Anda di halaman 1dari 46

IHKSAN TAJALIAN NOOR

C030320125

1 - AXIOO
DIODA
PENGERTIAN DIODA
Dioda adalah komponen elektronika yang
terdiri dari dua kutub dan berfungsi
menyearahkan arus. Komponen ini terdiri
dari penggabungan dua semikonduktor
yang masing-masing diberi doping
(penambahan material) yang berbeda,
dan tambahan material konduktor untuk
mengalirkan listrik.
DIODA
FUNGSI DIODA
-Buat alat sensor panas, misalnya dalam amplifier.
-Sebagai sekering(saklar) atau pengaman.
-Buat rangkaian clamper bisa memberikan tambahan partikel DC buat sinyal AC.
-Buat menstabilkan tegangan pada voltage regulator
-Buat penyearah
-Buat indikator
-Buat alat menggandakan tegangan.
-Buat alat sensor cahaya, biasanya memakai dioda photo.
-Buat sebuah rangkaian VCO atau Voltage Controlled Oscilator, biasanya memakai
dioda varactor.
DIODA
JENIS JENIS DIODA
DIODA
JENIS JENIS DIODA

1. Dioda Normal (Dioda PN Junction)


Dioda jenis ini merupakan dioda yang paling sering ditemui dalam rangkaian
elektronika, terutama pada rangkaian pencatu daya (power supply) dan rangkaian
frekuensi radio (RF). Dioda jenis ini disebut juga Dioda Normal (Normal Diode)
karena merupakan dioda standar yang paling umum digunakan ataupun Dioda
Penyearah (Rectifier Diode) karena biasanya digunakan sebagai penyearah pada
Pencatu Daya. Dioda ini juga dikenal dengan nama PN Junction Diode.
DIODA
JENIS JENIS DIODA

2. Dioda Bridge (Bridge Diode)


Dioda Bridge pada dasarnya adalah Dioda yang terdiri dari 4 dioda normal yang
umumnya digunakan sebagai penyearah gelombang penuh dalam rangkaian Pencatu
Daya (Power Supply). Dengan menggunakan Dioda Bridge ini, kita tidak perlu lagi
merangkai 4 buah dioda normal menjadi rangkaian penyearah tegangan AC ke
tegangan DC karena telah dikemas oleh produsen menjadi 1 komponen saja. Dioda
Bridge ini memiliki 4 kaki terminal yaitu 2 kaki terminal Input untuk masukan
tegangan/arus bolak-balik (AC) dan 2 kaki terminal untuk Output Positif (+) dan
Output Negatif (-).
DIODA
JENIS JENIS DIODA

3. Dioda Zener (Zener Diode)


Dioda Zener adalah jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di
rangkaian reverse bias (bias balik). Karakteristik Dioda Zener ini adalah dapat
melewatkan arus listrik pada kondisi bias terbalik (reverse bias) apabila tegangan
mencapai titik tegangan breakdown-nya.  Namun pada saat Forward bias (bias
maju), Dioda Zener ini dapat menghantarkan arus listrik seperti Dioda normal pada
umumnya. Dioda Zener dapat memberikan tegangan referensi yang stabil sehingga
banyak digunakan sebagai pengatur tegangan (Voltage Regulator) pada pencatu
daya (Power supply).
DIODA
JENIS JENIS DIODA

4. Dioda LED (Light Emitting Diode)


Dioda LED atau Light Emitting Diode merupakan jenis dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju (Forward bias).
LED ada yang berwarna merah, jingga, kuning, biru, hijau dan putih tergantung pada
panjang gelombang (wavelength)  dan jenis senyawa semikonduktor yang
digunakannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi LED di
lampu-lampu penerangan rumah maupun jalan raya, lampu indikator peralatan
elektronik dan listrik, lampu dekorasi dan iklan serta backlight untuk TV LCD.
DIODA
JENIS JENIS DIODA

5. Dioda Foto (Photodiode)


Dioda Foto atau Photodiode adalah jenis Dioda yang dapat mengubah energi cahaya
menjadi arus listrik. Dioda Foto ini sering digunakan sebagai sensor untuk
mendeteksi cahaya seperti pada sensor cahaya kamera, sensor penghitung
kendaraan, scanner barcode dan peralatan medis. Dioda Foto ini dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu Dioda Photovoltaic  yang menghasilkan tegangan seperti sel
surya dan Dioda Photoconductive yang tidak menghasilkan tegangan dan harus
diberikan sumber tegangan lain untuk penggerak beban.
DIODA
JENIS JENIS DIODA

6. Dioda Laser (Laser Diode)


Dioda Laser atau Laser Diode adalah jenis dioda yang dapat menghasilkan radiasi
atau cahaya koheren yang dapat dilihat oleh mata dan spektrum inframerah ketika
dialiri arus listrik. Dioda Laser ini sering digunakan pada perangkat audio/video
seperti Player DVD dan Blueray, Laser pointer, Scanner Barcode, Alat ukur jarak dan
Printer laser. LASER pada dasarnya adalah singkatan dari Light Amplification by
Stimulated Emission of Radiation.
DIODA
JENIS JENIS DIODA

7. Dioda Varactor (Varactor Diode)


Dioda Varactor atau kadang-kadang disebut juga dengan Dioda Varicap adalah jenis
dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah sesuai dengan tegangan yang
diberikan. Dioda Varactor ini sering digunakan di rangkaian-rangkaian yang berkaitan
dengan frekuensi seperti osilator, TV Tuner dan Radio Tuner. Simbol Dioda Varactor
atau Dioda Varicap ini dilambangkan dengan sebuah dioda yang ujungnya
ditambahkan sebuah kapasitor.
DIODA
JENIS JENIS DIODA

8. Dioda Tunnel (Tunnel Diode)


Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan adalah jenis dioda yang mampu beroperasi
pada kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berfungsi dengan baik pada
gelombang mikro (Microwave). Dioda Tunnel ini biasanya digunakan di rangkaian
pendeteksi frekuensi dan konverter. Dioda Tunner disebut juga dengan Dioda Esaki.
Nama Esaki diambil dari nama penemu Dioda jenis ini.
DIODA
JENIS JENIS DIODA

9. Dioda Schottky (Schottky Diode)


Dioda Schottky merupakan jenis dioda dengan tegangan maju yang lebih rendah
dari dioda normal pada umumnya. Pada arus rendah, tegangan jatuh bisa berkisar
diantara 0,15V hingga 0,4V. tegangan ini lebih rendah dari dioda normal yang
terbuat dari silikon yang memerlukan 0,6V. Dioda ini banyak digunakan pada aplikasi
rectifier (penyearah), clamping dan juga aplikasi RF.
DIODA
PRINSIP DIODA

Secara umum prinsip kerja dioda adalah memaksimalkan arus bolak-balik listrik.


Dengan arus bolak-balik yang dilewatkan ke dioda maka kinerja peralatan listrik
tersebut akan menjadi maksimal. Hal ini pun sesuai dengan fungsi
Dengan dipasangnya dioda pada perangkat elektronik, maka arus listrik yang semula
dipasangnya dioda pada rangkaian elektronika.
bolak-balik akan mengalir pada satu trek saja.
Intinya, dengan dipasangnya dioda, maka arus yang semula AC akan diubah menjadi
arus DC. Agar dioda bekerja secara maksimal, Anda pun harus memastikan bahwa
dioda dipasang dengan benar dan tidak terbalik. Setelah memastikan bahwa dioda
terpasang dengan baik dan benar, kemudian aliri listrik. Dalam hal ini, listrik memiliki
muatan yaitu muatan negatif dan positif.
DIODA
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter
Multimeter Analog
-Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau
x100
-Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda
gelang)
-Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
-Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
-Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe
Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
-Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
-Jarum harus tidak bergerak.
DIODA
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter
Multimeter Digital (Fungsi Ohm / Ohmmeter)
-Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)
-Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda
gelang)
-Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
-Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
-Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya
0.64MOhm)
-Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe
Merah ke Katoda
-Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open
DIODA
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter
Multimeter Digital (Menggunakan Fungsi Dioda)
-Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda
-Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda
gelang)
-Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
-Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
-Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42
V)
-Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe
Merah ke Katoda
-Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
-Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
DIODA
Pengaplikasiannya
dioda yang banyak digunakan pada
rangkaian elektronika, yakni sebagai
penyearah arus AC, pemotong sinyal,
clamper, dasar gerbang logika, pendobel
tegangan, pengaman polaritas DC, dan
proteksi arus pada solar cell.
SCR
(Silicon Controlled Rectifier)

