RESISTENSI ANTIMIKROBA
DI RUMAH SAKIT
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peran farmasi dalam
pengendalian resistensi antimikroba di RS
Indikator CPMK
Mahasiswa mampu menguraikan susunan organisasi dalam KPRA
Mahasiswa mampu menguraikan tugas dan Fungsi KPRA
Mahasiswa mampu mengevaluasi penggunaan AB (kuantitatif dan
kualitatif)
Dasar Hukum
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 334);
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 308);
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Akreditasi Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1023).
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/55/2020 Tentang Komite Pengendalian
Resistensi Antimikroba.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, RI. 2020.
Panduan Penatagunaan Antimikroba Di Rumah Sakit
KETENTUAN UMUM
keputusan
kepala/direktur
rumah sakit
mengembangkan dan
meningkatkan
meningkatkan fungsi
pemahaman dan meningkatkan peranan
laboratorium dalam
ketaatan penggunaan pemangku kepentingan
penanganan penyakit
antibiotik secara bijak
infeksi
melaksanakan surveilans
pola penggunaan
meningkatkan pelayanan meningkatkan pelayanan
antibiotik, serta
farmakologi klinik farmasi klinik
melaporkannya secara
berkala
Tugas dan Fungsi Tim PPRA RS
Tugas
• menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit
infeksi terintegrasi
• mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dan melakukan
surveilans pola penggunaan antibiotik, penyebab infeksi dan
kepekaannya terhadap antibiotik
• mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi
antimikroba
Fungsi
• menetapkan kebijakan tentang pengendalian
resistensi antimikroba
• menetapkan kebijakan umum dan panduan
penggunaan antibiotik
• melaksanakan program pengendalian resistensi
antimikroba
Evaluasi terhadap pelaksanaan PRA di RS
audit kuantitas
pemantauan penggunaan
atas muncul dan antibiotik dan audit
menyebarnya kualitas
mikroba penggunaan
evaluasi multiresisten
penggunaan antibiotik
antibiotik
Indikator Mutu
ATC –DDD (WHO)
perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
Metode Gyssen
perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
penurunan angka kejadian infeksi di rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba multiresisten
peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin, melalui forum kajian kasus infeksi
terintegrasi
Penentuan proyek percontohan berdasarkan
prioritas dalam meningkatkan rasionalitas
penggunaan antimikroba.
a. Hasil surveilans penggunaan antimikroba kuantitatif dan kualitatif.
b. Hasil surveilans pola mikroba dan antibiogram.
c. Target untuk surveilans antimikroba, dapat dimulai dengan antimikroba
yang banyak dipakai atau antimikroba kelompok reserve, misalnya
karbapenem.
d. Tujuan penggunaannya, misalnya untuk terapi empirik dan definitif, atau
profilaksis.
e. Jenis penyakit infeksi, misalnya sepsis, pneumonia komunitas, pneumonia
rumah sakit, atau febrile neutropenia.
f. Ruang rawat pasien, misalnya di bagian penyakit dalam, kesehatan anak,
bedah, kebidanan dan kandungan; atau di ruangan tertentu, misalnya unit
perawatan intensif, unit luka bakar, dan unit gawat darurat.
Tujuan : untuk
AWaRe : mengendalikan penggunaan
antimikroba berdasarkan
access kewenangan yang
watch
reserve ditetapkan oleh pimpinan
rumah sakit.
Antimikroba kelompok access
• Digunakan untuk pengobatan infeksi mikroba yang umum terjadi.
• Diresepkan oleh dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dikaji oleh
farmasis.
• Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi
dan PPAB yang berlaku.
• Tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
Antimikroba kelompok watch
• Digunakan untuk indikasi khusus atau ketika antimikroba kelompok
access tidak efektif. Kelompok ini memiliki kemampuan lebih tinggi untuk
menimbulkan resistensi sehingga diprioritaskan sebagai target utama
program pengawasan dan pemantauan.
• Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh farmasis,
dan disetujui oleh dokter konsultan penyakit infeksi.
• Apabila tidak tersedia dokter konsultan penyakit infeksi persetujuan
diberikan oleh dokter yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
• Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi
dan PPAB yang berlaku.
• Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut.
Antimikroba kelompok reserve
• Dicadangkan untuk mengatasi infeksi bakteri yang disebabkan oleh MDR,
serta merupakan pilihan terakhir pada infeksi berat yang mengancam
jiwa.
• Menjadi prioritas program pengendalian resistensi antimikroba secara
nasional dan internasional, yang dipantau dan dilaporkan
penggunaannya.
• Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh farmasis
dan disetujui penggunaannya oleh KPRA.
• Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi
dan PPAB yang berlaku.
• Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut.
Click icon to add picture
h
si
ka
a
m
ri
Te