Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

HUKUM ISLAM

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber


dari ajaran Islam

Ada dua istilah yg berhubungan dengan hukum


Islam, yaitu syariat dan fiqih
• Syariat merupakan hukum Islam yg ditetapkan
secara langsung dan tegas oleh Allah

• Fiqih merupakan hukum yg ditetapkan pokok


pokoknya saja

• Hukum Islam perlu dikembangkan dengan cara


ijtihad dan dengan ijtihad menghasilkan fiqih
• Syariat bersifat konstan, tetap berlaku
sepanjang zaman, tidak mengenal perubahan

• Fiqih bersifat fleksibel, elastis, dapat


disesuaikan dengan situasi dan kondisi

• Syariat merupakan landasan fiqih, dan fiqih


merupakan pemahaman orang (yg sudah
memenuhi syarat menggali syariat)
• Karena fiqih merupakan pemahaman orang,
maka tidak berlaku abadi, dapat berubah dari
satu masa kemasa lain, dapat berbeda dari
satu tempat ke tempat lain

• Hukum Islam baik syariat maupun fiqih,


membahas dua hal yaitu bidang Ibadah atau
Ubudiyah dan bidang Muamalah
• Bidang ibadah atau ubudiyah membahas tata
cara menyambung hubungan kepada Allah yg
wajib dilakukan muslim ( sholat, zakat, puasa,
haji).

• Bidang muamalah membahas hubungan sosial


antar kehidupan manusia ( pernikahan,
perdagangan, kesehatah, pendidikan, politik dsb)
Sumber Hukum Islam

• Hukum Islam digali dari 3 sumber yaitu : Al-


qur’an, Sunnah Rosul dan Ijtihad

• Ketentuan 3 sumber tersebut mengacu pada


Al-qur’an Surat Annisa ayat 59
059. Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.
A. Al-qur’an
Al-qur’an turun pertama pada 6 Agustus 610 M
bertepatan 17 Romadlon
Ayat yg pertama turun surat Al-Alaq : 1 -5

001. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,


002. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
003. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
004. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
005. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
• Ayat yg terakhir turun surat Al-Maidah : 3
003. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus
asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Al-qur’an turun pada 2 periode :
Periode Mekah (ayat Makiyah )
Periode Madinah (ayat Madaniyah )

Ciri ayat Makiyah :


1.Ayatnya pendek dan bernada keras
2.Lebih banyak menjelaskan keimanan ( janji dan
ancaman Allah, surga, neraka, siksa kubur )
3.Biasanya diawali “yaa ayyuhannaas”
• Ciri ayat Madaniyah :
• 1. Ayatnya panjang dan bernada penjelasan
• 2. Membahas kemasyarakatan
• 3. Diawali “yaa ayyuhalladziina aamanuu”

Dilihat dari kejelasan maknanya ayat qur’an


dibedakan : ayat Qoth’I dan ayat Dhonni
• Ayat Qoth’I yaitu ayat yg menunjukkan makna yg jelas
( tanpa penafsiran ) Al-Baqoroh :183

• Ayat Dhonni yaitu ayat yg pengertiannya masih bersifat


umum contoh Almaidah:6
B. Sunnah Rasul / Hadist
Secara bahasa sunnah artinya “tradisi”
Secara istilah sunnah diartikan ‘’Sesuatu yang
disandarkan kepada nabi baik berupa perkataan,
perbuatan dan persetujuan.

Secara bahasa hadits artinya ‘’berita”


Secara istilah hadits berarti “Suatu berita yang
datangnya dari nabi yang sampai kepada kita
dengan melalui perantara.
• Struktur hadits
• Matan : tex hadits atau isi hadits
• Rowi : orang yg menuturkan hadits
• Sanad : silsilah rowi
Nabi

Anas

Abi Qilabah

Ayyub
Abdul Wahab Ats staqofi

Muhammad bin Al-Mustanna

Bukhori

ΐ Τϳ ϥ΍
ϭΎϤϫ ΍
Ϯγ ΎϤϣϪϴϟ΍ΐ Σ΍ϪϟϮγέϭ ௌ ϥϮϜϳ ϥ΍ϥΎ Ϥϳϻ Ε΍ϭϼΣ ΪΟϭ ϪϴϓΎ
Ϩϛ ϦϣΙ ϼΛϝΎϗ
έΎ Ϥϛ ήϔϜϟ΍ϲ ϓΩϮόϳ ϥ΍ϩήϜϳ ϥ΍ϭ Ϳ ϻ΍ϪΒΤϳ ϻ ΍
Ϩϟ΍ϲ ϓϑ άϘϳ ϥ΍ϩήϜϳ ϥ΍Ύ ήϤϟ΍
• “Ada 3 hal barang siapa yg memenuhi 3 hal
tersebut maka dia akan mendapatkan
kemanisan iman : mencintai Allah dan
rosulnya melebihi segala-galanya, mencintai
wanita karena mengharap ridho Allah , benci
kembali kepada kekufuran sebagaimana
bencinya kalau dilempar ke neraka
(HR.Bukhori)
• Pembagian hadits berdasarkan jumlah rowi/
kuwantitas rowinya :

1. Hadits Mutawatir (diriwayatkan banyak orang pada


setiap tingkatan rowi) dibedakan :

a. Mutawatir lafdzi ( susunan redaksinya sama seperti


ketika disampaikan nabi )

b. Mutawatir maknawi ( redaksinya beda dengan nabi


tetapi maknanya sama seperti yg dimaksudkan oleh
nabi )
2. Hadits Ahad ( jumlah rowinya tidak sebanyak hadits
Mutawatir ) dibedakan :

a. Hadits Masyhur ( diriwatkan 3 orang pada


setiap tingkatan rowinya )

b. Hadits Azis ( diriwayatkan 2 orang pada


setiap tingkatan rowinya )

c. Hadits Ghorib ( diriwayatkan 1 Orang pada


setiap tingkatan rowi )
Pembagian hadits berdasarkan kuwalitas rowi :

1. Hadits Shoheh ( silsilah rowinya bersambungan, masing –


masing jujur dan cerdas)

2. Hadits Hasan ( silsilah rowinya bersambung, masing –


masing rowi jujur tetapi ada salah satu rowi yg kurang
cerdas

3. Hadits Dloif ( silsilah rowinya terputus atau ada salah satu


rowi yg pendusta )
• Fungsi hadits terhadap Al-qur’an :
a. Bayan ta’kid sebagai penguat yang
menegaskan hukum-hukum yg terdapat
dalam Al-qur’an

b. Bayan tafsir, berfungsi sebagai penjelas


yang memerinci ayat-ayat Al-qur’an yang
masih bersifat umum

c. Bayan tasyri’, sunah berfungsi menetapkan


hukum baru yg tidak dijelaskan dalam Al
qur’an
C. Ijtihad / rasio

Secara etimologi ijtihad diartikan “mencurahkan


segala kemampuan akal “

Secara terminologi ijtihad berarti mencurahkan


segala kemampuan akal untuk mendapatkan
hukum syara’ (hukum Islam) tentang suatu
masalah yg tidak dijelaskan secara rinci baik di
Al-qur’an maupun hadits
• Pelaku ijtihad dinamakan “mujtahid atau
imam madzhab” yaitu orang yg melakukan
ijtihad

• Obyek ijtihad
1. Ayat Al-qur’an maupun Hadits yg bersifat
dlonni
2. Masalah furuiyah yaitu masalah-masalah yg
penyelesaiannya tidak dijelaskan baik dalam
qur’an maupun hadits
• Terhadp ayat Al-qur’an / Hadits yg dlonni
• ( pengertiannya umum ) bentuk ijtihadnya hanyalah
menyusun pendapat fiqih
Contoh : sentuhan kulit antara pria dan wanita
yg tidak muhrim, menurut Imam
Syafii membatalkan wudlu, sedangkan
menurut Imam Hanafi tidak membatal
kan wudlu
Terhadap masalah furuiyah ( masalah yg tidak
dijelaskan dalam Al-qur’an ) ijtihad dilakukan
untuk menentukan hukum, apakah satu tinda
kan tertentu boleh dilakukan atau tidak
menurut Islam

Contoh :
Penggantian alat kelamin pada manusia, boleh
dilakukan apa tidak dalam pandangan Islam
Syarat Untuk Melaksanakan Ijtihad
Menguasai dalil baik dari Al-Qur'an maupun
hadist khusus yang berkaitan dengan masalah
hukum
Menguasai bahasa Arab lengkap dengan tata
bahasanya
Menguasai ilmu ushul fiqih ( ilmu yg
mempelajari metode menarik hukum dari
dalilnya
 Mengetahui situasi dan kondisi daerah
dilaksanakannya ijtihad
 Mengetahui hasil ijtihad ulama lain sebagai
referensi
 Memiliki keteguhan iman dan berahlakul
karimah
Metode ijtihad
Metode ijma'
Metode Qiyas
Metode Maslahah mursalah

TERIMA KASIH
WASSALAM
wassalam

Anda mungkin juga menyukai