Anda di halaman 1dari 10

ETIKA

KEPERAWATAN
Kelompok 2 :
Fany Dyah .S
Nadia Fadilah
Neng Atin .N
Nia Elfaniasari
Etika Keperawatan
Kata etika berasal dari kata Yunani, yaitu “Ethos : yang berhubungan dengan pertimbangan
pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau
peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan”. Etika berbagai profesi digariskan dalam
kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan
kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan
situasi individu yang dilayani.
Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu
perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal
yang diperlukan, dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia
dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan
bagaimana harus bertindak, bagaimana perilaku manusia, serta apakah hal dan tanggung
jawabnya.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi
keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua
anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.
Tujuan Etika Keperawatan
Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantar sesama perawat, dan kepercayaan
masyarakat kepada profesi keperawatan. Dalam etika keperawatan, kode etik sebagai standar yang
mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat.
Menurut American Ethics Commission Bureau on teaching, tujuan etika keperawatan adalah
mampu :
• Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
• Membentuk strategi atau cara serta menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan.
• Menghubungkan prinsip moral atau pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan sesuai dengan kepercayaannya. .
Teori Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari dua suku kata yakni utilitarianism dan isme.

Jadi utilitarianisme secara harfiah berasal dari bahasa Inggris utilitarisnism dari kata dasar
utility yang di adopsi dari bahasa Latin utilis yang berarti kegunaan / manfaat dan isme
artinya paham / aliran.

Utilitarianisme dapat diartikan sebagai suatu paham mengenai kegunaan (Savitri, 2012).
Utilitarianisme adalah suatu paham moral yang menilai bahwa tindakan yang dilakukan

dinilai baik apabila bisa memberikan kebahagiaan dan mengandung asas kegunaan.

Utilitarianisme adalah paham konsekuensi artinya tindakan yang tepat dipahami


sepenuhnya berdasarkan konsekuensi yang dihasilkan dimana konsekuensi tersebut dapat
dikumulatifkan sehingga tindakan dengan kebaikan terbesar adalah kebaikan yang
memberikan manfaat dengan jumlah terbesar.
Teori Teleogi
Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti akhir).
Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan the end justifies the means
atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi.
Teori ini menekankan  pada pencapaian hasil akhir yang terjadi.
Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal dan ketidakbaikan
sekecil mungkin bagi manusia.
Contoh penerapan teori ini; bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan
meninggal daripada nantinya menjadi beban masyarakat.
Teori Deontologi

Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip pada aksi atau
tindakan.
Contoh  penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien harus
diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat
menyakitkan.
Contoh lain: seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan
agamanya yang melarang tindakan membunuh.
Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan
pertimbangan, misalnya tindakan abortus dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa ibunya karena setiap tindakan yang mengakhiri
hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan buruk secara moral.
Secara lebih luas, teori deontologi dikembangkan menjadi lima prinsip
penting, yaitu kemurahan hati, keadilan, otonomi, kejujuran dan ketaatan.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai