Kel 6
Kel 6
MASSA
Menurut Bittner: Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang. Sedangkan menurut Maletzke: Komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang berusaha
menyampaikan pernyataan secara berubah melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada
publik yang tersebar.
Dari pengertian di atas, para ahli cenderung menyimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah
komunikasi dengan sasaran sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Akan tetapi komunikasi juga sering
diartikan dengan komunikasi yang sasarannya merupakan banyak orang, terlepas dari berbagai macam-macam media
komunikasi yang digunakan, apakah melalui media massa ataukah melalui komunikasi langsung, seperti misalnya
seorang pengkhotbah di hadapan jemaahnya
Sistem komunikasi massa versus sistem komunikasi interpersonal
komunikasi massa adalah komunikai melalui mesia massa,yakni surat kabar, majalah, radio, televisi,
dan film. Bila Sistem komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal,
secara teknis kita dapat menunjukkan empat tanda pokok dari komunikasi massa (menurut
Elizabeth-Noelle Neumann,1973: 92): (1) bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media
teknis; (2) bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-Peserta komunikasi (para
komunikan); (3) bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim; (4)
mempunyaipublik yang secara geografis tersebar.
Karena perbedaan teknis, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik
psikologis yang khas dibandingkan dengan Sistem komunikasi interpersonal. Ini tampak pada
pengendalian arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indra, dan proporsi unsur isi dengan
hubungan.
KARAKTERISTIK PSIKOLOGI SISTEM KOMUNIKASI MASSA
1) Pengendalian arus informasi Yaitu mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan
diterima
3. Stimulasi Alat Indra Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada media
massa yang digunakan.
4. Proporsi Unsur Isi dan Hubungan Dalam komunikasi massa lebih menekankan isi pesan
dibandingkan dengan hubungan yang terjadi pada saat proses komunikasi berlangsung.
SEJARAH PENELITIAN EFEK KOMUNIKASI MASSA
Secara singkat kita telah melacak perkembangan penelitian efek komunikasi dari periode Perang
Dunia I sampai sekarang – suatu pesiar dalam kapsul waktu yang berlangsung kira-kira hampir
setengah abad. Setengah abad memang tidak berarti apa-apa dalam sejarah peradaban manusia. Namun
pada 50 tahun terakhir, dalam dunia komunikasi terjadi kemajuan komunikasi yang jauh lebih cepat
daripada apa yang terjadi selama puluhan ribu tahun sebelumnya.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Reaksi Khalayak Pada Komunikasi Massa
(b). Dalam proses komunikasi, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan
media terletak pada khalayak,
(c). Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan khalayak,
(d). Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak,
(e). Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum terlebih dahulu
meneliti orientasi khalayak.
1.Motif kognitif dan gratifikasi a) Teori konsistensi
media b) Teori atribusi
c) Teori kategorisasi
Pada kelompok motif kognitif d) Teori objektifikasi.
yang berorientasi pada e) Teori otonomi
pmeliharaan keseimbangan,
f) Teori stimulasi
McGuire menyebut: g) Teori teleologis
h) Teori utilitarian
a) Teori reduksi
2. Motif Afektif dan Gratifikasi Media b) Teori ekspesif
Efek Komunikasi Massa
Wilbur Schramm (1977:13) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau
mengurangi jumlah kemungkinan alternative dalam situsai. Misalkan, seorang insinyur genetis dating dan
memberitahukan bahwa makhluk itu adalah “chimera’, hasil perkawinan gen manusia dengan gen monyet.
Menurut van den Haag dan kritikus social lainnya, media massa menimbulkan depersonalisasi dan dehumanisasi
manusia. Media massa menyajikan bukan saja realitas kedua, tetapi karena distorsi, media massa juga “menipu”
manusia; memberikan citra dunia yang keliru.menipu” manusia; memberikan citra dunia yang keliru.
1. Reporter dan editor memendang
dan menafsirkan dunia sesuai
Lee Loevionger (1968) mengemukakan teori komunikasi dengan citranya tentang realitas
yamg disebutnya sebagai “reflective-projective theory”. kepercayaan, nilai, dan norma.
Teori ini beranggapan bahwa media massa adalah cermin 2. Wartawan selalu memberikan
masyarakat yang mencerminkan suatu citra yang ambigu respons pada tekanan hal;us yang
menimbulkan tafsiran yang bermacam-macam sehingga pada memrupakn kebijsaksanaan
media massa mencerminkan citra khalayak, dan khalayak pemimpin media.
mempproyeksikan citranya pada penyajiannya media massa. 3. Media massa cenderung
Klapper, tokoh controversial yamg menumbangkan “The menghindari hal-hal yang
Power ful Media”, melihat bukan saja media controversial, karena khawatir hal-
mempertahankan citra khalayak; media lebih cenderung hal tersebut akan menurunkan
menyokong status qua ketimbang perubahan. Roberts (1977) volume khalayaknya. Audience
menganggap kecenderungan ini timbul karena tiga hal : share (andil khalayak)dikhawatir
direbutoleh media saingan.
3.Efek Afektif Komunikasi Massa
Anda mungkin mengalami atau melihat orang lain pernah mengalami perasaan
sedih dan menangis terisak-isak ketika menyaksikan adegan yang mengharukan
dalam sandiwara televise atau film. Kita mengenal film-film “cengeng” yang
mendramatisasikan tragedi. Kita juga mengetahui novel-novel melankolis yang
dimaksud untuk meneteskan air mata pembacanya.
Ada bebarapa factor yang mempengaruhi intensitas emosional diantara :
1. Suasana Emosional
2. Skema kognitif
3. Suasana terpaan (seting of exposure).
4. Faktor predisposisi individual
5. Faktor indentifikasi
Rangsangan Seksual