Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK IV

ANGGOTA :

Essa Aurico Geofany Putra 19120111292.

Raenaldy Andreas 19120113473.

Ilham Darmawan 19120113114.

diyan Permana putra 19620110025.

M Syahmi Fauzan 1912011142

Muhammad Al Hafidz 1852011059


LANDASAN DAN ASAS-ASAS
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
 LANDASAN (UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan)

1. landasan filosofis (filosofische grondslag) yaitu pertimbangan yang menggambarkan bahwa


peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945,
2. landasan sosiologis (sociologische grondslag) yaitu pertimbangan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai
aspek,
3. landasan yuridis (yuridische grondslag) yaitu pertimbangan yang menggambarkan bahwa
peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
ASAS
 Asas menurut KBBI dapat didefinisikan menjadi 3 yaitu dasar, dasar cita-cita, dan hukum
dasar
 Lebih jelas, Asas adalah sesuatu, yang dapat kita jadikan sebagai alas, sebagai dasar, sebagai
tumpuan, sebagai tempat untuk menyandarkan, untuk mengembalikan sesuatu hal, yang
hendak kita jelaskan
 Asas hukum menurut Scholten adalah pikiran-pikiran dasar, yang terdapat di dalam dan di
belakang sistem hukum masing-masing dirumuskan dalam aturan-aturan perundang-undangan
dan putusan-putusan hakim yang berkenaan dengan ketentuan-ketentuan dan keputusan-
keputusan individu dapat dipandang sebagai penjabarannya
 Asas hukum menurut Satjipto Raharjo merupakan jantungnya hukum, dimana didalamnya
terkandung nilai-nilai etis.
MENURUT VAN DER VLIES, ASAS
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERBAGI KEDALAM KEDUA
KATEGORI YAITU ASAS FORMIL DAN ASAS
MATERIIL
Asas formil terdiri dari:
 Asas tujuan jelas
 Asas lembaga yang tepat
 Asas urgensi pengaturan
 Asas dapat dilaksanakan
 Asas konsensus
Asas materiil terdiri dari:
 Asas kejelasan terminologi dan sistematika
 Asas bahwa peraturan perundang-undangan mudah dikenali
 Asas kesamaan hukum
 Asas kepastian hukum
 Asas penerapan hukum yang khusus
 ASAS-ASAS

Adapun, berdasarkan Pasal 5 UU No. 12 Tahun 2011, Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus
dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang meliputi:
1. Kejelasan tujuan
Asas ini menyatakan setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang
hendak dicapai.
2. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat
Asas ini menyatakan bahwa setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau
pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat
dibatalkan atau batal demi hukum jika dibuat oleh lembaga yang tidak berwewenang.
3. Kesesuaian antara jenis, hirarki, dan materi muatan
Asas tersebut menjelaskan bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan materi
muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan.
4. Dapat dilaksanakan
Asas ini menyatakan untuk setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas
peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, atau yuridis.
 ASAS-ASAS

5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan


Asas tersebut menjelaskan bahwa setiap peraturan-undangan dibuat karena benar-benar
dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
6. Kejelasan rumusan
Asas ini menggarisbawahi bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau
istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan
berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
7. Keterbukaan
Asas keterbukaan menjelaskan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan bersifat
transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan
yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam pembentukan.
ASAS-ASAS

UU No.12 Tahun 2011 dalam Pasal 6 juga mengatur mengenai ketentuan bahwa materi muatan Peraturan Perundang-
Undangan harus mencemrinkan asas-asas yang meliputi:
 pengayoman;
 kemanusiaan;
 kebangsaan;
 kekeluargaan;
 kenusantaraan;
 bhinneka tunggal ika;
 Keadilan
 kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
 ketertiban dan kepastian hukum;
 keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Anda mungkin juga menyukai