PENDAHULUAN
• Transfusi darah merupakan bagian dari pekerjaan sehari-hari
seorang dokter
• Saat ini tersedia berbagai jenis darah dan komponennya
• Untuk mengatasi berbagai efek samping transfusi, berbagai
uji dilakukan sebelum transfusi ( penapisan penyakit menular
dll)
• Hal yang penting bagi seorang dokter, pendekatan yang
berdasarkan pada bukti ilmiah, yang merupakan indikasi
pemberian transfusi darah, termasuk resiko/efek samping
yang mungkin terjadi
• Transfusi darah/produk darah yang aman dan
konversi darah adalah fokus utama dari ilmu
kedokteran transfusi
• Konversi darah adalah teknik atau usaha untuk
mengurangi kebutuhan transfusi darah
• Untuk memahami kedokteran transfusi secara
konprehensif maka diperlukan pengetahuan
imunologi, serologi dan genetik
RESIKO TRANSFUSI
• Demam 55%, menggigil tanpa demam 14%
• Reaksi Alergi (Terutama Urtikaria) 20%
• Hepatitis serum positif 6%
• Reaksi hemolitik 4%
• Overload sirkulasi 1%
Demam
Disebabkan Ab lekosit, Ab trombosit, atau senyawa pirogen
Pencegahan dg uji cocok silang antara lekosi donor dg
serum resipien pd pasien yang mendapat tranfusi lekosit
Memberikan produk darah dg yg mengandung sedikit lekosit,
lekosit harus dibuang minimal 90% dari jumlah lekosit
Pasang mikrofiltrasi ukuran pori 40 mm, jumlah lekosit bisa
berkurang 60%
Pemberian prednison > 50 mg atau 50 mg kortison oral
setiap 6 jam selama 48 jam sebelum transfusi
Aspirin 1 gr saat mulai menggigil atau 1 jam sebelum
transfusi
Reaksi Hemolitik
Akibat destruksi sel darah merah setelah transfusi
akibat darah yang inkompatibel
Akibat transfusi eritrosit yang rusak akibat paparan
dekstrosa 5%, injeksi air kedalam sirkulasi, transfusi
darah yang lisis, transfusi darah dengan
pemanasan berlebihan, transfusi darah beku,
transfusi dengan darah yang terinfeksi, transfusi
darah dengan tekanan tinggi
• Destruksi eritrosit yang cepat menyebabkan
lepasnya hemoglobin bebas kedalam plasma
sehingga menyebabkan kerusakan ginjal, toksemia,
dan kematian
• Reaksi hemolitik akibat transfusi dijumpai pada setiap 250
ribu -1 juta transfusi, separuh kematian akibat
inkompatibilitas ABO akibat kelalaian administratif
• 1/1000 pasien dg manifestasi transfusi reaksi lambat dan
1/260.000 menunjukkan reaksi hemolitik yg nyata
Reaksi alergi
• Insidens 1/20.000 untuk renjatan anafilaktik
• Urtikaria 3%
• Reaksi anafilaktik berat terjadi akibat interaksi antara IgA
pada donor dengan anti-IgA spesifik pada plasma resipien
Penularan Penyakit
Penyakit yang dapat menular melalui darah, seperti
HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan virus lainnya
Bakteri jg dapat mengkontaminasi eritrosit dan
trombosit shg menyebabkan infeksi dan sepsis
setelah transfusi
Kontaminasi
Kontaminasi bakteri pd eritrosit paling sering oleh Yersinia
enterocolitica, berhubungan langsung dg lamanya
penyimpanan
Resiko sepsis yg berhubungan dg transfusi trombosit
1/12.000, angka lebih besar pd konsetrat dg menggunakan
beberapa donor dibanding dg aferesis dari donor tunggal
Bakteri yg menyebabkan kematian pd transfusi trombosit
Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Serratia
marcescens dan Staphylococcus epidermidis
Cedera Paru Akut
• Cedera paru akut yang berhubungan dg transfusi (transfusion
related acute lung injury, TRALI)
• Klinis berupa manifestasi hipoksemia akut dan edema
pulmoner bilateral 6 jam setelah transfusi
• Manifestasi klinis berupa dispnea, takipnea, demam, takikardi,
hipo/hipertensi dan leukopenia akut sementara
• Terjadi akibat reaksi antara neutrofil resipien dg antibodi donor
yg mempunyai HLA atau antigen neutrofil spesifik, akibatnya
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler pada sirkulasi mikro di
paru