Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT TROPIS TOX

OPLASMOSIS
Yulexi Mude
PO530321219741
Tingkat 3 A
Pengertian
• Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yait
u penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke m
anusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang
dikenal dengan nama Toxoplasmosis gondii, yaitu su
atu parasit intraselluler yang banyak terinfeksi pada
manusia dan hewan peliaharaan.
Penyebab
Toksoplasmosis disebabkan oleh agen infeksi Toxoplasma gondii, suatu pr
otozoa intraseluler coccidian pada kucing, masuk dalam familiSarcocystidae dan
kelas Sporozoa. Parasit ini terdiri dari empat bentuk yaitu Tachyzoid yang secara
cepat memperbanyak diri pada jaringan organisme, Bradyzoit yang memperban
yak diri secara lambat pada jaringan, Pseudocyst, dan Oocyst(Knapen, 2008).
Siklus hidup Toxoplasma gondii :
a. Fase seksual
Berlangsung pada Hospes definitif dari T. Gondii (kucing) dan jenis Feliidae. Sikl
us seksual berlansung dalam epitel usus kucing yang kemudian berakhir dengan
pembentukan Oocyst yang dikeluarkan bersama tinja (10-20 hari atau bisa lebi
h lama). Oocyst berbentuk oval dengan diameter 10-20 dan berisi 8 sporozoit di
dalam 2 sporokista.
b. Fase aseksual
T. gondii mengalami siklus reproduksi aseksual di semua spesies.
Morfologi
Toxoplasma gondii terdapat dalam 3 bentuk yaitu bentuk trofozoit, kist
a, dan Ookista.
• Trofozoit berbentuk oval dengan ukuran 3-7 um, dapat menginvasi se
mua sel mamalia yang memiliki inti sel. Dapat ditemukan dalam jarin
gan selama masa akut dari infeksi. Bila infeksi menjadi kronis trofozoi
t dalam jaringan akan membelah secara lambat dan disebut bradizoit
• . Bentuk kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jum
lah ribuan berukuran 10-100 um. Kista penting untuk transmisi dan p
aling banyak terdapat dalam otot rangka, otot jantung dan susunan s
yaraf pusat.
• Bentuk yang ke tiga adalah bentuk Ookista yang berukuran 10-12 um.
Ookista terbentuk di sel mukosa usus kucing dan dikeluarkan bersam
aan dengan feces kucing.
EPIDEMILOGI
Infeksi dapat terjadi bila manusia makan daging mentah atau kurang matang yan
g mengandung kista. Infeksi ookista dapat ditularkan dengan vektor lalat, kecoa, tiku
s, dan melalui tangan yang tidak bersih. Transmisi toxoplasma ke janin terjadi utero
melalui placenta ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini. Infeksi juga terjadi di laborato
rium, pada peneliti yang bekerja dengan menggunakan hewan percobaan yang terinf
eksi dengan toxoplasmosis atau melalui jarum suntik dan alat laboratorium lainnya y
ang terkontaminasi dengan toxoplasma gondii.
Cara penularannya pada manusia melalui:
· Makanan dan sayuran/buah-buahan yang tercemar kotoran hewan berbulu (kucin
g).
· Makan daging setengah matang dari binatang yang terinfeksi.
· Melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari donor yang terinfeksi toksopl
asma.
Melihat cara penularan diatas maka kemungkinan paling besar untuk terkena i
nfeksi toxoplamosis gondii melalui makanan daging yang mengandung ookista dan y
ang dimasak kurang matang.
Patofisiologi
Patofisiologi Toxoplasma gondii yang tertelan melal
ui makanan akan menembus epitel usus dan difagosit
osis oleh makrofag atau masuk ke dalam limfosit akib
atnya terjadi penyebaran limfogen. Toxoplasma gondi
i akan menyerang seluruh sel berinti, membelah diri
dan menimbulkan lisis, destruksi sel tersebut akan be
rhenti bila tubuh telah membentuk antibodi. Pada or
gan tubuh, seperti susunan saraf dan mata, antibodi
tidak dapat masuk karena ada sawar (barier) sehingg
a destruksi akan terus berjalan
Tanda dan gejala
Tanda-tanda yang terkait dengan toksoplasmosis yaitu (Medows, 2005):

1. Toxoplasma pada orang yang imunokompeten

Hanya 10-20% dari infeksi toksoplasma pada orang imunokompeten dikaitkan dengan tanda-tanda penyakit. Biasanya, pembengkakan k
elenjar getah bening (sering di leher). Gejala lain bisa termasuk demam, malaise, keringat malam, nyeri otot, ruam makulopapular dan
sakit tenggorokan.

2. Toxoplasmosis pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah

Toxoplasmosis pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah misalnya, pasien dengan AIDS dan kanker. Pada pasien ini, infeks
i mungkin melibatkan otak dan sistem syaraf, menyebabkan ensefalitis dengan gejala termasuk demam, sakit kepala, kejang-kejang dan
masalah penglihatan, ucapan, gerakan atau pemikiran.

3. Toxoplasma Okular

Toksoplasmosis okular oleh uveitis, sering unilateral, dapat dilihat pada remaja dan dewasa muda, sindrom ini sering merupakan
akibat dari infeksi Hukongenital tanpa gejala atau menunda hasil infeksi postnatal. Infeksi diperoleh pada saat atau sebelum kehamilan
sehingga menyebabkan bayi toksoplasmosis bawaan.

4. Toksoplasmosis pada wanita hamil

Kebanyakan wanita yang terinfeksi selama kehamilan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Hanya wanita tanpa infeksi sebel
umnya dapat menularkan infeksi ke janin. Kemungkinan penyakit toksoplasmosis bawaan terjadi ketika bayi baru lahir, tergantung pada
tahap kehamilan saat infeksi ibu terjadi.

5. Toxoplasmosis congenital

Bayi yang terinfeksi selama kehamilan trimester pertama atau kedua yang paling mungkin untuk menunjukkan gejala parah setela
h lahir. Tanda-tandanya yaitu demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kuning (menguningnya kulit dan mata), sebuah kepal
a yang sangat besar atau bahkan sangat kecil, ruam, memar, pendarahan, anemia, dan pembesaran hati atau limpa.
Pengobatan
• . Kombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan men
ghambat siklus p-amino asam benzoat dan siklus asa
m foist. Dosis yang dianjurkan untuk pyrimethamine
ialah 25-50 mg per hari selama sebulan dan trisulfap
yrimidine dengan dosis 2.000-6.000 mg sehari selam
a sebulan
• Spiramycin merupakan obat pilihan lain walaupun ku
rang efektif tetapi efek sampingnya kurang bila diban
dingkan dengan obat-obat sebelumnya. Dosis spiram
ycin yang dianjurkan ialah 2-4 gram sehari yang di ba
gi dalam 2 atau 4 kali pemberi
Pencegahan
Terdapat beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit toksoplasmosis, a
ntara lain (Chin, 2000):
1. Mendidik ibu hamil tentang langkah-langkah pencegahan:
a. Gunakan iradiasi daging atau memasak daging pada suhu 150°F (66°C) sebelum dimakan. Pembek
uan daging tidak efektif untuk menghilangkan Toxoplasma gondii.
b. Ibu hamil sebaiknya menghindari pembersihan sampah panci dan kontak dengan kucing. Memaka
i sarung tangan saat berkebun dan mencuci tangan setelah kerja dan sebelum makan.
2. Makanan kucing sebaiknya kering, kalengan atau rebus dan mencegah kucing tersebut berburu
(menjaga mereka sebagai hewan peliharaan dalam ruangan).
3. Menghilangkan feses kucing (sebelum sporocyst menjadi infektif). Feses kucing dapat dibakar atau
dikubur. Mencuci tangan dengan bersih setelah memegang material yang berpotensial terdapat Toxo
plasma gondii.
4. Cuci tangan sebelum makan dan setelah menangani daging mentah atau setelah kontak dengan ta
nah yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing.
5. Control kucing liar dan mencegah mereka kontak dengan pasir yang digunakan anak-anak untuk b
ermain.
6. Penderita AIDS yang telah toxoplasmosis dengan gejala yang parah harus menerima pengobatan p
rofilaksis sepanjang hidup dengan pirimetamin, sulfadiazine dan asam folinic.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai