Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN PERMOHONAN

PENGAMPUAN (CURATELE)
BERDASARKAN KITAB UNDANG
UNDANG HUKUM PERDATA
(KUHPerdata) DI INDONESIA

Tema : Pengampuan
Dosen pengampu:
Dr. Sjaifurrachman, SH., CN., MH
Evi Dwi Hastri, SH., MH

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Sherly Widia Putri NPM. 720412164 (Ketua)


Nabila Priscillia Ars’y Nada NPM 720412162 (Anggota)
Khofifah Al-Indansyah NPM. 720412167 (Anggota)
Elza Febriani NPM. 720412160 (Anggota)
Moh Lutfi NPM. 720412166 (Anggota)
Meita Isyti Farha NPM. 720412168 (Anggota)
PENGAMPUAN

01 02 03 04
TINJAUAN
PENDAHULUAN PEMBAHASAN PENUTUP
PUSTAKA

• Latar Belakang • Kesimpulan


• Rumusan Masalah • Saran
• Tujuan
• Manfaat
01
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Orang-orang yang cakap melakukan perbuatan hukum (rechtsbekwaamheid) adalah
orang yang dewasa dan sehat akal pikirannya serta tidak dilarang oleh sesuatu
peraturan perundang-undangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum
tertentu. Orang yang belum dewasa dan orang yang ditaruh di bawah pengampuan
(curatele) dalam melakukan perbuatan hukum diwakili oleh orang tuanya, walinya
atau pengampunya (curator), sedangkan penyelesaian utang piutang orang yang
dinyatakan pailit dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan (weeskamer).

Tujuan Rumusan Masalah


• Untuk mengetahui pengertian dari Pengampuan • Apa definisi Pengampuan ?
• Untuk mengetahui seseorang yang berhak mengajukan permintaan pengampuan • Siapa yang berhak mengajukan permintaan
• Utuk mengetahui dan menganalisis ketentuan pengampuan dalam Kitab Undang- Pengampuan?
undang Hukum Perdata • Bagaimanakah ketentuan pengampuan dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata?

Manfaat
Pengampuan pada dasarnya ditujukan untuk melindungi pihak yang tidak cakap
dengan melakukan pengurusan pribadi dan harta kekayaan pihak tersebut (pasal
433 Kitab Undang-undang Hukum Perdata).
 
02

TINJAUAN PUSTAKA
X dalam jurnal karya Sharfina, V.H, dkk (2019) dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK
KEPERDATAAN BAGI ORANG YANG BERADA DALAM PENGAMPUAN (STUDI KASUS PENETAPAN
NOMOR 0020/PDT.P/2015/PA.BTL)” yaitu,

Menurut, Pasal 433 KUH Perdata yang menyatakan:


Y
“Setiap orang dewasa, yang selalu berada dalam keadaan dungu, gila, atau mata gelap, harus ditempatkan di
bawah pengampuan, sekalipun ia kadang-kadang cakap menggunakan pikirannya. Seorang dewasa
boleh juga ditempatkan di bawah pengampuan karena keborosan”
Berdasarkan ketentuan tersebut salah satu orang yang harus berada dalam pengampuan adalah orang gila
atau sakit jiwa. Pada dasarnya seorang dewasa atau dalam kedewasaan cakap atau mampu (bekwaam,

Z
capable) melakukan semua perbuatan hukum karena memenuhi syarat umur melakukan perbuatan
hukum. Namun seseorang yang dewasa ketika dalam keadaan gila atau sakit jiwa berdasarkan pada

X
Pasal 433 KUH Perdata harus di bawah pengampuan.
03

PEMBAHASAN
Apa definisi Pengampuan ?

Pengampuan adalah kondisi dimana


seseorang yang sudah dewasa, karana
Pengampuan dalam bahasa kondisi mental atau fisiknya ditaruh
Indonesia merupakan kata yang dibawah pengawasan orang lain yang
terbentuk dari kata dasar ampu yang cakap hukum sehingga berkedudukan
mendapat tambahan awalan (pe) dan sama dengan orang yang belum dewasa.
akhiran (an). Kata ampu berarti orang
yang menjaga keselamatan orang lain;
wali, orang tua, pembimbing. Sedangkan
pengampuan adalah perwalian terhadap
seseorang yang telah dewasa yang
disebabkan karena gila, terlalu boros,
dungu.
Siapa yang berhak mengajukan
permintaan Pengampuan?
Orang-orang yang menurut undang-undang
dinyatakan tidak cakap untuk melakukan
perbuatan hukum adalah :

• Orang-orang yang belum dewasa, yaitu orang yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan (Pasal 1330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) jo Pasal 47 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974).
• Orang yang telah dewasa (berumur 21 tahun ke atas) tetapi berada di bawah pengawasan atau pengampuan
(curatele), dengan alasan:
 Kurang atau tidak sehat ingatannya (orang-orang terganggu jiwanya) ;
 Pemboros ;
 Kurang cerdas pikirannya dan segala sebab-musabab lainnya yang pada dasarnya menyebabkan yang
bersangkutan tidak mampu untuk mengurus segala kepentingan sendiri (Pasal 1330 KUHPerdata jo Pasal 433
KUHPerdata).

• Orang-orang yang dilarang undang-undang untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum tertentu, misalnya
orang yang dinyatakan pailit (Pasal 1330 KUHPerdata jo Undang-Undang Kepailitan).
Bagaimanakah ketentuan pengampuan
dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata?
• Menurut KUH Perdata, ukuran dewasa
seorang pria setelah dia berumur 18 tahun, sedangkan ukuran
● Menurut KUH Perdata, ukuran dewasa dewasa wanita setelah dia berumur 15 tahun .
seorang pria setelah dia berumur 18 tahun,
sedangkan ukuran dewasa wanita setelah dia Menurut KUH Perdata, seseorang dinyatakan di bawah umur
apabila belum mencapai usia 21 tahun, kecuali ia sudah kawin.
berumur 15 tahun.
Orang yang masih dibawah umur ini ada dibawah kekuasaan
• Pasal 1330 KUH Perdata menyatakan bahwa orang-orang yang orang tuanya. Selanjutnya apabila salah seorang dari orang tuanya
dinyatakan tidak cakap dalam melakukan perbuatan meninggal dunia maka ia berada dalam perwalian orang tuanya
hukum, yaitu: yang masih hidup. Demikian pula bila orang tuanya bercerai maka
1. Orang-orang yang belum dewasa. ia akan berada dalam perwalian salah seorang orang tuanya. Bila
2. Orang-orang yang berada dibawah pengampuan. kedua orang tuanya meninggal maka ia dalam perwalian orang
3. Orang-orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan lain
undang-undang
03
PENUTUP
Kesimpulan

X  
Ketentuan pengampuan dalam KUH Perdata hanya berlaku bagi
orangorang yang sudah dewasa yang tidak cakap. Ketidakcakapan tersebut
disebabkan karena dungu, gila atau mata gelap. Pengampuan bisa berlaku pada
orang atau badan hukum, karena keduanya termasuk dalam subyek hukum.
Orang yang mengampu disebut curator atas ketetapan pengadilan dan orang

Y
yang diampu disebut curandus. Curator bisa berupa orang secara individu untuk
individu dan bisa berupa lembaga, yaitu Balai Harta Peninggalan. Pengampaun
berakhir apabila sebab-sebab tersebut telah hilang dari diri orang yang diampu
atau pengampu meninggal dunia. Untuk anak belum dewasa dalam keadaan
apapun tidak boleh ditempatkan di bawah pengampuan, tetapi tetap berada di
bawah orangtuanya atau walinya.
 
Saran
● Dimohon orang yang mengajukan
permohonan Pengampuan haruslah
cakap hukum
● Permohonan Pengampuan dilarang
untuk menetapkan status kepemilikan
atas suatu benda dari yang dimintakan
Pengampuannya
 
Thanks

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai