Kelapa Sawit
Kelapa Sawit
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Species :
Elaeis guineensis (Afrika)
Elaeis oleifera (Amerika)
SEKILAS SEJARAH KELAPA SAWIT
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan
berasal dari nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali
ditemukan di hutan belantara negara tersebut. Kelapa sawit
pertama kali masuk ke indonesia pada tahun 1848, dibawa dari
MAURITIUS AMSTERDAM oleh seorang warga Belanda.
Perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi
menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil
minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia
penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa,
Kalimantan, dan Sulawesi.
VARIETAS KELAPA SAWIT
DURA : Digunakan sebagai induk betina,
berondolan buah relatif besar, daging buah
relatif tipis, kernel atau inti buah besar,
dan kadar minyak tergolong rendah +/-
15-17%.
TENERA : Hasil persilangan dura dan
pisifera, brondolan buah bentuk bervariasi,
daging buah tebal, kernel atau inti buah
bervariasi, dan kadar minyak tergolong
tinggi +/- 18-30%.
PISIFERA : Digunakan sebagai induk
jantan, brondolan buah relatif kecil,
cenderung lonjong, karnel banyak yang
partenokarpi (tidak ada inti buah), dan
kadar minyak tergolong sangat rendah <
10%.
SYARAT TUMBUH
Jenis tanah mempengaruhi tingkat produksi kelapa sawit : seperti
podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah
gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai.
Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-28 °C
dengan ketinggian 1-500 mdpl dan tingkat kelembaban 80-90%.
Kecepatan angin yang optimal adalah 5–6 km/jam, dimana kecepatan
angin akan membantu proses penyerbukan bunga kelapa sawit.
Kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi yaitu sekitar
1500–4000 mm per tahun. Tingkat curah hujan mempengaruhi jumlah
pelepah yang dihasilkan oleh kelapa sawit.
Kebutuhan penyinaran kelapa sawit berada pada rentang normal yaitu 5-
7 jam/hari.
BUDIDAYA
PERSIAPAN LAHAN
Persiapan atau pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal
terhadap areal lahan pertanaman. Pembukaan lahan sangat
tergantung pada jenis vegetasi, topografi, sarana, dan prasarana
pendukung.
Membuat jalan lintisan untuk pengukuran.
Membuat peta orientasi dan membuat petak-petak hektaran
(blok).
Menebas Pohon Berdiameter Kurang dari 3 inch dan Menebang
Pohon Berdiameter Lebih dari 3 inch.
Mengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari
gulma dan menyiapkan tanah menjadi media yang cocok untuk
perakaran dan mendukung pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
MENANAM LLC (Legume Cover Crop) KELAPA SAWIT
Jenis LLc yang sering digunakan :
Aplikasi LLC merupakan cara Mucuna bracteata
yang tepat untuk optimalisasi
potensi lahan dan keramahan
lingkungan.
Penanaman LCC mampu
Calopogonium muconoides
memperbaiki kesuburan tanah
Menekan pertumbuhan gulma
Meningkatkan ketersediaan
karbon dan nitrogen dalam
tanah. Centrocema pubescens
Mengurangi laju erosi.
PEMBIBITAN
> Persiapan Pembibitan Awal Kelapa Sawit : Menentukan Lokasi Pembibitan
Kelapa Sawit, Memilih Kecambah berkualitas atau bibit unggul. Ada dua tahap
sistem pembibitan kelapa sawit :
1. Pembibitan Awal (Pre Nursery) :
# Persiapan Media Tanam : Media berupa campuran tanah lapisan atas, pasir dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
# Tanam Kecambah : Perendaman kecambah dengan larutan POC GDM Kelapa
Sawit 10% selama 30 menit dan tanam secara hati-hati 1 biji per babybag.
Kedalam penanaman kecambah adalah 1,5 – 2 cm di atas biji kelapa sawit
# Pemeliharaan Bibit : Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pemupukan dan
pencegahan hama penyakit. Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari atau
tergantung kondisi dengan volume air yang cukup. Pemupukan di pembibitan awal
dilakukan dengan POC GDM Kelapa Sawit 2 gelas per tangki dengan interval
seminggu sekali.
# Seleksi Bibit : Seleksi bibit dilakukan mulai bibit berumur 1 bulan sampai
menjelang pindah ke pembibitan utama. Bibit yang afkir meliputi bibit yang
tumbuhnya abnormal ataupun terserang hama penyakit.
2. Pembibitan Utama (Main Nursery) :
# Persiapan Media Tanam : Media tanam pembibitan utama yang
baik adalah campuran tanah lapisan atas, pasir dan GDM dengan
perbandingan 2:1:1.
# Transplanting Bibit : Membuat lubang tanam dengan bor tanam di
tengah polybag besar, kemudian tanam bibit hasil dari pembibitan
awal yang pertumbuhannya bagus. Lakukan transplanting pada pagi
atau sore hari agar bibit terhindar dari layu akibat dari terik
matahari.
# Pemeliharaan Bibit : Bibit dipelihara sampai umur 9 sampai 12
bulan tergantung dari kesiapan lahan.
# Seleksi Bibit : Seleksi bibit harus tetap dilakukan 2 bulan sekali.
Seleksi bibit ini meliputi sortir bibit yang tumbuhnya abnormal
maupun yang terserang hama penyakit. Bibit yang tidak dapat
dipakai biasanya langsung dimusnahkan. Dengan adanya seleksi
bibit yang terus menerus akan didapatkan bibit-bibit terbaik yang
siap tanam.
PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT
Pemeliharaan Fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fase ini:
1. Tanaman miring : Tanaman ini perlu dikonsolidasi yakni;
pengamatan, penghitungan kembali, dan rehabilitasi. Bisa
dengan dicagak, ditarik atau diganjal.
2. Menyisip tanaman yang mati : Daya adaptasi bibit yang
rendah, cuaca yang kurang baik serta gangguan
hama/penyakit dapat menyebakan tanaman mati.
3. Kastrasi bunga muda : Kastrasi dilakukan sebulan sekali
dengan maksud merangsang pertumbuhan vegetatif serta
menghilangkan infeksi hama/penyakit.
Lanjutan…
4. Pemangkasan daun
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin
sehingga pada pokok tanaman hanyat erdapat
sejumlah 28-54 helai.
5. Penyiangan
Dapat dilakukan dengan cara manual dan cara
kimia seperti penyemprotan herbisida.
6. Pemeliharaan jalan
Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk
memperbaiki jalan yang rusak, dimana jalan ini akan
digunakan untuk pengangkutan hasil produksi dari
tanaman kelapa sawit setelah tanaman TBM menjadi
tanaman menghasilkan (TM).
Lanjutan…