Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR MASA

NIFAS

RINI KRISTIYANTI
Pengertian
 Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir &
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung
kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2009)
 Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil,
lamanya 6-8 mgg (Mochtar, 2010)
 Masa puerperium atau masa nifas dimulai
setelah persalinan selesai, dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2005)
 Masa nifas dimulai beberapa jam setelah
lahirnya plasenta s.d 6 minggu berikutnya
(JHPIEGO, 2002)
 Masa nifas merupakan masa selama persalinan
dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil
yang normal. (Cunningham,MacDonald,1995).
Prinsip, tujuan, dan sasaran Asuhan
Masa Nifas
 Peningkatan kesehatan keluarga fisik &
psikologis
 Identifikasi penyimpangan dari kondisi normal
baik fisik maupun psikis
 Mendorong agar dilaksanakannya metode
yang sehat tentang pemberian makan anak dan
peningkatan perkembangan hubungan antara
ibu & anak yang baik
 Mendukung & memperkuat percaya diri ibu
dan memungkinkan melaksanakan peran ibu
dalam situasi keluarga & budaya khusus
 Pencegahan, diagnosa dini & pengobatan
komplikasi pada ibu
 Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana
perlu
 Imunisasi ibu terhadap tetanus
Tujuan asuhan ibu nifas
 Menjaga kesehatan ibu & bayinya, baik fisik maupun
psikologik
 Melaksanakan skrinning yang komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati/ merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya
 Memberikan penkes tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya & perawatan bayi sehat
 Memberi pelayanan KB
 Mendapatkan kesehatan emosi
Peran & tanggungjawab bidan dalam
masa nifas
 Memberikan dukungan secara berkesinambungan
selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu
untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi
serta keluarga.
 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan
meningkatkan rasa nyaman.
 Membuat kebijakan, perencana program
kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
 Memberikan konseling untuk ibu dan
keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman.
 Melakukan manajemen asuhan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.

 Memberikan asuhan kebidanan nifas dan


menyusui secara etis professional.
Tahapan masa nifas
a. Periode immediate postpartum (< 24 jam)
Merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum
karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan
pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus,
pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu.
b. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan
pemeriksaan sehari-hari sertakonseling perencanaan
KB
d. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat terutama bila
selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau
komplikasi
Program dan kebijakan teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas, tujuan:
Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-

kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu


nifas dan bayinya.
Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah

yang terjadi pada masa nifas.


Menangani komplikasi/masalah yang timbul&

mengganggu kesehatan ibu maupun bayinya.


Kunjungan 1 (6-8 jam PP)
 Mencegah perdarahan masa nifas
 Mendeteksi & merawat penyebab lain perdarahan &
rujuk jika perdarahan berlanjut
 Konseling ibu/ keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas
 Pemberian ASI awal
 Melakukan hubungan antara ibu & BBL
 Menjaga bayi tetap sehat dgn cara mencegah hipotermi
Penolong harus tinggal dgn ibu & BBL 2 jam
pertama atau sampai ibu & bayi dlm keadaan stabil
Kunjungan 2 ( 6 hr PP)
 Memastikan involusi berjalan normal (uterus
berkontraksi, fundus di bawah pusat, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau)
 Menilai tanda-tanda demam, infeksi/
perdarahan abnormal
 Memastikan ibu menyusui dengan baik & tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
 Memberi konseling asuhan pada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi
dan perawatan bayi sehari-hari
Kunjungan 3 (2 minggu PP)

sda

Kunjungan 4 (6 minggu PP)


 Menanyakan ibu tentang penyulit-penyulit
yang dialami ibu/ bayi
 Konseling KB
Standar pelayanan Kebidanan
Standar 14: penanganan pada 2 jam pertama setelah
persalinan
Tujuan:
mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih
dan aman selama persalinan kala 4 untuk
memulihkan kesehatan ibu dan bayi.
Meningkatkan asuhan sayang ibu dan
sayang bayi. Memulai pemberian ASI
dalam waktu 1 jam pertama setelah
persalinan dan mendukung terjadinya
ikatan batin antara ibu dan bayi
Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi
terhadap terjadinya komplikasi dalam 2 jam
setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang
diperlukan. Di samping itu bidan memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat
pulihnya kesehatan ibu dan membantu ibu
memulai pemberian ASI.
Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi
masa nifas

Tujuan:
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi
sampai 42 hari setelah persalinan dan
memberikan penyuluhan ASI eksklusif
Pernyataan standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas
melalui kunjungan rumah pada hari ke-3, minggu
ke-2, dan minggu ke-6 setelah persalinan untuk
membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini
penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas, serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan
BBL, pemberian ASI, imunisasi, dan KB.
Kompetensi Bidan dalam memberikan
asuhan masa nifas
Kompetensi ke-5 :
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan
menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
Pengetahuan Dasar
1. Fisiologis nifas
2. Proses involusi dan penyembuhan sesudah
persalinan/abortus
3. Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang
benar serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk
pembengkakan payudara, abses, mastitis, puting susu
lecet, putting susu masuk
4. Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan
kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan
kandung kemih.
5. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir
6. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
7. “Bonding & Atacchment” orang tua dan bayi baru lahir
untuk menciptakan hubungan positif
8. Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang terus-
menerus, infeksi.
9. Indikator masalah-masalah laktasi
10. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan
misalnya perdarahan pervaginam menetap, sisa
plasenta, renjatan (syok) dan pre-eklamsia post partum
11. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post
partum, seperti anemia kronis, hematoma vulva, retensi
urine dan incontinentia alvi.
12. Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan konseling
selama dan sesudah abortus
13. Tanda dan gejala komplikasi abortus.
Keterampilan Dasar
1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang
terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan,
persalinan dan kelahiran
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu
3. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan
perlukaan/luka jahitan
4. Merumuskan diagnosa masa nifas
5. Menyusun perencanaan
6. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif
7. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi
perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi
baru lahir.
8. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan
rujukan bilamana perlu
9. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai
kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai
10. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa
plasenta, renjatan dan infeksi ringan
11. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan
KB pasca persalinan
12. Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk
wanita pasca persalinan
13. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi
tertentu
14. Memberikan antibiotika yang sesuai
15. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan
intervensi yang dilakukan.
Keterampilan Tambahan
1. Melakukan insisi pada hematoma vulva.

Anda mungkin juga menyukai