Anda di halaman 1dari 13

SISTEMATIKA KERJA

AKAL BUDI
Pedagogik
Oleh : Pascasarjana
Upi 2021
Kamal
Rahman Wahid
Siti Kurniasih
Akal budi kita pada dasarnya mempunyai tiga cara
mengetahui (modi sciendi) yang sistematis, Yang
pertama membagi, yakni menunjuk dan
menjumlah secara jelas perbedaan-perbedaan
(distinct) bagian bagian suatu keseluruhan logis,
kemudian memberikan ketentuan atau batasan
arti, selanjutnya menyusun pemikiran.
PEMBAGIAN
Secara umum, membagi adalah memisahkan bagian-bagian dari sesuatu,
memecahkan bagian-bagian sesuatu, lalu menceraikannya. Dalam logika,
pembagian berarti menunjuk dan menjumlah secara jelas perbedaan-
perbedaan dari bagian-bagian suatu keseluruhan logis.
Bagian dan keseluruhan adalah korelat. Suatu keseluruhan adalah sesuatu
yang terdiri dari bagian-bagian, maka dapat dipecah-pecahkan dan
diceraikan. Bagian adalah hal-hal yang menyusun suatu keseluruhan, maka
keseluruhan dapat dibagi-bagi.
• Keseluruhan riel adalah keseluruhan yang tidak dapat dijadikan predikat
masing-masing bagiannya. Misalnya: 'rumah' tidak dapat menjadi predikat
salah satu kamar yang menjadi bagian rumah tersebut. Jadi kita tidak
dapat berkata: Kamar adalah rumah
• Sedang keseluruhan logis adalah keseluruhan yang dapat menjadi predikat
masing-masing bagiannya. Misalnya: 'hewan' dapat menjadi predikat
Atang, kuda, kelinci, dan lain-lain.
MACAM PEMBAGIAN
1. Pembagian esensial adalah:
a. Apabila suatu genus dibagi ke alam species-nya
b. Apabila suatu genus yang lebih tinggi dibagi dalam genus genus yang
lebih rendah
c. Apabila sesuatu term analogis dibagi dalam hal-hal yang merupakan
ekstensinya (yakni hal-hal yang dapat memakai term analogis tersebut
sebagai predikatnya)
2. Pembagian aksidental adalah:
d. Apabila sesuatu substansi dibagi menurut accidentia-nya. Misalnya:
kucing dapat putih, cokelat, hitam, kelabu wamanya; dan lain-lain.
e. Apabila suatu accidentia dibagi menurut subjeknya. Misalnya: gerak
dapat molar, molekuler, atau atomis, dan lain-lain.
f. Apabila suatu accidentia dibagi lebih lanjut menurut accidentia nya.
Misalnya: gerak dapat cepat, lambat, naik, turun, dan lain-lain.
HUKUM-HUKUM PEMBAGIAN/KLASIFIKASI
1. Pembagian haruslah utuh atau adekuat. Artinya: pembagian haruslah
sedemikian rupa sehingga seluruh bagian-bagiannya apabila kita ambil
bersama kembali adalah sama dan sebangun dengan keseluruhannya.
Jadi, tidak ada satu komponen pun yang dilewatkan.
2. Setiap suatu pembagian haruslah mengeksklusifkan yang lainnya. Tidak
boleh bertumpukan, tumpang-tindih.
3. Pembagian harus memegang prinsip atau dasar pembagian yang sama,
sehingga kesatuan tetap dipertahankan dalam keragaman. Prinsip
pembagian adalah aspek melalui tempat pembagian dilaksanakan. Jadi,
kita dapat, misalnya, membagi manusia menurut ras, bahasa, atau warna
kulit.
4. Pembagian haruslah dilakukan secara rapi. Hukum ini lebih lebih harus
diperhatikan apabila kita hendak mengadakan sub pembagian. Setiap
pembagian dan sub-pembagian hanya mencakup bagian-bagian yang
langsung menyusun suatu keseluruhan atau bagian yang dibagi lebih
jauh. Jadi pembagian harus bertolak dari kelas yang lebih tinggi ke kelas
yang lebih rendah tanpa mengabaikan suatu kelas pun yang berada di
antaranya.
PEMBAGIAN DAN ILMU
Pembagian (yang sering disebut juga penggolongan,
klasifikasi) membuat seseorang mampu mengetahui
lingkungan yang selengkapnya dari ide. Pembagian ini
merupakan suatu cara untuk memperjelas suatu ide.
Oleh karena itu, ilmu gemar memakai pembagian untuk
mensistematisasikan pengetahuan. Untuk kejelasan bidang
yang digarap, misalnya, ilmu kimia dibagi ke dalam kimia
organik-kimia inorganik.
Berkat klasifikasi yang dibuatnya, biologi dapat berkembang
pesat. Begitu pula filsafat, ilmu perpustakaan, dan ilmu lainnya.
Dalam taksonomi atau tipologi, kata klasifikasi terkadang
dipakai untuk pengumuman kategori-kategori.
PEMBEDAAN DAN PERBEDAAN
1. Pembedaan Riel
Dalam banyak kejadian, orang tidak akan ragu-ragu untuk menentukan apakah
beda secara riel. Misalnya apabila dua hal tadi berada dalam waktu atau
tempat yang berbeda. Tetapi mungkin juga dua hal tadi bersatu (misalnya
badan dan jiwa, pohon dan cabang cabangnya, besi dan beratnya, dan lain-
lain), atau mungkin juga pada mulanya kita hanya mempunyai dua konsep.

2. Pembedaan Logis
Pembedaan logis dengan dasar dalam kenyataan juga dinamakan distinctio
rationis ratiocinatae; sedangkan pembedaan logis tanpa dasar dalam
kenyataan dinamakan distinctio rationis ratiocinantis.
Dasar pembedaan logis yang pertama disebut sempurna apabila objek dari
sebuah konsep dapat berada tanpa yang lain. Apabila tidak demikian,
dasarnya disebut tidak sempurna.
3. Pembedaan Formal
Tepat di tengah-tengah antara pembedaan riel dan logis, kaum Skotis meletakkan
pembedaan ketiga. Pembedaan ini dinamakan pembedaan formal atau pembedaan
Skotistik. Kaum Skotis menyebut pembedaan tersebut pembedaan formalis ex natura rei.
Dikatakan 'formalis' karena pembedaan tadi dimaksudkan berada di antara formalitas-
formalitas' (yakni taraf-taraf metafisis) atau 'konsep-konsep adekuat dari sesuatu yang
sama. Dikatakan ex natura rei (atau a parte rei) karena berada tidak bergantung dari
pikiran.

4. Pembedaan Intrinsik Virtual


Pembedaan ini dirumuskan karena Tuhan dapat mempunyai atribut atribut intrinsik, yang
apabila terdapat dalam makhluk, atribut-atribut tadi akan saling berlawanan.

5. Pembedaan Modal
Pembedaan ini dimasukkan oleh Suarez. Pembedaan ini sebenarnya merupakan
pengembangan tanda kedua pembedaan riel, yakni: kemungkinan dapat dipisahkannya
dua hal. Pembedaannya disebut pembedaan riel apabila kedua hal tadi masing-masing
masih dapat berada sesudah dipisahkan atau diceraikan. Misalnya badan dan jiwa
manusia. Pembedaannya disebut pembedaan modal apabila sesudah diceraikan maka
salah satunya hilang, misalnya jari tangan yang saya bengkokkan, dan jari tangan tersebut
yang kemudian saya luruskan.
DEFINISI
Definisi berasal dari kata Latin: definire, yang berarti: menandai batas-batas
pada sesuatu, menentukan batas, memberi ketentuan atau batasan arti.
1. Definisi Nominal, adalah sekadar menjelaskan kata, bukan menjelaskan
hal yang ditandai dengan kata. Untuk membuat definisi nominal dapat
ditempuh berbagai jalan
2. Definisi Rie, Definisi ini bukanlah sekadar penjelasan term, tetapi
penjelasan tentang hal yang ditandai dengan term tersebut. Ia
memperlihatkan struktur sesuatu. Definisi akan berbeda apabila metode
pendekatannya pada realitas berbeda. Oleh karena itu, semua ilmu,
misalnya, juga mempunyai cara mereka masing-masing untuk membuat
definisi.
3. Definisi Deskriptif, definisi ini menunjukkan sebagian ciri yang dimiliki hal
yang harus didefinisikan (ciri-ciri tersebut juga umum dimiliki oleh banyak
lainnya) dan suatu tanda khas yang membedakannya dari semua lainnya
yang terdapat dalam golongan yang sama.
BEBERAPA POSISI TENTANG DEFINISI
Aristoteles dengan tegas membedakan hakikat 'riel' dan 'nominal'
ia dengan tandas juga menekankan bahwa suatu definisi riel harus
memerikan penjelasan kausal dari hal yang didefinisikan. Pikiran pikiran
Aristoteles tentang definisi, terbukti merupakan perintis bagi semua
teori tentang definisi terbukti merupakan perintis bagi semua teori
tentang definisi di kemudian hari.
Bacon dan Hobbes memandang definisi sebagai memiliki fungsi
terapeutik untuk mengatasi kekacauan semantik yang merupakan
sumber utama kesulitan intelektual. Definisi menjernihkan kedwiartian
dan membereskan arti, bukan menyampaikan informasi tentang
hakikat, Definisi diintroduksikan pada awal penelitian sebagaimana,
misalnya, dalam ilmu ukur (ruang) dan tidak di titik puncak penelitian
seperti dalam metafisika atau ilmu alam gaya Aristoteles.
ARGUMENTASI
Argumen adalah kata lain untuk pemikiran, penalaran. Sedangkan argumentasi
lebih menunjukkan metode pemikiran, lebih-lebih apabila mencakup banyak
langkah.

Macam-macam Argumentasi :
1. Demonstrasi dan argumen probabel.
Argumen probabel adalah suatu argumen yang benar yang dari premis-premis
yang probabel (mungkin).

2. Argumentasi langsung dan tidak langsung


Prinsip pembagiannya berdasar pada kontradiksi kesimpulan yang harus
dibuktikan. Argumentasi tidak langsung membuktikan suatu proposisi dengan
menunjukkan bahwa kontradiksinya proposisi tersebut adalah salah atau tidak
masuk akal. Biasanya berbentuk hipotetis dan bertumpu pada prinsip yang
jelas-dengan-sendirinya, yakni apabila salah satu proposisi kontradiktoris itu
palsu, maka yang lainnya benar. Argumentasi langsung membuktikan suatu
proposisi tanpa menggunakan cara yang berputar itu.
3. Argumentasi a priori dan a posteriori
Prinsip pembagian ini berdasar pada hubungan prioritas riel antara
premis-premis dan kesimpulan. 
Premis-premis secara logis selalu mendahului (prior) kesimpulan.
Sebab premis-premis merupakan alasan logis mengapa kita setuju
dengan kesimpulan. Akan tetapi, hal-hal yang ditunjuk oleh premis
dalam kenyataannya dapat mendahului atau mengikuti hal yang
dinyatakan dalam kesimpulan. Apabila mereka mendahului, pemikiran
disebut a priori. Apabila mengikuti, pemikirannya disebut a posteriori.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai