Nama : DANDRI NATANAEL PAKPAHAN Nim : 5193122003 Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siman, M.Pd Diagnosis Teknologi TinggiuntukCommon-rail Sasaran : Kurangi penggantian suku cadang yang tidak perlu (NTFparts mencapai 70% dalam beberapa kasus) Mengurangi waktu pemecahan masalah Meningkatkan kepuasan pelanggan secara keseluruhan Tujuan : Meningkatkan pengetahuan sistem Mampu mempelajari kondis deteksi DTC Mesin diesel common rail adalah inovasi baru pada mesin berbahan bakar solar. Layaknya EFI pada mesin bensin, sistem common rail juga menerapkan skema pengontrol elektronik dalam menentukan jumlah solar yang dinjeksikan kedalam ruang bakar. Hasilnya, pembakaran berlansung lebih efisien, hemat BBM dan lebih ramah lingkungan.
High-tech Diagnosis Course for Common-rail
Tepat sasaran Kurangi penggantian suku cadang yang tidak perlu (bagian NTF MENCAPAI 70% dalam beberapa kasus) Mengurangi waktu pemecahan masalah Meningkatkan kepuasan pelanggan secara keseluruhan Objektif Meningkatkan pengetahuan system Mempelajari kondisi deteksi DTC Menerapkan prosedur pemecahan masalah yang terstruktur dan logis History of Common-rail System (sejarah sistem commond-rail) Teknologi ini sebetulnya telah dikenal sejak satu abad silam, yang digunakan pada mesin lokomotif dan kapal selam. Hanya saja common rail di masa itu masih menggunakan sistem mekanis dalam membuka katup injektor. Common Rail modern, yang berbasis elektronik kemudian dkembangkan pertama kali pada tahun 1960-an oleh ilmuwan asal Swiss Robert Huber, yang kemudian dikembangkan lebih jauh lagi oleh Dr. Marco Ganser. Pada tahun 1990-an, Magneti Marelli, Centro Ricerche Fiat dan Elasis berkolaborasi membuat prototipe Common rail. Robert Bosch Gmbh, kemudian membeli paten prototipe tersebut dari Fiat Group untuk dirpoduksi massal. Mobil penumpang pertama yang mengadopsi Common Rail adalah Alfa Romeo 156 pada 1997. Namun, penggunaan Common rail modern secara massal sebetulnya dilakukan di Jepang pada tahun 1995. Hanya saja kendaraan yang memakai teknologi tersebut adalah truk, bukan mobil penumpang. Pengembangan di Jepang dilakukan oleh Dr. Shohei Itoh dan Masahiko Miyaki. Dua insinyur yang bekerja untuk Denso Corporation itu mengembangkan Common Rail untuk kendaraan berat. Pada Tahun 1995, Common Rail buatan Denso diaplikasikan pada truk Hino. System Overview Diagram sistem coommon-rail Komponen utama sistem common-rail Injection Pipe berfungsi untuk tempat bersirkulasinya baha bakar Fuel Inlet Pipe berfungsi untuk sebagar alur masuk nya bahan bakar yang sudah di pompa dari tangka bahan bakar Injector berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Membuka dan menutupnya injektor ini diatur oleh ECU berdasarkan dari data pada sensor-sensor yang ada pada mesin. Supply Pump berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki sampai ke high pressure pump, berbeda dengan mesin diesel konvensional, pada mesin diesel common rail ini supply pump bekerja secara elektrik (mirip seperti pompa bahan bakar pada sepeda motor / mobil injeksi bermesin bensin) ECD System Components (komponenen sistem ECD) Supply Pump (HP3) Diesel supply pump HP3 components and their functions on common rail engine 1. Pompa umpan Komponen pertama dari supply pump tipe HP3 adalah Feed Pump. Fungsi feed pump adalah menyedot bahan bakar dari tangki bahan bakar dan menekannya ke dalam ruang pompa injeksi utama. Ruang pompa injeksi utama berisi plunger sehingga tekanan bahan bakar dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi sesuai dengan kebutuhan injeksi mesin diesel common rail. Bahan bakar yang mengalir dari tangki bahan bakar disaring menggunakan filter bahan bakar sebelum masuk ke pompa umpan. Bahan bakar akan melewati Suction Control Valve (SCV) dan masuk ke ruang pompa injeksi yang berisi plunger dari feed pump. Feed pump pada supply pump HP3 menggunakan tipe trochoid. Perhatikan bentuk feed pump tipe trochoid pada gambar di bawah ini. Komponen rotor bagian dalam pompa umpan terhubung ke poros penggerak di dalam pompa suplai. Ketika poros penggerak berputar, rotor bagian dalam akan berputar sekaligus menggerakkan rotor bagian luar. Pada saat ini, solar dari saluran tangki bahan bakar dan port inlet akan dihisap melalui suction port dan dipompa keluar melalui discharge port, yang akan menuju SCV dan plunger. Ketika terjadi peningkatan kecepatan putaran mesin, hal ini akan menyebabkan putaran feed pump juga akan meningkat. Kemudian, pompa umpan dipasang dengan katup pengatur untuk mencegah tekanan bahan bakar yang berlebihan akibat peningkatan putaran mesin, Katup pengatur akan mengatur tekanan bahan bakar dari pompa umpan agar tetap stabil pada batas tekanan tertentu yang telah ditetapkan pabrikan. Ketika tekanan bahan bakar berlebihan, katup pengatur akan terbuka karena tekanan. Membuka katup akan mengurangi tekanan di pompa umpan. Bahan bakar yang mengalir melalui katup pengatur diumpankan kembali ke pompa umpan. Sehingga feed pump dapat memompakannya ke dalam plunger. 2. Katup Kontrol Hisap (SCV) Komponen kedua dari supply pump tipe HP3 adalah Suction Control Valve (SCV). SCV merupakan aktuator pada mesin common rail yang terhubung dengan ECM mesin dan bekerja berdasarkan perintah dari ECM (Engine Control Module). SCV berfungsi untuk mengatur jumlah solar yang berasal dari feed pump ke plunger sehingga tekanan bahan bakar yang dipompa oleh supply pump ke pipa common rail dapat selalu stabil dan konstan sesuai dengan kebutuhan mesin. SCV pada supply pump ini berbentuk seperti solenoid valve. Di dalam, sebuah kumparan (copper coil) akan menjadi magnet jika dialiri arus listrik. Di dalam SCV juga terdapat batang besi (armature) yang dihubungkan dengan valve. Ketika ada arus listrik dari ECM ke kumparan SCV, armature akan tertarik dan membuka katup. SCV bekerja dalam duty ratio berdasarkan sinyal keluaran dari ECM, yaitu berupa gelombang frekuensi dan mengalir secara konstan. Nilai frekuensi gelombang ini akan mempengaruhi besar kecilnya bukaan valve pada SCV. Ketika nilai frekuensi meningkat, bukaan katup akan berkurang dan semakin kecil. Sementara itu, bukaan katup akan meningkat, dan katup terbuka lebih lebar ketika nilai frekuensi menurun. 3. Unit Pompa Komponen ketiga dari supply pump tipe HP3 adalah Pump Unit. Unit pompa ini merupakan bagian yang berfungsi untuk menghasilkan bahan bakar bertekanan tinggi, yang akan dipompa ke pipa common rail. Unit pompa ini terdiri dari 3 bagian yaitu : Cam eksentrik: Cam eksentrik adalah driveshaft di mana cam memiliki posisi asimetris di tengah (sedikit menonjol ke satu sisi). Cam eksentrik dipasang di tengah ring cam. Ring cam : Ring cam berbentuk kotak dengan lubang di tengahnya. Pada lubang ini dipasang eccentric cam, sehingga pada saat drive shaft berputar maka tonjolan pada eccentric cam akan bergerak dan mendorong cam ring sehingga menimbulkan gerakan seperti pompa. Plunger: Ada dua plunger pada supply pump tipe HP3 ini, terletak berseberangan dan terhubung dengan ring cam. Plunger bekerja berdasarkan gerakan pemompaan yang terjadi pada ring cam. Plunger ini akan mendorong dan memompa bahan bakar diesel untuk menghasilkan bahan bakar bertekanan tinggi. Perhatikan bagaimana komponen unit pompa memompa bahan bakar pada gambar di bawah ini. Katup pengiriman Komponen keempat dari pompa suplai tipe HP3 adalah katup pengiriman. Delivery valve ini terdiri dari 3 komponen yaitu spring, check ball, dan holder. Setiap komponen bekerja menjadi satu kesatuan yang disebut delivery valve. Delivery valve ini berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar bertekanan yang dihasilkan oleh plunger ke pipa common rail. Selain itu, delivery valve ini juga digunakan untuk mencegah masuknya kembali bahan bakar terkompresi pada pipa common rail ke plunger. Dengan begitu, semakin banyak bahan bakar yang masuk ke pipa common rail, maka tekanan bahan bakar akan semakin meningkat. Perhatikan posisi delivery valve pada gambar di bawah ini. Sensor suhu bahan bakar Komponen terakhir dari supply pump tipe HP3 adalah sensor temperatur bahan bakar. Sensor temperatur bahan bakar ini berfungsi untuk mengukur temperatur bahan bakar yang mengalir pada supply pump. Temperatur bahan bakar akan mengirimkan data berupa tegangan listrik yang digunakan oleh ECM sebagai nilai temperatur bahan bakar. Sebagai sensor, suhu bahan bakar menggunakan komponen elektronik yang disebut termistor yang bekerja ketika terjadi perubahan suhu. Saat temperatur bahan bakar rendah, hambatan (resistance) pada termistor akan besar. Sebaliknya, ketika temperatur bahan bakar tinggi, nilai resistansi akan menurun. Dengan begitu, tegangan yang mengalir juga akan berubah sesuai dengan nilai resistansi yang dihasilkan akibat perubahan temperatur pada bahan bakar. ECM kemudian menggunakan perubahan nilai tegangan ini sebagai data temperatur bahan bakar. Ketika eccentric cam berputar maka akan mendorong plunger untuk bergerak ke atas atau ke bawah. Pada plunger juga dilengkapi dengan pegas yang berfungsi untuk menarik kembali plunger agar kembali ke posisi semula ketika tidak mendapatkan tekanan dari eccentric cam. Ketika posisi eccentric cam mendorong ke atas maka plunger A akan terdorong ke atas sehingga bahan bakar diatas plunger A akan tertekan dan membuka check valve pada saluran keluar. Kemudian bahan bakar yang memiliki tekanan ini akan disalurkan ke common rail assembly. Sedangkan untuk plunger B, karena tidak tertekan eccentric cam maka plunger B akan tertarik ke atas sehingga menyebabkan ruangan di bawah plunger B menyadi vakum dan mengakibatkan bahan bakar terhisap masuk. Dan sebaliknya ketika sccsntric cam berputar dan mendorong plunger B ke bawah maka bahan bakar di bawah plunger B akan tertekan dan membuka check valve pada saluran keluar. Sehingga bahan bakar bertekanan tinggi akan disalurkan ke common rail assembly. Sedangkan untuk plunger A, karena sudah tidak ditekan oleh eccentric cam, maka plunger akan kembali ke posisi semula karena tekanan pegas. Sehingga ruang di atas plunger A menjadi besar dan membuka ceck valve pada saluran masuk karenamenghisap bahan bakar masuk ke ruang di atas plunger A. THANK YOU