Anda di halaman 1dari 14

Perencanaan

Wilayah pantai
dan pulau
Dosen pengampu : Ardi yuniarman st., m.sc

Ramadan
(418130046)
Definisi Ekosistem Terumbu
Karang
Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya
memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini. Berjuta
penduduk Indonesia bergantung sepenuhnya pada ekosistem terumbu karang sebagai sumber pencaharian.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan
hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian
halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah
menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama
peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu norma

2
Terumbu Karang berdasarkan
Jenisnya
• Terumbu Karang Keras
Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk
terumbu karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan
kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan

• Terumbu Karang Lunak


Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang
yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef,
terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang
biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral
atoll
Faktor yang mempengaruhi ekosistem
terumbu karang
1. Suhu
Suhu Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu
20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu karang tumbuh dan
berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu
sampai dengan 36-40 °C.
2. Salinitas.
Salinitas Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 %
tetapi di bawah 35 % Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat
limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas.
Definisi Ekosistem euteria
Ekosistem perairan semi tertutup yang memilikibadan air dengan hubungan terbuka antara perairan
laut dan air tawar yang dibawa oleh sungai. Pada wilayah tersebut terjadi percampuran air lau dengan
air tawar dari daratan sehingga menjadi air payau
Karakteristik ekosistem
eusteria
1. Tempat bertemunya arus air dengan arus pasang surut yang
berlawanan yang menyebabkan suatu yang kuat pada sedimentasi
2. Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat
fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai
maupun air laut
3. Perubahan yang terjadi akibaf adanya pasang-surut mangharuskan
komunitas mengadakan penyesualan secara fisiologis dengan
lingkungan sekelilingnya.
Peran dan fungsi ekosistem
eusteria
1. Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari
yang jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan dengannya,
lewat sirkulasi pasang surut
2. Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis
penting sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan
3. Sebagai tempat budidaya tiram dengan rakit seperti diterapkan di
jepangan, dapat meningkatkan lima sampai sepuluh kali dari panen
yang diperoleh populasi liar. sehingga dapat menghasilkan
makanan berprotein.
Definisi Ekosistem padang lamun
‐ Padang Lamun yaitu hamparan vegetasi lamun
yang menutup suatu area pesisir atau laut dangkal.
Lamun dapat ditemukan diseluruh dunia kecuali di
daerah kutub
Peran dan fungsi padang lamun
• Sebagal Produsen Primer
Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer yang tinggi Sebagai Habitat
BiotaTempat untuk berkembangbiak, memijah, dan tempat mencari makan bagi biota
Tempat perlindungan dan tempat menempel untuk berbagai hewan dan tumbuh
tumbuhan laut
• Sehagai Penangkap Sedimen
Daun lamun mampu memperlambat aliran arus air perairan di sekitarnya menjadi
tenang Akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan
dan menstabilkan dasar permukaaan dan mencegah erosi
• Sebagai Pendaur Zat Hara
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen –
elemen yang langka di lingkungan laut
Definisi ekosistem mangrove
‐ Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal
woodland, vloedbosschen hutan payau (bahasa Indonesia). Merupakan
suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, dan terutama di
terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan
bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya
terhadap garam. pantai yang bertoleransi
Ciri-ciri ekosistem mangrove
• Memiliki jenis pohon yang relatif sedikit
• Memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti
jangkar melengkung dan menjulang serta akar yang mencuat
vertikal.
• Memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecabah
dipohonnya , khususnya pada Rhizophora spp.
• Memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.
Macam-macam ekosistem
mangrove
• Tanaman Mangrove Avicennia (Api - Api) Merupakan pohon Mangrove pionir, yang
tumbuhnya selalu di tepi laut maupun di tepi sungai.
• Acrostichum Aureum (Paku Laut) Merupakan satu-satunya paku di hutan
mangrovedan tumbuhnya bergerombol membentuk rumpun.
• Acanthus (Jeruju) Jeruju tumbuh mengelompok pada tempat-tempat yang becek dan
terbuka, atau di tepi parit alam hutan mangrove.
• Rhizopora (Bakau) Ada tiga jenis yang tergolong dalam marga ini, yai tu R. mucronata
, R. apiculata dan R. stylosa. Jenis - jenis ini dikenal dengan nama bakau, dan
merupakan jenis yang umumdi hutan mangrove
Penyebab kerusakan ekosistem
mangrove
Penyebab Kerusakan Hutan Mangrove di Indonesia Secara garis besar ada dua faktor
penyebab kerusakan hutan mangrove, yaitu :
• Faktor manusia merupakan faktor dominan penyebab kerusakan hutan mangrove dalam
hal pemanfaatan lahan yang berlebihan.
• Faktor alam Seperti : banjir, kekeringan dan hama penyakit, yang merupakan faktor
penyebab yang relatif kecil

Dampak Kerusakan Hutan Mangrove Secata ekonomis


• Menurunkan hasil tangkapan ikan, udang, kepiting, dan kerang
• Hilangnya mata pencaharian nelayan
• Berkurangnya pendapatan masyarakat pesisir Secara ekologis Tidak terkendalinya
keanekaragaman pengelola ikan, berbagai jenis flora dan fauna langka. hutan mangrove,
sedimentasi dan pencemaran, intrusi air laut dan punahnya terumbu karang, erosi pantai,
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai