Anda di halaman 1dari 10

HUKUM DAGANG

1. HUBUNGAN HUKUM DAGANG DENGAN HUKUM PERDATA


2. BERLAKUNYA HUKUM DAGANG
3. HUBUNGAN PENGUSAHA DAN PEMBANTUNYA
4. PENGUSAHA DAN KEWAJIBANNYA
5. BENTUK-BENTUK BADAN USAHA
6. PERSEROAN TERBATAS
7. KOPERASI
8. YAYASAN
9. BUMN
1. HUBUNGAN HUKUM DAGANG DENGAN HUKUM PERDATA

 Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari


lapangan perusahaan. Hukum perdata diatur dalam KUH Perdata dan
Hukum Dagang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD). Kesimpulan ini sekaligus menunjukkan bagaimana
hubungan antara hukum dagang dan hukum perdata. Hukum
perdata merupakan hukum umum (lex generalis) dan hukum dagang
merupakan hukum khusus (lex specialis). Dengan diketahuinya sifat
dari kedua kelompok hukum tersebut, maka dapat disimpulkan
keterhubungannya sebagai lex specialis derogat lex generalis,
artinya hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang
bersifat umum. Adagium ini dapat disimpulkan dari pasal 1 Kitab
undang-Undang Hukum Dagang yang pada pokoknya menyatakan
bahwa: “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata seberapa jauh dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak khusus diadakan
penyimpangan-penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang
disinggung dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
2. BERLAKUNYA HUKUM DAGANG

 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang masih berlaku di Indonesia


berdasarkan Pasal 1 aturan peralihan UUD 1945 yang pada
pokoknya mengatur bahwa peraturan yang ada masih tetap berlaku
sampai pemerintah Indonesia memberlakukan aturan penggantinya.
Di negeri Belanda sendiri Wetbook van Koophandel telah mengalami
perubahan, namun di Indonesia Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang tidak mengalami perubahan yang komprehensif sebagai
suatu kodifikasi hukum. Namun demikian kondisi ini tidak berarti
bahwa sejak Indonesia merdeka, tidak ada pengembangan peraturan
terhadap permasalahan perniagaan. Perubahan pengaturan terjadi,
namun tidak tersistematisasi dalam kodifikasi Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang. Strategi perubahan pengaturan terhadap masalah
perniagaan di Indonesia dilakukan secara parsial (terhadap substansi
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) dan membuat peraturan
baru terhadap substansi yang tidak diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang.
3. HUBUNGAN PENGUSAHA DAN PEMBANTUNYA
 Secara umum pembantu pengusaha dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Pembantu-pembantu pengusaha di dalam perusahaan, misalnya pelayan toko,
pekerja keliling, pengurus fillial, pemegang prokurasi dan pimpinan perusahaan.
b. Pembantu pengusaha diluar perusahaan, misalnya agen perusahaan,
pengacara, noratis, makelar, komisioner.
 
 Didalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan yang dipimpin oleh seorang
pengusaha tidak mungkin melakukan usahanya seorang diri, apalagi jika
perusahaan tersebut dalam skala besar. Oleh karena itu diperlukan bantuan
orang/pihak lain untuk membantu melakukan kegiatan-kegiatan usaha tersebut.
 
 Pembantu-pembantu dalam perusahaan dapat dibagi menjadi 2 fungsi :
1. Membantu didalam perusahaan
2. Membantu diluar perusahaan
 
 Hubungan hukum yang terjadi diantara pembantu dan pengusahanya, yang
termasuk dalam perantara dalam perusahaan dapat bersifat :
a. Hubungan perburuhan, sesuai pasal 1601 a KUH Perdata
b. Hubungan pemberian kuasa, sesuai pasal 1792 KUH Perdata
c. Hubungan hukum pelayanan berkala, sesuai pasal 1601 KUH Perdata
4. PENGUSAHA DAN KEWAJIBANNYA
· Memberikan ijin kepada buruh untuk beristirahat, menjalankan kewajiban menurut agamanya
· Dilarang memperkerjakan buruh lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu, kecuali ada ijin
penyimpangan
· Tidak boleh mengadakan diskriminasi upah laki/laki dan perempuan
· Bagi perusahaan yang memperkerjakan 25 orang buruh atau lebih wajib membuat peraturan perusahaan
· Wajib membayar upah pekerja pada saat istirahat / libur pada hari libur resmi
· Wajib memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan
secara terus menerus atau lebih
· Wajib mengikut sertakan dalam program Jamsostek
 Pengusaha adalah setiap orang yang menjalankan perusahaan. Menurut undang-undang, ada dua macam
kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan, yaitu :
1. Membuat pembukuan ( sesuai dengan Pasal 6 KUH Dagang Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997
tentang dokumen perusahaan ), dan di dalam pasal 2 undang-undang nomor 8 tahun 1997 yang
dikatakan dokumen perusahaan adalah terdiri dari dokumen keuangan dan dokumen lainnya.
a. Dokumen keuangan terdiri dari catatan ( neraca tahunan, perhitungan laba, rekening, jurnal transaksi
harian )
b. Dokumen lainnya terdiri dari data setiap tulisan yang berisi keterangan yang mempunyai nilai guna bagi
perusahaan, meskipun tidak terkait langsung denagn dokumen keuangan.
2. Mendaftarkan perusahaannya ( sesuai Undang0undang Nomor 3 tahun 1982 tentang Wajib daftar
perusahaan ). Dengan adanya undang-undang nomor 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan maka
setiap orang atau badan yang menjalankan perusahaan, menurut hukum wajib untuk melakukan
pemdaftaran tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan usahanya sejak tanggal 1 juni 1985.
 Berdasarkan pasal 25 undang-undang nomor 3 tahun 1982, daftar perusahaan hapus, jika terjadi :
a. Perusahaan yang bersangkutan menghentikan segala kegiatan usahanya
b. Perusahaaan yang bersangkutan berhenti pada waktu akta pendiriannya kadarluasa
c. Perusahaan yang bersangkutan dihentikan segala kegiatan usahanya berdasarkan suatu putusan
pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
5. BENTUK-BENTUK BADAN USAHA
 Secara garis besar dapat diklasifikasikan dan dilihat dari jumlah pemiliknya dan dilihat
dari status hukumnya.
1.       Bentuk-bentuk perusahaan jika dilihat dari jumlah pemiliknya terdiri dari
perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan
2.       Bentuk-bentuk perusahaan jika dilihat dari status hukumnya terdiri dari
perusahan berbadan hukum dan perusahaan bukan badan hukum.
 
 Didalam masyarakat dikenal 2 macam perusahaan, yakni :
1.       Perusahaan Swasta
Perusahaan swasta terbagi menjadi 3 bentuk :
a.       Perusahaan swasta nasional
b.      Perusahaan swasta asing
c.       Perusahaan patungan / campuran
 
2.       Perusahaan Negara
Perusahaan disebut dengan BUMN yang terdiri dari 3 bentuk :
a.       Perusahaan Jawatan
b.      Perusahaan Umum
c.       Perusahaan Perseroan
6. PERSEROAN TERBATAS

 Perusahaan Perorangan adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi


oleh satu orang sehingga semua keuntungan yang didapatkan akan
menjadi haknya secara penuh dan jika terdapat kerugian maka yang
bersangkutan harus menanggung resiko tersebut secara sendiri
 
7. KOPERASI

 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan


hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD
1945 pasal 33 ayat 1. Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal
33 ayat 1 koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian
nasional sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalma sistem
perekonomian nasional.
  
 Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi
ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya
ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber
daya ekonomi tersebut terbatas dan dalam mengembangkan
koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka
koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti
prinsio-prinsip koperasi adn kaidah-kaidah ekonomi.
8. YAYASAN

 Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan


tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan
dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam
undang-undang.
9. BUMN

 BUMN adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan


bergerak dalam bidang usaha apapun yang sebagian atau
seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara, kecuali jika
ditentukan lain berdasarkan Undang Undang.

Anda mungkin juga menyukai