Pengertian & fungsi SCR (Silicon Controlled Rectifier)


SCR atau kepanjangan dari Silicon Controlled Rectifier atau thyristor
merupakan salah satu jenis dioda yang berfungsi sebagai pengendali.
Antara SCR dan dioda biasa hampir sama, namun pada komponen SCR ini
memiliki tiga buah terminal atau kaki sedangkan pada dioda biasa hanya
terdapat dua terminal.
Dua terminal pada dioda biasa adalah hanya terminal Anoda dan terminal
Katoda, sedangkan pada SCR tiga terminal tersebut adalah terminal Gate,
terminal Anoda dan terminal Katoda.
Terminal Gate pada komponen SCR ini berfungsi sebagai pengendali atau
control untuk pemicu agar terminal Anoda dan Katoda terhubung.
SCR banyak digunakan sebagai pengendali atau control atau saklar dalam
rangkaian elektronika yang menggunakan tegangan menengah sampai
SCR
(Silicon Controlled Rectifier)

JENIS – JENIS SCR


Stud SCE atau SCR baut
Diamond pack, disebut demikian karena
bentuknya yang mirip seperti berlian.
Press diode atau SCR kancing.
SCR SOT atau sering juga disebut sebagai SCR
Isotop
SCR TO, inilah jenis yang paling sering dijumpai di
pasaran. Bentuknya sangat mirip seperti
transistor yang memiliki 3 buah kaki.
SCR
(Silicon Controlled Rectifier)

PRINSIP KERJA SCR


Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR memerlukan
tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat mengaktifkannya. Pada saat
kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan
arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka
selamanya akan ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger)
tersebut dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-
Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR. Besarnya
arus Holding atau Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena
masing-masing jenis SCR memiliki arus Holding yang berbeda-beda. Namun, pada
dasarnya untuk mengembalikan SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu menurunkan
tegangan maju Anoda-Katoda ke titik Nol.
SCR
(Silicon Controlled Rectifier)

CARA MENGKUR SCR


-Atur posisi saklar Multimeter ke R atau Ohm (Ω) x10.000.
-Hubungkan Probe Hitam Multimeter (Negatif) ke kaki Anoda SCR dan Probe Merah Multimeter (Positif) ke kaki Katoda SCR.
-Baca hasil pengukuran di layar Multimeter, hasil pengukurannya harus menunjukan nilai resistansi yang tinggi.
*Jika hasil pengukurannya menunjukan nilai resistansi yang sangat rendah, maka SCR tersebut dinyatakan hubung singkat (Short)/rusak.
-Hubungkan Probe Merah Multimeter (Positif) ke kaki Anoda SCR dan Probe Hitam Multimeter (Negatif) ke kaki Katoda SCR.
-Baca hasil pengukuran di layar Multimeter, hasil pengukurannya juga harus menunjukan nilai resistansi yang tinggi.
*Jika hasil pengukurannya menunjukan nilai resistansi yang sangat rendah, maka SCR tersebut dinyatakan hubung singkat (Short)/rusak.
-Pada kondisi Probe Merah dan Probe Hitam masih terhubung di kaki SCR seperti pada langkah ke-4, hubungkan kaki Anoda dan kaki Gate pada SCR
dengan menggunakan sebuah kabel penghubung (jumper). Jika SCR berfungsi dengan baik maka nilai resistansi yang tampil pada layar Multimeter
akan menunjukan nilai resistansi yang sangat rendah. Nilai resistansinya ini akan tetap rendah meskipun kabel penghubung jumper tersebut dilepas.
Jumper atau Kabel penghubung ini berfungsi untuk memberikan arus ke kaki “Gate” SCR atau sebagai pemicu “Trigger” SCR.
SCR
(Silicon Controlled Rectifier)

