Anda di halaman 1dari 63

Dra. Evita Adnan, M.

Psi
Studi mengenai perilaku manusia dalam kegiatan
pendidikan (aktivitas belajar dan mengajar)

Penerapan konsep atau teori-teori psikologi


dalam kegiatan belajar/pendidikan.
 Educational psychology:
The discipline concerned with teaching and
learning processes; applies the methods and
theories of psychology and has its own as
well.

(Anita E. Woolfolk)
PSIKOLOGI Karakteristik peserta
PENDIDIKAN Perbedaan individu
berkebutuhan khusus
 Ps Dik
 Belajar (learning)
 Mengajar (teaching)
BELAJAR DAN
MENGAJAR  Motivasi (motivation)
 Pengelolaan kelas
(classroom management)
 Assessment dan evaluasi
Abilities
Abilities
Interests
Interests
Learning Styles (s)
Teaching Styles (s) TEACHER STUDENT

CURRICULUM

Content Objectives
Process Objectives
Methodological Objectives
PEBELAJAR PROSES BELAJAR PENGAJAR/FASILITATOR
Pebelajar

- Latar belakang
- Kapasitas untuk memperoleh pengalaman
belajar
- Pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki sebelumnya dan saat ini.
- Pilihan belajar (learning preferences)
- Tingkat inteligensi
Pengajar/fasilitator

- Memahami proses pembelajaran (teaching


and learning)
- berpengetahuan dan antusias mengenai
materi pengajaran
- mampu memilih kurikulum yang sesuai dari
sumber-sumber yang relevan
-- desain pembelajaran (teaching and learning)
yang tepat sesuai tujuan
-- kemampuan untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran
Pembelajaran

-Rasa sebagai pebelajar


-Keinginan untuk melanjutkan pembelajaran
-Motivasi
-Saling menghargai dan ekspektasi yang tinggi
-Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
-Komitmen bersama atas hasil belajar
-Keinginan untuk saling belajar
- Refleksi dan feedback pembelajaran
 Fisik
 Emosi
 Pikiran/Ingatan
 Kesadaran

 Hal tersebut membuat proses belajar menjadi


proses yang menyenangkan dan relevan
Inter Individual
 Perbedaan Individu
Intra Individual
 Fisiologikal : fungsi sistem syaraf &
kelenjar endoktrin untuk
belajar
 Fisikal : variasi ciri-ciri fisik;
berpengaruh
pd persepsi diri, konsep diri &
aktivitas individu
 Potensi : IQ & bakat; kapasitas individu
untuk belajar
>> Ketentuan dan prosedur yang
diperlukan untuk menciptakan
dan menjaga komunitas kelas
dimana proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik.
“Guru yang mengerti dan
mengaplikasikan teknik-teknik yang
spesifik dalam mengubah perilaku
siswa dan mendorong kepada
keterikatan dan pencapaian prestasi
siswa yang lebih tinggi”
 Dimensi Spiritual.
 Dimensi Fisik.
 Dimensi Instruksional.
 Dimensi Manajerial.
“Guru yang mengerti dan
mengaplikasikan teknik-teknik yang
spesifik dalam mengubah perilaku
siswa dan mendorong kepada
keterikatan dan pencapaian prestasi
siswa yang lebih tinggi”
 Dimensi Spiritual.
 Dimensi Fisik.
 Dimensi Instruksional.
 Dimensi Manajerial.
Disiplin  melalui perilaku guru yang
spesifik dalam memberikan respon
terhadap siswa yang tidak mematuhi
kelas atau peraturan sekolah (kontrol
perilaku).

Fokus Manajemen Kelas Saat Ini.


>> Persiapan materi dan usaha untuk
membantu siswa mencapai prestasi
akademik dipandang lebih penting
daripada hanya sekedar kontrol perilaku.
 Teori Belajar Behaviorisme
Belajar sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon

 Teori Belajar Kognitivisme  proses berpikir yang sangat


kompleks

 Teori Belajar Humanistik


proses belajar ideal  belajar bermakna
* bersifat eklektik
* mencapai aktualisasi diri

 Teori Belajar Sibernetik


Belajar  pengolahan informasi (information system)

Setiap individu mempunyai proses belajar yang berbeda


Cognitive

Humanistic

TEACHING AND
LEARNING
PROCESS
Behavioristic
 What is already in the learner’s mind matters.
Learning outcomes depend not only on the learning
environment but also on the prior knowledge,
attitudes and goals of the learner.
 Individuals construct their own meanings.
Learning involves the construction of knowledge
through experience with the physical environment
and through social interaction.
 Construction of meaning is a continuous and active
process.
Constructing link with prior knowledge is an active
process involving the generatin, checking and re-
structuring of ideas and hypotheses.
 Learning may involve conceptual change.
Learning mathematics is not simply a matter of
adding to, and extending existing concepts, but
may involve their radical re-organisation.
 The construction of meaning does not always

lead to belief.
Meanings, once constructed, can be accepted or
rejected.
 Learners have the final responsibility for their

learning.
Learning is not passive. Individuals are purposive
beings who set their own goals and control their
own learning.
 Some constructions are shared
Students frequently bring similar
ideas about natural phenomenon,
number, geometry, measurement,
to the classroom. The meanings constructed in
the classroom are not necessarily those the
teacher would expect or share.

Adapted from Phillip Scott et al (1987)


1. Knowledge is actively constructed by the
cognising subject, not passively received from the
environment.
2. Coming to know is an adaptive process that
organises one’s experiential world;it does not
discover an independent, pre-existing word
outside the mind of the knower.
3. Learning is an interactive as well as a constructive
activity (Social constructivism) Working together
results in “class meaning” or meaning that is
“taken-as-shared”
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
MENURUT PIAGET
Perkembangan
KOGNITIF

Refleks sederhana (0-1 bln)


Rx. Sirkuler primer (1-4 bln)
0-2 thn SENSOMOTORIK Rx. Sirkuler sekunder (4-8 bln)
Koordinasi rx. Sirkuler sekunder (8-12 bln)
Internalisasi skema (18-24 bln)
Rx. Sirkuler tersier (12-18 bln)
egosentrism
Simbolic function (2-4 thn)
2-7 thn animism
PRAOPERASIONAL
Intuitive thought (4-7 thn)

Konservasi
7-12 thn OPERASIONAL Klasifikasi
KONKRET
Berpikir konkret

> 12 thn OPERASIONAL Berpikir abstrak


FORMAL Berpikir idealis
Berpikir logis
BELAJAR

Perubahan pada
tingkah laku nyata
(observable behavior) TINGKAH
LAKU

Menekankan pada
peran stimulus REINFORCEMENT
consequences
eksternal sebagai
PUNISHMENT
penyebab perubahan
tingkah laku Tingkah laku
DAMPAK diulang ,
dihilangkan,
diperkuat
atau
diperlemah
Otak = Berupa segumpal neuron

Menunggu diolah

Menjadi permadani yang indah


Sebagian diprogram oleh gen
Otak telur yang dibuahi

Sisa masih triliun neuron =>


Mempunyai potensi besar menunggu diprogram

Hukumnya: Agar setiap neuron distimulasi secepatnya


selama masa krisis perkembangan
sehingga dapat berintegrasi dengan neuron lain di otak,
Jika tidak digunakan neuron akan mati
Masa Krisis Daerah Sensorik Masa Balita
Sistim Limbik Masa Pubertas
Lobus Frontal (Kecerdasan) 16 tahun
Bahasa ke-2 SD
Musik 3-10 tahun
Movement 2 tahun

Pentingnya olahraga = memperbaiki metabolisme dan meningkatkan


hubungan antar neuron

Emosi 10-12 bln


(Amigdala) = menyimpan fakta-fakta emosi
(Daniel Goleman)
 Logical Mathematical; kepekaan & kemampuan untuk mengamati pola-pola
logis & numerik: berpikir logis
 Linguistic; kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata & keragaman
fungsi bahasa
 Musical; kemampuan untuk menghasilkan & mengekspresikan ritme, warna
nada & bentuk-bentuk ekspresi musik
 Spatial; kemampuan mengekspresikan dunia ruang visual secara akurat
 Bodily Kinesthetic; kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh &
menangani objek-objek secara terampil
 Interpersonal; kemampuan untuk mengamati & merespon suasana hati,
temperamen & motivasi orang lain
 Intrapersonal; kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan &
kelemahan diri
 Naturalis Intuitif; kemampuan menafsirkan lingkungan kehidupan (alam
sekitar, tumbuhan & alam)
 Emosional; kesanggupan mengendalikan dorongan emosi, membaca
perasaan & memelihara hubungan dengan orang lain
 Spiritual; kemampuan dalam menemukan & mengembangkan nilai-nilai &
makna dalam kehidupan
 Practical problem-solving ability.
reasoning logically, identifying connections among ideas, and
seeing all aspects of a problem

 Verbal ability
speaking articulately, reading widely, and writing well.

 Social competence
admitting mistakes, making fair judgment, and showing
sensitivity to other people’s needs.
“ KEMAMPUAN UNTUK BERTINDAK SECARA
TERARAH, BERPIKIR SECARA RASIONAL, &
MENGHADAPI LINGKUNGAN SECARA
EFEKTIF”
(WESCHLER)
 Two factors  general factor & spesific factor
 Primary Mental Ability (Thurstone)
 Multiple Intelligence (Howard Gardner)

Inteligensi  dipengaruhi perkembangan


organik otak seseorang
RUMUS IQ = MA x 100
CA
 Stabilitas Inteligensi  Kritik-Kritik Tes IQ
* Skor IQ cenderung * Adanya Labelling
menetap, setelah
individu berusia * Hanya mengukur
± 16 thn sebagian dari total
* Perubahan- kemampuan individu
perubahan dpt
terjadi krn trauma
fisik (kecelakaan) &
masa tua
 INTELLIGENCE QUOTIEN (IQ)
Science and technology

 EMOTIONAL INTELLIGENCE (EQ)


Managerial skill

 SPIRITUAL INTELLIGENCE (SQ)


Meaningfull life
FUNGSI KOGNITIF

Laju perkembangan inteligensi


Jones dan Concrad:
 Berlangsung sangat pesat sampai masa remaja awal.
 Puncak perkembangan umumnya dicapai pada penghujung
remaja akhir (+/- 20 th).
 Ada perubahan-perubahan amat tipis sampai usia 50 th dan
setelah itu terjadi plateau (mapan) sampai usia 60 th.
selanjutnya berangsur menurun (deklanasi).
 Ada variasi dalam hal waktu dan laju kecepatan deklanasi.

Bloom:
 1 thn berkembang sampai sekitar 20 %
 4 thn 50 %
 8 thn 80 %
 13 thn 92 %
Kemampuan untuk membuat/menciptakan hal-
hal baru atau kombinasi baru berdasarkan
data, informasi dan unsur-unsur yang ada.
- Kemampuan berpikir tingkat tinggi
- Hasil cipta diperoleh melalui

pengetahuan/pengalaman hidup anak.

Memunculkan ide-ide kreatif


 Kelancaran (Fluency)
 Keluwesan (Flexibility)
 Orisinalitas (Originality)
 Merinci, mengembangkan (Elaboration)

“Imagination is more important than knowledge”


(Albert Eisnstein)
 MASING-MASING KELOMPOK MENENTUKAN
SATU PERMASALAHAN YANG TERKAIT
DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT.
 KEMUKAKAN UPAYA-UPAYA YANG DAPAT

DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT MELALUI
PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DAN KOGNITIF

(*) Catt : Kelompok maksimal 5 orang


 Minat (interest)
sesuatu yang berperan penting dalam mencapai tujuan
(goal). Perilaku yang bermotivasi  selektif terhadap
objek minat
 Nilai-nilai (values)
orientasi/pedoman individu thd tujuan dgn
mempertimbangkan nilai-nilai kehidupannya
 Kebutuhan (needs)
sesuatu yang mendorong individu utk beraktivitas
 Sikap (attitudes)
kecenderungan individu untuk bertindak
 PENDEKATAN BEHAVIORIS :
Motivasi merupakan subyek dari prinsip
kondisioning/dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
Lingkungan belajar yang terstruktur dengan baik
dpt memotivasi peserta diklat shg mereka dpt &
mau belajar
Motivasi bersifat ekstrinsik
 PENDEKATAN KOGNITIF PSIKOLOGIS
Sumber dorongan motivasi terletak dalam diri
peserta diklat secara natural
Widyaiswara tinggal menggugah dan
menggalakkannya
Motivasi bersifat intrinsik
Widyaiswara perlu memanfaatkan “tenaga-
tenaga dalam” (inner nature) yang ada dalam
diri peserta diklat, yaitu :

Dorongan ingin tahu (curiousity)


Dorongan ingin berhasil (competence)
Dorongan ingin bekerja sama (reciprocity)
MULTIKULTURALISME DALAM PEMBELAJARAN
menunjukkkan sikap/politik :

- Respect and recognition


>> menghormati/menghargai perbedaan serta
memahami perbedaan tersebut. Terkait dengan
pemahaman (recognition) mencakup pemahaman
terhadap eksternal dan internal kelompok

- Representation and redistribution


>> tiap-tiap kelompok perlu merasa terwakili,
terepresentasi, dan kesemuanya perlu
mendapatkan porsi ‘perhatian’ yang adil dan
seimbang, sesuai dengan kebutuhan bukan latar
belakang.
 Penerimaan Diri
 Percaya Diri
 Tanggung Jawab
 Empati
 Penghargaan Terhadap Orang lain
 Kerjasama

Manusia dilihat berdasarkan kualitas


karakternya
(Martin Luther King)
 MENGETAHUI SUDUT PANDANG YANG SALING
BERTENTANGAN
 MENGHARGAI PANDANGAN YANG DIDUKUNG
DENGAN ARGUMEN YANG BAIK
 SENSITIF TERHADAP KESAMAAN DAN
PERBEDAAN KULTURAL
 BERKOMITMEN TERHADAP TANGGUNG JAWAB
SOSIAL
 Terbuka terhadap pertanyaan dan kritik

 Selalu mendorong/ “mengajak” peserta diklat


untuk selalu kritis dan bertanya

 Hubungan pengajar-peserta diklat yang


egaliter (tidak terlalu terstrukturasi) sehingga
relasi tidak bersifat hierarkis
Kemampuan individu dalam menyesuaikan
diri terhadap diri sendiri, lingkungan, dan
mampu menerima realita hidup dengan
efektif dan menyenangkan
Seseorang dengan kesehata mental
yang baik kepribadian yang sehat

Kesehatan Mental dipengaruhi oleh:


a. Konsep diri
b. Hubungan dengan orang lain
c. Komunikasi yang terbuka dalam
berbagai situasi

Kesehatan Mental Widyaiswara dan peserta


diklat akan mengoptimalkan proses
belajar.
1. Memahami diri (self 7. Merasa puas dengan
knowledge) keberadaan diri (fisik)
2. Memiliki Self Esteem 8. Mampu mengatasi
3. Rasa aman yang tekanan
memadai 9. Tidak hipersensitif
4. Mampu memberi dan 10. Mampu membuat
menerima kasih keputusan yang
sayang reasonable
5. Mampu berhubungan 11. Mampu menerima
baik dengan orang kelebihan &
lain kekurangan
6. Produktif orang lain.
1. Membolos 6. Pasif dan inferior
2. Tidak jujur, suka yang kompleks
berbohong 7. Agresif secara fisik
3. Prestasi akademik dan emosi
buruk 8. Hubungan personal
4. Drop-Out yang buruk
5. Suka membuat 9. Penggunaan obat-
keributan obatan
A. Kepribadian Guru
B. Materi-materi yang tidak memadai
C. Kurikulum yang terlalu kaku
D. Pemberian ujian & tugas-tugas yang
tidak tepat
E. Pengharapan orang tua yang tidak realistik
F. Masalah-masalah keluarga
G. Lingkungan komunitas yang buruk
A. Kepribadian Siswa
B. Latar belakang pendidikan yang buruk
C. Rendahnya IQ dan bakat siswa
1. Menciptakan atmosfir
kelas yang memadai
2. Merencanakan
kegiatan belajar
(tujuan, materi,
teknik, evaluasi)
3. Menyiapkan kondisi-
kondisi fisik/ material
yang menunjang
kegiatan belajar
Teaching should be such that what
is
offered is perceived as valuable gift
and not as a hard duty

Albert Einstein
 Perbedaan bentuk interaksi Widyaiswara dan
peserta diklat dalam pembelajaran dengan
pendekataan Behavioristik dan Kognitif.
 Situasi psikologis dalam pembelajaran

dengan pendekatan Konstruktivistik


 Perencanaan pengajaran yang mengambarkan
proses yang ditempuh pada proses belajar
mengajar agardicapai perubahan yang
spesifik pada perilaku siswa

 Suatu kegiatan pembelajaran yang harus


dikerjakan guru dan siswa agar tujuan belajar
dapat dicapai secara efektif dan efisien
 Model merupakan suatu proses perencanaan
untuk mencapai tujuan

 Motode merupakan cara yang dapat


digunakan untuk melaksanakan model
 MODEL PEMROSESAN INFORMASI;
mengorganisasi dan memformulasi masalah,
untuk pengembangan intelektual>>>
SEKOLAH
 MODEL PERSONAL; proses pengembangan

kepribadian>>>aspek sosial emosional


 MODEL SOSIAL>>>pengembangan

kemampuan sosial siswa


 MODEL SISTEM PERILAKU; perubahan perilaku
 Tujuan yang ingin dicapai (kognitif, afektif,
psikomotor), kompleksitas, keterampilan
akademis
 Bahan atau materi pembelajaran (konsep,

fakta,teori), perlukah prasyarat tertentu, buku


sumber
 Keadaan siswa; apkh sesuai dgn tingkat

kematangan, minat dan bakat siswa

Anda mungkin juga menyukai