Anda di halaman 1dari 14

MODEL KOMPETISI

Kompetisi dapat didefinisikan sebagai


interaksi dua individu tumbuhan (baik sesama
maupun lain jenis) yang menimbulkan pengaruh
negatif bagi keduanya sebagai akibat pemanfaatan
sumberdaya yang ada secara bersama-sama dalam
keadaan terbatas.
Macam kompetisi :
1. Intraspesifik.
2. Interspesifik.
Penyebab kompetisi terjadi :
3. Fasilitas yang terbatas.
4. Adanya interaksi/asosiasi/hidup berdampingan.
5. Pertambahan jumlah individu (density) : Natal
dan lethal
6. Bertambahan berat.
Yang mempengaruhi derajat/tingkat kompetisi :
1.Jenis gulmanya.
2.Berat gulma.
3.Jumlah individu gulma (densitas).
4.Siklus hidup/lamanya berasosiasi/berinteraksi.
5.Waktu penyiangan.
Terjadinya kompetisi :
6.Di atas permukaan tanah (cahaya, CO2 dan ruang).
7.Di dalam tanah ( air dan unsur hara).
Model kompetisi.
Untuk mengetahui derajat kompetisi, kondisi
harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dihitung besar kecilnya (persentase) dari kompetisi.
Pendekatan/model percobaan kompetisi.
1.Aditif .
2.Substitusi.
3.Simulasi dinamis.
Percobaan Aditif
Pada percobaan ini pada prinsipnya tanaman pokok
dicampur atau ditanam bersama-sama dengan gulma
dalam satu areal (polibeg). Dalam percobaan ini dapat
dihitung penurunan hasil karena kompetisi, tetapi belum
ada model matematisnya dan sulit untuk menduga
berbagai keadaan atau kerapatan.
Contoh penanaman :
x x x x o x
x x x o x o
x x x x 0 x
Percobaan Substitusi.
pada percobaan ini pada prinsipnya dimulai dengan tanaman
(A) monokultur, kemudian sebagian tanaman tersebut
disubstitusi secara progressif dengan gulma sampai diperoleh
suatu populasi gulma (B) monokultur dengan populasi tanaman
dan gulma tetap.
Tanaman (A) : 16 12 8 4 0
Gulma (B) : 0 4 8 12 16
Kelebihan dengan percobaan Aditif adalah sudah ada pendekatan
kuantitatif (jumlah individu yang kompetisi), sedangkan
kelemahannya hampir sama yaitu pada kerapatan yang berbeda
sulit diduga dan tidak dapat menyimpulkan secara umum.
Percobaan Simulasi Dinamis.
Percobaan ini mengembangkan suatu model untuk
menduga hubungan kompetisi dalam suatu pertanaman
campuran pada setiap waktu berdasarkan pada
parameter-parameter yang diturunkan dari satu
percobaan penanaman. Model ini berangkat dari
hubungan hiperbolik (terbalik) antara biomas dengan
kerapatan. Makin besar sudut kemiringannya maka
semakin besar tanaman/gulma menguasai sarana
tumbuh seperti cahaya, air, dan unsur hara.
Tanaman (A) : 2 4 8 16 merupakan kelipatan
Gulma (B) :2 4 8 16 kelipatan juga.
Disamping menanam campuran juga masih menanam
monokultur dari masing-masing jenis dengan kerapatan yang
sama. Dalam keadaan tertentu hasilnya dapat diterangkan
melalui persamaan :
B.Z O
O = x OM RSO = x 100 %
B.Z + 1 OM
Relative space occupation (RSO) = (Penguasaan Sarana
Tumbuh Relatif)
Untuk mencari besaran penguasaan ruang tumbuh oleh suatu
individu tanaman (B), dapat ditentukan dengan mengubah
hubungan kerapatan (Z) dan hasil nyata (O) yang bersifat
Hiperbolik menjadi Linier, sehingga persamaannya menjadi :
11 1
1/O = x +
B x OM Z OM
Keterangan :
O = hasil nyata campuran.
OM = hasil maksimum pada monokultur
B = penguasaan sarana tumbuh
Contoh data hasil penelitian dari parameter biomas tanaman padi
dan gulma teki.

Panen Perlakuan Padi Mnktr Padi Camp Teki Mnktr Teki Camp.
4 mst 2 1,93 2,50 16,00 14,60
4 1,76 2,10 15,26 12,80
8 1,73 2,20 16,90 15,16
16 1,33 2,30 23,86 19,80
5 mst 2 2,70 4,00 23,50 17,36
4 2,50 4,20 25,30 18,40
8 2,30 4,40 5,16 21,80
16 2,13 4,60 28,13 24,56
6 mst 2 5,36 5,80 31,93 19,47
4 4,90 5,60 37,46 30,27
8 4,26 5,40 42,90 36,30
16 1,80 5,00 46,16 38,40
Panen 4 MST
Krpt Padi Teki
O B Z OM RSO O B Z OM RSO
2 2,50 0,6 2 1,93 0,5454 14,60 0,16 2 16,00 0,2424
4 2,10 4 1,76 12,80 4 15,26
8 2,20 8 1,73 15,16 8 16,90
16 2,30 16 1,33 19,80 16 23,86

Panen 5 MST
Krpt Padi Teki
O B Z OM RSO O B Z OM RSO
2 4,00 2 2,70 17,36 2 23,50
4 4,20 4 2,50 18,40 4 25,30
8 4,40 8 2,30 21,80 8 5,16
16 4,60 16 2,13 24,56 16 28,13
Panen 6 MST

Krp Padi Teki


t O B Z OM RSO O B Z OM RSO
2 5,80 5,36 19,47 31,93
4 5,60 4,90 30,27 37,46
8 5,40 4,26 36,30 42,90
16 5,00 1,80 38,40 46,16
Pandigerot, E.T.,S.S. Tjitrooedirdjo dan I.H.
Utomo.1988. penguasaan sarana tumbuh Sintrong
(Crassocephalum crepidioides). Pros. Konf. HIGI
ke 9 HIGI. Hal. 76 – 80.

Sutisna, M. 1987. Bahan mata kuliah Ilmu Gulma.


PAU ilmu Hayati ITB. Bandung.

Tjotrosoedirdjo, S., Is Hidayat Utomo dan


Joedojono Witoatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma
di Perkebunan. Gramedia Jakarta.

Wirawati, A., S. Tjotrosoedirdjo dan Pirman


Bangun. 1988. Studi kompetisi antara padi (PB 36)
dengan rumput Lamhani (Paspalum distichum).
Pros. Konf. HIGI ke 9 HIGI. Hal 103 – 112.

Anda mungkin juga menyukai