Anda di halaman 1dari 17

1.

Aluh Hanisa Nurliana (E1A019005)


2. Baiq Kamelia Rahma Sari (E1A019019)
3. Baiq Marita (E1A019020)
PROSES CLEAVAGE PADA
MAMALIA
Pembelahan rotasional holoblastik dijumpai pada mamalia, misalnya mencit dan manusia.
Beberapa ciri-ciri pembelahan pada mamalia adalah: pembelahannya relatif lambat,
orientasi blastomer-blastomernya adalah khas. Pembelahan pertamaadalah pembelahan
secara ekuatorial. Pembelahan pada embrio mamalia berbedadengan pembelahan pada
embrio lain, dimana pada pembelahan awal embriomamaliatidak sinkron. Blastomer-
blastomer pada embrio mamalia tidak semua membelah pada waktu yang sama. Jadi
blastomer pada embrio mamalia tidak bertambah dari stadium 2 sel ke stadium 4 sel, dan
menjadi 8 sel. Pada stadium 16 sel, embrio mencapai stadium morula.Pada morula,
blastomer-blastomer mensekresikan cairan internal untuk pembentukan rongga
blastocoel.
Transisi dari stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua perubahan yaitu:
• rongga blastula dengan cepat mengalami pembesaran
• terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam embrio
Setelah clevage selesai, embrio telah memiliki sel kurang lebih 100 sel tersusun
mengelilingi sebuah ruang kosong dan mulai menuju uterus. Tahapan tersebut
disebut blastosis. Pada salah satu ujung dari ruang kosong blastosis, bergerombol
sekelompok sel yang disebut massa sel dalam atau inner cell mass. Sedangkan bagian
sel yang lebih tipis disebut tropoblas. Massa sel dalam (MSD) selanjutnya akan
berkembang lebih lanjut menjadi bagian-bagian penting embrio maupun membran
ekstraembrio. MSD juga merupakan bagian paling blastosis yang akan berkembang
menjadi galur sel punca (stem cell). Tropoblas adalah lapisan epitelium terluar dari
blastosis yang tidak berkontribusi pada perkembangan embrio. Namun, bertanggung
jawab pada perkembangan jaringan yang akan menyokong pertumbuhan embrio.
o Pertama, tropoblas menginisiasi implantasi dengan menghasilkan
enzim yang mendegradasi endometrium dan memungkinkan
blastosis menempel pada bagian endometrium.
o Kemudian, tropoblas membelah dan menebal. Pada tahap ini,
sebuah struktur mirip jemari akan menembus jaringan uterus
maternal yang banyak mengandung pembuluh darah.
o Aktivitas tropoblas tersebut mengakibatkan kapiler endometrium
mengalami erosi dan darah keluar mengaliri daerah tropoblas.
o Pada waktu implantasi, MSD membentuk dua lempeng sel, epiblas
dan hipoblas.
o Perkembangan selanjutnya dari embrio mamalia berkembang dari
sel-sel epiblas.
Setelah implantasi selesai, gastrulasi dimulai dengan ingresi sel epiblas
melalui primitive streak dan membentuk mesoderm serta endoderm.
Pada saat yang sama, membran ekstraembrio terbentuk. Tropoblas
melanjutkan perluasan jaringan ke endometrium. Bagian tropoblas,
jaringan mesodermal epiblas dan bagian uterus disekitar area implantasi
berperan terhadap pembentukan plasenta. Plasenta berperan pada
pertukaran nutrisi, gas dan sisa metabolisme dari embrio ke maternal.
Plasenta juga menghasilkan hormon dan sistem imun bagi perkembangan
embrio pada akhir glastrulasi, lapisan sel embrio (embrionic germ layers)
telah terbentuk. Tiga lapisan embrio tersebut dikelilingi oleh jaringan
mesoderm ekstraembrio dan empat membran ekstraembrio lapisan
namanya grastrula, terbentuk dari proses glastrulasi, ketiga lapiasan
germinal yang menyusun lapisan glastula itu adalah Ectoderm, Mesoderm,
dan Enderm.
Setelah blastosit berimplantasi, sel-sel trophoblast dari blastosit
berinvaginasi ke dinding endometrium.

Blastosit berkembang membentuk lapisan dari dalam ke luar yaitu hipoblast,


epiblast dan trophoblast.

Selanjutnya zigot memasuki fase gastrula dengan terbentuknya rongga


gastrocoel akibat involusi (pelekukan) bibir dorsal blastopor ke bagian
dalam rongga blastocoel. Involusi tersebut mengakibatkan terbentuknya
rongga gastrocoel atau arkenteron.

Rongga arkenteron kelak akan menjadi saluran pencernaan

Bibir dorsal tempat involusi tersebut membentuk blatoporus, yang kelak


akan menjadi anus. Involusi sel-sel bibir dorsal ini akan terus mendesak
rongga blastocoel menjadi lebih sempit dan terbentuklah 3 lapisan
embrional yaitu ektoderm, mesoderm dan entoderm
PROSES CLEAVAGE PADA
AVES
Pembelahan diskoidal meroblastik dapat dijumpai pada ikan, reptil dan burung.
Pembelahan hanya berlangsung pada blastodisk yang terdapat pada kutub anima telur,
sedangkan yolk tidak turut membelah. Pada burung, pembelahan berlangsung di dalam
saluran reproduksi.Pada pembelahan pertama, blastodisk membentuk dua blastomer yang
tidak terpisah secara sempurna. Pembelahan kedua tegak lurus pembelahan pertama, dan
menghasilkan blastomer yang juga tidak terpisah secara sempurna. Pembelahan ketiga,
dua bidang pembelahan simultan sejajar dengan pembelahan pertama menghasilkan
blastomer. Pembelahan keempat merupakan bidang pembelahan yang melingkar dan
memotong semua bidang pembelahan terdahulu. Pembelahan kelima adalah pembelahan
radial, memotong bidang pembelahan keempat dan menghasilkan blastomer-blastomer
tepi yang juga tidak terpisah secara sempurna. Sedangkan pembelahan selanjutnya sukar
diikuti.
Blastula terbentuk saat sel blastoderm bermigrasi dan membentuk dua lapisan hingga
terbentuk blastosoel. Sel-sel blastoderm mulai bermigrasi setelah selesai tahap
pembelahan. Sel-sel blastoderm bermigrasi secara individual ke dalam rongga
subgerminal, kemudian beragregasi dan dengan proses delaminasi terbentuk lapisan
kedua. Sehingga embrio aves terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan atas (epiblas) dan
lapisan bawah (hipoblas). Antara kedua lapisan tersebut ada bagian yang disebut
blastosoel.
Dalam tahap blastula kelompok aves, bagian epiblas akan berkembang menjadi ektoderm,
mesoderm, dan notochord. Bakal endoderm berasal dari hipoblas yang sel-selnya tumbuh
dan menyebar ke bawah pada daerah rongga blastosoel. Sedangkan bakal ektoderm
epidermis mengisi daerah yang akan menjadi anterior embrio lapisan epiblas. Setelah
terbentuk blastula, telur akan menuju tahap selanjutnya yaitu tahap gastrulasi.
GASTRULASI
BLASTULASI
Terbentuknya primitive streak dan Nodus Hansen’s maka periode utama gastrulasi
dimulai. Lapisan-lapisan lembaga dibentuk melalui migrasi sel-sel epiblas ke arah nodus
Hansen’s dan primitive streak, dan sel-sel beringresi untuk membentuk lapisan
lembaga tengah dan bawah (mesoderm dan endoderm). Sel-sel pertama yang melintasi
primitive streak bagian anterior adalah bakal endoderm dan diikuti oleh bakal
mesoderm. Sel-sel bakal mesoderm menyebar diantara epiblas dan hipoblas
membentuk lapisan tengah yang kini disebut sebagai mesoderm. Sel-sel bermigrasi
melalui nodus Hansen’s meluas ke depan da sel-sel tersebut terkondensasi membentuk
notokorda, sedangkan sisa sel-sel epiblas yang tidak berinvaginasi melalui daerah
primitive akan tetap menjadi ektoderm.
Gastrulasi ayam merupakan proses pembentukan stria primitiva. Stria
primitiva terbentuk sempurna pada pengeraman telur fertil selama 18
jam inkubasi. Gerakan morfogenesis yang pertama adalah konvergensi
sel-sel dari kanan kiri lenia mediana menuju garis tengah, sel-sel itu
terdapat pada area pellucida (daerah bening pada blastoderm).
Pertemuan dari kanan-kiri menyebabkan sel terpelanting masuk ke
dalam gastrula (involusi) di garis tengah. Sel dari kiri masuk dan
bergerak menyusup di bawah permukaan kembali ke arah kiri. Sel dari
kanan mengalami involusi di garis tengah, menyusup di bawah
permukaan kembali ke arah kanan. Sel-sel tersebut sebagai
mesodermdan meluas ke arah latero-anterior. Struktur yang terbentuk
pada akhir gastrula adalah stria primitiva terdiri dari alur dan pematang
primitif.
PROSES CLEAVAGE PADA
SERANGGA
Pembelahan superficial meroblastik dapat dijumpai pada serangga dan arthropoda
lainnya. Inti zigot pada bagian tengah telur membelah secara mitosis beberapa kali tanpa
diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Pada Drosophila sp dihasilkan intisebanyak 256.
Inti-inti tersebut dinamakan energid. Energid-energi selanjutnya bermigrasi ke bagian tepi
telur. Masing-masing inti dikelilingi oleh sebagian kecil sitoplasma. Embrio pada saat ini
disebut stadium syntial blastoderm. Massa sitoplasma pada bagian tengah telur menjadi
hancur dan hilang. Inti yang bermigrasi ke bagian posterior telur kembali ditutupi oleh
membran sel yang baru untuk membentuk pole cell pada embrio. Sel-sel tersebut kelak
akan menjadi sel kelamin pada saat dewasa. Setelah pole cell terbentuk, membran oosit
melipat kedalam diantara inti, sehingga pada akhirnya setiap inti menjadi satu sel tunggal
dan menghasilkan blastoderm seluler (Gilbert, 1985)
Stereoblastula Blastula dengan tipe masif tak berongga. Blastula ini
dijumpai pada telur dengan tipe sentrolesital. Contoh blastula pada
berbagai jenis serangga. Stereoblastula dibentuk dari cleavage spiral.
Pada kupu kupu setelah tahap morula sel-sel morula terus membelah
diri dan akhirnya membentuk suatu bola sel berongga yang berisi
cairan dan kita kenal sebagai tahap blastula. Rongga pada bagian
tengah blastula dinamakan blastosol, sedangkan tahap pembentukan
blastula disebut blastulasi.
Tahap gastrula ini bentuk lanjutan dari
blastula. Pada tahap ini, ditandai
dengan pelekukan tubuh yang semakin
nyata, lalu timbul lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh
(gastrosol). Proses ini kita sebut gastrulasi.
Lubang tempat pelekukan itu kelak akan
berkembang menjadi anus yang
disebut blastopor. Pada tahap ini, embrio
telah terbentuk dan menghasilkan tiga
lapisan embrionik, yaitu ektoderm,
mesoderm, dan endoderm.

Anda mungkin juga menyukai