PENGAPLIKASIANNYA
SCR juga banyak digunakan untuk mengatur dan
menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC,
pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi)
terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari catu daya,
digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase dan
pemanas induksi.
DIAC
(Diode Alternating Current )

Pengertian & fungsi DIAC


Diode Alternating Current atau sering disingkat dengan DIAC
adalah komponen aktif Elektronika yang memiliki dua terminal
dan dapat menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika
tegangan melampui batas breakover-nya. DIAC merupakan
anggota dari keluarga Thyristor, namun berbeda dengan
Thyristor pada umumnya yang hanya menghantarkan arus
listrik dari satu arah, DIAC memiliki fungsi yang dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arahnya atau biasanya
disebut juga dengan “Bidirectional Thyristor”.
DIAC biasanya digunakan sebagai Pembantu untuk memicu
TRIAC dalam rangkaian AC Switch, DIAC juga sering digunakan
dalam berbagai rangkaian seperti rangkaian lampu dimmer
(peredup) dan rangkaian starter untuk lampu neon (florescent
DIAC
(Diode Alternating Current )
DIAC
(Diode Alternating Current )

Prinsip Kerja
Apabila tegangan yang memiliki polaritas diberikan ke DIAC,
dioda yang disebelah kiri akan menghantarkan arus listrik jika
tegangan positif yang diberikan melebihi tegangan breakover
DIAC. Sebaliknya, apabila DIAC diberikan tegangan positif yang
melebih tegangan breakover DIAC dari arah yang berlawanan,
maka dioda sebelah kanan akan menghantarkan arus listrik.
Setelah DIAC dijadikan ke kondisi “ON” dengan menggunakan
tegangan positif ataupun negatif, DIAC akan terus
menghantarkan arus listrik sampai tegangannya dikurangi
hingga 0 (Nol) atau hubungan pemberian listrik diputuskan.
DIAC
(Diode Alternating Current )

CARA MENGUKUR DIAC


Apabila tegangan yang memiliki polaritas diberikan ke DIAC,
dioda yang disebelah kiri akan menghantarkan arus listrik jika
tegangan positif yang diberikan melebihi tegangan breakover
DIAC. Sebaliknya, apabila DIAC diberikan tegangan positif yang
melebih tegangan breakover DIAC dari arah yang berlawanan,
maka dioda sebelah kanan akan menghantarkan arus listrik.
Setelah DIAC dijadikan ke kondisi “ON” dengan menggunakan
tegangan positif ataupun negatif, DIAC akan terus
menghantarkan arus listrik sampai tegangannya dikurangi
hingga 0 (Nol) atau hubungan pemberian listrik diputuskan.
DIAC
(Diode Alternating Current )

CARA MENGKUR DIAC


Kalau melihat pengukuran secara fisik memang akan sulit
menentukan apakah diac rusak atau tidak, karena sepintas
kalau kita ukur menggunakan multimeter pada posisi ohm
maka akan nampak sama saja ketika dibolak-balik polaritasnya.
Namun mengukur dalam posisi DIAC dialiri tegangan akan lebih
mudah dipahami, karena ketika diac rusak maka tegangan tidak
akan bekerja seperti ketika diac normal. Dalam hal ini tentu
diperlukan ketelitian dan memahami karakteristik serta cara
kerja dia secara mendalam sehingga dapat membedakan ketika
komponen tersebut mengalami kerusakan atau bekerja normal
dari aliran tegangan yang ada pada rangkaian.
DIAC
(Diode Alternating Current )

PENGAPLIKASIANNYA
yang jelas, salah satu kegunaannya adalah pada rangkaian
TRIAC. Pada dasarnya TRIAC tidak akan bisa aktif secara
simetris karena kecilnya perbedaan antara kedua kakinya.
Input non-simetris dan bentuk gelombang yang dihasilkan
menimbulkan efek harmonik yang tidak diinginkan. Semakin
tinggi input non-simetris maka semakin besar tingkat
harmoniknya.
Untuk mengatasi hal diatas, maka ditambahlah DIAC secara
seri. DIAC membuat pensakelaran menjadi lebih merata untuk
siklus dua bagian.
DIAC mencegah arus yang masuk hingga tegangan pemicu
mencapai tegangan tertentu ke kedua arah. Ini membuat nilai
TRIAC
Pengerian fungsi Triac
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang berfungsi sebagai pengendali
arus listrik. Nama TRIAC ini merupakan singkatan dari TRIode for Alternating Current (Trioda
untuk arus bolak balik).  Sama seperti SCR, TRIAC juga tergolong sebagai Thyristor yang
berfungsi sebagai pengendali atau Switching. Namun, berbeda dengan SCR yang hanya dapat
dilewati arus listrik dari satu arah (unidirectional), TRIAC memiliki kemampuan yang dapat
mengalirkan arus listrik ke kedua arah (bidirectional) ketika dipicu. Terminal Gate TRIAC hanya
memerlukan arus yang relatif rendah untuk dapat mengendalikan aliran arus listrik AC yang
tinggi dari dua arah terminalnya. TRIAC sering juga disebut dengan Bidirectional Triode
Thyristor.Pada dasarnya, sebuah TRIAC sama dengan dua buah SCR yang disusun dan
disambungkan secara antiparalel (paralel yang berlawanan arah) dengan Terminal Gerbang
atau Gate-nya dihubungkan bersama menjadi satu. Jika dilihat dari strukturnya, TRIAC
merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 4 lapis semikonduktor dan 3 Terminal,
Ketiga Terminal tersebut diantaranya adalah MT1, MT2 dan Gate. MT adalah singkatan dari
Main Terminal.
TRIAC
TRIAC
Prinsip kerja TRIC
Sebelum menghidupkan Triac, sebuah arus yang sangat kecil
mengalirpada beban dan semua sumber tegangan turun ke RC
filter dobel. Tegangan inidibagi dan bergerak di fase VC. Ketika
VG melewati penghidupan tegangan, triac hidup dan terhubung
sampai ke input tegangan setengah lingkaran dan berhenti.
Ketika input tegangan turun menjadi 0V, triac mati dan
prosedur penghidupannya berulang di tegangan yang terbalik.
TRIAC
CARA MENGHITUNG TRIAC
MENGUNAKAN MULTGIMETER DIGITAL

-Atur posisi sakelar Multimeter Digital ke Pengukuran Dioda,


-Hubungkan Probe Merah (+) Multimeter ke terminal MT1 TRIAC.
-Hubungkan Probe Hitam (-) Multimeter ke MT2 TRIAC.
-Layar Multimeter akan menunjukan tanda “OL” atau “over load”. Kondisi ini menandakan
TRIAC dalam kondisi baik.
-Posisi sakelar Multimeter Digital masih pada Pengukuran Dioda
-Hubungkan Probe Hitam (-) Multimeter ke terminal MT1 TRIAC.
-Hubungkan Probe Merah (+) Multimeter ke MT2 TRIAC.
-Layar Multimeter akan menunjukan tanda “OL” atau “over load”. Kondisi ini menandakan
TRIAC dalam kondisi baik.
-Pindahkan Probe Merah (+) Multimeter ke Terminal Gate.
TRIAC
CARA MENGHITUNG TRIAC
MENGUNAKAN MULTGIMETER DIGITAL
TRIAC
PENGAPLIKASIANNYA
TRIAC merupakan komponen yang sangat cocok untuk
digunakan sebagai AC Switching (Saklar AC) karena dapat
megendalikan aliran arus listrik pada dua arah siklus
gelombang bolak-balik AC.  Kemampuan inilah yang menjadi
kelebihan dari TRIAC jika dibandingkan dengan SCR. Namun
TRIAC pada umumnya tidak digunakan pada rangkaian
switching yang melibatkan daya yang sangat tinggi. Salah satu
alasannya adalah karena karakteristik Switching TRIAC yang
non-simetris dan juga gangguan elektromagnetik yang
diciptakan oleh listrik yang berdaya tinggi itu sendiri.
Beberapa aplikasi TRIAC pada peralatan-peralatan Elektronika
maupun listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
TRANSISTOR
Pengertian& FUNGSI TRANSISTOR
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki
berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat, pengendali,
penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor
merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling
banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika.
Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat elektronik
menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam
rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud
tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier,
Audio Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dan
lain-lainnya.
TRANSISTOR
Jenis jenis transistor
TRANSISTOR
Cara kerja transistor Bipolar Cara kerja Transistor Junction Field Effect Transistor (JFET)
Cara kerja transistor JFEET atau lebih dikenal dengan nama
Junction Transistors (BJT) FET adalah transistor yang menggunakan tegangan pada
terminal inputnya, hal ini dalam istilah dunia rangkaian
Transistor BJT adalah komponen semi konduktor elektronik disebut gerbang, gerbang ini mengontrol arus yang
yang dibuat dengan tiga terminal / kaki mengalir melalui kaki terminal kompnnen transistor ini dan
semikonduktor.  Terminal basis dan emitor menghasilakan arus keluaran yang sebanding dengan
memiliki tegangan listrik minimal antara 0,5 tegangan input.
samapi 0,7 volt untuk bisa membuat arus listrik Transistor FET juga bisa disebut pengatur tegangan
mengalir melalui kaki emitor ke basis atau Secara kontruksi dan karakteristik, transistor FET sama
konentor ke basis. dengan transistor BJT, penggunaan yang praktis, tahan lama
Secara teknis, transistor BJT merupakan dan juga murah dan dapat digunakan pada hampir semua
komponen aktif dengan tiga terminal terbuat dari perangkay elektronika yang ada saat ini serta dapat
bahan semi konduktor yang berbeda sehingga menggantikan fungsi transistor BJT.
dapat bertindak sebagai isolator atau konduktor
dengan menggunakan tegangan dan sinyal yang
kecil.
TRANSISTOR
Cara mengukur trasisistor
Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis
(B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor
(E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai
Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut
dalam kondisi baik
Pindahkan Probe Merah pada Terminal
Kolektor (C), jika Display Multimeter nilai
Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut
dalam kondisi baik.
TRANSISTOR
Prinsif
Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi.
IC
PENGETIAN & FUNGSI IC
Integrated Circuit atau disingkat dengan
IC adalah Komponen Elektronika Aktif
yang terdiri dari gabungan ratusan,
ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda,
Resistor dan Kapasitor yang
diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian
Elektronika dalam sebuah kemasan kecil.
Bahan utama yang membentuk sebuah
Integrated Circuit (IC) adalah Bahan
Semikonduktor. Silicon merupakan
bahan semikonduktor yang paling sering
digunakan dalam Teknologi Fabrikasi
IC
Jenis jenis ic
IC
CARA MENGUKUR IC
Periksa masing-masing fungsi komponen
 yang bersangkutan, apakah masih mau
bekerja dengan normal. Atau lebih jelasnya
adalah sebagai berikut. IC besar atau Satu IC
dinamakan IC UOC atau Ultimate One Chip,
adalah merupakan sebuah IC yang memiliki
multi-fungsi antara lain sebagai berikut:
Mikrokontroler
Penguat Video IF dan juga detektor
Penguat IF FM (suara), dan juga detektor
Pembangkit sinyal Defleksi Vertikal dan
Horisontal
IC
PRINSIP KERJA
Cara kerja IC secara umum adalah sama yaitu
menerima masukkan berupa logika dan
mengeluarkan berupa sinyal keluaran logic.
IC
Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan
menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.
IC Digital
IC Linear IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang
Input dan Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan
pada umumnya berfungsi sebagai :
Penguat Daya (Power Amplifier)
“Rendah” atau dalam kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.
Penguat Sinyal (Signal Amplifier) IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp) Flip-flop
Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier) Gerbang Logika (Logic Gates)
Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier) Timer
Voltage Comparator Counter
Multiplier Multiplexer
Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver) Calculator
Regulator Tegangan (Voltage Regulator) Memory
Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) Clock
merupakan Komponen Elektronika Aktif yang sensitif
Microprocessor (Mikroprosesor)
terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD). Jadi,
diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya
Microcontroller
kerusakan pada IC tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai