Anda di halaman 1dari 42

SEJARAH NUSANTARA

KERAJAAN NUSANTARA

MASUKNYA AGAMA-AGAMA
KE INDONESIA

PERJUANGAN BANGSA
Abad ke-4
Berdiri Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu, terletak di hulu
Sungai Mahakam.

Berdiri Kerajaan Salakanagara selanjutnya menjadi


Tarumanagara (358–669), kerajaan Hindu beraliran
Wisnu.
Abad ke-7
Berdiri Kerajaan Sriwijaya di dekat Palembang (600-an).
Ditemukan prasasti Kedukan Bukit, Palembang
bertahun 682. Tahun 1017 dan 1025 Raja Chola dari
India selatan mengirim ekspedisi laut untuk menyerang
Sriwijaya dan menguasainya.
Abad ke-8
Berdiri Kerajaan Medang (Mataram Hindu di
Jawa Tengah, 752), kemudian berpindah ke
Jawa Timur pada abad ke-10.

Dinasti Sailendra membangun Candi Borobudur


(770-825), Candi Mendut, Kalasan, Pawon
(tahun 772).
Ditulis Buku Panduan Menyanyi yang dikenal sebagai
Chandra Cha-ana (778).

Dibangun Candi Prambanan (856-900).

Tahun 1006: Sriwijaya menghancurkan ibu kota Kerajaan


Mataram. Raja Mataram, Dharmawangsa tewas,
sedangkan menantunya, yaitu Airlangga berhasil
menyelamatkan diri ke Jawa Timur.
Tahun 1019: Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan.
Hukum dibukukan dalam Kitab Siwasasono. Empu
Kanwa menulis buku Arjuna Wiwaha (1030).

Tahun 1037: Airlangga berhasil menyatukan kembali bekas


Kerajaan Mataram yang sebelumnya terpecah-pecah
dan menunjuk Kahuripan sebagai ibu kota.
Tahun 1042: Airlangga membagi Kerajaan
Kahuripan menjadi Kerajaan Jenggala dan
Panjalu (Kediri, Jayabaya 1157 selanjutnya
diganti Tunggul Ametung).

Tahun 1049: Airlangga Meninggal Dunia.


Tahun 1222
Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari. Dengan merebut
kekuasaan di Tumapel, Kediri, dari Tunggul Ametung.

Tahun 1227
Anusapati, putra Tunggul Ametung membalas dendam
dengan membunuh Ken Arok kemudian menjadi Raja
Singasari.
Tahun 1247
Tohjaya membunuh Anusapati.

Tahun 1250
Wisnuwardana, putra Anusapati memberontak dan
membunuh Tohjaya.

Tahun 1268
Wisnuwardhana meninggal, Tahtanya sebagai Raja
Singasari digantikan oleh Kartanegara.
Tahun 1290,
Kartanegara menguasai Kerajaan Sriwijaya.

Tahun 1292
Jayakatwang memberontak dan membunuh Kartanegara.
Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari yang
menuntut upeti kepada Kertanagara. Penguasa kerajaan
Singhasari menolak membayar upeti dan
mempermalukan utusan tersebut dengan merusak
wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan
marah dan memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa
tahun 1293.
Tahun 1293
Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit bergelar
Kertarajasa Jayawardhana.
Raden Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309. Beliau
digantikan oleh putranya yaitu Jayanegara. Dalam
kurun pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia
(Odorico da Pordenone) mengunjungi keraton
Majapahit. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh
tabibnya (Tanca).
Ketika itu, Kertanegara sudah digulingkan oleh
Jayakatwang . Menantu Kertanegara (Raden Wijaya)
mengabdi kepada Jayakatwang selanjutnya diberi hutan
sebagai tempat tinggal beserta pengikutnya. Ia
membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu
dinamai Majapahit.
Ibu tirinya (Gayatri Rajapatni) seharusnya
menggantikannya, tetapi beliau memilih menjadi
bhiksuni.
Rajapatni menunjuk anak perempuannya (Tribhuwana
Wijayatunggadewi) untuk menjadi Ratu Majapahit.
Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada
sebagai Mahapatih.
Pada saat pelantikannya, Gajah Mada mengucapkan
Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk
melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun
sebuah kemaharajaan.
Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit
berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di
kepulauan Nusantara.
Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian
ibunya pada tahun 1350.
Ia diteruskan oleh putranya (Hayam Wuruk 1350-1389).
Majapahit terus memperluas kekuasaannya hingga ke
daerah Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik
(Singapura) dan Filipina.
Sepeninggal Hayam Wuruk pada tahun 1389,
Kerajaan Majapahit mulai melemah yang
diakibatkan konflik perebutan kekuasaan di
internal kerajaan.
Hayam Wuruk diganti oleh Wikramawardhana
(1389-1429).
Suhita (Dyah Ayu Kencana Wungu, 1429-1447)
Kertawijaya (Brawijaya I, 1447-1451)
Rajasawardhana (Brawijaya II, 1451-1453)
Girishawardhana (Brawijaya III, 1456-1466)
Suraprabhawa (Brawijaya IV, 1466-1468)
Kertabumi (Brawijaya V, 1468-1478)
Ranawijaya (Girindrawardhana, Brawijaya VI, 1478-1498)
Patih Udara (1489-1518)
Pada jaman Girindrawardhana ini mulai berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa.

Pada jaman ini dibuat kronogram atau candrasengkala yang


berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Yang artinya sirna
hilanglah kemakmuran bumi.
Kerajaan Islam
Kesultanan Demak (1475–1548) didirikan oleh Raden
Patah yang merupakan keturunan dari Kertabumi
(Brawijaya V) . Demak merupakan kerajaan Islam
pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Demak
sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan
Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru
mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kesultanan Demak mengalami kemunduran setelah terjadi
perebutan kekuasaan antara kerabat kerajaan.
Kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang
didirikan oleh Jaka Tingkir (Hadiwijaya, 1568–1586) .

Pada tahun 1582 meletus perang Pajang dan Mataram


Islam. Perang itu dimenangkan pihak Mataram Islam.
Pajang dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram. Yang
menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Bening,
adik Sutawijaya.

Sutawijaya adalah pendiri Kesultanan Mataram (1588–


1681) bergelarPanembahan Senopati.
Sesudah meninggal kekuasaan diteruskan putranya Mas
Jolang (Prabu Hanyokrowati).
Tahta beralih ke Adipati Martoputro.
Kemudian Mas Rangsangpada (Sultan Agung Prabu
Hanyokrokusumo).
Pada masa ini, Mataram mengalami masa keemasannya
dengan menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk
Madura.
Akibat terjadi gesekan dalam penguasaan perdagangan
antara Mataram dengan VOC yang berpusat di Batavia,
Mataram lalu berkoalisi dengan Kesultanan Banten dan
Cirebon dan terlibat dalam beberapa peperangan antara
Mataram melawan VOC. Setelah wafat, ia digantikan oleh
putranya yang bergelar Amangkurat I.
Pemerintahan Amangkurat I kurang stabil karena terjadi
pemberontakan besar yang dipimpin oleh Trunajaya
dan memaksa Amangkurat bersekutu dengan VOC.
Setelah wafat, diganti oleh Amangkurat II yang sangat
patuh pada VOC . Pada masanya, kraton dipindahkan
lagi ke Kartasura (1680),
Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat
III (1703-1708), Amangkurat IV (1708-1726),
Pakubuwana I (1704-1719), Pakubuwana II (1726-
1749).
VOC tidak menyukai Amangkurat III karena menentang
VOC sehingga VOC mengangkat Pangeran Puger
(Pakubuwana I) sebagai raja.
Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini
menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III
memberontak dan tertangkap lalu dibuang ke Ceylon
(Srilangka).
Pangeran Puger / Raden Mas Darajat (Pakubuwana I)
adalah putra Amangkurat I (raja terakhir Mataram)
yang lahir dari permaisuri kedua.

Pangeran Mangkubumi / Raden Mas Sujana (Sultan


Hamengku Buwono I ) adalah putra Amangkurat IV
yang lahir dari selir bernama Mas Ayu Tejawati.
Pangeran Sambernyawa / Raden Mas Said (Kanjeng
Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I) adalah
pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah kadipaten agung
di wilayah Jawa Tengah bagian timur.
Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa
Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram
menjadi dua yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan
Kasunanan Surakarta tanggal 13 Pebruari 1755 yang
dikenal dengan perjanjian Giyanti. Berakhirlah era
Mataram sebagai satu kesatuan politik dan wilayah.
JAMAN KOLONIAL

Kolonialisme Portugis (1511)

Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.


Pada tahun ini, Portugis menjalin komunikasi dengan
Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian
dagang, terutama lada (21 Agustus 1522), yang isinya
Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng
di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1512, armada Portugis mencari sumber
rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan,
mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan
menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba
di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara
hingga tiba di Ternate. Dengan demikian, Portugis
merupakan bangsa eropa pertama yang menemukan
sumber rempah-rempah di Maluku.
Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk
dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan
Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk
mendirikan benteng di Pikaoli, Negeri Hitu lama, dan
Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang
rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena
Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus
melakukan penyebaran agama Kristen. Persahabatan
Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570.
Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-
1575), membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate
dan terusir ke Tidore dan Ambon.
Kolonialisme Spanyol (1543)

Pada 1543, kapal-kapal ekspedisi Spanyol datang ke


Manado. Dari Manado memasuki daratan Sulawesi
lainnya. Hubungan musafir Spanyol dengan penduduk
pedalaman terjalin melalui barter ekonomi. Gudang
Kopi Manado dan Minahasa menjadi penting bagi
Spanyol, karena kesuburan tanahnya dan digunakan
Spanyol untuk penanaman kofi yang berasal dari
Amerika-Selatan untuk dipasarkan ke daratan Cina.
Kolonialisme Belanda (1605)

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis,


dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di
Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa
Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon
dan sejak saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di
Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon
Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih
di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama
hampir 350 tahun.
Dengan politik Pax Neerlandica, Belanda terus
memperluas wilayah jajahannya dengan menaklukkan
kerajaan-kerajaan mulai dari Sumatra, sampai Irian.
Walaupun harus dengan adu domba, tipu-tipu dan
menyerang tanpa alasan dengan kekuatan militer hingga
seluas Indonesia sekarang.
KEMUNCULAN INDONESIA

Kebangkitan Nasional

Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya


Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan
Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan
kemerdekaan. Era ini ditandai oleh berdirinya
perkumpulan Boedi Oetomo (20 Mei1908) dan ikrar
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Pada Ikrar ini mulai
digunakan secara resmi kata Indonesia.
Masa Pendudukan Jepang (1942)

Pada Mei 1940 yaitu awal Perang Dunia II, Belanda


diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda
mengumumkan keadaan siaga dan di bulan Juli
mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat
dan Inggris. Pasukan Hindia Belanda secara bertahap
dihancurkan dan terakhir dikalahkan pada Maret 1942.
Revolusi Nasional (1945-1950)
Masa ini dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi
oleh Belanda (NICA-Netherland Indies Civil
Administration) ke berbagai wilayah Indonesia setelah
kekalahan Jepang.
Terdapat banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu,
seperti pergantian berbagai posisi kabinet, Aksi Militer
Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa
sejarah lainnya.
Akhirnya, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada
27 Desember 1949. Pengakuan ini dilakukan ketika
soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan)
ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam.
Sampai saat ini, di Negeri Belanda masih ada kekhawatiran
bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945
sama saja artinya mengakui tindakan ilegal pemerintah
Belanda melalui politionele acties (Aksi Polisionil)
pada tahun 1945-1948.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai