, sudut • Jika fasa 3 energized maka rotor
step Dq, yang sama dengan berputar 15o arah CW
misalignment terkecil antara • Step 7.5o juga dapat dicapai
stator pole dan tooth rotor dengan fasa 2 energized, dan
pada keadaan kesetimbangan, fasa 1 on, maka rotor teeth akan
Dq = qr-rqS unt qr >qS mencapai minimum reluctance
pada posisi rotor jika berada
Dq = qS-rqr unt qr <qS diantara 2 pole stator yang
r bilangan bulat positif energized. Terjadi step 7.5o arah
terbesar sehingga Dq positif, CCW. Untuk step 7.5o berikutnya
misal: nS= 12, nr = 4, maka pole 1 off dan pole 2 on
• Ringkasan step 15o pada arah
qr= 360o/8 = 45o,
CCW adalah: 1-2-3-1, dan pada
qS= 360o/12 = 30o arah CW: 1-3-2-1
Dq = 45o -30o = 15o • Step 7.5o pada arah CCW: 1-12-
• Jika fasa 1 off dan fasa 2 on, 2-23-3-31, dan pada arah CW: 1-
rotor akan berputar 15o pada 31-3-23-2-12-1
• Jika Dq adalah sudut step,
p jumlah fasa, sudut rotasi
untuk sekali switching • Dengan memasukkan
secara lengkap adalah p Dq definisi sudut pitch, maka
• Pada satu siklus switching, diperoleh persamaan:
distribusi polaritas stator 360o/nr=(rx360o,)/nS+360
kembali lagi ke awal. o
/pnr
• Sehingga pada satu siklus
nS=rnr+nS/p  unt nS > nr
switching (p switch), rotor
akan kembali ke posisi awal nr=rnS+nr/p  unt nS < nr
siklus.
• Hubungan I fasa: qr = pDq • Jumlah step
• qr= r qS+rqr/p unt qr n = 360o/Dq
>qS
Contoh: Konstruksi Tooth Pole
Stepper motor spt pd gambar • Step dapat dikurangi dengan
nr = 5, ns = 4 menambah jumlah pole
dan p =2. shg stator dan gigi rotor. Tetapi
qr=360o/5=72o jumlah pole (lilitan) ada
batasan.
qs = 360o/2 • Solusinya adalah dengan
=180o memasang tooth pole pada
Dq=qs-rqr =
stator. Keuntungan:
• menaikkan resolusi gerak
180o - 2 x 72o=
36o (step),
Hal ini sesuai dengan persamaan • menaikkan konsentrasi
Dq=qr/p = 72o/2=36o medan magnet, yang
Ini adalah untuk stepper motor PM, membangkitkan torsi motor.
bukan VR, alasannya krn pole stator • Karaktersitik torsi dan gerak
akan align dg pole rotor, dalam menjadi lebih halus (ripple
kesetimbangan jika , dan gigi rotor dan jitter lebih kecil), sebagai
lainnya akan simetris dengan pole stator hasil dari konstruksi teeth
yang terdistribusi
s

• Pada gambar diatas teeth • Pada full step, setelah sejumlah p


stator berjarak sama, tetapi step (jumlah fasa), gigi rotor tertentu
pitch (spacing sudut) tidak akan berada pada posisi gigi rotor
identik dengan pitch dari rotor. sebelumnya. rotor berputar qr dalam
• Pada konstruksi tooth stator, ns p step. Sehingga hubungan Dq=qr/p
tetap berlaku. Tetapi pers di bawah
menyatakan jumlah gigi,
ini tidak berlaku lagi dan harus
bukan jumlah pole pada stator. dimodifikasi untuk mengakomodir
Jumlah gigi rotor harus gigi pole
dinaikkan, sesuai dengan Dq = qr-rqS unt qr >qS
proporsinya. Dq = qS-rqr unt qr <qS
• Konstruksi toothe stator dapat ns
memberikan step yang kecil, yaitu    r   s  ,  untuk r   s
mp
0.72o, secara umum 1.8o.
• Pada teks ini diasumsikan bahwa
jumlah pole stator identik dengan
jumlah teeth pole, sehingga • p adalah jumlah fasa dan m jumlah
persamaan sebelumnya dapat pole stator pada setiap fasa.
digunakan. • Jika persamaan Dq=qr/p
• Gambar b dihalaman sebelumnya disubstitusikan pada persamaan di
menggambarkan geometris tertentu atas, maka diperoleh: ns = nr + m
dari konstruksi single-stuck tooth, di untuk nr < ns atau secara umum ns
mana qr tidak sama dengan qs. = nr + m
Sehingga hanya 1 gigi pada pole • Jika stator teeth dinyatakan dalam
stator yang align dengan gigi rotor stator pole ns=mp, maka
• Pada kasus qr > qs (nr < ns). (qr - qs ) persamaan diatas mereduksi
adalah offset dari tooth pitch stator menjadi persamaan
dan rotor. Jumlah gigi rotor yang
Dq = qr-rqS unt qr >qS
berada diantara 2 pole stator
terdekat adalah: ns/(mp), maka step Dq = qS-rqr unt qr <qS
Dq pole Jika r = 1
• Pada konstruksi tooth pole ns = bmp, Solusi
b bilangan bulat, b > 1. p harus Jika ada m pole per fasa, maka ada mp
dinyatakan sebagai ns/m pole pada stator (ns = mpts). nr < ns
• Pada sequence switching 1-2-3 sehingga ns = nr + m. o o
360 360
......p, memberikan rotasi CCW, dan nr  
sequence switching 1-p-(p-1)-.....2 r p
memberikan rotasi CW nr 1
Contoh ts  
mp p
• Pada stepper VR, jumlah step per
n 1
putaran yang merupakan atau nr = n/p ts  2

persyaratan fungsional adalah n = mp p
200, shg step sudut = Dq = 360o/200
= 1.8o. Cari ukuran dan jumlah pole
stator, jika ts jumlah gigi stator per Karena 1/p < 1 untuk stepper motor,
dan ts > 1 untuk konstruksi tooth pole,
pole. Digunakan 6 gigi/pole. n
Asumsikan juga ada 2 pole yang
maka t 
s
dililitkan pada stator yang sama. mp 2
Diinginkan desain dari motor yang
memenuhi persyaratan ini Pada contoh ini ts = 6, m=2, n=200, shg:
6 ~ 200/2p2 = p = 4
• Dengan menggunakan persamaan
n 1
ts  2
 – Step sudut = 1.8o
mp p
• Diperoleh dua desain yang – Jumlah gigi rotor = 50
mungkin, – Jumlah gigi stator = 52
• Pertama dengan harga n = 200 • Desain pertama:
dan m = 2, maka ts = 6.5 yang
sedikit lebih besar dari angka 6 – Jumlah fasa p = 4
yang sebelumnya diperoleh. – Jumlah pole stator = 8
Dengan ts = 6, m = 2, diperoleh n – Jumlah gigi per pole = 6.
= 184 < 200 – Jumlah step per putaran =
• Kedua: Dq=1.96 karena 184
(Dq=360o/200=1.96o) – Step sudut = 1.96o
• Desain pertama:
– Jumlah gigi rotor = 50
– Jumlah fasa p = 4
– Jumlah pole stator = 8
– Jumlah gigi stator = 52
– Jumlah gigi per pole = 6.5
– Jumlah step per putaran = 200
Konstruksi Gigi lainnya
• Alternatif desain adalah jika qs = qr, • Pada saat pole 1 (dan pole 1’),
di mana pada kasus ini, pole stator
align secara sempurna dengan
dipasang di sekitar rotor, sehingga
jika gigi stator terkait pada satu fasa gigi rotor, gigi stator pada pole
benar2 align dengan gigi rotor, maka 2(dan pole 2’) akan mempunyai
gigi stator pada fasa lainnya akan offset DQ dengan gigi rotor
mempunyai offset yang konstan tetangganya. Offset ini adalah
dengan gigi rotor tetangganya, step sudut, dengan arah CCW
memberikan misalignment yang atau CW.
diperlukan untuk stepping.
• Besarnya torsi pada konstruksi ini
lebih baik, karena offset gigi yang
uniform per fasa, tetapi ripple (jitter)
juga lebih kuat (kekurangannya), hal
ini karena perubahan magnetic
reluctance yang mendadak, dari pole
ke pole, pada switching fasa
• Karena pole pitch = 360o/pm, Contoh
maka Motor stepper equal pitch, operasi
1  360o  full stepping single stack, diskusikan
r     kemungkinan konstruksi motor 4 fasa
 r  pm  dari tipe ini, yang gigi rotor = 50 (step
sudut 1.8o). Carilah desain motor ini
• Dimana r bilangan bulat yang ada
dengan menggunakan 8 pole stator.
dalam sektor 360o/pm + Dq. Dq Tentukan jumlah gigi rotor (nr), Dq,
adalah step sudut. qr pitch gigi dan n (jumlah step per putaran) dan
rotor, p jumlah fasa dan m jumlah jumlah gigi per pole stator (ts).
pole stator per fasa
Solusi
• Dalam 2 pole yang dililit pada fasa
nr = 50, p = 4
yang sama, ada nr/m gigi rotor.
Karena p switching yang masing2 nr + m = pmr  50 + m = 4 mr
Dq, akan menghasilkan rotasi total 50
m
qr dengan mensubsitusi dengan
n2 = 360o/qr. Sehingga:
 4r  1
nr + m = pmr Angka r terkecil = 1, sehingga harga
nr adalah jumlah gigi rotor m terbesar = 16.
• Kemungkinan harga r = 1s/d 6, • Solusi kedua lebih praktis.
sehingga solusinya • Jumlah pole = 2 x 4 =8, dan ptch
1. r = 1  m = 10 pole = 360o/8 = 45o.
2. r = 6  m = 2, • Setiap pole stator akan menempati
• dengan menggunakan + pada harga ini, dengan pitch gigi = 7,2o.
penyebut persamaan Satu pole mempunyai 6 gigi secara
• m = 10 tidak praktis, jumlah pole = 4 penuh
• Kemudian misalknan p = 4 dan m = 2
x 10 = 40, sehingga pitch pole =
(yaitu motor 4 fasa dengan 8 pole
360o/40 = 9o. Karena setiap jarak
stator), maka persamaannya  nr =
antar pole stator dekat dengan
8r + 2
sudut ini, hal ini tidak sesuai karena
• Jadi salah satu desain yang mungkin,
pitch pole tidak dapat melebihi satu
yang mendekati harga sebelumnya
sudut pitch rotor = 7.2o. (pitch rotor
(nr = 50), yaitu dg mengambil r = 6
= 360o/50 = 7.2o).
(nr = 48 + 2) atau r = 7 (nr = 56-2)
• m = 2, maka jumlah pole = 2 x 4 = 8
• Jika diambil nr = 54, maka tooth
dan pole pitch = 360o/8 = 45o. Setiap
pitch dari rotor dan stator:
pole stator akan menempati dekat • qr = qS = 360o/54 = 6,67o
dengan sudut ini, dengan pitch gigi
• Step sudut Dq=qr/p = 6,67o/4 =
7.2o. Satu pole dapat mempunyai 6
1,67o
gigi penuh
• Step sudut
Dq=qr/p = 6,67o/4 = 1,67o.
• Jumlah step per putaran=
n = 360o/Dq=360o/1,67o=216 • Ringkasan hasil parameter
• Pole pitch desain:
= 360o/mp = 360o/8 = 45o.
• Jumlah fasa, p = 4
• Jumlah gigi yang dapat
menempati pole pitch = 45o/qS • Jumlah pole stator, mp = 8
= 45o/6.67o = 6,75 • Jumlah gigi per pole, tS = 6
• Sehingga jumlah gigi per pole = (maks). Sebaiknya 4)
tS =6 • Jumlah step per putaran(step
• Pada prakteknya pada suatu penuh), n = 216
motor, ada suatu gap interpolar • Sudut step Dq = 1,67o
yang mendekati ½ sudut pole. • Jumlah gigi rotor, nr = 54
Pada kasus ini, jumlah tS adalah
• Pitch gigi (rotor dan stator) ~
1  360 
o
tS   4
6,67o
S 8  4 
Microstepping
• Full stepping atau Half stepping • Mikrostep dapat dicapai
– Half stepping terjadi jika switch fasa dengan perubahan fasa arus
berubah dari keadaan satu fasa on,
satu fasa off
dalam step yang kecil, dari pada
– Full stepping terjadi jika baik switcing on-off.
switvhin 1 fasa on atau switching 2 •
fasa on digunakan secara eksklusif
pada setiap step.
• Pada semua kasus , level arus fasa
(atau state) bisa 0 (off) atau 1 (on)
• Daripada hanya menggunakan 2
level arus (kasus biner),
dimungkinkan menggunakan
beberapa level arus fasa, dari dua
• Jika arus pada lilitan identik
harga batas, sehingga dapat
mencapai sudut step yang lebih (arah dan besarnya), medan
kecil (prinsip microstepping) magnet resultante nya akan
berada simetris antara dua pole
• Jika arus pada satu pole • Stepper Motor Multiple Stack
berkurang, sedangkan pada pole
lainnya tetap, medan magnet
resultante akan lebih dekat ke
pole dengan arus yang lebih
besar. Sehingga sudut step yang
kecil dapat diperoleh dengan
mengatur arus fasa.
• Ada 3 stack gigi yang identik pada
• Sudut step 1/125 dari full step
suatu as rotor. Segment statornya
atau yang lebih kecil, dapat
terpisah melingkupi tiap stack
dicapai melalui mikrostep ini. rotor.
Tetapi perlu dicatat bahwa
• Jumlah fasa pada setiap motor fix,
ukuran step pada setiap
tidak tergantung pada stack yang
sequence dari microstep ini digunakan
tidak identik, karena stepping
• Desain sederhana adalah single
dilakukan melalui step arus fasa,
stack stepper dengan rotor dan
yang hubungannya dengan stator yang panjang, sehingga
sudut step tidak linier. memberikantorsi yang lebih besar.
• Macam konstruksi: • Pada kasus pitch yang sama
a) Konstruksi equal pitch (qr = qs) p=s
b) Konstruksi unequal pitch (qr > qs atau
qr < qs)
• p = jumlah fasa dan s jumlah
• Keuntungan unequal pitch adalah stack rotor
dimungkinkannya sudut step yang • Misalignment yang diperlukan
lebih kecil dibandingkan dengan untuk menghasilkan torsi motor
equal pitch, untuk ukuran dapat ditunjukkan dengan 2
diameter dan jumlah stack yang cara:
sama. 1. Gigi pada segmen stator terarah
• Kerugian: sequence switching sempurna, tetapi gigi pada rotor
lebih kompleks untuk motor step stack tidak, ada selisih = 1/s x
unequal pitch, multiple stack sudut pitch.
2. Gigi pada rotor stack terarah
Equal Pitch, Multiple Stack Stepper
sempurna, tetapi gigi pada
• Pada setiap stack rotor, ada segmen stator tidak, ada selisih =
segment gigi stator 1/s x sudut pitch.
mengelilinginya, di mana sudut • Sehingga pada kasus tiga stack
pitch identik dengan rotornya (qr
= qs )

Anda mungkin juga menyukai