(4203540007) NOVA SYAFITRI SIREGAR (4202540003) NURUL FADHILAH (4203240013) SURA ULINA BR TARIGAN (4201240003) KALOR KALOR DAN HUKUM 01 1 TERMODINAMIKA PERPINDAHAN 02 KALOR SECARA KUASTITATIK
03 KAPASITAS KALOR
KALOR JENIS PADA
04 TEKANAN DAN VOLUME TETAP Part1 KALOR DAN HUKUM 1 TERMODINAMIKA Kalor merupakan energi yang berpindah dari benda yang memiliki suhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Dalam satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya dinyatakan dengan kalori. Nah, kamu juga perlu tahu pernyataan ini:
1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.
1 kalori = 4.2 joule dan 1 joule = 0.24 kalori Hukum 1 Termodinamika Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi: " Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya." Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui eksperimen- eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
Part2 PERPINDAHAN KALOR SECARA KUASTITATIK Proses Kuasistatik Kuasistatik (statik semu) adalah suatu sistem seolah- olah statis tapi sebenarnya digerakkan/bergerak secara perlahan. Kuasistatik ini memungkinkan kita untuk menentukan kerja pada sistem gas yang mengalami turbulensi. Karena, setiap tahapan proses pada kuasi statik dapat kita anggap setimbang. Istilah lain proses kuasistatik adalah proses reversibel. Hanya saja, sekarang istilah ini dirasa kurang tepat karena pengertian reversibel itu sendiri kadang diartikan secara tidak tepat. Syarat proses kuasistatik adalah : 1. Pada kedaan sistem tertutup berisi gas ideal 2. Isoterm (suhu tetap) 3. Tidak bocor (jumlah mol tetap) Kerja reversibel volume dapat ditentukan dengan menghitung integral persamaan kerja W = F.ds. Persamaan ini dapat diturunkan menjadi: Contoh gaya reversible adalah: ∫dW = - ∫F ds ∫dW = - ∫p A ds ∫dW = - ∫p dV ∫dW = - ∫n dV ∫dW = - nRT∫n dV W = - nRT (lnV-lnVo)
Sedang dalam proses irreversiebel: ∫dW = - ∫pl dV Kerja pegas W = - ∫f dL Kerja Listrik W =∫v dq Kerja pemukaan W = ∫γ dA Dalam proses atau perubahan sistem, dikenal dengan adanya persamaan keadaan. Persamaan keadaan adalah suatu persamaan yang mengaitkan variabel-variabel termodinamika yang menggambarkan keadaan suatu sistem. Artinya, persamaan tersebut dapat digunakan pada berbagai keadaan sistem dan menghasilkan fungsi yang sama. Contoh : fA(XA, YA, ZA) = 0 fB (XB, YB, ZB) =0 f (X, Y, Z) = 0 (persamaan keadaan ) Kerja merupakan perubahan energi yang perubahannya serentak sedangkan kalor merupakan energi yang mengalir (perubahannya per molekul). Kerja dapat diubah menjadi kalor seluruhnya, tapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi kerja . Proses quasistatik adalah proses perubahan keadaan suatu sistem dimana pada setiap saat, selama proses berlangsung, perubahan keadaan sistem sangat kecil (infinitesimal) terhadap keadaan setimbangnya. Selama berlangsungnya proses quasistatik, keadaan sistem pada setiap saat selalu mendekati keadaan setimbang, sehingga besaran-besaran makroskopis sistem tetap mencirikan sifat-sifat sistem dan memenuhi persamaan keadaan yang berlaku pada sistem tersebut. Contoh: Suatu sistem apabila diubah volumenya dengan sangat perlahan maka tekanan dan temperatur sistem akan mengalami perubahan yang infinitesimal, sehingga keadaan sistem tersebut setiap saat mendekati keadaan setimbang. Proses perubahan volume sistem ini dapat dikatakan sebagai proses kuasistatik. Apabila perubahan volume ini dilakukan secara spontan, yaitu dengan cepat, maka pada setiap saat terjadi perbedaan tekanan yang cukup berhingga antara satu bagian sistem dengan bagian sistem lainnya, sehingga sistem berada dalam keadaan tidak setimbang. Proses seperti ini disebut proses yang tidak quasistatik (nonquasistatic). Proses quasistatik pada sistem koordinat PVT direpresentasikan oleh kurva-kurva isoterm, isobar, isokhor, atau permukaan PVT. Pada kurva-kurva tersebut setiap titik merepresentasikan keadaan setimbang tertentu dari sistem PVT. Proses Proses Kuasistatik System dalam kesetimbangan termodinamika memenuhi persyaratan yang ketat sebagai berikut: 1. Kesetimbangan mekanis . tidak terdapat gaya tak berimbang yang beraksi pada baagian mana pun dari system atau pada system secara keseluruhan; 2. Kesetimbangan termal . tidak ada perbedaan temperature atar pada bagian system atau antara system dengan lingkungan. 3. Kesetimbangan kimia. Tidak ada reaksi kimia dakam system dan tidak ada perpindahan unsure kimia dari satu bagian system ke bagian system lainnya. Sekali system dalam kesetimbangan termodinamik dan lingkungannya dibuat tidak berubah , tidak ada gerak yang terjadi dan tidak ada kerja yang dilakukan. Namun jumlah gaya eksternal diubah sehingga terjadi gaya berhingga yang tak berimbang bereaksi pad system , Persyaratan kesetimbangan mekanis tidak lagi dipenuhi dan keadan berikut ini timbul; 1. Gaya tak berimbang dan dapat terbentuk dalam system ; akibatnya, timbul turbulensi,gelombang dan seterusnya. 2. Sebagai akibat turbulensi,percepatan, dan seterusnya ini, distribusi temperature tak serba sama dapat timbul atau dapat juga timbul perbedaan temperature antara system dengan lingkungannya. 3. Perubahan gaya dan temperature yang mendadak dapat menimbulkan reaksi kimia atau perpindahan unsure kimia. Jadi gaya dan temperature yang berhingga dapat mengakibatkan system mengalami keadaan tak setimbang. Jika kita ingin memerikan setiap keadaan system selama berlangsungnya proses dengan koordinat system yang berhubungan dengan system secara keseluruhan , maka proses itu tidak boleh diakibatkan oleh gaya tak berimbang yang berhingga. Jadi, kita didorong untuk menerima keadaan yang ideal dengan hanya mengubah sedikit saja gaya eksternal yang bereaksi pada system sehingga gaya tak berimbang nya san gat kecil. Proses yang dilasankan dengan cara ideal ini disebut quasisatic. Selama proses quasistatic berlangsung pada setiap saat keadaan system itu sangat menghampiri keadaan setimbang termodinamik dan semua keadaan yang dilewati oleh system dapat diberikan dengan memakai koordinat termodinamik yang mengacu pada system secara keseluruhan. Proses kuasi-statik merupakan suatu pengidealan yang dapat diterapkan untuk segala system termodinamik, termasuk system listrik dan magnet.
Part3 KAPASITAS KALOR Apabila suatu sistem menyerap kalor dan mengalami kenaikan suhu, dikatakan bahwa sistem tersebut memiliki kapasitas kalor, yang berlambang C. Defenisi : C (Sistem = C (sistem) = C (spesifik) = dan c (molar) = C. Untuk suatu sistem hidrostatik seperti gas dikenal dua macam kapasitas kalor, yaitu CV (kap. Kalor pada V tetap) dan Cp (kap. Kalor pada p tetap) CV = dan Cp = Kedua kapasitas kalor merupakan fungsi dari koordinat, namun dalam hal ini dianggap tetapan Hukum I termodinamika pada proses isobaris Qp = ΔU + W , sedangkan untuk proses isobarik Qv = ΔU. Bila kedua persamaan digabungkan, diperoleh : Qp =Qv + W Cp ΔT = CvΔT + pΔV (Cp-Cv)ΔT = pΔV sehingga :
Berdasarkan persamaan gas ideal pV = nRT, maka = nR. Oleh
karena itu persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut.
Kapasitas Kalor Untuk Gas Monoatomik
Part4 KALOR JENIS PADA TEKANAN DAN VOLUME TETAP Kapasitas Kalor Untuk Gas Diatomik Pada suhu sedang maupun tinggi, energi dalam gas diatomik bertambah besar. Hal ini disebabkan pada suhu sedang terdapat energi kinetik rotasi, sedangkan pada suhu tinggi terdapat energi kinetik rotasi dan vibrasi (getaran gas). Untuk gas diatomik, besarnya kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dan kapasitas kalor pada volume tetap tergantung pada derajat kebebasan gas. a. Kapasitas Kalor Pada Suhu Rendah ( ± 250 K) , sehingga dan Besarnya konstanta Laplace ( γ ) adalah :
b. Kapasitas Kalor Pada Suhu Sedang ( ± 500 K) sehingga dan Besarnya konstanta Laplace ( γ ) adalah :
c. Kapasitas Kalor Pada Suhu Tinggi ( ± 1000 K)
sehingga dan Besarnya konstanta Laplace ( γ ) adalah : Contoh Soal : Gas nitrogen bermassa 56 × 10–3 kg dipanaskan dari suhu 270 K menjadi 310 K. Jika nitrogen ini dipanaskan dalam bejana yang bebas memuai, diperlukan kalor sebanyak 2,33 kJ. Jika gas nitrogen ini dipanaskan dalam bejana kaku (tidak dapat memuai), diperlukan kalor sebesar 1,66 kJ. Jika massa molekul relatif nitrogen 28 g/mol, hitunglah kapasitas kalor gas nitrogen dan tetapan umum gas. Kunci Jawaban : Diketahui: m = 56 × 10–3 kg, ΔT = 40 K, dan Mr = 28 g/mol = 28 × 10 –3 kg/mol. a. Proses tekanan tetap pada gas: Qp = 2,33 kJ = 2.330 J Qp = Cp ( ΔT) 2.330 J = Cp (40 K) → Cp = 58, 2 J/K. Proses volume tetap pada gas: QV = 1,66 kJ = 1.660 J. QV = CV ( ΔT) 1.660 joule = CV (40 K) → CV = 41,5 J/K
b. Tetapan umum gas R dihitung sebagai berikut.
Cp – CV = n R = (m/Mr) R → R = Mr/m (CP – CV) R = ((28 x 10 kg/mol) / (56 x 10 kg)) ((58,2 - 41,5)J/K) = 8,35 J/mol K. THANK