Prosthodontic Management of A Patient With Mandibular Asymmetry Full
Prosthodontic Management of A Patient With Mandibular Asymmetry Full
Dosen Pembimbing:
drg. Sri W. Rais, Sp. Pros
ASIMETRI
Ketidakseimbangan ukuran, bentuk, serta
susunan pada bidang, titik, ataupun garis
antara satu sisi dengan yang lain
Pada wajah tidak
seimbang/disproporsionalitas sisi wajah
Penyebab Asimetri:
Kelainan perkembangan
Patologi
Trauma
Fungsional
DIAGNOSA ASIMETRI
Mengetahui keluhan pasien, mendata resiko
infeksi, trauma patologi
Pemeriksaan klinis Transversal, vertikal,
anteroposterior
Ekstraoral
Inspeksi visual morfologi wajah palpasi
TMJ, jaringan keras, jaringan lunak
Perhatikan pertengahan dagu dan
hubungannya dengan midline wajah (tarik
garis dari titik glabela, ujung hidung,
phitrum, frenulum labial, gnation)
DIAGNOSA ASIMETRI
Intraoral
Periksa midline gigi maksila dan mandibula.
Midline gigi segaris dengan midline wajah.
Memperhatikan keberadaan crossbite.
Cara Melihat:
Posisi tegap, lihat ke depan, bibir relaks, oklusi
normal
Dental floss direntangkan pada midline wajah
Pasien diminta menggigit spatula melihat
kemiringan maksila
LAPORAN KASUS
Pasien pria (62 th) mengeluhkan tidak dapat
menggunakan gigi tiruan penuhnya untuk makan.
Riwayat Medis:
Sebelumnya menggunakan gigi tiruan atas
lengkap dan gigi tiruan sebagian lepasan rahang
bawah.
Gigi tiruan bawahnya telah dipasang post
retained telescopic crowns; akan tetapi, gigi-gigi
penyangga crown tersebut telah diekstraksi
beberapa tahun yang lalu diakibatkan oleh
penyakit periodontal.
LAPORAN KASUS
Pasien pernah menggunakan gigi tiruan penuh
atas dan bawah, diganti sebanyak dua kali
dikarenakan kesulitan oklusi dan retensi.
Tidak ada riwayat trauma maksilofasial atau
terapi radiasi.
Penyakit sistemik: kolesterol tinggi, penyakit
Chrohn, arthritis, hipertropi prostat jinak,
riwayat depresi.
Obat: simvastatin, masalamine, omeprazole,
pregabalin, tramadol, adalimunab, alverine
citrate, alfuzosin hydrochloride, fentanyl, dan
sertraline.
Alergi: penisilin.
PEMERIKSAAN
Ekstraoral:
Relasi skeletal klas III dan asimetri transversal
sisi kiri mandibula.
Terdapat deviasi tanpa kemiringan maksila atau
bibir dan deviasi menton pada arah yang sama
dengan asimetri jaringan lunak
Palpasi: Tidak ada kelainan yang berkaitan
dengan limfa node atau otot-otot mastikasi
Klasifikasi TML asimetri: T1 M3 L3
PEMERIKSAAN
Intraoral:
Jaringan lunak terlihat sehat tanpa tanda-tanda
patologi
Linggir alveolar atas klas III berbentuk bulat,
kuat, terlihat sedikit resorbsi tulang alveolar,
serta memiliki tinggi dan lebar yang adekuat.
Linggir alveolar bawah klas II teresorbsi dan
terdapat soket bekas ekstraksi dikarenakan masa
penyembuhan.
Rontgen panoramik
Radiografi panoramik:
Terjadi pemendekan dan sedikit pelebaran pada kondilus dan ramus
mandibula kanan.
Meningkatnya diameter neural canal menunjukkan terjadinya remodeling.
Tidak terdapat bukti radiografis dari trauma sebelumnya
Tdak terdapat gejala fraktur mandibula.
Etiologi: Tidak jelas
Differential Diagnosis
Linggir alveolar atas klas III edentulous, linggir
alveolar bawah klas II
Diskrepansi skeletal dan asimetri transversal
unilateral sisi kiri mandibula
Rencana perawatan:
Konstruksi gigi tiruan lengkap atas dan bawah
Review dan pemeliharaan
TAHAP PERAWATAN
Pencetakan Pembuatan
dengan sendok Pembuatan
sendok cetak cetak Pencetakan model kerja
pabrik pribadi
Rahang Atas:
- Dataran oklusal paralel dengan garis Fiksasi
interpupilary rahang
Pandangan
Pandangan intraoral GTP
ekstraoral GTP
PEMBAHASAN
Manajemen prostodontik yang sukses dicapai
berkat riwayat klinis yang lengkap,
pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut,
komunikasi dengan pasien, juga komunikasi
dengan tekniker gigi.
Pilihan perawatan beragam: perawatan
sederhana non bedah, dan perawatan
kompleks dengan pembedahan.
Memahami etiologi asimetri mandibula
penting dalam manajemen pasien.
KESIMPULAN
Kasus ini memaparkan keberhasilan
rehabilitasi prostodontik pada pasien
penderita asimetri mandibula
Jika penyebab asimetri wajah tidak
diketahui, penyelidikan lebih lanjut
diperlukan untuk menemukan penyebab
patologi.
Jika keluhan estetik dan fungsional
mempengaruhi pasien lebih baik memberikan
rujukan serta menawarkan pilihan
perawatan.
TERIMA KASIH