Anda di halaman 1dari 10

FRAUD DALAM

MANAJEMEN
WIRAUSAHA
KELOMPOK 2:
1. ANDI KHURUL AINUL ARSY
2. ANDI NUR SAAMIN
3. ANDRIADI
Definisi Fraud
Fraud (kecurangan) merupakan suatu
tindakan yang dilakukan secara
disengaja dan dilakukan untuk tujuan
pribadi atau tujuan kelompok, dimana
tindakan yang disengaja tersebut telah
menyebabkan kerugian bagi pihak
tertentu atau institusi tertentu.
Dalam kata Fraud itu sendiri dapat diartikan dengan berbagai
makna yang terkandung didalamnya seperti: Kecurangan, Kebohongan,
Penipuan, Kejahatan, Penggelapanbarang-barang, Manipulasi data-data,
Rekayasa informasi, Mengubah opini publik dengan memutarbalikan fakta
yang ada, dan Menghilangkan barang bukti secara sengaja.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Fraud ada beberapa
pendapat para ahli yang telah mendefinisikan tentang Fraud ini,

1. menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim bahwa:“Fraud (kecurangan)


merupakan tindakan yang disengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk
menipu orang lain yang menyebabkan kerugian.
2. Adapun menurut Howard R. Davia bahwa:“the world of Fraud may be
defined as a vast aggregation of all the Fraud that has occured in any given
time frame”
Bentuk-bentuk Fraud
Kecurangan pada prinsipnya mempunyai banyak sekali
bentuknya. Perkembangan Fraud adalah sejalan dengan
semakin banyaknya aktivitas kehidupan. Bahwa
tindakan Fraud telah merasuki pada berbagai sektor
baik private sector maupun dalam ruang lingkup aktivitas
pemerintahan. Untuk mencegah timbulnya kecurangan
maka jalan yang terbaik adalah dengan memahami apa
dan bagaimana saja bentuk-bentuk kecurangan itu.
Sukrisno Agoes mengatakan bahwa kekeliruan dan kecurangan bisa
terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu:
1. Intentional error
Kekeliruan bisa disengaja dengan tujuan untuk menguntungkan diri
sendiri dalam bentuk window dressing (merekayasa laporan
keuangan supaya terlihat lebih baik agar lebih mudah mendapat
kredit dari bank) dan check kiting (saldo rekening bank ditampilkan
lebih besar sehingga rasio lancar terlihat lebih baik).
 2. Unintentional error
Kecurangan yang terjadi secara tidak disengaja (kesalahan
manusiawi), misalnya salah menjumlah atau penerapan standar
akuntansi yang salah karena ketaktahua
3. Collusion
Kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara
bekerjasama dengan tujuan untuk menguntungkan orang-orang
tersebut, biasanya merugikan perusahaan atau pihak ketiga.
4. Intentional misrepresentatio, Memberi saran bahwa sesuatu itu benar,
padahal itu salah, oleh seseorang yang mengetahui bahwa itu salah.
5. Negligent misrepresentation, Pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh
seseorang yang tidak mempunyai dasar yang kuat untuk menyatakan bahwa hal
itu benar. Menurut Albrecht dan Zimbelman
6. False promises, Sesuatu janji yang diberika tanpa keinginan untuk (2009:10), berdasarkan pihak yang
memenuhi janji tersebut. menjadi korban, Fraud dikelompokkan
7. Employe Fraud, Kecurangan yang dilakukan pegawai untuk
menjadi :
menguntungkan dirinya sendiri.
1) Fraud yang mengakibatkan
8. Management Fraud, Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
sehingga merugikan pihak lain, termasuk pemerintah. Misalnya manipulasi perusahaan atau organisasi menjadi
pajak, kontraktor yang menggunakan cost plus fee. korban
9. Organized crime, Kejahatan yang terorganisasi, misalnya pemalsuan kartu 2) Fraud yang dilakukan oleh
kredit, pengiriman barang melebihi atau kurang dari yang seharusnya di mana manajemen.
si pelaksana akan mendapat bagian 10%.
3) Penipuan investasi dan penipuan
10. Computer crime, Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi komputer,
pelanggan lainnya.
sehingga si pelaku bisa mentransfer dana dari rekening orang lain ke
rekeningnya sendiri. 4) Kecurangan lian korban dari fraud
11. White collar crime, Kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi jenis ini tidak memiliki batasan
(kalangan atas), misalnya mafia tanah, paksaan secara halus untuk merger, dan golongan
lain-lain  
Sebab-sebab Terjadinya Fraud
Pada umumnya Fraud terjadi karena tiga hal yang
mendasarinya terjadi secara bersama, yaitu: 2. Pressure

1) Insentif atau tekanan untuk melakukan Fraud Pressure atau motivasi pada seseorang atau individu akan

2) Peluang untuk melakukan Fraud membuat mereka mencari kesempatan untuk melakukan Fraud,

3) Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan beberapa contoh pressure dapat timbul karena masalah keuangan

tindakan Fraud. pribadi, sifat-sifat buruk seperti munculnya sikap suka berfoya-foya

Ketiga faktor tsb digambarkan dalam segitiga fraud: dengan sering berbelanja barang-barang

1. Opportunity 3. Rationalization terjadi karena seseorang mencari

Opportunity biasanya muncul sebagai akibat pembenaran atas aktivitasnya yang mengandung Fraud meyakini atau

lemahnya pengendalian internal di organisasi tersebut. merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi

Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu adalah suatu yang memang merupakan hak nya, bahkan kadang pelaku

atau kelompok yang sebelumnya tidak memiliki motif merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi

untuk melakukan Fraud.
Strategi Pencegahan Fraud (Kecurangan)

Bukan hanya dengan melakukan pelatihan pedoman


perilaku (code of conduct) perusahaan dan ancaman
pemberhentian atau menyerahkan pelaku kepada yang
berwajib tetapi perlu juga penekanan peraturan, kebijakan
dan prosedur yang tegas; memperluas rentang kendali dan
tanggung jawab manajer; sistem dan standar pelaporan
harian, bulanan, tiga bulanan, hingga tahunan dan analisis
kuantitatif potensi kerugian dalam menentukan kebijakan.
Contoh UU Mengenai Fraud Dalam Perusahaan
1. Pada dasarnya perbuatan penggelapan adalah perbuatan pidana sehingga
termasuk dalam ranah hukum pidana. Pelaku penggelapan dalam jabatan dengan
diancam pidana penjara maksimal 5 (lima) tahun sesuai Pasal 374 
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang berbunyi:
“Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap
barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian atau
karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun.”
2. Tindak pidana berupa pemalsuan suatu surat dapat kita jumpai
ketentuannya dalam Pasal 263 Kitab Undang Undang Hukum Pidana
 (“KUHP”) yang berbunyi: 
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang
diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah
isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat
menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara
paling lama enam tahun.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai