Anda di halaman 1dari 21

DIARRHEA

Epidemiologi Diare

Menurut Depkes RI (2002), epidemiologi penyakit diare


adalah sebagai berikut :

1)      Penyebaran kuman yang menyebabkan diare

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal


oral antara lain melalui makanan/ minuman yang tercemar
tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku yang menyebabkan penyebaran kuman
enterik dan meningkatkan resiko terjadinya diare. Perilaku
tersebut antara lain :
a. Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara
penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan.
Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk
menderita diare lebih besar daripada bayi yang
diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita
dehidrasi berat juga lebih besar.
b. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini
memudahkan pencemaran oleh kuman, karena
botol susah dibersihkan.
c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar.
Bila makanan disimpan beberapa jam pada
suhu kamar, makanan akan tercemar dan
kuman akan berkembang biak.
d. Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin
sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat
disimpan dirumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi
kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila
tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil
air dari tempat penyimpanan.
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan
sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan
dan menyuapi anak.
f. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan
benar. Sering beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah
berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus
atau bakteri dalam jumlah besar. Sementara itu tinja
binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
2. Faktor Penjamu yang Meningkatkan Kerentanan
terhadap Diare
a. Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun. ASI
mengandung antibodi yang dapat melindungi kita
terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti
b. Kurang gizi. Beratnya penyakit, lama dan resiko
kematian karena diare meningkat pada anak-anak
yang menderita gangguan gizi, terutama pada
penderita
c. Campak. Diare dan disentri sering terjadi dan
berakibat berat badan pada anak-anak yang sedang
menderita campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini
sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh pada
penderita.
d. Imunodefisiensi/ imunosupresi. Keadaan ini
mungkin hanya berlangsung sementara,
misalnya sesudah infeksi virus (seperti
campak) atau mungkin yang berlangsung
lama seperti pada penderita AIDS (Automune
Deficiensy Syndrome). Pada anak
imunosupresi berat, diare dapat terjadi karena
kuman yang tidak patogen
e. Secara proporsional, diare lebih banyak terjadi
pada golongan Balita (55 %).
3) Faktor Lingkungan dan Perilaku

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit


berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu
sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua
faktor ini akan berinteraksi bersama dengan
perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak
sehat karena tercemar kuman diare serta
berkumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat, yaitu melalui makanan dan minuman maka
menimbulkan diare.
 Pengertian Diare

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi ya


ng abnormal ( lebih dari tiga kali perhari, serta perubahan
dalam isi lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi ( feses cair
).

 Etiologi Diare:

- Enteritis
- Diare psikogenik
- Kolitis Ulserativa
 Klasifikasi Diare

Berdasarkan lama waktu diare :

Diare akut • Kurang dari 2 minggu

Diare • 15-30 hari


persisten

Diare • Lebih dari 30 hari


kronik
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita

Diare dengan
Diare tanpa
dehidrasi
dehidrasi
ringan

Diare dengan
dehidrasi Diare dengan
sedang dehidrasi berat
 MANIFESTASI KLINIS

• Distensi, bising usus


• Muntah dan demam
(boborigmus).
• Hematosechia
• Anoreksia, dan rasa
• Nyeri perut sampai kram.
haus.
• Peningkatan frekuensi
• Berat badan berkurang
dan kandungan cairan
• Frekuensi pernapasan
dalam feses
cepat

• Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan


mengejam tak efektif (tenesmus) mungkin
terjadi setiap kali defekasi
• Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan
bertahap. Gejala yang berkaitan dengan
dehidrasi dan kelemahan.
 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Diare Pada Anak
 Rehidrasi
 Bila Bb Tidak Diketahui Berikan Oralit, Bila Anak Menginginkan Lebih Banyak
Oralit, Berikan
 Bujuk Ibu Untuk Meneruskan Asi.
 Untuk Bayi <6 Bulan Yang Tidak Mendapatkan Asi Berikan Juga 100-200 Ml Air
Selama Masa Ini.
 Untuk Anak ˃6 Bulan, Tunda Pemberian Makan Selama 3 Jam Kecuali Asi Dan
Oralit.
 Berikan Obat Zinc Selama 10 Hari Berturut-turut.

 Berikan nutrisi
 Pada Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan-sedang Diberikan Tambahan
Cairan Lebih Banyak Dari Biasanya. Pemberian Asi Diberikan Lebih Sering Dan
Lebih Lama.
Con’t

 Suplementasi zinc
 Zinc sulfat diberikan pada usia ˃6 bulan sama dengan 20 mg perhari yang
dilarutkan sehingga dalam terapi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai
yaitu zinc sirup yang mengandung zinc sulfar 10 mg, diberikan 1 x 2 sendok
takar.
 Pemberian antibiotik
 Pemberian angtibiotek harus berdasarkan indikasi yang sesuai, seperti diare
berdarah atau diare karena kolera, atau diare disertai penyakit lain.

 Edukasi orang tua


 Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien berupa pemahaman tentang
penyakit diare dan terapinya, meliputi cara pemberian oralit, zinc, nutrisi yang
cukup, kebersihan diri dan makanan.
Penatalaksanaan Diare Pada Dewasa

 Penggantian Cairan Dan Elektrolit


 Idelanya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 2,5 gram
natrium klorida, 2,5 gram natriun bikarbonat, 1,5 gram
kalium klorida, dan 20 gram glukosa perliter air.
 Diberikan cairan normotonik, seperti cairan salin normal
atau ringer laktat, suplemen kalium diberikan sesuai
panduan kimia darah.
 Status hidrasi harus dipantau dengan baik dengan
memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, urine,
serta penyesuaian infus jika diperlukan.
Penatalaksanaan Diare Pada Bayi

 Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk


mencegah dehidrasi.
 Anjurkan orang tua tentang pemberian suplemantasi zinc
 Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan dukungan nutrisi
untuk mencengah kurang gizi.
 Nasehat orang tua atau pengasuh harus membawa anak ke
petugas kesehatan bila:
1. Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit
tidak bermanfaat.
2. Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan
pemberian oralit kurang berhasil.
3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
 KOMPLIKASI

Dehidrasi
Disritmia jantung
Enterokolitis
Gangguan elektrolit
Kerusakan kulit
Malnutrisi
Pendarahan GI
Sindrom malabsorpsi
Sindrom Zollinger-Ellison
 Pencegahan

Pada anak : terapi probiotik

Perilaku hidup bersih dan sehat


Berdasarkan berat badan bayi dan anak (me
nurut Darrow)

• BB <3kg : 175 cc/kgBB/hr


• BB 3-10kg : 105 cc/kgBB/hr
• BB 10-15kg : 85 cc/kgBB/hr
• BB > 15kg : 65 cc/kgBB/hr

Example :
BB pasen : 23 kg maka,
10 kg pertama : 4cc x 10 = 40 cc cairan
10 kg kedua : 2 cc x 10 = 20 cc cairan
23 kg terakhir = 1 cc x 3 kg = 3 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 40 cc + 20 cc + 3
cc = 63 mL/jam . 63 mL x 24 jam = 1512 mL/hari
Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui

• 1 tahun : 2n + 8 (n
dalam tahun )
• 3 – 12 bulan : n + 9
(n dalam bulan )

Example :
 
1. Umur pasien : 9 bulan ( n + 9 ) = 9
bulan + 9 = 18 mL/jam = 432 mL/hari
2. Umur pasien : 4 tahun ( 2n + 8 ) = (2 x
4 tahun) + 8 = 16 mL/jam = 348 mL/hari
 Penilaian Dehidrasi
Berdasarkan Maurience Kings menyatakan bahwa
:
Penilaian 0 1 2

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, apatis Ngigau, koma,


syok
Turgor Normal Turun Sangat turun

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Nafas 20-30 x/menit 30-40 x/menit 40-60 x/menit

Mulut Normal Kening Kening biru

Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit

Hasil 0-2 dehidrasi 3-6 dehidrasi 7-12 dehidrasi


pemeriksaan ringan sedang berat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai