Pengkajian
Diagnosa
Rencana Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
ASKEP HIV/AIDS pada Ibu Hamil
Pengkajian awal (InitialAssessment)Dokumentasi yang dibuat ketika Jenis data yang dapat diperoleh, yaitu:
pasien pertama kali masuk rumah sakit. 1. Data Subjektif wawancara
2. Data Objektif hasil observasi,
Pengkajian lanjutan (Ongoing Assessment) Pengembangan dasar yang
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
dilakukan untuk melengkapi pengkajian awal dengan tujuan semua data
penunjang dan hasil laboratorium.
menjadi lengkap sehingga mendukung infromasi tentang permasalahan
kesehatan pasien.
Pengkajian ulang (Reassessment)Dokumentasi ini merupakan
pencatatan terhadap hasil pengkajian yang didapat dari informasi selama
evluasi.
Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Bayi
Waktu Risiko
Kehamilan 5-10%
Persalinan 10-20%
Menyusui 5-20%
Risiko penularan keseluruhan 20-50%
Faktor yang mempengaruhi penularan
HIV/AIDS ibubayi
Faktor Ibu
1. Jumlah virus (viral load) >100.000 kopi/ml resiko tinggi tertular (1.000 kopi/ml risiko
rendah)
2. Jumlah CD4 semakin rendah CD4 resiko tertular semakin tinggi
3. Status gizi selama hamil BB, vitamin, mineral ↓ viral load ↑
4. Penyakit infeksi (ims, sifilis, TBC, dll) viral load ↑
5. Gangguan pada payudara ibu dan penyakit lain ↑penularan melalui ASI
Faktor yang mempengaruhi penularan
HIV/AIDS ibubayi
Faktor Bayi
1. Usia kehamilan, premature, BBLR, sistem organ dan imun belum baik
2. Periode pemberian ASI semakin lama semakin berisiko
3. Adanya luka di mulut bayi
Faktor Obstetrik
1. Jenis persalinan pervaginam lebih beresiko
2. Lama persalinan semakin lama proses semakin lama kontak bayi dengan darah dan lendir ibu
3. Ketuban pecah lebih dari empat jam sebelum persalinan ↑resiko penularan 2x lipat
4. Tindakan episiotomy, ekstraksi vakum, dan forsep resti melukai bayi
Diagnosis HIV/AIDS pada Ibu Hamil
Gejala Ginekologis : kandidiasis vulva vaginal persisten, dysplasia serviks sampai invasive, inflamasi pelvis disertai abses
tuba dan ovarium, ulkus herpes simpleks yang timbul lebih dari satu bulan, ulkus genital, human papilloma, sifilis, dan
kandiloma akuminata.
Komplikasi : esophagitis candida dan pneumo carinii, human paviloma virus, penyakit serviks, herpes simpleks,
chancroid, sifilis, ulkus genital HIV, penyakit inflamasi pelvis, kandidiasis vagina.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada ibu yang terdiagnosis HIV meliputi:
1. Pengambilan riwayat ginekologi lengkap termasuk riwayat menstruasi, obstetric, konsepsi, dan aktivitas seksual
2. Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan payudara dan pelvis
3. Pemeriksaan laboratorium, pap smear, kultur serviks untuk mencari adanya klamidia dan gonorea, VDRL, dan ters
kehamilan jika ada indikasi
4. Mammogram untuk ibu yang berusia 35-39 tahun, dua tahun sekali sampai berusia 49 tahun dan kemudian setiap tahun
untuk ibu yang berusia 50 tahun atau lebih
5. Kolposkopi
Diagnosis HIV/AIDS pada Anak
Pada periode neonatal, bayi yang tertular HIV dari ibu bisa saja tampak normal secara klinis.
Penyakit penanda HIV/AIDS pada anak yang sering ditemukan adalah pneumonia disebabkan
Pneumocystis Carinii. Gejala umum yang ditemukan pada bayi dengan infeksi HIV adalah :
gangguan tumbuh kembang, kandidiasis oral, diare kronis, atau hepatosplenomegaly
(pembesaran hepar dan lien).
Pencegahan Penularan Ibu ke Bayi
WHO (2016), mencanangkan 4 strategi untuk mencegah penularan HIV dati ibu ke bayi
dan anak.
1. Mencegah jangan sampai ibu terinfeksi HIV/AIDS
2. Apabila sudah terinfeksi, dicegah supaya tidak hamil
3. Apabila sudah hamil, dilakukan pencegahan supaya tidak menular pada bayi (section
caesaria 80% resiko)
4. Bila ibu dan anak sudah terinfeksi maka sebaiknya dukungan dan perawatan ODHA dan
keluarganya
Pencegahan Penularan Ibu ke Bayi
Kemenkes (2014) penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dicegah melalui empat cara mulai
saat hamil, melahirkan, dan setelah lahir
1. Penggunaan antiretroviral selama kehamilan
2. Penggunaan antiretroviral saat persalinan
3. Penggunaan antiretroviral pada bayi yang baru dilahirkan
4. Penanganan obstetric selama persalinan dan saat menyusui
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA)
PPIA atau Prevention of Mother-to Child Transmission (PMTCT)bagian dari pengendalian HIV/AIDS di
Indonesia
PPIA di Indonesia dapat menurunkan resiko penularan vertical dari ibu ke anak yaitu dari 20-50% menjadi <2%
Kebijakan tes HIV pada ibu hamil
Prvlnsi HIV
Prvlnsi HIV pd
pd ppulasi Status epidemi
ppulasi resiko Kebijakan tes HIV dan Sifilis
umum/ibu HIV
tinggi
hamil
< 1% < 5% Rendah Pada ibu hamil dengan indikasi adanya perilaku beresiko,
keluhan/gejala IMS atau infeksi oportunistik (TBC)
< 1% >5% Terkonsentrasi
Pada semua ibu hamil
>1% (Biasanya > 5 %) Meluas
Program PPIA
Ibu hamil dengan HIV/AIDS harus diberikan penyuluhan tentang kehamilannya, baik berupa penghentian atau
kelanjutan kehamilan karena adanya resiko transmisi vertical HIV/AIDS dari ibu ke bayi
Pada ibu hamil diperlukan pemeriksaan awal pada kunjungan pertama meliputi: antibody toksoplasmosis dan
cytomegalovirus, tes mantoux, kultur serviks (Neisseria gonorrhea dan Chlamydia trachomatis), HBsAg, VDRL,
antigen kriptokokus, pemeriksaan CD4 setiap tiga bulan (setiap bulan jika < 300 mm
Pada persalinan dilakukan dengan berhati-hati dan menerapkan kewaspadaan universal dan alat pelindung diri
lengkap. Pengisapan lender pada bayi tidak boleh dilakukan dengan pengisap mulut, melainkan dengan kateter
pengisap yang dihubungkan dengan mesin pengisap. Ibu harus dianjurkan menghindari bayinya terkena sekresi
tubuhnya.
Setelah persalinan ibu bisa dianjurkan untuk memilih metode kontrasesi yang mereka sukai untuk mencegah
kehamilan selanjutnya. Metode kontrasepsi yang disarankan untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi HIV
dan PMS adalah kontrasepsi kondom (alternatif lain kontrasepsi oral atau hormone injeksi). Penggunaan IUD&
MOW (sterilisasi) tidak disarankan karena dapat menyebabkan penyakit radang pelvis dan peningkatan risiko
perdarahan sehingga memudahkan transmisi HIV.
Nutrisi pada Ibu dan Anak dengan HIV/AIDS
PQ RST
Provokes
Quality/Quantity
Region
Severity
Time
LATAR BELAKANG
Tahun 2000 penyebaran epidemic HIV pada pekerja seks komersial, dan pengguna narkoba
suntik
Tahun 2002 penyebaran di rumah tangga
6,5 juta perempuan di Indonesia jadi populasi rawan tertular
>24.000 perepuan usia subur telah terinfeksi HIV
9.000 perempuan hamil terinfeksi HIV setiap tahun
30% wanita di Indonesia berpotensi melahirkan bayi yang terlahir HIV
Hingga 2017,diprediksi 4.360 anak terkena HIV dan separuh diantaranya meninggal dunia
Pada tahun 2020 diperkirakan akan terjadi penularan pada 38.500 anak yang dilahirkan dari ibu
yang terinfeksi
Ujian Tengah Semester
Membuat ASKEP Remaja/Anak dengan HIV/AIDS
Tambahkan masalah/diagnosa keperawatan Kurang Pengetahuan dengan intervensi
Pendidikan Kesehatan tentang HIV/AIDS, lalu buat media edukasinya (baik
berupa video, leaflet, brosur, buku saku, dll)
Dikumpulkan pada Hari Sabtu, 8 Mei 2021 pukul 12.30 WIB dalam bentuk PDF.
Dikirimkan ke alamat email nuridha.fauziyah@gmail.com dengan judul email
Nama_Kelas_NPM_UTS HIV/AIDS